Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tanpa pertolongan-Nya mungkin tidak akan
sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dalam makalah ini dibahas tentang NERACA PEMBAYARAN, KURS VALUTA
ASING DAN KEGIATAN PEREKONOMIAN TERBUKA, sebagai bahan tambahan
pengetahuan mengenai neraca keuangan yang mengemukakan data mengenai perdagangan
luar negeri. Dijelaskan pula mengenai penentuan kurs pertukaran. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca dan dapat memberikan wawasan yang lebih luas.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan semua
pihak yang telah banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan. Oleh karena
itu penyusun sangat mengharapkan masukan dari pembaca baik berupa saran maupun
kritikan yang sifatnya membangun. Sehingga kedepannya penyusun bisa membuat makalah
yang lebih baik lagi.

Yogyakarta, 03 Mei 2015

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ekonomi Internasional adalah salah satu bagian dari ilmu ekonomi yang sangat
menarik untuk dipelajari dan dianalisis. Karena ekonomi internasional mempelajari dan
menganalisis tentang transaksi dan permasalahan ekonomi internasional (ekspor dan impor)
dimana salah satu permasalahan yang dihadapi dalam ekonomi internasional yaitu mengenai
neraca pembayaran internasional. Neraca pembayaran merupakan suatu catatan sistematis
mengenai transaksi ekonomi antara penduduk suatu negara dan penduduk negara lainnya
dalam suatu periode tertentu.
Dalam perencanaan dan pelaksanaan kebijaksanaan neraca pembayaran

perlu

dipegang,dengan teguh seluruh asas nasional, terutama asas kemandirian, yaitu bahwa
pembangunan nasional berlandaskan pada kepercayaan akan kemampuan dan kekuatan
sendiri, serta bersendikan pada kepribadian bangsa. Untuk itu, seluruh sumber kekuatan
nasional,baik yang efektif maupun potensial, didayagunakan dan dilaksanakan dengan
memperhatikan seluruh faktor dominan yang dapat mempengaruhi lancarnya pencapaian
sasaran pembangunan.
Seiring dengan perkembangan bisnis internasional yang maju ini, serta semakin
ketatnya persaingan di dalam dunia bisnis di era globalisasi ini, didukung dengan kondisi
perekonomian Asia dalam mempersiapkan Asean Free Trade, transaksi-transaksi yang terjadi
di setiap negara terus mengalir berupa in-flow ataupun out-flow. Kondisi tersebut
mengakibatkan persaingan antara penduduk satu negara dengan negara lain untuk
menciptakan kelancaran aliran dana masuk dari negara lain agar lebih tinggi jika
dibandingkan dengan aliran dana keluar dari negaranya.
Neraca pembayaran dapat dijadikan ukuran untuk mengukur seberapa besar arus dana
internasional yang masuk dan keluar dari negara tersebut. Hal tersebut menjadikan semakin
pentingnya neraca pembayaran bagi negara, dimana dana yang masuk dan keluar dapat
dihitung dengan seimbang karena sifatnya yang sebagai potret keuangan atau kinerja
keuangan yang dapat menggambarkan transaksi ekonomi penduduk suatu negara dengan
penduduk negara lain pada satu periode tertentu.
Neraca pembayaran di Indonesia memiliki peranan yang sangat penting dalam
pengelolaan ekonomi makro Indonesia, yang selain dapat dijadikan sebagai tolok ukur dalam

mengukur kemampuan suatu perekonomian nasional dalam menopang transaksi-transaksi


internasional, terutama yang berhubungan dengan kewajiban pembayaran utang dan transaksi
ekspor-impor, neraca pembayaran juga merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi
tindakan para pelaku pasar, beserta sejumlah besaran yang ada di dalamnya, seperti transaksi
ekspor dan impor barang dan jasa itu sendiri, yang memiliki peranan prnting dalam
pembentukan produk domestik bruto. Oleh karena itu, sektor ini merupakan sektor yang
memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya mendorong perbaikan ekonomi di dalam
negeri.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan ulasan yang telah disampaikan pada sub bagian latar belakang, rumusan
masalah dapat dituliskan sebagai berikut:
1. Apa definisi dari neraca pembayaran?
2. Apa saja bentuk dasar neraca pembayaran?
3. Bagaimana defisit dan surplus dalam neraca pembayaran?
4. Bagaimana sistem kurs tetap dan berubah bebas?
5. Bagaimana bentuk masalah ekonomi dalam perekonomian terbuka?
6. Bagaimana kebijakan pemerintah dalam perekonomian terbuka?
C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui mengenai neraca perdagangan.
2.

Dapat mengetahui mengenai perdagangan ekspor impor dan aliran keluar dan dana modal
kesuatu Negara.

3. Dapat mengetahui penentuan kurs pertukaran diantara sesuatu mata uang.


D. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini antaralain:
1. Bahan tambahan pengetahuan mengenai bentuk dasar neraca pembayaran, sistem kurs tetap
2.

dan berubah bebas, dan kebijakan pemerintah dalam ekonomi terbuka.


Pengetahuan mengenai masalah-masalah yang dihadapi dalam perekonomian terbuka dan
solusinya.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran, atau balance of payment merupakan ringkasan yang disusun
secara sistematis untuk seluruh transaksi ekonomi dari suatu negara dengan negara lainnya
selama periode tertentu, biasanya dalam kurun waktu satu tahun. Neraca pembayaran disusun
berdasarkan sistem pencatatan ganda, atau double entry-bookkeeping. Setiap transaksi yang
dicatat sebagai kredit diimbangi dengan transaksi yang dicatat sebagai debit atau sebaliknya.
Transaksi yang menghasilkan devisa atau mata uang asing dicatat sebagai kredit dan
diberi tanda positif. Sebaliknya transaksi yang mengeluarkan mata uang asing dicatat sebagai
debit dan diberi tanda negatif. Dengan memakai sistem pencatatan ganda, maka jumlah antara
kredit dan debit akan sama dengan nol. Walaupun pada kenyataannya neraca pembayaran
mungkin tidak sama dengan nol.
Neraca perdagangan dan neraca pembayaran sering menjadi faktor yang dapat
mendorong naik atau turunnya kurs mata uang suatu negara. Kenaikan atau surplus dari
neraca perdagangan dan neraca pembayaran akan diinterpretasikan sebagai indikasi awal
kemungkinan terjadinya apresiasi suatu mata uang. Sebaliknya penurunan atau defisit neraca
perdagangan dan neraca pembayaran akan diterjemahkan sebagai indikasi awalnya terjadi
depresiasi mata uang suatu negara. Dengan adanya neraca pembayaran ini dapat diketahui
kapan suatu negara mengalami surplus maupun defisit.
Laporan neraca pembayaran terdiri dari beberapa komponen utama. Adapun
komponen neraca pembayaran yang banyak menjadi perhatian para pelaku perdagangan mata
uang asing adalah rekening berjalan, rekening modal dan rekening cadangan resmi.
B. Bentuk Dasar Neraca Pembayaran
Neraca (Balance Sheet) adalah suatu daftar yang menggambarkan ringkasan kekayaan
(Harta), Kewaiban (Hutang), dan Modal suatu perusahaan pada saat tertentu.
Bentuk dasar neraca berasal dari PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI yaitu :
HARTA =

HUTANG + MODAL

Jadi, dalam menyususn neraca, isinya harus memenuhi 3 klasifikasi utama yaitu
Harta, Hutang dan Modal. untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang posisi

keuangan perusahaan, sebaiknya neraca harus disusun secara sistematis. Umumnya, pada
perusahaan jasa susunan neraca diklasifikasikan sebagai berikut :
1.

Harta (Aktiva), adalah kekayaan perusahaan yang mempunyai bentuk (berwujud) maupun
tidak berwujud (berupa hak) yang dinilai dengan uang. Unsur unsurnya sebagai berikut :

a.

Harta Lancar (Current Assets)


Penggolongan Harta/Aktiva disesuaikan dengan jangka waktu yang diperlukan oleh Harta
yang bersangkutan untuk beralih kembali dalam bentuk uang. Bagi yang berjangka waktu
satu tahun atau kurang, harta itu dikelompokkan sebagai Harta Lancar (Current Assets).

b. Penanaman Modal Jangka panjang (Long-Term Investment)


Yaitu penanaman modal dalam surat berharga yang jangka waktunya panjang (melebihi satu
tahun). Seringkali disebut sebagai penyertaan dalam perusahaan lain maupun anak atau
cabang perusahaan.
c.

Harta Tetap (Fixed Assets/ Plant and Equipment)


Yaitu harta berwujud yang digunakan perusahaan dalam kegiatannya, yang bersifat permanen
dan tidak untuk diperdagangkan. Harta tersebut kecuali Tanah (Land). Dari waktu ke waktu
nilainya semakin berkurang sesuai umur ekonomi dan teknisnya. Karena nilainya berkurang,
maka dalam neraca pada akhir periode akuntansi harta tersebut harus dikurangi penyusutan
atau depresiasi (Depreciation). Contoh harta tetap : Peralatan (Equipment), Gedung
(Building) dan Tanah (Land).

d. Harta Tidak Berwujud (Intangible Assets)


Yaitu suatu harta yang mengungkapkan hak hokum dalam jangka waktu panjang, sifatnya
tidak berwujud. Contohnya : Hak Paten (Patent), Hak Cipta (Copy Right), Merk Dagang
(Trade Mark), dan Good will. Sama halnya seperti aktiva/ harta tetap nilainya dari waktu ke
waktu akan berkurang. Pengurangan nilai manfaat dari harta tidak berwujud disebut
Amortisasi (Amortization).
e.

Beban/biaya yang ditangguhkan (Deffered Charge)

2. Kewajiban/ Hutang (Liabilities), adalah merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain
yang harus diselesaikan pada saatnya. Penyelesaian atau pembayaran hutang dilakukan
dengan menggunakan kekayaan perusahaan yang ada, dapat dilakukan dengan memberikan
uang tunai, barang maupun jasa.
a.

Hutang Lancar (Current Liabilities), adalah hutang hutang jangka pendek, yaitu kurang
dari satu tahun, yang harus dibayar menggunakan harta lancar.

b.

Hasil yang diterima dimuka (Defered Income), adalah penerimaan yang telah dipeperoleh
perusahaan dengan diikuti adanya kewajiban untuk menyerahkan barang atau jasa pada

periode mendatang. Hasil yang diterima dimuka dicatat di sebelah kredit neraca, dan baru
benar-benar dinyatakan sebagai pendapatan perusahaan setelah kewajibannya diselesaikan.
c.

Hutang Jangka Panjang(Long-Term Liabilities), adalah kewajiban perusahaan yang harus


dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu tahun.

d.

Hutang Jangka Panjang Lainnya, adalah berupa kewajiban perusaah yang terjadi karena
adanya pinjaman seperti : Kredit Investasi, Kredit Modal Kerja Permanen dan sebagainya.

3.

Modal (Capital), adalah selisih antara Harta dan Hutang, yang merupakan kewajiban
perusahaan kepada para pemilik, pada perusahaan perseorangan, modal dinyatakan dalam
perkiraan modal pemiliknya itu sendiri. Dalam perusahaan yang berbentuk CV atau Firma
(Partnership) modal dinyatakan pada perkiraan modal masing masing anggota. Sedangkan
dalam perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas, Modal terdiri dari :

a.

Modal yang disetor (Paid in - Capital), yaitu jumlah uang yang disetorkan oleh pemegang
saham, baik Pemegang Saham Biasa (Common Stock) maupun Saham Istimewa/Preferen
(Preferred Stock). Yang dicantumkan dalam neraca adalah sejumlah modal yang disetor.

b.

Cadangan (Reserve), yaitu penyisihan dari keuntungan bersih perusahaan setelah Pajak
Penghasilan. Pembentukan Cadangan diperlukan untuk berbagai tujuan perusahaan,
misalnya saja untuk : Cadangan Pembayaran Hutang, cadangan ekspansi, cadangan pensiun
karyawan cadangan social dan lain lain.

c.

Laba Tidak Dibagi atau Saldo Laba yang ditahan (Retained Earnings), yaitu merupakan
kumpulan laba tahun tahun sebelumnya, yaitu laba bersih setelah dipotong pajak
penghasilan dikurangi pembayaran dividen, cadangan dan lain lain.

C. Defisit dan Surplus Dalam Neraca Pembayaran


Neraca Pembayaran defisit, terjadi apabila jumlah pembayaran lebih besar daripada
jumlah penerimaan (transaksi kredit < transaksi debet). Suatu Negara jika mengalami
kelebihan impor dan kelebihan tersebut ditutup dengan menambah pinjaman akomodatif dan
mengurangi cadangan (stok) nasional maka Negara tersebut sedang mengalami defisit total.
Pembayaran defisit dapat juga dilakukan dengan meminjam dari bank sentral luar negeri,
Neraca pembayaran surplus, adalah apabila jumlah penerimaan lebih besar daripada
jumlah pembayaran/ utang (transaksi kredit> transaksi debet). Jika BOP surplus, bank sentral
dapat membayar utang luar negerinya atau memperoleh aset cadangan tambahan dari luar
negeri. Neraca Pembayaran seimbang, adalah apabila jumlah pembayaran atau utang sama
dengan jumlah penerimaan (transaksi kredit = transaksi debet).
D. Sistem Kurs Tetap dan Berubah Bebas

1. Sistem Kurs Tetap (Fixed Exchange Rate System)


Pada sistem ini, kurs ditetapkan oleh pemerintah. Misalnya, pemerintah menetapkan
bahwa US $ 1 = Rp 8.000,- dan 1 yen = Rp 5.000,-. Akan tetapi, pada kenyataannya
walaupun kurs sudah ditetapkan pemerintah, kurs masih mengalami perubahan. Perubahan
kurs tersebut terjadi karena adanya perubahan kekuatan permintaan dan penawaran. Kadang
terjadi kelebihan permintaan dan kadang terjadi kelebihan penawaran. Agar kurs berada di
tingkat yang sudah ditetapkan, pemerintah harus meredam efek dari kelebihan permintaan
atau penawaran tersebut.
Jika terjadi kelebihan permintaan, pemerintah akan menjual persediaan mata uang
untuk memenuhi kelebihan permintaan tersebut. Dan, bila terjadi kelebihan penawaran,
pemerintah akan membeli kelebihan penawaran tersebut. Perhatikan grafik berikut:

Pada awalnya, pemerintah menetapkan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar
Amerika adalah US $ 1 = Rp 8.000,-. Karena impor barang dari Amerika meningkat maka
permintaan terhadap dolar Amerika juga meningkat, dari Q0 menjadi Q1 yang akhirnya
membuat kurva permintaan bergeser dari D0 ke D1. Apabila pemerintah tidak campur tangan
maka akan terbentuk tingkat kurs yang baru sebesar E1. Oleh karena itu, agar tingkat kurs
tetap pada US $ 1 = Rp 8.000,- maka pemerintah (melalui Bank Sentral) akan menjual
cadangan dolar Amerika sehingga kurva penawaran dolar Amerika akan bergeser ke kanan
dari E1. dan terbentuklah tingkat kurs yang besarnya sama dengan tingkat semula yakni US $
1 = Rp 8.000,-.
2. Sistem Kurs Mengambang Bebas (Freely Floating Exchange Rate System)
Pada sistem ini, kurs bebas bergerak naik turun tanpa adanya campur tangan
pemerintah. Kurs bergerak naik turun sesuai dengan kekuatan tarik menarik antara
permintaan dan penawaran. Sistem kurs bebas disebut juga dengan istilah Sistem Kurs
Mengambang. Selanjutnya, perhatikan grafik berikut:

Pada awalnya, tingkat kurs yang terjadi adalah di titik E0 sebagai titik keseimbangan.
Bila impor terhadap barang-barang Amerika meningkat, maka permintaan terhadap dolar
Amerika untuk membayar impor juga meningkat, sehingga kurva permintaan dari D0 akan
bergeser ke D1. Hal itu mengakibatkan kurs keseimbangan bergeser ke E1. Pada titik E1,
nilai tukar rupiah adalah Rp 7.000,- per dolar AS atau US $ 1 = Rp 7.000,-. Maka, dikatakan
bahwa nilai dolar Amerika telah mengalami peningkatan (apresiasi) terhadap rupiah, karena
sebelumnya 1 dolar Amerika hanya senilai Rp 6.000,- (titik E0).
Sebaliknya, bila impor terhadap barang-barang Amerika menurun maka permintaan
terhadap dolar Amerika juga menurun yang pada akhirnya akan menggeser kurva permintaan
dari D0 menjadi D2. Akibatnya, tingkat kurs keseimbangan bergeser ke titik E2 yaitu US $ 1
= Rp 5.000,-. Ini berarti nilai dolar Amerika mengalami penurunan (depresiasi) terhadap
rupiah. Yang perlu diingat dalam sistem kurs bebas adalah bahwa berapa pun harga
keseimbangan (baik pada E0, E1, atau E2), maka jumlah devisa yang diperjualbelikan
merupakan jumlah keseimbangan, yakni jumlah yang diminta = jumlah yang ditawarkan.
Kebaikan dari sistem mengambang kurs bebas adalah:
1) Pemerintah tidak perlu menyediakan cadangan devisa untuk mengendalikan kurs.
2) Tidak ada pasar gelap yang memanfaatkan perbedaan tingkat kurs.
3)

Tidak ada defisit atau surplus neraca pembayaran karena mekanisme pasar akan segera
menyeimbangkan defisit dan surplus menjadi neraca pembayaran yang seimbang.
Adapun keburukan dari sistem kurs bebas adalah kurs mudah sekali berubah-ubah,
sehingga menimbulkan ketidakpastian transaksi ekspor, impor dan transaksi-transaksi lain
yang berkaitan dengan mata uang asing.

E. Bentuk Masalah Ekonomi Dalam Perekonomian Terbuka

Dalam perekonomian terbuka, masalah yang dihadapi suatu negara menjadi lebih
rumit, dan kebijakan yang perlu dirumuskan dan diiaksanakan pemerintah perlu difikirkan
dengan lebih baik. Dalam perekonomian tertutup hanya dua masalah yang perlu difikirkan
pemeriatah dalam merumuskan kebijakan ekonomi, yakni masalah pengangguran dan
masalah inflasi. Dalam perekonomian terbuka, di samping memperhatikan masalah tersebut
harus pula diperhatikan efek dari kebijakan pemerintah yang dirumuskan terhadap neraca
pembayaran dan kestabilan kurs pertukaran. Defisit dalarn neraca pembayaran akan
menimbulkan efek buruk terhadap kestabilan kurs pertukan. Pada akhirnya kedua masalah itu
akan menimbulkan efek buruk kepada masalah pengangguran dan kestabilan harga-harga.
pada dasarnya masalah yang dihadapi oleh sesuatu perekonomian terbuka akan berbentuk
salah satu dari empat masalah berikut :
1.

Perekonomian menghadapi masalah pengangguran, tetapi terdapat surplus dalam neraca


pembayaran

2. Perekonomian menghadapi masalah inflasi tetapi terdapat surplus dalam neraca Pembayaran.
3. Perekonomian menghadapi masalah pengangguran dan di samping itu menghadapi masalah
defisit dalam neraca pernbayaran.
4. Perekonomian menghadapi masalah inflasi dan di samping itu menghadapi masaiah defisit
dalam neraca pembayaran.
Dalam kasus (i) dan (ii) neraca pembayaran adalah dalam keadaan menguntungkan
(mempunyai surplus), maka yang perlu difikirkan hanyalah mengatasi masalah pengangguran
(kasus i) atau inflasi (kasus ii). Masalah yang harus dihadapi meniadi lebih rumit apabila
bentuk masalah yang dihadapi adalah seperti dalam (iii) dan (iv). Pengangguran atau inflasi
yang diikuti pula oleh masalah defisit dalam neraca pembayaran memerlukan langkah
langkah yang secara serentak akan:
i.

mengatasi masalah pengangguran dan defisit dalam neraca pembayaran, apabila


perekonomian itu menghadapi masalah seperti yang dinyatakan dalam (iii). Kebijakan
pemerintah untuk mengatasi masalah seperti ini biasanya berbentuk kebiiakan memindahkan
perbelaniaan.

ii. mengatasi inflasi dan defisit dalam neraca pembayaran apabila ekonomi itu menghadapi
masalah seperti yang dinyatakan dalam (iv). kebijiakan pemerintah yang dijalankan akan
meliputi langkah-langkahyangdigolongkan kepada kebijakan mengurangkan perbelanjaan.
F. Kebijakan Pemerintah Dalam Perekonomian Terbuka
1. Kebijakan memindahkan perbelanjaan

Yang

dimaksudkan

dengan

kebijakan

memindahkan

adalah

langkah-langkah

pemerintah untuk mengatasi masalah defisit dalam neraca pembayaran yang akan
mengakibatkan pemambahan ekspor dan pengurargan impor. Kebijakan memindahkan
perbelanjaan dijalankan apabila: defisit neraca pembayran wujud kelika perekonomian juga
nengbadapi masalah pengangguran. Kebijakan memindahkan perbelanjaan dapat dijalankan
untuk mengatasi kedua masalah di atas Langkah-langkah yang akan rnengurangi impor dan
mendorong konsumsi barang dalam negeri adalah seperti yang dinyatakan di bawah ini:
a.

Melakukan pembatasan impor Ini dapat dilakukan dengan menaikkan pajak impor (tarif). Di
samping itu dapat pula dijalankan denga menggunakan kuota dan melakukan kampanye
untuk membeli barang dalam negri.

b. Menekan (mengurangi penggunaan valuta asing) Pemerintah (melalui bank sentral mengatur
penggunaan mata uang asing. Masyarakat dan para pengusaha haruslah menerangkan tujuan
mereka membeli valuta asing. Pemerintah lebih mengutamakan pengguna valuta asing untuk
mengimpor barang keperluan pokok dan bahan mentah sektor industri dan tidak mendorong
usaha mengirnpor barang-barang mewah.
c.

Menurunkan nilai mata uang (devaluasi). Langkah ini menyebabkan barang impor menladi
lebih mahal, dan akan mengurangi impor. Sebaliknya barang ekspor menjadii rnurah di
pasaran luar negeri den akan menambah ekspor.
2. Kebijakan pengurangan pembelanjaan
Yang dimaksudkan dengan "kebijakan pengurangan perbelanjaan" adalah langkahlangkah pemerintah untuk mengatasi masalah kurangan dalam neraca pernbayaran dengan
mengurangi perbelanjaan agregat dan tingkat kegiatan ekonomi negara. Keadaan ini akan
mewujudkan neraca pembayaran yang menguntungkan atau seimbang. Kebijakan
perbelanjaan dapat dilaksanakan dengan mengambil langkah-langkah berikut:

a.

Menaikkan pajak pendapatan. pajak ini akan mengurangi pendapatan disposebel dan
pengurangan itu akan mengurangi konsumsi rumah tangga.

b. Menaikkan suku bunga dan menurunkan penawaran uang. Tuiuan ini dapat dicapai dengan
menjalankan kebijakan moneter, misalnya dengan menaikkan tingkat cadangan minimum dan
menaikkan suku bank (suku diskonto). Pengurangan penawaran uang dan suku bunga yang
tinggi akan mempengaruhi investasi. Keadaan ini selanjutnva akan mengurangi pengeluaran
agregat.
c.

Mengurangi pengeluaran pemerintah. Oleh karena pengeluaran pemerintah adalah sebagian


dari pengeluaran agregat, maka pengurangan pengeluaran pemerintah akan mengurangi

pengeluaran agregat. Langkah ini dan langkah yang dinyatakan dalam (a) digolongkan
sebagai kebijakan fiskal.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar atau susunan sistematis yang meringkas
transaksi-transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lainnya selama
jangka waktu tertentu, biasanya selama satu tahun. Mencakup pembelian dan penjualan
barang jasa dan transfer keuangan dari individu dan pemerintah asing, begitu juga dengan
transaksi financial. Dan pencatatan transaksi tersebut menggunakan sistem akuntansi
sehingga setiap transaksi yang terjadi akan dicatat dua kali (double entry bookeping) dengan
menggunakan sistem debet-kredit.
Kurs dengan valuta asing (valas)merupakan suatu nilai pertukaran uang denganyang
lain hanya saja yang membedakan dalamsegi perdagangannya , dimana valasmerupakan alat
pembayaran yang sah diNegara lain . sedangkan kurs merupakanperbedaan nilai matauang
antara negara satudengan negara lain . meskipun demikian valasdan kurs merupakan suatu
kesatuan untukmenambah pendapatan negara di dalamperekonomian internasional.
Dari uraian diatas juga dapat disimpulkan bahwa perekonomian terbuka atau empat
sector adalah suatu system ekonomi yang melakukan kegiatan ekspor dan impor degan
Negara lain. Perekonomian tebuka membuka peluang terjadinya kegiatan perdagangan luar
negeri disamping juga arus modal masuk dan keluar dari suatu Negara.
B. Saran
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang. Negara-negara berkembang
umumnya memiliki defisit neraca perdagangan yang tinggi. Cara yang paling mudah dan
efektif untuk dapat menutup defisit perdagangan yang terjadi adalah dengan pinjaman
hutang. Apalagi jika tak ada lagi sumber pendanaan di dalam negeri yang dapat diandalkan
untuk menutup defisit tersebut. Hutang tersebut dapat berupa pinjaman, bantuan, hibah,
maupun bantuan teknis. Indonesia dewasa ini jarang sekali mengalami surplus transaksi
berjalan. Penyebab utama defisit dalam anggaran pemerintah adalah pengeluran yang lebih
besar dari pemasukan. Maka dari itu Indonesia membutuhkan hutang luar negeri untuk
membiayai defisit tersebut.

Untuk itu hendaknya pemerintah bisa memanfaatkan pinjaman tersebut dengan

sebaik-baiknya yaitu digunakan untuk pembangunan negara dan pemerintah harus bisa
mengelola anggaran pemerintah dengan baik sehingga bisa menekan pengeluaran negara agar
tidak terjadi defisit anggaran. Selain itu juga negara harus bisa meningkatkan ekspornya
dibandingkan dengan impornya,
-

Bagi kita sebagai warga negara Indonesia hendaknya bisa membantu dalam

rangka menambah pemasukan anggaran negara, salah satunya yaitu dengan cara membayar
pajak tepat pada waktunya. Karena pajak merupakan salah satu komponen dalam pemasukan
anggaran negara.

DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, Sadono, 2003, Pengantar Ekonomi Mikro, Jakarta: Raja Gafindo Persada.
http://ardra.biz/ekonomi/ekonomi-internasional/pengertian-definisi-neraca-pembayaran-balance-ofpayment/, diakses 03 Mei 2015, pukul 20.50 WIB.
http://materiakuntansifanda.blogspot.com/2011/04/neraca.html, diakses 03 Mei 2015, pukul 21.04
WIB.
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/12/sistem-kurs-tetap-mengambang-bebas-danterkendali.html, diakses 03 Mei 2015, pukul 21.08 WIB.
http://www.academia.edu/7319220/KEBIJAKAN_PEMERINTAH_DALAM_PEREKONOMIAN_T
ERBUKA, diakses 03 Mei 2015, pukul 21.22 WIB.

Anda mungkin juga menyukai