Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, banyak sekali orang-orang yang membudidaya tanaman hias.
Untuk mendapatkan tanaman yang baik, kita harus memberi unsur-unsur yang
diperlukan tanaman. Salah satunya adalah pupuk. Pupuk dibedakan menjadi dua,
yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik salah satunya adalah
kompos. Kompos adalah bahan-bahan organik yang telah mengalami pelapukan
karena adanya interaksi antara mikroorganisme yang bekerja di dalamnya.
Kompos banyak sekali macamnya. Kompos yang kali ini kita bahas adalah
kompos kotoran hewan yang dicampur dengan dedaunan. Kami membuat kompos
ini karena bahan-bahan yang digunakan mudah didapat di lingkungan kami
Pembuatan kompos adalah menumpukkan bahan-bahan organis dan
membiarkannya terurai menjadi bahan-bahan yang mempunyai nisbah C/N yang
rendah (telah melapuk) (Hasibuan, 2006).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas penulis dapat merumuskan :
1) Apakah pengertian kompos dan bagaimana proses pembuatannya?
2) Apa manfaat kompos?
3) Apa Dasar-Dasar Pengomposan?
4) Bagaimana Teknologi Pengomposan?
5) Bagaimanakah Metode Pembuatan Kompos di TPA ?
1.3 Manfaat
Secara praktis, hasil penulisan makalah ini diharapkan juga dapat
bermanfaat sebagai berikut :
1) Menjadi bahan masukan berbagai pihak dalam menganalisis peranan
mikroorganisme dalam proses pembuatan pupuk kompos.
2) Menjadi sumber acuan bagi masyarakat atau siapapun yang hendak
melakukan

penulisaan makalah dan ada kaitannya dengan pengaruh

peranan mikroorganisme dalam

proses pembuatan pupuk kompos serta

bagaimana proses pembuatan pupuk kompos.


1.4 Tujuan
Selain untuk media latihan dan tugas kami, kami juga berharap agar
makalah ini berguna bagi masyarakat juga bagi pembaca. Kami menyusun
makalah ini sedemikian sehingga para pembaca mudah untuk memahami dan
mempraktekkan membuat kompos.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kompos dan Proses Pengomposan


Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran
bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai
macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau
anaerobik.
Sedangkan proses pengomposan adalah proses dimana bahan organik
mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang
memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi.
Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar
kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan
yang seimbang, pemberian air yang cukup, pengaturan aerasi, dan penambahan
aktivator pengomposan.
2.2 Manfaat Kompos
Kompos ibarat multivitamin untuk tanah pertanian. Kompos akan
meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang perakaran yang sehat. Kompos
memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik
tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan
kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan
meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu
tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa yang
dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui
dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit.
Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik
kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misal: hasil
panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak.
Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek :
2.2.1 Aspek Ekonomi
1. Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah
2. Mengurangi volume/ukuran limbah
3. Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya
2.2.2 Aspek Lingkungan
1. Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah
2. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan
2.2.3 Aspek bagi tanah/tanaman :
3.
4.
5.
6.
7.

Meningkatkan kesuburan tanah


Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah
Meningkatkan kapasitas serap air tanah
Meningkatkan aktivitas mikroba tanah
Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)

8. Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman


9. Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman
10. Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah
2.3 Dasar-Dasar Pengomposan
2.3.1 Bahan-bahan yang Dapat Dikomposkan
Pada dasarnya semua bahan-bahan organik padat dapat dikomposkan,
misalnya : limbah organik rumah tangga, sampah-sampah organik pasar/kota,
kertas, kotoran/limbah peternakan, limbah-limbah pertanian, limbah-limbah
agroindustri, limbah pabrik kertas, limbah pabrik gula, limbah pabrik kelapa
sawit, dll.
2.3.2 Proses Pengomposan
Memahami dengan baik proses pengomposan sangat penting untuk dapat
membuat kompos dengan kualitas baik. Proses pengomposan akan segera
berlangsung setelah bahan-bahan mentah dicampur. Proses pengomposan secara
sederhana dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap aktif dan tahap
pematangan. Selama tahap-tahap awal proses, oksigen dan senyawa-senyawa
yang mudah terdegradasi akan segera dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik. Suhu
tumpukan kompos akan meningkat dengan cepat. Demikian pula akan diikuti
dengan peningkatan pH kompos. Suhu akan meningkat hingga di atas 50 o 70o C.
Suhu akan tetap tinggi selama waktu tertentu.
Mikroba yang aktif pada kondisi ini adalah mikroba Termofilik, yaitu
mikroba yang aktif pada suhu tinggi. Pada saat ini terjadi dekomposisi/penguraian
bahan organik yang sangat aktif. Mikroba-mikroba di dalam kompos dengan
menggunakan oksigen akan menguraikan bahan organik menjadi CO 2, uap air dan
panas. Setelah sebagian besar bahan telah terurai, maka suhu akan berangsurangsur mengalami penurunan. Pada saat ini terjadi pematangan kompos tingkat
lanjut, yaitu pembentukan komplek liat humus. Selama proses pengomposan akan
terjadi penyusutan volume maupun biomassa bahan. Pengurangan ini dapat
mencapai 30-40% dari volume/bobot awal bahan.
Proses pengomposan dapat terjadi secara aerobik (menggunakan oksigen)
atau anaerobik (tidak ada oksigen). Proses yang dijelaskan sebelumnya adalah
proses aerobik, dimana mikroba menggunakan oksigen dalam proses dekomposisi
bahan organik. Proses dekomposisi dapat juga terjadi tanpa menggunakan oksigen
yang disebut proses anaerobik. Namun, proses ini tidak diinginkan selama proses
pengomposan karena akan dihasilkan bau yang tidak sedap. Proses aerobik akan
menghasilkan senyawa-senyawa yang berbau tidak sedap, seperti: asam-asam
organik (asam asetat, asam butirat, asam valerat, puttrecine), amonia, dan H2S

Proses pengomposan tergantung pada :


1. Karakteristik bahan yang dikomposkan
2. Aktivator pengomposan yang dipergunakan
3. Metode pengomposan yang dilakukan
2.3.3 Faktor yang mempengaruhi proses Pengomposan
Setiap organisme pendegradasi bahan organik membutuhkan kondisi
lingkungan dan bahan yang berbeda-beda. Apabila kondisinya sesuai, maka
dekomposer tersebut akan bekerja giat untuk mendekomposisi limbah padat
organik. Apabila kondisinya kurang sesuai atau tidak sesuai, maka organisme
tersebut akan dorman, pindah ke tempat lain, atau bahkan mati. Menciptakan
kondisi yang optimum untuk proses pengomposan sangat menentukan
keberhasilan proses pengomposan itu sendiri.
2.3.4 Konsep Pengolahan Sampah 3R
Konsep Pengelolaan Sampah 3R adalah konsep pengelolaan sampah yang
menggunakan konsep Reuse, Reduce, dan Recycle.
Reuse (Guna ulang) yaitu kegiatan penggunaan kembali samapah yang
masih digunakan baik untuk fungsi yang sama maupun fungsi lain .
Reduce (Mengurangi) yaitu mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan
timbulnya sampah.
Recycle (Mendaur ulang) yaitu mengolah sampah menjadi produk baru
Contoh kegiatan 3R dirumah tangga
a. Reuse:
Gunakan kembali wadah/ kemasan untuk fungsi yang sama atau fungsi
lainnya. Misalnya botol bekas minuman digunakan kembali menjadi
tempat minyak goring
Gunakan wadah/kantong yang dapat digunakan berulang-ulang
Gunakan baterai yang dapat di charge kembali
Jual atau berikan sampah yang terpilah kepada pihak yang memerlukan
b.Reduce:
Pilih produk dengan pengemas yang dapat didaur ulang. Hindari
pemakaian dan pembelian produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah
besar. Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill) Kurangi penggunbaan bahan
sekali pakai
c. Recycle :
Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai
Lakukan pengolahan sampah organic menjadi kompos
Lakukan pengolahan sampah non organic menjadi barang yang
bermanfaat.
2.4 Teknologi Pengomposan

Metode atau teknologi pengomposan dapat dikelompokkan menjadi tiga


kelompok berdasarkan tingkat teknologi yang dibutuhkan, yaitu :
2.4.1 Pengomposan dengan Teknologi Rendah
Teknik pengomposan yang termasuk kelompok ini adalah Windrow
Composting. Kompos ditumpuk dalam barisan tumpukan yang disusun sejajar.
Tumpukan secara berkala dibolak-balik untuk meningkatkan aerasi, menurunkan
suhu apabila suhu terlalu tinggi, dan menurunkan kelembaban kompos. Teknik ini
sesuai untuk pengomposan skala yang besar. Lama pengomposan berkisar antara 3
hingga 6 bulan, yang tergantung pada karakteristik bahan yang dikomposkan.
2.4.2 Pengomposan dengan Teknologi Sedang
Pengomposan dengan teknologi sedang antara lain adalah :
a. Aerated static pile : gundukan kompos diaerasi statis
Tumpukan/gundukan kompos (seperti windrow system) diberi aerasi
dengan menggunakan blower mekanik. Tumpukan kompos ditutup dengan
terpal plastik. Teknik ini dapat mempersingkat waktu pengomposan hingga
3-5 minggu.
b. b.Aerated compost bins : bak/kotak kompos dengan aerasi
Pengomposan dilakukan di dalam bak-bak yang di bawahnya diberi aerasi.
Aerasi juga dilakukan dengan menggunakan blower/pompa udara.
Seringkali ditambahkan pula cacing (vermikompos). Lama pengomposan
kurang lebih 2-3 minggu dan kompos akan matang dalam waktu 2 bulan.
2.4.3 Pengomposan dengan Teknologi Tinggi
Pengomposan dengan menggunakan peralatan yang dibuat khusus untuk
mempercepat proses pengomposan. Terdapat panel-panel untuk mengatur kondisi
pengomposan dan lebih banyak dilakukan secara mekanis. Contoh-contoh
pengomposan dengan teknologi tinggi antara lain :
a. Rotary Drum Composter
Pengomposan dilakukan di dalam drum berputar yang dirancang khusus
untuk proses pengomposan. Bahan-bahan mentah dihaluskan dan
dicampur pada saat dimasukkan ke dalam drum. Drum akan berputar
untuk mengaduk dan memberi aearasi pada kompos.
b. Box/Tunnel Composting System
Pengomposan dilakukan dalam kotak-kotak/bak skala besar. Bahan-bahan
mentah akan dihaluskan dan dicampur secara mekanik. Tahap-tahap
pengomposan berjalan di dalam beberapa bak/kotak sebelum akhirnya
menjadi produk kompos yang telah matang.
Sebagian dikontrol dengan menggunakan komputer. Bak pengomposan
dibagi menjadi dua zona, zona pertama untuk bahan yang masih mentah
dan selanjutnya diaduk secara mekanik dan diberi aerasi. Kompos akan
masuk ke bak zona ke dua dan proses pematangan kompos dilanjutkan.

c. Mechanical Compost Bins


Sebuah drum khusus dibuat untuk pengomposan limbah rumah tangga.
2.5 Metode Pembuatan Kompos di TPA
Material sampah organik , seperti zat tanaman , sisa makanan atau kertas ,
bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal
dengan istilah pengkomposan. Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan
sebagai pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan
listrik. Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan
adalah Green Bin Program (program tong hijau) di Toronto, Kanada, dimana
sampah organik rumah tangga , seperti sampah dapur dan potongan tanaman
dikumpulkan di kantong khusus untuk di komposkan.
Proses pengomposan antara lain :
1.

Bahan-bahan yang

6.

digunakan
2.
Sampah atau
dedaunan
3.
Air
4.
5.

Alat yang digunakan


7.

Cangkul

8.

Pisau

9.
10.
11.

Timba
Tongkat pengaduk
Plastik penutup

12. Cara pembuatan


1. Mengumpulkan alat dan bahan terlebih dahulu.
2. Membuat lubang sebagai tempat penbuatan kompos.Ukuran lubang
disesuaikan dengan banyaknya kompos yang akan dibuat dengan
3.

kedalaman sekitar 60-100 cm.


Memotong kecil-kecil dedaunan. Agar proses pengomposan berjalan
dengan baik dan cepat maka dedaunan harus dipotong kecil-kecil terlebih

dahulu.
13. Mencampurkan dedaunan dengan kotoran sapi. Dedaunan yang sudah
dipotong dicampurkan dengan kotoran sapi yang telah disiapkan.
14. Memasukkan campuran tersebut ke dalam lubang yang telah di siapkan.
15. Menyiram media tersebut setiap hari dengan air secukupnya. Agar proses
pengomposan berjalan dengan baik, maka media kompos harus
mengandung air sekitar 50%.
16. Menutup media tersebut dengan plastik yang telah disiapkan.
17. Setelah 3 minggu kompos siap di panen. Setelah 3 minggu atau media
kompos berwujud

lumpur hitam yang mengandung air sekitar

50%,kompos siap dipanen.


18. Mengeringkan media tersebut dengan cara di jemur sampai kering.
19. Mengayak kompos tersebut. Setelah kompos kering kompos tersebut
diayak agar memperoleh kompos yang halus.
20.

21.
22. Gambar Proses Pengumpulan dan Pemilihan Sampah Organik Dan Non Organik d
Marelan
23.

24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34. Skema ataupun gambar proses pendaur ulangan sampah di TPA
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46. Gambar . Alat yang digunakan pengolahan sampah menjad
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57. Gambar . Sampah yang telah di olah menjadi kompos

58. BAB III


PENUTUP
59. A. Kesimpulan
60.

Dari pembahasan yang telah di jelaskan diatas, maka dapat

di simpulkan bahwa:
1. Kompos adalah adalah bahan-bahan organik yang telah mengalami
pelapukan karena adanya interaksi antara mikroorganisme yang bekerja di
dalamnya.
2. Manfaat kompos dapat dilihat dari aspek ekonomi, aspek linkungan, dan
aspek bagi tanah atau tanaman.
3. Lama pembuatan kompos dipengaruhi oleh suhu, kelembaban, derajat
keasaman, dan bahan yang digunakan.
4. Material sampah organik , seperti zat tanaman , sisa makanan atau kertas ,
bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau
dikenal dengan istilah pengkomposan.
61.
62. B. Saran
63.

Setelah melakukan penelitian dan penyusunan laporan, tim

penyusun menyarankan agar nantinya para pembaca dapat menerapkan


prinsip

dasar

pengomposan

limbah

padat

organik,

khususnya

pengomposan aerobic; beberapa teknologi pengomposan, prosedur


pengomposan, dan bagaimana meningkatkan kualitas kompos.
64.

65.
66. DAFTAR PUSTAKA
67.
68. kasiono.files.wordpress.com/2010/01/kuliah-3-kompos.ppt
69. http://Kompos - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm
70. http://pupuk kompos makalah pupuk kompos.htm
71. http://edukasi sidesi makalah pembuatan pupuk kompos skala rumah

tangga.htm
72. http://Karya Ilmiah Biologi - Karya Ilmiah _ isomwebs.net.htm
73.
74.

Anda mungkin juga menyukai