Arradya S.P.
NRP: 24-2014-078 (PL-B)
Kasus
Sungai Citarum adalah sungai terpanjang di kawasan Provinsi Jawa
Barat. Sungai Citarum mengalir dari hulu di selatan Bandung mengalir ke
utara dan bermuara di Karawang dengan melewati beberapa wilayah
kabupaten dan kota. Sungai Citarum mempunyai beragam potensi yang
berperan yang sangat penting bagi kehidupan sosial, budaya dan ekonomi
masyarakat. Tidak hanya dimanfaatkan oleh 44,55 juta penduduk Jawa
Barat (Data BPS 2012), air Sungai Citarum juga digunakan sebagai
sumber air baku penduduk perkotaan DKI Jakarta, irigasi pertanian,
perikanan, sebagai pemasok air untuk kegiatan industri serta sumber
bagi pembangkit tenaga listrik tenaga air untuk pasokan Pulau Jawa dan
Bali. Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Penetapan Wilayah Sungai, Wilayah Sungai Citarum terdiri dari 19 DAS,
merupakan Wilayah Sungai Strategi Nasional dengan kode WS 02.06.A3.
Sungai Citarum adalah sumber kehidupan masyarakat, menyuplai
kebutuhan air bagi masyarakat sekitarnya, dan sumber air minum bagi
masyarakat
dan
irigasi
untuk
mengairi
sawah.
Air
dari
Citarum
listrik
bagi
masyarakat.
Selain
untuk
kebutuhan
Selatan
yang
tinggal
dekat
Sungai
Citarum
ini.
Tidak
tertampungnya air dari beberapa anak sungai, kondisi aliran sungai, dan
kondisi hulu sungai Citarum turut memberikan dampak banjir di wilayah
tersebut. Sedangkan musim kemarau, kekeringan terjadi di Daerah Aliran
Sungai (DAS) Citarum yang menyebabkan berkurangnya pasokan air
Indonesia
dalam
segala
bidang,
dalam
menghadapi
kemanfaatan
keadilan,
umum,
kemandirian,
serta
keterpaduan
transparansi
dan
dan
akuntabilitas.
Pasal 3 Sumber daya air dikelola secara menyeluruh, terpadu,
dan berwawasan lingkungan hidup dengan tujuan mewujudkan
kemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutan untuk sebesarbesar kemakmuran rakyat.
3
secara selaras.
Pasal 5 Negara menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan
air bagi kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi
kehidupannya yang sehat, bersih, dan produktif.
Pasal 20
hidup lainnya. Yang dimaksud dengan daya tampung air dan sumber air
adalah kemampuan air dan sumber air untuk menyerap zat, energi,
dan/atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya.
(2) Konservasi sumber daya air sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui kegiatan perlindungan dan pelestarian sumber air,
pengawetan
air,
serta
pengelolaan
kualitas
air
dan
pengendalian
pencemaran air dengan mengacu pada pola pengelolaan sumber daya air
yang ditetapkan pada setiap wilayah sungai.
(3) Ketentuan tentang konservasi sumber daya air sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) menjadi salah satu acuan dalam perencanaan tata ruang.
Pasal 21
i.
pelestarian
hutan
lindung,
kawasan
suaka
alam,
dan
kawasan
pelestarian alam.
(3)
Upaya
perlindungan dan
pelestarian
sumber
air
sebagaimana
Pasal 23
kerugian
yang
menimpa
dirinya
yang
berkaitan
dengan
hal-hal
yang
mengakibatkan
rusaknya
sungai
apalagi
dan
kerusakan
Sungai
Citarum
bisa
dipidana
sesuai
Pasal 94
(1) Dipidana dengan pidana penjara paling lama 9 (sembilan) tahun dan
denda paling banyak Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta
rupiah):
a.
setiap
orang
yang
dengan
sengaja
melakukan
kegiatan
yang
pengawetan
air,
dan/atau
mengakibatkan
pencemaran
air
setiap
orang
yang
dengan
sengaja
melakukan
kegiatan
yang
setiap
orang
yang
karena
kelalaiannya
melakukan
kegiatan
setiap
orang
yang
karena
kelalaiannya
melakukan
kegiatan
setiap
pelaksanaan
orang
yang
konstruksi
karena
pada
kelalaiannya
sumber
air
melakukan
tanpa
izin
kegiatan
sebagaimana
mengotori
aliran
sungai
ini.
Kondisi
ini
memperlihatkan
dengan
pengolahan
pembuangan
limbah.
Sebaiknya
12