Anda di halaman 1dari 64

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembalut wanita adalah alat bantu vital pada wanita yang mengalami
menstruasi. Sekarang ini, begitu banyak pilihan merek pembalut, dengan
keunggulan masing-masing.Namun tidak semua pembalut aman bagi
kesehatan organ reproduksi kaum wanita.Apalagi jika kebersihan kurang
terjaga, pembalut dapat menjadi pemicu munculnya beberapa gangguan
pada organ reproduksi wanita seperti, infeksi, iritasi atau vaginitis bahkan
kanker serviks.(1)
Menurut penelitian, terdapat sebanyak 107 bakteri per millimeter
persegi ditemukan di atas pembalut wanita biasa, kondisi inilah yang
membuat pembalut biasa menjadi sumber sarang pertumbuhan bakteri
merugikan, meski pembalut biasa hanya dipakai selama 2 jam saja.
Penyebab utama penyakit kewanitaan yaitu 10 % imunitas tubuh yang
lemah, 30 % kurang heigenis dan 50 % lingkungan yang tidak bersih
serta penggunaan pembalut yang kurang sehat. Ditemukan 83 % wanita
terjangkit infeksi vagina (62 % dari data disebabkan oleh pemakaian
pembalut yang kurang berkualitas).Penelitian menunjukkan bahwa 73 %
perempuan merasa gatal-gatal dan perih di area kulit vital selama
menstruasi. Sering kali hal tersebut disebabkan oleh pembalut yang tidak
berpori dan berkualitas rendah.(2)

Dikutip dari Mariana Amiruddin tahun 2003 bahwa akibat dari


mengabaikan hak-hak seksual dan kesehatan reproduksi ditemukan fakta
bahwa 1 juta orang mati setiap tahun akibat infeksi alat reproduksi selain
HIV/AIDS.(3)
Adanya pembalut herbal, yang memiliki kualitas baik karena terdiri
dari 100 % bahan kapas dan campuran bahan-bahan herbal tanpa adanya
campuran bahan kimia sehingga dapat digunakan sebagai upaya preventif
dan kuratif infeksi bakteri pada organ reproduksi untuk mengurangi
penggunaan antibiotik yang menyebabkan resistensi jika digunakan dalam
jangka waktu lama. (4)
Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia adalah Fakultas
Kedokteran yang letaknya strategis. Mahasiswi Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia biasanya memiliki jadwal kuliah hingga sore
hari khususnya angkatan 2011. Seperti yang diketahui, mahasiswi
Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia khususnya angkatan
2011 sudah mengenal bahkan ada yang memakai pembalut herbal dan
pembalut biasa pada saat haid. Sehingga dapat dilakukan penelitian
tentang penggunaan pembalut biasa dan pembalut herbal pada
mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia angkatan
2011.
Berdasarkan latar belakang di atas, saya tertarik mengambil judul
tentang pengaruh penggunaan pembalut biasa dan pembalut herbal

terhadap kesehatan reproduksi wanita di kalangan mahasiswi Fakultas


Kedokteran Universitas Muslim Indonesia angkatan 2011.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil dari latar belakang yang telah diuraikan, maka
ditemukan beberapa masalah, yaitu :
Bagaimana pengaruh penggunaan pembalut biasa dan pembalut
herbal terhadap gangguan kesehatan reproduksi wanita di kalangan
mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia
angkatan 2011 ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh penggunaan pembalut biasa dengan pembalut
herbal terhadap gangguan kesehatan reproduksi wanita di kalangan
mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia
angkatan 2011.
2. Tujuan Khusus
A. Mengetahui jumlah mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas
Muslim Indonesia angkatan 2011 yang menggunakan pembalut
biasa pada saat menstruasi.
B. Mengetahui jumlah mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas
Muslim Indonesia angkatan 2011 yang menggunakan pembalut
herbal pada saat menstruasi.
C. Mengetahui jumlah mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas
Muslim Indonesia angkatan 2011 yang mengalami gangguan
akibat menggunakan pembalut biasa.
D. Mengetahui jumlah mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas
Muslim Indonesia angkatan 2011 yang mengalami gangguan
akibat menggunakan pembalut herbal.

E. Mengetahui gangguan kesehatan yang terjadi pada organ


reproduksi wanita akibat penggunaan pembalut biasa di
kalangan mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim
Indonesia angkatan 2011.
F. Mengetahui gangguan kesehatan yang terjadi pada organ
reproduksi wanita akibat penggunaan pembalut herbal di
kalangan mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim
Indonesia angkatan 2011.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi mahasiswi Fakultas Kedokteran UMI angkatan 2011
Sebagai masukan kepada mahasiswi Fakultas Kedokteran UMI
angkatan 2011 dalam upaya menjaga kesehatan reproduksinya
dengan cara memilih pembalut yang berkualitas baik pada saat
.

menstruasi.
Bagi Masyarakat
Sebagai masukan kepada seluruh masyarakat khususnya wanita
tentang penggunaan pembalut yang berkualitas baik pada saat
menstruasi dan tidak menimbulkan gangguan pada organ reproduksi

wanita.
Bagi Peneliti
a. Menambah

wawasan

baru

tentang

pentingnya

menjaga

kesehatan organ reproduksi wanita.


b. Mendapatkan informasi tambahan tentang pengaruh pembalut
biasa dan pembalut herbal terhadap kesehatan reproduksi
wanita.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum Tentang Pembalut
2.1.1 Definisi Pembalut
Pembalut wanita adalah sebuah perangkat yang digunakan oleh
wanita di saat menstruasi yang berfungsi untuk menyerap darah dan juga
pembalut wanita yang biasa dipakai sehari-hari untuk memberikan rasa
nyaman pada alat reproduksi wanita, yang pada proses produksi pembalut
menggunakan pemutih.(5)
2.1.2 Sejarah Pembalut
Sejak zaman dahulu,

ternyata

perempuan

sudah

berusaha

melakukan segala cara agar merasa nyaman selama menstruasi. Pada


zaman Mesir kuno para perempuan menggunakan kapas yang dilapisi
dengan kertas papyrus.Di abad ke-10, bangsa Suda mencatat dimana
Ratu Hypatia yang hidup pada awal abad ke-4 menggunakan kain untuk
mengatasi masalah haid. Tahun 1986-an, pertama kali pembalut dibuat

secara modern yang bahannya berasal dari woodpulp (bubur kayu) dan
dapat langsung dibuang. Tahun 1990-an, diciptakan berbagai jenis yaitu
ada yang lebih tipis (Pantyliner), penyerapannya berada di tengah
thin/tipis dan maxi (Regular), penyerapannya sangat tinggi, biasanya
digunakan saat haid sedang banyak (Maxi), digunakan saat malam dan
lebih panjang (Night), digunakan bagi ibu setelah melahirkan/masa nifas
(Maternity).(6)
2.1.3 Macam-Macam Pembalut
A. Pembalut Biasa
Pembalut wanita yang termasuk klasifikasi produk consumer cepat
saji dan produk sekali pakai.Karena itulah para produsen pembalut biasa
mendaur ulang bahan kertas bekas ini menjadi bahan dasar untuk
menghemat biaya produksi. Dalam proses daur ulang ini banyak bahan
kimia digunakan untuk menghilangkan bau, memutihkan/bleaching, dan
proses sterilisasi kuman sehingga dari proses tersebut justru timbul zat
dioksin, yang sangat berbahaya terhadap reproduksi perempuan. (6)
Bahasan tentang dioksin dalam pembalut bermula dari penilaian EPA
(Environmental Protection Agency) tahun 1996 yang menyatakan bahwa
disetiap tampon (semacam pembalut) yang dibuat dengan komposisi yang
melalui proses pemutihan akan menimbulkan senyawa organochlorine
baru yaitu dioksin. Semua berawal dari bahan penyerap (absorbent agent)
yang kebanyakan dibuat dari rayon, woodpulp (bubur kayu), kapas, kertas
bekas/daur ulang, atau bahan-bahan sisa. Untuk membuat bahan tersebut
kembali bersih dan berwarna putih, maka diperlukan sebuah proses yang
cukup panjang. Awalnya, woodpulp dimasukkan dalam tong-tong besar

yang kemudian dibersihkan supaya lebih putih.Sedangkan bagi pembalut


yang ditambahkan rayon dan juga kapas untuk penyerapan yang lebih
sempurna, maka bahan selulosa kayu dilarutkan dalam cairan asam.
Pada proses ini saja, sudah beberapa kali bahan kimia ditambahkan.
Kemudian proses berikutnya - terutama pada bahan yang berasal dari
daur ulang (kertas) mengalami satu proses pencucian dengan detergen
dan juga pemutih (bleaching) dengan chlorinisasi (pemberian klorin) yang
memberi tampilan putih yang sempurna. Pada tahapan lain juga dilakukan
proses penambahan formaldehide/formalin sebagai bahan anti basah (anti
wet agent). Ternyata setelah ditelusuri, zat-zat berbahaya tersebut didalam
setiap pembalut mengandung sekitar 400 ppt (part per trillion). Jika dalam
hidupnya seorang perempuan menggunakan sekitar 16.800 buah
pembalut, maka tentu saja terdapat banyak zat-zat kimia berbahaya yang
tinggal dalam tubuhnya. Jenis lain dari Dioksin yaitu polychlorinated
dibenzofuran (PCDFs). Sumber-sumber dioksin antara lain berasal dari
asap

daerah

industri/proses

industri,

makanan

sehari-hari

yang

mengandung lemak (produk turun susu), berbisida, insektisida, asap


rokok, bahan-bahan yang mengandung resin/rayon atau pemutih seperti
tampon/pembalut, bahan-bahan pembungkus makanan, proses klorinasi
dimana semakin tinggi proses, semakin tinggi pula dioksin yang
dihasilkan.(6)
Jelas sudah, bahwa dioksin sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh,
dan tampon/pembalut menjadi salah satu sumber bertumpuknya dioksin

pada sel-sel tubuh (terutama di organ reproduksi). Selain itu bagimanusia,


lebih spesifiknya dioksin dapat menyebabkan endometriosis (penebalan
dinding rahim), kanker payudara, serviks/leher rahim, rahim, infeksi vagina
(vaginitis), sulit mempunyai keturunan (karena keputihan/infeksi vagina,
kemandulan), rendahnya, bukan rusaknya sistem imunitas (menjadi
mudah

lelah,

cepat

emosi/marah,

mudah

sakit),kista,

PMS

(pre

menstruation syndrome) berapa emosi yang tidak stabil dan nyeri pada
perut, tumor organ reproduksi, keputihan, dan haid tidak teratur (karena
ketidakseimbangan hormon).
Dioksin bisa masuk ke tubuh perempuan ketika sedang haid. Jika
perempuan sedang haid atau cairan hariannya sedang banyak, maka
cairan tersebut akan menetes ke permukaan pembalut/pantyliner yang
dipakai. Cairan tersebut bersifat asam dan terjadi penguapan. Dioksin
yang salah satu unsurnya oksigen (O) dan sifatnya oksidatif akan
menguap (apalagi jika pembalut atau pantyliner dalam kondisi basah dan
kelembaban tinggi), kemudian terbawa dalam permukaan vagina, lalu
masuk ke rongga rahim melalui leher rahim (serviks). Dioksin akan
menempel dan terikat pada jaringan lemak di dinding rahim. Dalam
seldioksin akan berikatan dengan aryl hydrocarbon receptor (AhR) yang
diproduksi oleh berbagai organ termasuk hati, paru-paru, sel limfosit dan
plasenta. Karena berikatan dengan AhR maka dioksin bergerak bebas
dalam sel dan ketika berikatan dengan DNA dia dapat mengaktifkan atau
mematikan DNA serta mengubah struktur DNA 1,2. Melalui mekanisme

ini dioksin akan merusak/mengganggu sistem reproduksi, endokrin,fungsi


imun, metabolisme hormon, faktor pertumbuhan dan memicu sel kanker.(6)
B.

Pembalut Herbal
Pembalut herbal merupakan pembalut wanita yang diproduksi

dengan memakai teknologi tinggi, yaitu Bio Teknologi bahan baku kapas,
berkualitas tinggi, tidak mudah tembus, mengandung 17 jenis herbal alami
didalamnya yang mempunyai khasiat tinggi. Produk ini telah diuji di
Singapura oleh Health Science Authority, menyatakan produk FC-Bio
Sanitary Pad tidak mengandung racun di dalamnya. Telah diuji di Malaysia
oleh Chem Vi Laboratory Sdn Bhd, Malaysia, menyatakan produk FC-Bio
Sanitary Pad tidak mengandung plumbum, arsenic, tembaga, timah,
Eschericia coli, Salmonella (bakteri penyebab keracunan makanan) dan
Stafilokokus (bakteri yang menghasilkan nanah). (7)
Pihak perusahaan avail pun berani mempertaruhkan reputasi
pembalut avail ini dengan mengujinya di Laboratorium terkenal di
Malaysia dan Singapura. Di Indonesia, FC-Bio Sanitary Pad telah memiliki
ijin edar resmi dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (8)
Bahan herbal utama dalam pembalut herbal avail yaitu

(9)

a. Mai Fang Shi, untuk mengurangi atau menghilangkan bau busuk,


mencegah jangkitan virus, bakteri dan kuman serta mencegah infeksi
bakteri dan juga membantu membunuhnya.

b. Pappermint (Menthae Herb), untuk mengeluarkan angin dalam perut,


mengurangi atau menghilangkan rasa panas, rasa sakit, gatal-gatal
dan tekanan, serta menciptakan rasa nyaman dan sejuk.
c. Ming Fang (Alumen), sebagai antiseptic dan pembunuh kuman pada
vagina sekaligus pembersih darah beku dalam rahim.
d. Bing Pian (Borned), untuk mengurangi atau menghilangkan tekanan
dan kesakitan saat haid, menghilangkan rasa sakit dan rasa panas
(kegerahan),

mengurangi

nyeri

otot

dan

sendi,

membantu

menyingkirkan darah yang membeku dan mencegah pertumbuhan


kuman.
e. Kuai Mu You (Agrilariae Lignum), untuk mengurangi nyeri otot dan
sendi, mengurangi nyeri pinggang dan punggung, mencegah
penyakit kulit, meningkatkan sistem peredaran darah, mengandung
Pytoncide yang membantu menstabilkan emosi terutama saat haid.
f. Kapas murni (Gossypium), tidak memicu timbulnya kanker serviks.
Feminine Comfort Bio Sanitary Pad atau yang biasa disebut dengan
pembalut avail, adalah pelopor dalam jenis pembalut herbal. Kandungan
17 herbalnya diracik untuk memberi kenyamanan, keamanan bahkan jenis
terapi yang bersifat alami yang tidak hanya diaplikasikan pada mahkota
wanita saja tapi diaplikasikan juga pada bagian tubuh yang lain seperti
telapak kaki dan kepala juga dada untuk mengatasi pegal-pegal, sakit
kepala dan demam,bahkan banyak pula yang memanfaatkannya sebagai
penambah stamina bagi lelaki.(9)
Pembalut avail sudah banyak membantu para wanita yang
mengalami masalah, khususnya pada mahkotanya. Oleh karena itu Avail

10

menjadi pusat perhatian kaum wanita Indonesia, sebab produk avail ini
telah terbukti dapat meminimalisir pengaruh zat-zat berbahaya pada
pembalut biasa terhadap kesehatan reproduksi wanita. (9)
Pembalut herbal avail terbuat dari 100 % kapas berkualitas tinggi
dengan daya serap tinggi yang dapat digunakan untuk mengatasi
berbagai macam masalah kewanitaan seperti keputihan, myoma, kista
bahkan mencegah kanker serviks yang penyebab utamanya adalah
senyawa dioksin yang diuapkan oleh pembalut-pembalut wanita yang
terbuat dari kertas daur ulang yang diputihkan menggunakan bahan kimia
yang menurut penelitian Tampon Research merupakan salah satu
penyebab timbulnya sel-sel kanker. Dengan implementasi Bio-Teknologi
dalam produksinya, pembalut herbal avail menjadi pelopor dalam
munculnya pembalut-pembalut herbal berikutnya yang tidak hanay
mengatasi masalah selama siklus menstruasi, tetapi juga menjadi terapi
yang menyehatkan organ reproduksi wanita.(9)
C. Pembalut Bergel
Sebagai wanita harus teliti melihat isi yang ada dalam pembalut.
Salah satunya kandungan gel yang terdapat dalam pembalut, gel yang
terdapat dalam pembalut sangat bermanfaat untuk penyerapan agar
permukaan pembalut pada saat digunakan agar tetap kering karena gel
memiliki daya serap yang tinggi, tetapi harus diteliti gel yang seperti apa
yang terdapat dalam pembalut dan efek gel tersebut. (10)

11

Menurut dr.Boyke, pemberian pemutih atau pewangi buatan pada


pembalut, maka dikhawatirkan akan timbul reaksi alergi, yang bisa
berlanjut ke keputihan dan radang atau infeksi. Sebab gel dalam pembalut
kebanyakan dapat menyebabkan iritasi dan menyebabkan timbulnya rasa
gatal yang mengandung 70 persen jamur Candida albicans.Candida
albicans secara mikroskopis berbentuk oval dengan ukuran 2-5 x 3-6
mikron. Klasifikasi berdasarkan taksonomi menurut Dumiah (1992) adalah
divis eumikotina, family Cryptococcaceae, genus candida, dan spesies
Candida albicans.(10)
Pada pembalut airis yang mengandung bahan gel berfungsi
menyerap cairan.Sifat gel yang mengikat air mampu mempertahankan
permukaan agar tetap kering.Pembalut biasa yang mengandung gel
tersebut merupakan gel dari bahan kimia bukan dari bahan alami. Cara
untuk mengetes apakah bahan yang digunakan adalah gel kimia atau gel
alami, adalah dengan cara menggosokkan gel pada kulit. Biasanya bila
gel yang digunakan adalah gel kimia, maka reaksi pada kulit adalah rasa
panas, beberapa orang bahkan alergi dengan bahan tersebut sehingga
menimbulkan gatal-gatal. Gel dalam pembalut ada dua dari sintesis
(berbahan kimiawi) terbuat dari Sodium polyacrylate. Sodium polyacrylate
merupakan bahan yang berbentuk serbuk sebagai super absorbent yang
hebat, memiliki daya serap lebih dari 100 kali dari beratnya di dalam air.
Bahan kimia inilah yang mengubah cairan menjadi gel yang akan
menempel di kulit dan menimbulkan alergi. Bahan ini juga dapat merusak

12

daya tahan tubuh. Dan jelly (berbahan alami), tentu pembalut yang sangat
aman digunakan adalah dari jelly karena terbuat dari tumbuh-tumbuhan
begitu juga perekat yang digunakan pada pembalut yang aman adalah
yang terbuat dari food greet yaitu sejenis bahan makanan permen karet
yang aman sehingga tidak menimbulkan iritasi pada daerah vagina. (10)
D. Pembalut Kain Tradisional
Pembalut tradisional merupakan pembalut yang terbuat dari kain
(tentu saja dengan desain yang lebih baik, bukan sekedar potonganpotongan kain yang disumpalkan) kembali muncul sekitar tahun 1970-an
dan cukup popular pada tahun 1980-an sampai 1990-an. Wanita lebih
memilih pembalut kain karena memiliki kelebihan seperti alasan
kenyamanan, kesehatan, dampak lingkungan, dan lebih murah karena
memungkinkan untuk dicuci. Namun pembalut tradisional ini sendiri
memiliki

kekurangan

seperti

gangguan

kesehatan reproduksi

jika

pembalut tidak dicuci dengan keadaan benar-benar bersih. (11)


Pembalut tradisional ini tidak dapat menampung darah haid dalam
jumlah yang banyak .Selain itu, saat pemakaian kain pembalut sering kali
menggumpal ke tengah, sehingga mudah bocor. Darah haid juga akan
mengering dan keras.(12)
E. Pembalut Kain Modern
Pembalut kain modern merupakan pembalut yang terbuat dari bahan
kain berteknologi tinggi.(13)
Bahan tekstil yang digunakan pada pembalut kain, biasanya adalah

(13)

13

1. PUL (polyurethane laminate) yang digunakan sebagai lapisan


terluar : Bahan ini mulanya dikembangkan untuk kebutuhan medis,
PUL bersifat lembut, lentur, dan yang paling penting adalah
waterproof yaitu tidak tembus air. Sehingga PUL akan mencegah
kebocoran darah haid yang ditampung di dalam pembalut kain.
2. Serat microfiber : bahan ini memiliki daya serap tinggi, sehingga
pada pembalut kain ini difungsikan sebagai lapisan penyerap.
Lapisan inilah yang akan menyerap dan menyimpan darah haid.
Selain itu, keunggulan serat microfiber adalah hypoallergenic dan
antibacterial.

Jadi

aman

untuk

kulit

yang

sensitive.

Sifat

antibacterialnya akan mencegah tumbuhnya bakteri.


3. Microfleece : Bahan ini biasanya digunakan di lapisan teratas (yang
bersentuhan langsung dengan kulit). Bersifat higly breathable,
lembut, dan stain repellant (tidak suka noda). Microfleece juga tidak
suka cairan, sehingga darah haid akan langsung diteruskan ke
lapisan microfiber. Oleh karena itu permukaan microfleece tetap
kering dan tidak lengket.
Pembalut kain modern sangat nyaman digunakan karena tidak
menggunakan zat kimia. Keuntungan menggunakan pembalut kain
modern(13):
1. Lebih sehat, karena bebas dari bahan kimia berbahaya.
2. Nyaman, karena terbuat dari bahan tekstil yang berkualitas.
3. Hemat, karena bisa dicuci dan digunakan kembali. Bahkan jika
perawatnnya bagus, dapat bertahan hingga dua tahun.

14

Pembalut kain modern merupakan pembalut wanita yang nyaman


karena terbuat dari kain. Terdiri dari 3 lapisan :(13)
1. Sisi luar terbuat dari kain yang dilaminasi dengan zat waterproof
yang breathable. Lapisan ini menahan cairan agar tidak bocor,
namun masih berpori dalam ukuran mikro, sehingga sirkulasi udara
tetap terjaga. Teknologi pada kain ini dinamakan PUL (polyurethane
laminated).
2. Sisi tengah, terdiri atas kain microfiber. Bagian ini berfungsi mengikat
cairan dan menampungnya agar tidak meleber kemana-mana.
3. Sisi dalam, terbuat dari microfleece lembut. Bahan yang menjaga
agar lingkungan sekitar vagina agar tidak terlalu lembab. Dengan
adanya microfleece, cairan akan diserap, diteruskan ke microfiber,
dan ditahan oleh microfleece agar tidak naik ke atas lagi. Inilah yang
membuat area kewanitaan tetap kering dibanding pembalut sekali
pakai.
2.2 Tinjauan Umum Tentang Kesehatan Reproduksi Wanita
.2.1 Pengertian Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,
spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Upaya kesehatan adalah setiap
kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang bertujuan
untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. (14)
.2.2

Pengertian Reproduksi
Reproduksi adalah suatu proses dimana organisme menghasilkan

lebih banyak organisme serupa guna mempertahankan keturunan yang

15

sama dengan organisme tersebut. Tapi meskipun sistem reproduksi


sangat penting untuk menjaga suatu spesies hidup, tidak seperti sistem
tubuh lain, hal itu tidak terlalu penting dalam menjaga hidup individu. (15)
2.2.3. Pengertian Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah kesejahteraan fisik,
mental dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau
kecacatan. dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem
reproduksi, fungsi serta prosesnya.(16)
Isu-isu yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi kadang
merupakan isu yang pelik dan sensitif, seperti hak-hak reproduksi,
kesehatan seksual, penyakit menular seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS,
kebutuhan khusus remaja, dan perluasan jangkauan pelayanan kelapisan
masyarakat kurang manpu atau meraka yang tersisih. Karena proses
reproduksi nyatanya terjadi terjadi melalui hubungan seksual.

(16)

Definisi kesehatan reproduksi mencakup kesehatan seksual yang


mengarah pada peningkatan kualitas hidup dan hubungan antar individu,
jadi bukan hanya konseling dan pelayanan untuk proses reproduksi dan
penyakit menular seksual. Dalam wawasan pengembangan kesehatan,
merumuskan pelayanan reproduksi yang sangat penting mengingat
dampaknya juga terasa pada kualitas hidup generasi berikutnya. Sejauh
mana seseorang dapat menjalankan fungsi dan proses reproduksinya
secara aman dan sehat, sesungguhnya tercermin dari kondisi kesehatan

16

selama siklus kehidupannya, mulai dari saat konsepsi, masa anak,


remaja, dewasa, hingga masa pasca usia reproduksi. (16)
Agar dapat melaksanakan fungsi reproduksi secara sehat, dalam
pengertian fisik, mental maupun sosial, diperlukan beberapa prasyarat :
pertama, agar tidak ada kelainan anatomis dan fisiologis baik pada
perempuan maupun laki-laki. Antara lain seorang perempuan harus
memiliki rongga pinggul yang besar untuk mempermudah kelahiran
bayinya kelak. Selain itu harus memiliki kelenjar-kelenjar penghasil
hormon yang mampu memproduksi hormone-hormon yang diperlukan
untuk memfasilitasi pertumbuhan fisik dan fungsi sistem dan organ
reproduksinya.Kedua, baik laki-laki maupun perempuan memerlukan
landasan

psikis

yang

memadai

agar

perkembangan

emosinya

berlangsung dengan baik.Ketiga, setiap orang hendaknya terbebas dari


kelainan atau penyakit yang baik langsung maupun tidak langsung
mengenai organ reproduksinya. Keempat, seorang perempuan hamil
memerlukan jaminan bahwa ia akan dapat melewati masa tersebut
dengan aman.(16)
Pada era globalisasi dan modernisasi ini telah terjadi perubahan dan
kemajuan di segala aspek dalam menghadapi perkembangan lingkungan,
kesehatan dan kebersihan, dimana masyarakat dituntut untuk selalu
menjaga kebersihan fisik dan organ atau alat tubuh.Salah satu organ
tubuh yang paling sensitif dan memerlukan perawatan khusus yaitu alat
reproduksi.Pengetahuan dan perawatan yang baik merupakan faktor

17

penentu dalam memelihara kesehatan reproduksi. Apabila alat reproduksi


tidak dijaga kebersihannya maka akan menyebabkan infeksi, yang pada
akhirnya menimbulkan penyakit.(16)
Menurut program kerja WHO ke IX (1996-2001), masalah kesehatan
reproduksi ditinjau dari pendekatan siklus kehidupan keluarga, meliputi

(16)

a. Praktek tradisional yang berakibat buruk semasa anak-anak (seperti


mutilasi, genital, deskriminasi nilai anak)
b. Masalah kesehatan reproduksi remaja (kemungkinan besar dimulai
sejak masa kanak-kanak yang seringkali muncul dalam bentuk
kehamilan remaja, kekerasan/pelecehan seksual dan tindakan
seksual yang tidak aman).
c. Tidak terpenuhinya kebutuhan ber-KB, biasanya terkait dengan isu
aborsi tidak aman.
d. Mortalitas dan morbiditas ibu dan anak (sebagai kesatuan) selama
kehamilan,
persalian dan masa nifas, yang diikuti dengan malnutrisi, anemia,
berat bayi lahir rendah.
e. Infeksi saluran reproduksi, yang berkaitan dengan penyakit menular
seksual.
f. Kemandulan, yang berkaitan erat dengan infeksi saluran reproduksi
dan penyakit menular seksual.
g. Sindrom pre dan post menopause dan peningkatan resiko kanker
organ reproduksi.
h. Kekurangan hormon yang menyebabkan osteoporosis dan masalah
ketuaan lainnya.

18

Secara garis besar dapat dikelompokkan empat golongan faktor


yang dapat berdampak buruk bagi keseshatan reproduksi (16):
a. Faktor sosial-ekonomi dan demografi (terutama kemiskinan, tingkat
pendidikan yang rendah dan ketidaktahuan tentang perkembangan
seksual dan proses reproduksi, serta lokasi tempat tinggal yang
terpencil).
b. Faktor budaya dan lingkungan (misalnya, praktek tradisional yang
berdampak buruk pada kesehatan reproduksi, kepercayaan banyak
anak banyak rejeki, informasi tentang fungsi reproduksi yang
membingungkan anak dan remaja karena saling berlawanan satu
dengan yang lain).
c. Faktor psikologis (dampak pada keretakan orang tua pada remaja,
depresi karena ketidakseimbangan hormonal, rasa tidak berharga
wanita terhadap pria yang membeli kebebasannya secara materi).
d. Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi
pasca penyakit menular seksual).
Pengaruh dari semua faktor diatas dapat dikurangi dengan strategi
intervensi yang tepat guna, terfokus pada penerapan hak reproduksi
wanita dan pria dengan dukungan disemua tingkat administrasi, sehingga
dapat diintegrasikan kedalam berbagai program kesehatan, pendidikan,
sosial dam pelayanan non kesehatan lain yang terkait dalam pencegahan
dan penanggulangan masalah kesehatan reproduksi. (16)
Kesehatan reproduksi pada wanita akan berpengaruh pada fungsi
reproduksinya dalam memperoleh keturunan dimasa yang akan datang.
Masalah yang timbul akibat kurangnya pemahaman akan kesehatan

19

reproduksi diantaranya adalah mengenai kebersihan atau higienisasi yang


dapat mengakibatkan suatu penyakit. (17)
2.3 Tinjauan Umum Tentang remaja
2.3.1.
Pengertian remaja
remaja adalah asset sumber daya manusia yang merupakan tulang
punggung penerus generasi bangsa di masa mendatang.Remaja adalah
mereka yang berusia 10-20 tahun, dan ditandai dengan perubahan dalam
bentuk dan ukuran tubuh, fungsi tubuh, psikologi dan aspek fungsional.
Dari segi umur remaja dapat dibagai menjadi remaja awal/early
adolescence (10-13 tahun), remaja menengah/middle adolescence (14-16
tahun) dan remaja akhir/late adolescence (17-20 tahun). (18)
Pada masa remaja, rasa ingin tahu mengenai seksualitas sangat
penting

terutama

jenisnya.Besarnya

dalam

pembentukan

keingintahuan

remaja

hubungan
mengenai

dengan
hal-hal

lawan
yang

berhubungan dengan seksualitas menyebabkan remaja selalu berusaha


mencari tahu lebih banyak informasi mengenai seksualitas. (18)
2.3.2.

Perkembangan Pada Remaja


Perkembangan yang terjadi pada remaja meliputi : perkembangan

fisik, perubahan emosional, perubahan sosial, perubahan moral dan


perubahan kepribadian.(19)
Masa remaja, pertumbuhan fisik berlangsung sangat pesat.
Perkembangan seksualitas remaja, ditandai dengan dua ciri yaitu ciri seks
primer dan ciri seks sekunder.(19)

20

Menurut Depkes RI (2002), ciri-ciri seksualitas primer pada remaja


dibedakan atas jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan. Remaja lakilaki ditandai dengan telah berfungsinya organ reproduksi yakni dengan
adanya mimpi basah yang umumnya terjadi pada usia 10-15 tahun. Pada
remaja putri ditandai dengan adanya peristiwa menstruasi (menarche).
Menstruasi pertama ini menandakan bahwa remaja putri sudah siap untuk
hamil.(19)
Menurut Al-Mighwar (2006), cirri-ciri seks sekunder pada remaja
dibedakan atas jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan. Remaja lakilaki ditandai dengan berubahnya otot-otot tubuh, disekitar alat kelamin
tumbuh rambut yang mulanya hanya sedikit dan halus. Pada remaja putrid
ditandai dengan membesarnya pinggul, buah dada dan putting susu
semakin menonjol, tumbuh rambut di kemaluan. (19)
Perkembangan pada masa remaja yang kedua adalah perubahan
emosional. Masa remaja dianggap sebagai periode badai dan tekanan,
yaitu suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi, sebagai akibat dari
perubahan fisik dan kelenjar.(19)
Perkembangan pada remaja yang ketiga adalah perubahan
sosial.Salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit adalah
berhubungan dengan penyesuaian sosial. Untuk mencapai tujuan dari
pola sosialisasi dewasa, remaja juga harus banyak penyesuaian baru
yaitu penyesuaian diri dengan pengaruh kelompok sebaya. (19)

21

Perkembangan

yang

terjadi

pada

remaja

keempat

adalah

perubahan moral. Salah satu tugas perkembangan penting yang harus


dikuasai remaja adalah mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompok
dan kemudian mau membentuk perilakunya agar sesuai dengan harapan
sosial.(19)
Perkembangan pada remaja yang terakhir adalah perubahan
kepribadian. Masa awal remaja, anak laki-laki dan perempuan sudah
menyadari sifat-sifat yang baik dan yang buruk mereka juga menilai sifatsifat ini sesuai dengan sifat teman-teman mereka.(19)
2.3.3. Ciri-Ciri Masa Remaja
Menurut Hurlock (1999), ciri-ciri remaja yaitu masa remaja sebagai
periode yang penting, masa remaja sebagai periode perahilan, masa
remaja sebagai usia bermasalah dan masa remaja sebagai masa mencari
identitas.(19)
Masa remaja sebagai periode peralihan, peralihan tidak berarti
terputus atau berubah dari apa yang terjadi sebelumnya., tetapi peralihan
yang dimaksud adalah dari satu tahap perkembangan ke tahap
berikutnya.(19)
Masa remaja sebagai usia bermasalah, dimana masalah pada
masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh anak
laki-laki maupun anak perempuan. Terdapat dua alasan bagi kesulitan itu,
yaitu : 1) sepanjang masa kanak-kanak, masalah anak-anak sebagian
diselesaikan oleh orang tua dan guru; 2) para remaja merasa mandiri,

22

sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya sendiri, menolak bantuan


orang tua dan guru-guru.(19)
Ciri masa remaja yang terakhir adalah masa remaja sebagai masa
mencari identitas. Sepanjang usia kelompok pada akhir masa kanakkanak, penyesuaian diri dengan standar kelompok adalah jauh lebih
penting bagi anak yang lebih besar daripada individualitas. (19)
2.3.4. Perkembangan Kesehatan Reproduksi Remaja
Masa remaja juga dicirikan dengan banyaknya rasa ingin tahu pada
diri seseorang dalam berbagai hal, tidak terkecuali bidang seks. Seiring
dengan

bertambahnya

mengalami

usia

perkembangan

seseorang,

dan

pada

organ

akhirnya

reproduksinyapun
akan

mengalami

kematangan.(20)
Salah satu masalah yang sering timbul pada remaja terkait dengan
masa awal kematangan organ reproduksi pada remaja adalah perilaku
seks bebas, masalah kehamilan yang terjadi pada remaja usia sekolah
diluar pernikahan, dan terjangkitnya penyakit menular seksual termasuk
HIV/AIDS.(20)
2.4 Pengaruh Pembalut Terhadap Kesehatan Reproduksi Wanita
Pengertian pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2001;849) yaitu Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari
sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau
perbuatan seseorang.(21)

23

Dari

pengertian

yang

telah

dikemukakan

sebelumnya

dapat

disimpulkan bahwa pengaruh merupakan suatu daya yang dapat


membentuk atau mengubah sesuatu yang lain.(21)
Pembalut wanita saat ini sudah menjadi kebutuhan primer bagi
wanita terutama pada saat haid.Pada saat haid, kondisi daerah
kewanitaan selalu dalam keadaan lembab, dan hal ini sangat mendukung
untuk pertumbuhan bakteri yang merugikan bagi sistem reproduksi wanita.
Selain itu, pembuluh darah dalam rahim pada saat haid juga sangat
mudah terkena infeksi.(22)
Berbagai fakta tentang pembalut wanita, seperti fenomena yang ada
saat ini yaitu tentang keberadaan pembalut sintesis yang sering
digunakan dan beredar di pasaran. Setelah dilakukan penelitian lebih
lanjut oleh tim indepnden, ternyata bahan pembalut yang banyak beredar
di pasaran itu sangat berbahaya untuk kesehatan, bahkan setelah diamati
lebih dalam bahan dasarnya tidak 100 % kapas murni tetapi terdiri dari
campuran bubuk kayu dan limbah pakaian yang mengandung klorin. (23)
Pembalut wanita yang mengandung klorin beresiko tinggi terhadap
reproduksi kesehatan wanita, termasuk resiko adanya keputihan, gatalgatal, iritasi dan menyebabkan kanker.(23)
Sangat penting bagi wanita untuk menjaga kesehatan organ
reproduksinya. Penggunaan dan pemilihan pembalut wanita yang sehat
dapat meminimalisir resiko timbulnya penyakit pada organ reproduksi
wanita dan juga dapat membantu mengurangi keluhan sebagian wanita
yang menyebabkan rasa tidak nyaman pada saat haid. (24)

24

Kandungan herbal dari pembalut herbal avail memiliki khasiat untuk


menstabilkan sistem hormone reproduksi dan terapi pada penyakit
endometriosis.Ramuan herbalnya memiliki khasiat yang cukup boleh
diperhitungkan. Pengaruh terhadap sistem hormonal juga cukup besar.(25)
2.5. Macam-Macam Gangguan dan Penyakit Organ Reproduksi yang
Dapat Terjadi Karena Penggunaan Pembalut Biasa.
Pembalut biasa sangat berbahaya untuk kesehatan karena pada
dasarnya pembalut berguna untuk menahan darah kotor yang keluar saat
menstruasi akan tetapi saat ini banyak sekali bahaya pembalut biasa yang
sering digunakan khususnya wanita.(26)
Zat dioksin yang terdapat dalam pembalut biasa sangat berbahaya
bagi organ intim wanita karena dapat menyebabkan terjadinya gangguan
pada organ reproduksi.(27)
Gangguan dan penyakit organ reproduksi yang dapat terjadi antara lain:
A. Vaginitis
Vaginitis

adalah

suatu

peradangan

pada

vagina.

Vaginitis

mempengaruhi wanita pada semua usia tetapi paling sering selama usia
reproduktif. Perubahan keseimbangan dari jamur dan bakteri yang secara
normal hidup di vagina dapat menyebabkan vaginitis.Hal ini menyebabkan
lapisan vagina meradang. Faktor yang dapat mengubah keseimbangan
normal dari vagina yaitu penggunaan antibiotic, perubahan hormone pada
saat hamil,menyusui, atau menopause, menggunakan penghilang bau,
infeksi, dan hubungan seksual.(28)
B.
Kanker Serviks

25

Kanker serviks adalah keganasan yang terjadi berasal dari sel leher
rahim.Hampir seluruh kanker leher rahim disebabkan oleh infeksi Human
Papilloma Virus (HPV)/virus papilloma pada manusia. Gejala kanker
serviks pada kondisi pra-kanker ditandai dengan flour albus (keputihan)
merupakan gejala yang sering ditemukan getah yang keluar dari vagina ini
makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis jaringan.
Perdarahan yang dialami setelah bersenggama merupakan gejala
karsinoma serviks.Pada tahap awal, terjadinya kanker serviks tidak ada
gejala-gejala khusus. Biasanya timbul gejala berupa ketidakteraturannya
siklus haid, amenorrhea, hipermenorhea, dan penyaluran secret vagina
yang sering atau perdarahan intramenstrual, post koitus serta latihan
berat. Nyeri dirasakan dapat menjalar ke ekstremitas bagian bawah dari
daerah lumbal.(29)
C.
Gatal-Gatal dan Iritasi
Reaksi alergi terhadap

pembalut

biasa

kemungkinan

akan

menyebabkan gejala yang mirip dengan reaksi alergi terhadap apapun,


termasuk gatal, kemerahan, bengkak, atau iritasi kulit. Pling sering, gejalagejala ini akan terjadi di daerah genitalia, meskipun beberapa reaksi berat
bisa menyebabkan gejala yang lebih pada area yang lebih luas. Tanda
dari reaksi berat , meskipun jarang, akan menyebabkan pembengkakan
yang berat dan kesulitan bernafas. Kadang-kadang, reaksi dapat terjadi
sebagai respon terhadap bahan kimia yang digunakan untuk membuat
penyerap pembalut. Tanda pertama dari reaksi sering gatal pada vagina
dan iritasi, dan ini dapat diikuti oleh kemerahan atau iritasi. (30)
D.
Endometriosis

26

Endometriosis adalah adanya jaringan endometrium di luar rongga


rahim.Berbagai letak endometriosis di luar panggul yaitu kandung kemih,
ginjal, usus, omentum, kelenjar getah bening, paru-paru, pleura,
ekstremitas, umbilicus, kantong hernia, dan dinding perut. Gambaran
klinik adalah intensitas nyeri dan ukuran nodul yang bervariasi dengan
siklus menstruasi.(31)
E.
Mioma Uteri
Mioma uteri merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot
polos dan jaringan ikat uterus.Mioma uteri dapat menyebabkan gejala
perdarahan

abnormal,

keluhan

dismenore,

pembesaran

uterus,

penekanan pelvis yang menyebabkan timbulnya keluhan pada traktus


urinarius dan gastrointestinal. Sekitar 2-3 % kasus mioma uteri dapat
berakhir pada keadaan infertile. (32)
2.6 Kerangka Teori
Mahasiswi
Menggunakan pembalut
pada saat haid
PenggunaanPembalut
Penggunaan
Herbal
Pembalut Biasa
Mengandung 17 bahan
Mengandung
herbal alami dan tidak
zathaid
dioksin
Darah
jatuh ke
mengandung zat
kimia terapi
Berfungsi
Sebagai
permukaan pembalut,
sebagai
preventif dan
zat dioksin akan
Antiseptik
kuratif terhadap
dilepaskan melalui
Penurunan
kesehatan
proses
penguapan
Uap
tersebut
mengenai
agen
Mencegah
Gangguan
permukaan vagina,
infeksius
kesehatan reproduksi
diserap ke dalam
rahim,lalu berakhir di
Menyebabkan
ovarium.
Gangguan Kesehatan
Reproduksi
Kanker
Gatal-gatal
serviks

Iritasi
Myoma

Vaginitis
Endometriosis
27

Gambar 1. Bagan Kerangka Teori


2.7 Kerangka Konsep

Darah haid jatuh ke permukaan


pembalut, zat dioksin akan
dilepaskan
melalui
proses
penguapan

Pembalut Biasa

Gangguan
Kesehatan
Reproduksi
Wanita
Mengandung 17 herbal alami
dan tidak mengandung zat
kimia
sehingga
bersifat
sebagai antiseptic dan terapi
preventif dan kuratif sehingga
menyebabkan
terjadinya
penurunan agen infeksius

Pembalut Herbal

Keterangan :
Variabel Indepeden
Variabel Antara
Variabel Dependen
Gambar 2. Bagan Kerangka Konsep
2.8

Hipotesis
a. Hipotesis nol : Tidak ada pengaruh dari penggunaan pembalut
biasa dan pembalut herbal terhadap gangguan kesehatan
reproduksi wanita.

28

b. Hipotesis alternative : Ada pengaruh dari penggunaan pembalut


biasa dan pembalut herbal terhadap gangguan kesehatan
reproduksi wanita.

29

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain

penelitian

yang

digunakan

adalah

analitik

dengan

pendekatan cross sectional yaitu variabel bebas dan variabel terikat diteliti
hanya satu kali dan pada waktu yang sama.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Muslim
Indonesia yang bertempat di Jalan Urip Sumoharjo. Waktu Penelitian yaitu
bulan September 2014
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekumpulan jumlah subyek atau obyek yang akan
diteliti. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh mahasiswi Fakultas
Kedokteran Universitas Muslim Indonesia angkatan 2011 yang berjumlah
102 orang.
Sampel adalah bagian dari populasi. Sampel dalam penelitian ini
yaitu mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia
angkatan 2011 yang dipilih secara acak yaitu sebanyak 81 orang
Cara menentukan besarnya sampel dengan menggunakan rumus
slovin ;
N
n = 1+ N ( d)

102
1+102(0,05)

102
1,255

= 81 orang

30

Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d = batas toleransi kesalahan
Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang
jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber
data sebenarnya dengan memperhatikan sifat dan penyebaran populasi
agar diperoleh sampel yang representative. Teknik sampling yang
digunakan

adalah

simple

random

sample

yaitu

sampel

yang

pengambilannya dilakukan secara acak pada setiap kelas XII SMA 05


Makassar
3.4 Kriteria Inklusi dan Enklusi
A. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari
suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti, yaitu :
1. Mahasiswi Fakultas Kedokteran UMI angkatan 2011
2. Mahasiswi yang memakai pembalut biasa dan memakai pembalut
herbal,
3. Mahasiswi yang siap menjadi responden.
B. Kriteria Enklusi
Kriteria enklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek
yang memenuhi inklusi dari studi, yaitu :
1. Mahasiswi Fakultas Kedokteran UMI angkatan 2011 yang tidak hadir
pada saat pengambilan sampel
2. Mahasiswi yang menolak menjadi responden
3.5 Instrumen Penelitian

31

Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data primer yaitu
data yang diperoleh dari hasil observasi langsung dengan menggunakan
kuesioner.Kuesioner tersebut berisikan pertanyaan-pertanyaan tentang
variabel yang diteliti.
3.6 Variabel Penelitian
1. Variabel Independen

adalah

variabel yang menyebabkan atau

memengaruhi, yaitu faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi atau


dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungan antara fenomena
yang diobservasi atau diamati. Variabel independen dalam penelitian
ini adalah Pembalut Biasa dan Pembalut Herbal.
2. Variabel Dependen adalah faktor-faktor yang diobservasi dan diukur
untuk menentukan adanya pengaruh variabel bebas. Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah Gangguan Kesehatan
Reproduksi Wanita.
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan salah satu aspek yang
berperan

dalam

kelancaran

dan

keberhasilan

dalam

suatu

penelitian.Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan


adalah data primer, dimana data tersebut langsung diambil atau diperoleh
dari responden dengan menggunakan kuesioner.Kuesioner adalah teknik
pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisi pertanyaanpertanyaan yang diajukan secara tertulis pada sekumpulan orang untuk
mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang dibutuhkan
oleh peneliti.Penelitian ini menggunakan kuesioner, daftar pertanyaannya
dibuat secara berstruktur dalam bentuk pertanyaan pilihan berganda dan

32

pertanyaan terbuka.Bentuk jawaban yang terdapat dalam kuesioner ini


hanya ya atau tidak, sehingga responden hanya memilih salah
satunya.Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang persepsi
dari responden.
3.8 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan
bagaimana cara mengukur suatu variabel.
A. Variabel Independen
1. Penggunaan Pembalut Biasa
Penggunaan pembalut biasa adalah memakai pembalut yang terbuat
dari hasil bahan daur ulang.
Kriteria Objektif :
Memakai

:Jika memakai pembalut biasa pada saat haid.

Tidak memakai

:Jika tidak memakai pembalut biasa atau


pembalut herbal pada saat haid.

2. Penggunaan Pembalut Herbal


Penggunaan pembalut herbal adalah memakai pembalut yang
mengandung bahan herbal pada saat haid termasuk Bio-Sanitary
Pad atau pembalut avail, dan yang lainnya yang mengandung herbal
alami.
Kriteria Objektif :
Memakai
Tidak memakai

:Jika memakai pembalut herbal pada saat haid


:Jika tidak memakai pembalut herbal atau
pembalut biasa pada saat haid.

B. Variabel Dependen

33

1. Gangguan Kesehatan Reproduksi Remaja adalah kondisi tidak sehat


atau tergaggunya sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki
oleh remaja.
Kriteria Objektif :
Terganggu

: Jika kondisi organ reproduksi pada wanita


terdapat keluhan atau dalam keadaan tidak
sehat seperti gatal-gatal, iritasi pada organ

Tidak terganggu

reproduksi, infeksi pada organ reproduksi.


: Jika kondisi organ reproduksi pada wanita
tidak terdapat keluhan atau dalam keadaan
sehat.

3.9 Alur Penelitian


Populasi Penelitian
Memenuhi Kriteria
Inklusi
Pembalut Biasa

Pembalut
Herbal
Kuesioner

GambarAnalisis
3 . Bagan
Alur Penelitian
Data

.0 Analisis Data
Analisis data dilakukan secara komputerisasi dengan menggunakan
program SPSS 20.0 for Windows Version10.

34

BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Gambar 4. Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia


Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar didirikan tanggal 23
Juni 1954 dan ditinjau dari segi usia UMI merupakan perguruan tinggi
tertua di kawasan Indonesia Timur dan sekaligus merupakan perguruan
tinggi swasta di kawasan Indonesia Timur yang menjadi kebanggaan umat
muslim Sulawesi Selatan.
Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia (FK-UMI)
didirikan pada tahun 1992. Tanggal 16 April 1986 berdasarkan SK Rektor
35

UMI Nomor 1381/H.20/UMI/IV/1986 dibentuk tim khusus persiapan


pembentukan Fakultas Kedokteran. Usaha tersebut membuahkan hasil
dengan terbitnya SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI dalam hal ini
Dirjen DIKTI Depdikbud No270/Dikti/Kep/1992, tertanggal 8 Juni 1992
tentang pendirian Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia
setelah menadapat rekomendasi dari Komisarium Ilmu Kesehatan.
Berikut uraian tentang gambaran umum Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia :
1.
2.
3.
4.
5.

Nama Fakultas
Alamat
No. Telp/fax
Kota
Provinsi

: Fakultas Kedokteran
: Jl. Urip Sumoharjo Km.5 Makassar
: (0411)443280/(0411)432730
: Makassar
: Sulawesi Selatan

4.2 Pimpinan Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia


Pimpinan Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia
periode sekarang adalah :
1.
2.
3.
4.

Dekan
Wakil Dekan I
Wakil Dekan II
Wakil Dekan III

: Prof.dr.H.Syarifuddin Wahid, PhD, SpPA, SpF


: Dr.dr.H.Nasrudin A.M, Sp.OG
: dr.Hj.Suliati P. Amir, Sp.M
: dr.Hj.Sulhana Mochtar

4.3 Visi dan Misi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia


Adapun visi dan misi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim
Indonesia adalah sebagai berikut :

36

Visi

: Menjadi Program Studi yang menghasilkan dokter yang bermutu,


bermartabat dengan dijiwai nilai-nilai islam, mengabdi kepada
kepentingan umat dan kemakmuran bangsa secara bekelanjutan
melalui penerapan prinsip tata kelola yang baik.

Misi

: 1. Meningkatkan mutu kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi


berlandaskan Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) dan
nilai-niali Islam
2. Mengembangkan dan memperkuat manajemen program studi
yang mandiri, berkarakter dan mempunyai tata kelola yang baik.
3. Meningkatkan kompetensi segenap civitas akademika yang
bercirikan profesionalitas dan bermartabat..

4.4 Sarana dan Prasarana Fakultas Kedokteran Universitas Muslim


Indonesia
1. Gedung yang berlantai IV yang dilengkapi AC, sound system,
multimedia,danCCTV, terdiri atas : Ruang kuliah, laboratorium
keterampilan klinik, laboratorium terpadu, laboratorium komputer dan
internet, perpustakaan, ruang untuk pimpinan, ruang untuk tenaga
administrasi, ruang medical unit/ruang dosen dan kantin
2. Gedung berlantai 1 untuk laboratorium dasar dan ruang diskusi tutorial
3. Fasilitas Manikin
4. Gedung Student Center
5. Sarana Parkiran
37

6. Sarana Olahraga
7. Rumah sakit Ibnu Sina YWUMI dan beberapa rumah sakit dan
puskesmas di Kota Makassar dan sekitarnya
4.5 Staf Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia
Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia saat ini memiliki
Dosen dengan kualifikasi Ahli dibidangnya masing-masing. Dan didukung
oleh 40 orang guru besar, 51 dosen bergelar doktor/PhD, 21 dosen
setingkat master,48 orang dokter spesialis 2, 59 orang dokter spesialis 1,
sebanyak 107 orang dokter/S1, dan tenaga dokter luar biasa dari
Departemen Kesehatan.

38

BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas
Muslim Indonesia di jalan Urip Soemoharjo, selama bulan September
2014, penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan observasi
langsung

menggunakan

kuesioner

untuk

mengetahui

pengaruh

penggunaan pembalut biasa dan pembalut herbal terhadap gangguan


kesehatan reproduksi wanita di kalangan mahasiswi fakultas kedokteran
UMI angkatan 2011. Penelitian ini menggunakan simple random sampling,
dimana jumlah sampel mahasiswi angkatan 2011 yang diteliti adalah 81
orang. Kemudian data dikumpul setelah semua sampel telah mengisi
kuesioner yang diberikan, kemudian data diolah dengan bantuan program
Statistical Package for The Social Science 20 (SPSS 20) dan Microsoft
Office Excel 2007. Hasil analisis data tersebut sebagai berikut :
Tabel 5.1.1 Frekuensi Mahasiswi yang Menggunakan Pembalut Biasa
dan Pembalut Herbal

Pembalut

Jumlah
N

Biasa

71

87,7

Herbal

10

12,3

Total

81

100

39

Tabel 5.1.1 menunjukkan bahwa dari 81 mahasiswi yang menjadi


sampel pada penelitian ini, jumlah mahasiswi yang memakai pembalut
biasa adalah 71 orang mahasiswi (87,7%). Berdasarkan tabel di atas,
terdapat 10 orang mahasiswi (12,3%) yang memakai pembalut herbal.
Tabel 5.1.2 Pengaruh Penggunaan Pembalut Biasa dan Pembalut
Herbal Terhadap Gangguan Kesehatan Reproduksi Wanita
Gangguan
Ada

Pembalut
N

Tidak Ada
%

Biasa

38

53,5

33

46,5

Herbal

10

100

Pada tabel 5.1.2 terdapat 38 orang mahasiswi (53,5%) yang


mengalami gangguan akibat penggunaan pembalut biasa, dan terdapat 33
(46,5%) orang yang tidak mengalami gangguan akibat penggunaan
pembalut biasa dan terdapat 0 % yang mengalami gangguan kesehatan
reproduksi akibat penggunaan pembalut herbal dan terdapat 10 orang
mahasiswi (100%) yang tidak mengalami gangguan kesehatan repoduksi
akibat penggunaan pembalut herbal.
Hasil analisis uji statistic Chi Square Test dapat diketahui bahwa
nilai signifikansi p-value sebesar 0,001 dan nilai chi-square sebesar
10,082. Karena nilai signifikansi 0,001 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha
diterima artinya ada pengaruh penggunaan pembalut biasa dan pembalut
herbal terhadap gangguan kesehatan reproduksi wanita di kalangan
40

mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia angkatan


2011.
Tabel 5.1.3 Gangguan-Gangguan Akibat Penggunaan Pembalut Biasa
dan Pembalut Herbal

Jenis Gangguan

Pembalut Biasa

Pembalut Herbal

Gatal

26

36,6

Infeksi

8,45

Iritasi

25

35,2

Total

57

80,25

Tabel 5.1.3 menunjukkan dari 71 orang mahasiswi yang memakai


pembalut biasa, terdapat 26 orang mahasiswi (36,6%) yang mengalami
gangguan gatal-gatal, 6 orang mahasiswi (8,45%) yang mengalami infeksi
dan terdapat 25 orang mahasiswi (35,2%) yang mengalami gangguan
iritasi akibat penggunaan pembalut biasa. Dan dari 10 orang mahasiswi
yang menggunakan pembalut herbal, yang mengalami gangguan gatal
adalah 0, yang mengalami infeksi adalah 0, dan mahasisiwi yang
mengalami iritasi adalah 0.

5.2

Pembahasan

41

Penelitian tentang Pengaruh penggunaan pembalut biasa dan


pembalut herbal terhadap gangguan kesehatan reproduksi wanita di
kalangan mahasisiwi fakultas kedokteran universitas muslim Indonesia
angkatan 2011 selanjutnya dilakukan pembahasan hasil penelitian sesuai
dengan variabel yang diteliti sebagai berikut.
5.2.1

Pengaruh penggunaan pembalut biasa dan pembalut herbal

terhadap gangguan kesehatan reproduksi wanita


Penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah

mahasiswi yang

memakai pembalut biasa adalah 71 orang (87,7 %), sedangkan jumlah


mahasiswi yang memakai pembalut herbal adalah 10 orang (12,3 %).
Dimana diantaranya yang mengalami gangguan kesehatan reproduksi
akibat penggunaan pembalut biasa sebanyak 38 orang (53,5%) dan yang
tidak mengalami gangguan kesehatan reproduksi akibat penggunaan
pembalut biasa sebanyak 33 orang (46,5 %). Adapun jumlah mahasiswi
yang mengalami gangguan gatal-gatal sebanyak 26 orang (36,6 %), yang
mengalami infeksi sebanyak 6 orang (8,45 %), dan yang mengalami
gangguan iritasi sebanyak 25 orang (35,2 %).
Jumlah

mahasiswi

yang

mengalami

gangguan

kesehatan

reproduksi akibat penggunaan pembalut herbal adalah (0) orang 0 %, dan


jumlah mahasiswi yang tidak mengalami gangguan kesehatan reproduksi
akibat penggunaan pembalut herbal sebanyak 10 orang (100 %).

42

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh penggunaan


pembalut biasa dan pembalut herbal terhadap gangguan kesehatan
reproduksi wanita sejalan dengan penelitian The Tampon Safety and
Research Act of 1999 yang menyatakan bahwa zat dioksin dan serat
sintesis yang ada dalam pembalut biasa dan produk mirip lainnya,
beresiko tinggi terhadap kesehatan reproduksi wanita. Menurut WHO
(Badan Kesehatan Dunia) Indonesia merupakan negara penderita kanker
mulut rahim nomor 1 di dunia.Dan 62 % disebabkan oleh penggunaan
pembalut

wanita

yang

berkualitas

buruk. Adapun

penelitian

lain

menyatakan bahwa terdapat 62 % infeksi vagina disebabkan penggunaan


pembalut

berkualitas

rendah.

Menurut

penelitian

Viroj

Wiwanitkit

menyatakan bahwa wanita usia 38 tahun mengalami gatal-gatal dan


sensasi terbakar di bagian perinealnya pada saat memakai pembalut
biasa. Penelitian lain tentang pembalut herbal dilakukan oleh Sri Daryani
menyatakan bahwa pembalut herbal efektif untuk menurunkan agen
infeksius bakteri. Penelitian lain tentang pembalut herbal dilakukan oleh
Health Sciences Authority di Singapura menyatakan FC-Bio Sanitary Pad
tidak mengandung racun di dalamnya.(4,33,34)
Hal ini dikarenakan pada pembalut biasa terdapat 107 bakteri per
millimeter persegi, yang biasa menjadi sumber sarang pertumbuhan
bakteri merugikan, selain itu proses pembuatan pembalut biasa melalui
proses daur ulang kertas bekas yang diproses dengan bahan kimia.
Sehingga saat sedang haid dan memakai pembalut biasa, tanpa disadari

43

cairan yang sudah diserap oleh pembalut biasa yang sudah tercampur
dengan kimia dan bercampur dengan bahan yang tidak steril dari
pembalut biasa. Dan saat seorang wanita duduk tanpa disadari maka
cairan kotor dari pembalut akan keluar kembali karena terkena tekanan
dan naik ke atas atau masuk kembali ke organ kewanitaan. Hal ini yang
akan menyebabkan infeksi dan masalah kewanitaan. Sedangkan
pembalut herbal terbuat dari kapas asli, tidak mengandung dioksin
mengandung 17 macam herbal, sebagai antiseptic dan mengatasi
masalah kewanitaan.(34)
Pembalut biasa adalah termasuk produk cepat saji dan produk
sekali pakai. Adapun merek pembalut biasa yang banyak dijual dipasaran
yaitu laurier, wishper, softex, charm, kotex, hers protex, honeysoft.

(35)

Pembalut herbal adalah pembalut yang terbuat dari 100 % kapas


asli tanpa daur ulang dan tidak mengandung dioksin. Adapun merek
pembalut herbal yaitu pembalut avail, pembalut anion Love moon,
pembalut hibis, pembalut IN3, pembalut natesh, pembalut Sco dan
beberapa mereka lainnya.(36,37)
Ada

beberapa

masalah

wanita

yang

ditemukan

akibat

mengggunakan pembalut biasa. Berikut efek samping atau gangguan


yang disebabkan oleh pembalut biasa, antara lain : (38)
a. Yang paling penting yang harus diketahui adalah pembalut ini
mengandung gel selulosa dan bukan kapas yang dapat menyebabkan

44

terjadinya infeksi. Peringatan itu sebelumnya menyatakan bahwa gel


dalam pembalut ini dapat menyebabkan kanker serviks juga yang
merupakan masalah umum wanita.
b. Efek samping lain dari pembalut biasa adalah jika dipakai selama lebih
dari tiga jam dapat menyebabkan benjolan pada daerah vagina yang
menyebabkan iritasi dan infeksi lainnya.
c. Pembalut biasa mengandung dua jenis bahan kimia seperti dioxin dan
rayon yang sama-sama berbahaya bagi seorang wanita. Proses
pemutihan yang dilakukan pada pembalut biasa merupakan racun bagi
kekebalan tubuh dan sistem reproduksi.
Beberapa masalah kewanitaan yang ditimbulkan oleh pemakaian
pembalut biasa diantaranya : (39)
1. Menstruasi yang menyakitkan (dismenore)
2. Masalah kewanitaan :
a. Infeksi pada vagina
b. Bau yang tidak sedap
c. Keputihan
d. Gatal-gatal pada bagian kewanitaan
e. Haid yang tidak teratur
Berdasarkan uji statistic diperoleh pengaruh yang bermakna antara
penggunaan pembalut biasa dan pembalut herbal terhadap gangguan
kesehatan reproduksi wanita di kalangan mahasiswi Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia (p = 0,001). Dengan demikian penelitian ini
menolak Ho yaitu tidak ada pengaruh penggunaan pembalut biasa dan
pembalut herbal terhadap gangguan kesehatan reproduksi wanita dan
menerima Ha yaitu ada pengaruh penggunaan pembalut biasa dan

45

pembalut herbal terhadap gangguan kesehatan reproduksi wanita dimana


penggunaan pembalut biasa bisa menyebabkan gangguan kesehatan
reproduksi

wanita

sedangkan

penggunaan

pembalut

herbal

tidak

menyebabkan gangguan kesehatan reproduksi wanita dan bersifat kuratif


terhadap gangguan kesehatan reproduksi wanita.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1

KESIMPULAN
46

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Fakultas Kedokteran


Universitas Muslim Indonesia, maka dapat ditarik kesimpulan :
1. Jumlah mahasiswi yang memakai pembalut biasa adalah 71 orang
(87,7%).
2. Jumlah mahasiswi yang memakai pembalut herbal adalah 10 orang
(12,3 %)
3. Jumlah mahasisiwi yang mengalami gangguan akibat penggunaan
pembalut biasa adalah 38 orang (53,5%)
4. Jumlah mahasiswi yang mengalami gangguan akibat penggunaan
pembalut herbal adalah 0
5. Gangguan-gangguan kesehatan

reproduksi

yang

terjadi

akibat

penggunaan pembalut biasa adalah gatal-gatal, infeksi dan iritasi.


Terdapat 26 orang (36,6 %) mahasisiwi yang mengalami gatal-gatal,
terdapat 6 orang (8,45 %) mahasiswi yang mengalami infeksi, dan
terdapat 25 orang (35,2 % ) mahasiswi yang mengalami iritasi akibat
penggunaan pembalut biasa.
6. Tidak terdapat mahasiswi yang mengalami gangguan kesehatan
reproduksi seperti gatal-gatal, infeksi, dan iritasi akibat penggunaan
pembalut herbal.
6.2 SARAN
1. Sebaiknya seluruh wanita lebih waspada dalam pemilihan jenis
pembalut agar tidak terjadi gangguan kesehatan reproduksi
2. Sebaiknya wanita lebih memilih pembalut yang sehat atau herbal
daripada pembalut biasa yang banyak mengandung zat kimia dan
dapat menyebabkan gangguan reproduksi.

47

3. Sebaiknya

para

wanita

lebih

menjaga

kesehatan

organ

reproduksinya terutama dalam hal penggunaan pembalut pada saat


haid agar tetap sehat dan tidak ada gangguan
4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang

pengaruh

penggunaan pembalut biasa dan pembalut herbal terhadap


gangguan kesehatan reproduksi wanita agar mengetahui gangguan
yang lebih parah akibat penggunaan pembalut tersebut.
5. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang

pengaruh

penggunaan pembalut biasa dan pembalut herbal terhadap


gangguan kesehatan reproduksi wanita agar mengetahui zat-zat
yang terkandung di dalamnya.

6.3 KENDALA
Selama masa penelitian, peneliti mengalami beberapa kendala
yang cukup sulit diatasi, antara lain :
1. Kurangnya kepustakaan yang didapatkan tentang pembalut biasa
dan pembalut herbal serta gangguan kesehatan reproduksi yang
terjadi
2. Jumlah peneliti tidak sebanding dengan jumlah sampel, sehingga
cukup sulit untuk membagikan kuesioner sekaligus
Apabila penelitian ini dikembangkan, diharapkan peneliti lain dapat
menjadikan kendala-kendala yang telah disebutkan diatas sebagai bahan
pembelajaran sehingga dapat menutupi berbagai kekurangan pada
penelitian ini.

48

DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.

5.
6.
7.
8.
9.
10.

Putra. M. G. B. A. Perilaku Memilih Produk Pembalut Wanita Antara


Ibu Denga Remaja Putri Ditinjau Dari Status Pernikahan Dan
Tingkat Pendidikan [pdf]. Surabaya : Universitas Airlangga.
Novita. M. 2010. Menstruasi[pdf].Medan : Universitas Sumatera
Utara.
Sanusi. R. S. 2009. Hak dan Kesehatan Reproduksi Serta
Permasalahannya di Indonesia [pdf]. Medan : Universitas Sumatera
Utara.
Daryani. S. 2010. Efektifitas Pemakaian Pembalut Wanita Herbal
Terhadap Penurunan Agen Infeksius Bakteri Pada Wanita Pekerja
Seks Di Lokalisasi Kelurahan Sukosari Kecamatan Bawen
Semarang [pdf]. Semarang: Universitas Diponegoro.
Nasution. S. 2013. Pembalut Wanita [pdf]. Medan : Universitas
Sumatera Utara.
Julina. 2012. Analisis Perilaku Konsumen Perempuan Terhadap
Kesehatan Reproduksi dan Perilaku Penggunaan Pembalut
[pdf].Riau : Universitas Islam Negeri
Nadia.
2013.
Pembalut
Avail.
(Online),
(http://www.pembalutavail.com/pembalut-herbal-avail/.html. diakses
10 Desember 2013).
Desi. 2011. Memilih dan Menggunakan Pembalut Berkualitas,
Kenapa?.(Online), (http://thespiritpreneur.wordpress.com/kenapapembalut-berkualitas/.html. diakses 10 Desember 2013).
Aexa. 2012. Avail Pembalut Herbal Masa Kini. (Online),
(http://availexa.com. diakses 10 Desember 2013).
Aqil. A. I. 2012. Ada Apakah Dengan Pembalut Bergel?.(Online),
(http://alviyah29.wordpress.com/2012/11/24/.html. 10 Desember
2013).

49

11.

12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.

Rahmatika. D. 2011. Pengaruh pengetahuan dan sikap tentang


personal hygiene menstruasi terhadap tindakan personal hygiene
remaja puteri pada saat menstruasi [pdf].Medan : Universitas
Sumatera Utara
Hartati. Y. 2010. Pembalut Kain, Pembalut Sehat. (Online),
(http://yennihartati.wordpress.com/2010/12/01/pembalut-kainpembalut-sehat/.html. diakses 10 Desember 2013).
Sawitri. 2011. Menspad Night Baby Oz Sweet Bird Black.(Online),
(http://www.clothdiapersmania.com. diakses 10 Desember 2013).
Marpaung. R. 2011. Kesehatan [pdf].Medan : Universitas Sumatera
Utara.
Lestari. Y. 2010. Perilaku Kesehatan Reproduksi Pada Perokok
Wanita di Kota Surakarta [pdf]. Surakarta : Universitas Sebelas
Maret.
Harahap. D. J. 2003. Kesehatan Reproduksi [pdf]. Medan :
Universitas Sumatera Utara
Seksualitasnet. 2013. Kesehatan Reproduksi Wanita. (Online),
(http://www.seksualitas.net/g-spot-dan-kesehatan-reproduksiwanita.html. diakses 15 Desember 2013).
Amelia. R. 2010. Tinjauan Pustaka Tentang Remaja [pdf]. Medan :
Universitas Sumatera Utara.
Alfyan. M. T. 2011. Tinjauan Pustaka Tentang Remaja [pdf].
Medan : Universitas Sumatera Utara.
Pertiwi.
K.
R.
Kesehatan
Reproduksi
Remaja
dan
Permasalahannya [pdf].Yogyakarta : Jurusan Pendidikan Biologi
FMIPA UNY.
Adrian. I. 2008. Tinjauan Pustaka Tentang Pengaruh [pdf].
Maksum. A. 2013. Pembalut Wanita Anion. (Online),
(http://www.pembalutwanita.org. diakses 20 Februari 2014).
Nasution. SM. 2013. Dampak Pembalut Wanita Mengandung Klorin
Terhadap Kesehatan Reproduksi [pdf]. Medan : Universitas
Sumatera Utara
Sekar.N. 2011. Tiga Faktor Yang Membuat Ribet Saat Menstruasi.
(Online), (http://lebihadari.com/kesehatan/3-faktor-yang-membuatribet-saat menstruasi/.html. diakses 20 Februari 2014).
Rizqi.
2012.
Menstruasi
Anda
Bermasalah.
(Online),
(http://www.eastjava.com.diakses 20 Februari 2014).
Avail.
2012.
Bahaya
Pembalut
Biasa.
(Online),
(http://www.pembalutherbalonline.wordpress.com. diakses 27 April
2014).
Evanes. 2012. Pembalut Berdioksin Beredar di Pasaran. (Online),
(http://evasoftnesv.wordpress.com. diakses 01 Mei 2014).
FAQ. 2011. Vaginitis. American Collage of Obstetricians and
Gynecologist
Rahmatika. D. 2011. Kanker Serviks [pdf]. Medan : Universitas
Sumatera Utara.

50

30.
31.
32.
33.

Erin. J. 2014. What Are The Signs of An Alergic Reaction to Pads?,


(online). (http://www.wisegeekhealth.com/what-are-the-signs-of-anallergic-reaction-to-pads.html diakses 03 Mei 2014)
Al-Jabri. K. 2009. Endometriosis at Caesarian Section Scar. Oman
Medical Journal volume 24, Issue 4
Evita.W. 2014. Hubungan Karakteristik Pasien terhadap Kejadian
Mioma Uteri Adenomyosis [pdf].Pontianak : Universitas Tanjung
Pura
Wiwanitkit V. 2009. Sanitary Pad Dermatitis. Indian Journal of
Dermatology

34.

Avail.
2013.
Pembalut
Herbal,
(online).
(http://www.pembalutherbal.net diakses 26 November 2014)

35.

Wibisono. M. Analisis Pengaruh Brand Strategy dan Brand Equity


Terhadap Consumer Response [pdf]. Semarang : Universitas
Diponegoro

36.

Anjalin
L.
IN3
Bio
Sanitary
Pad,
(online),
(http://stokisin3.com/produk/in3-bio-sanitary-pad.html, diakses 26
November 2014)

37.

Vemale. 2013. Pembalut Anion dan Herbal Lebih Baik dibanding


Pembalut
Biasa?,
(online),
(http://www.vemale.com/kesehatan/44181-pembalut-anion-herballebih-baik-dibanding-pembalut-biasa.html, diakses 26 november
2014)

38.

Baptiste.D. 2011. Is your sanitary Napkin Harmful?(online),


(http://www.bloodsky.com/health/disorder-cure/2011/side-effectsanitary-napkin-tampon-210311-aid104.html, diakses 26 november
2014)

39.

Crystal. 2012. Akibat Pemakaian Pembalut Biasa, (online).


(http://www.crystalxasia.com/akibat-pemakaian-pembalutbiasa.html, diakses 26 november 2014)

51

LAMPIRAN

Lampiran 1
Data Hasil Penelitian dalam SPSS 20 dan Microsoft Excel
1. Tabel Chi-Square
Case Processing Summary
Cases
Valid
Missing
Total
N
Percent N
Percent N
pembalut
*
81
100.0% 0
0.0%
81
gangguan

pembalut * gangguan Crosstabulation


Count
Gangguan
Ada
tidak ada
Biasa
38 (53,5 %) 33 (46,5 %)
Pembalut
Herbal 0
10 (100 %)
Total
38
43

Percent
100.0%

Total
71 (87,7 %)
10 (12,3 %)
81 (100 %)

52

Chi-Square Tests
Value

Df

Asymp. Sig. Exact


(2-sided)

Sig. Exact

(2-sided)

Sig.
(1sided)

Pearson Chi-Square
Continuity
Correctionb
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear

10.082

.001

8.047

.005

13.907

.000
.001

.001

9.957
1
.002
Association
N of Valid Cases
81
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 4.69.
b. Computed only for a 2x2 table

Lampiran 2
Data Induk Penelitian dengan Menggunakan Microsoft Excel
1.Tabel gangguan-gangguan akibat penggunaan pembalut biasa

53

No

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

Nama
Responden
NFS
WIM
LTH
NNK
DZH
GH
MR
AO
AIN
R
RH
AB
AL
FRA
SSA
AS
A
W
I
ATA
PSH
NHW
NAM
TM
SD
IAM
E
M
AS
Y
M
AM
DPA
XH
A
BI
SS
W
FEP
AR

Jenis Gangguan akibat penggunaan pembalut


biasa
Gatal
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0

Infeksi
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0

Iritasi
1
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
54

41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71

S
WY
NA
RA
R
AA
ML
RK
RW
I
A
FN
N
D
D
O
TP
S
S
JS
AIKP
Y
A
IPS
RFA
HCH
RA
IS
WW
NR
R

1
1
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
Total:26
(36,6%)

0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
Total: 6 (8,45%)

1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
Total:25(35,2%
)

2. Tabel Gangguan - Gangguan Akibat Penggunaan Pembalut Herbal


No

Nama
Responden

Jenis gangguan akibat penggunaan pembalut


herbal
Gatal
Infeksi
Iritasi

55

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

A
FA
MS
E
FFM
NIR
NH
H
SF
AM

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
TOTAL:
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
TOTAL:
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
TOTAL:
0

Lampiran 3

KUESIONER PENELITIAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
56

ANGKATAN 2011
PEMBALUT BIASA
Nama :
Umur :
Pertanyaan :
1. Apakah anda memakai pembalut biasa pada saat haid ? (Jika ya,
sudah berapa lama)?
a. Ya,
b. Tidak
2. Jika ya, apakah ada gangguan yang biasa anda rasakan akibat
memakai pembalut biasa?
a. Ya
b. Tidak
3. Jika ya, apakah anda sering merasakan gatal-gatal pada organ
reproduksi saat memakai pembalut biasa ?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah anda pernah mengalami infeksi pada organ reproduksi akibat
memakai pembalut biasa?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah anda pernah mengalami iritasi pada organ reproduksi akibat

6.
7.
8.
9.

memakai pembalut biasa?


a. Ya
b. Tidak
Apakah anda sering mengganti pembalut dalam sehari ?
a. Ya
b. Tidak
Jika ya, apakah anda mengganti pembalut satu kali dalam sehari?
a. Ya
b. Tidak
Apakah anda mengganti pembalut dua kali dalam sehari ?
a. Ya
b. Tidak
Apakah anda mengganti pembalut tiga kali dalam sehari ?
a. Ya

57

b. Tidak
10. Apakah anda mengganti pembalut empat kali atau lebih dalam sehari ?
a. Ya
b. Tidak

KUESIONER PENELITIAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANGKATAN 2011
PEMBALUT HERBAL
Nama :
Umur :
Pertanyaan :
1. Apakah anda memakai pembalut herbal pada saat haid? (jika ya,
sudah berapa lama) ?
a. Ya,
b. Tidak
2. Apakah ada gangguan yang anda rasakan akibat memakai pembalut
herbal?
a. Ya
b. Tidak
3. Jika ya, apakah anda sering merasakan gatal-gatal pada organ
reproduksi akibat memakai pembalut herbal?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah anda pernah mengalami infeksi pada organ reproduksi akibat
memakai pembalut herbal ?
a. Ya
b. Tidak

58

5. Apakah anda pernah mengalami iritasi pada organ reproduksi akibat


memakai pembalut herbal?
a. Ya
b. Tidak
6. Apakah anda sering mengganti pembalut dalam sehari ?
a. Ya
b. Tidak
7. Jika ya, apakah anda mengganti pembalut satu kali dalam sehari ?
a. Ya
b. Tidak
8. Apakah anda mengganti pembalut dua kali dalam sehari ?
a. Ya
b. Tidak
9. Apakah anda mengganti pembalut tiga kali dalam sehari ?
a. Ya
b. Tidak
10. Apakah anda mengganti pembalut empat kali atau lebih dalam sehari ?
a. Ya
b. Tidak

Lampiran 4
Surat Penyampaian Jadwal Presentasi/Ujian Proposal Karya Tulis
Ilmiah

59

Lampiran 5
Surat Izin Penelitian

60

Lampiran 6
Surat Penyampaian Jadwal Presentasi/Ujian Hasil Karya Tulis Ilmiah

61

Lampiran 7
Biodata Penulis
62

1. Identitas
Nama Lengkap
NIM
Tempat/tanggal Lahir
Alamat
Telepon
Suku bangsa
Hobby

: Nur Qalbi Ramadhani


: 1102110061
: Makassar, 10 Maret 1993
: Jl. Keamanan No. 17
: 081241794335
: Bugis
: Membaca

2. Riwayat Pendidikan
Tahun 1997-1999
Tahun 1999-2005
Tahun 2005-2008
Tahun 2008-2011
Tahun 2011- Sekarang

: TK AISYIAH
: SDN Bawakaraeng III Makassar
: SMPN 04 Makassar
: SMAN 05 Makassar
: Fakultas Kedokteran UMI Makassar

3. Riwayat Organisasi
Tahun 2012-Sekarang

Biodata Penulis

63

1. Identitas
Nama Lengkap
NIM
Tempat/tanggal Lahir
Alamat
Telepon
Suku bangsa
Hobby

: Emelda Sugiarti
: 1102110037
: Kotabaru / 25 November 1992
: Jl. Raya Stagen KM.5 Kotabaru Kal-Sel
: HP (081953235878)
: Banjar
:

2. Riwayat Pendidikan
Tahun 1996-1998
Tahun 1998-2004
Tahun 2004-2007
Tahun 2007-2010
Tahun 2011-Sekarang

: TK Negeri Pembina Kotabaru


: SD Negeri 2 Semayap Kotabaru
: SMP Negeri 1 Kotabaru
: SMA Negeri 2 Kotabaru
: Fakultas Kedokteran UMI Makassar

3. Riwayat Organisasi
Tahun 2012-Sekarang

64

Anda mungkin juga menyukai