Anda di halaman 1dari 4

7.

Seni Kontemporer merupakan istilah umum yang digunakan di Negara Barat semenjak
Perang Dunia II. Perkembangan Seni Kontemporer terpengaruh oleh dampak modernisasi.
Sementara di Indonesia sendiri, Seni Kontemporer berkembang seiring dengan bertambahnya
ragam teknik dan medium yang digunakan untuk menciptakan karya seni. Selain itu,
penyebab lain adalah karena adanya percampuran antara praktik dan disiplin ilmu yang
berbeda, pilihan artistik dan pilihan presentasi karya. Menurut salah seorang pemerhati seni
Yasraf Amir Piliang menyebutkan bahwa pengertian seni kontemporer adalah seni yang
dibuat lebih kepada masa kini atau bersifat modern. Sedangkan dilihat dari etimologi atau
sejarah katanya terdiri dari dua kata, yaitu co dan tempo. Dimana co bermakna bersama dan
tempo artinya waktu. Sehingga secara harfiah, seni kontemporer dapat diartikan sebagai seni
yang berjalan sebagai refleksi waktu yang sedang dilakoni. B. Sejarah Seni Kontemporer
Sebelum mengenal lebih jauh mengenai sejarah seni kontemporer, maka harus terlebih
dahulu menelusuri awal perubahan dari seni itu sendiri, dimana seni kontemporer merupakan
suatu pelepasan dari seni itu sendiri. Contohnya pada seni lukis. Seni lukis mulai
memperlihatkan sikap anehnya setelah fotografi ditemukan pada abad 19. Beberapa ahli
sejarah seni berpendapat bahwa penemuan fotografi telah mengakhiri otoritas seni lukis
dalam hal meniru alam. Konsep art imitating nature dengan sendirinya mendekati
kepunahan. Tidak ada seniman gila yang mau bersaing dengan fotografi dalam beberapa hal,
seperti : kecepatan, ketepatan, keakuratan dan kemiripan. Masa itu disebut sebagai masa
krisis representasi realitas atau awal penyebab kelahiran seni lukis modern.
8. Gambar 2. Seni Lukis Kontemporer yang tidak lagi meniru Alam Sejak itu seni lukis
mengambil langkah baru untuk memapankan kembali otoritasnya, yaitu menggambar realitas
dengan cara yang tidak bisa dilakukan fotografi. Paul Cezanne (ini biangnya seni lukis
modern) termasuk orang pertama yang menerapkan langkah itu dengan melukis efek
pencerapan dari realitas. Dia menggambarkan pandangan subyektif dari realitas dengan
memasukkan unsur ketidakpastian di dalamnya. Artinya, persepsi kita terhadap suatu objek,
baik keragaman sudut pandang maupun keraguan yang kita lihat diakumulasikan ke dalam
kanvas sebagai konsep menggambar. Seni lukis modern mengalami krisis pada awal tahun
1970. Penyebab terjadi krisis ini, antara lain, adalah penciptaan karya seni lukis menjadi
terlalu mudah. Setiap gaya dari sebuah karya yang baru diciptakan seolah-olah telah ada
sebelumnya. Karena penciptaan karya yang terlalu mudah dan jenis karya seni lukis pun tidak
terbatas jumlahnya, maka timbul kekaburan batas-batas estetika. Sampai akhirnya ada seruan
bahwa segala sesuatu telah sampai pada akhir. Kalaupun praktek seni lukis masih berlanjut
maka semata-mata hanya menampilkan kekosongan makna. Di tengah kekacauan ini seni
lukis kontemporer muncul. Kemunculan seni lukis kontemporer ditandai dengan tidak ada
lagi aturan atau kategori yang dipakai untuk menghakimi sebuah karya yang tidak lazim.
Aturan-aturan atau kategori-kategori adalah apa yang dicari oleh karya seni itu sendiri.
Seniman berkarya tanpa aturan untuk menemukan aturan dari apa yang telah dilakukannya.
9. Gambar 3. Seni Kontemporer Abstraksi Seni lukis kontemporer tidak peduli dengan
estetika atau bahkan membuang sama sekali proses estetika. Sering kali karya-karya seni
lukis ini hanya membuat syock penonton daripada kesenangan estetik. Seni lukis ini
terkadang tidak bisa lepas dari ideologi politik dan diperalat untuk memperjuangkan
kepentingan ideologi yang bersifat advokatif. Akibatnya, banyak karya-karya lukis
kontemporer yang hadir dengan penampilan radikal untuk menarik perhatian. Para seniman
seni lukis kontemporer yakin bahwa seni bisa digunakan sebagai salah satu alat untuk
perubahan sosial. Gambar 4. Seni gambar kontemporer Indonesia Begitulah seni lukis
berubah wajah dari waktu ke waktu hingga berwajah seperti sekarang ini. Meskipun
demikian ada saja yang mengapresiasi hingga karya tersebut dapat bertahan hidup. Di sisi
lain ada kekuatan yang bermodal besar yang melegitimasinya menjadi sebuah selera. Tentu

saja selera pasar. Mereka adalah para pedagang seni dan kolektor-kolektornya. Dengan
kreativitas olah mereka merubah karya seni menjadi komoditi yang
10. layak dijual. Yang mengejutkan seniman yang anti pasar sekalipun tidak mampu
menolak karyanya dilegitimasi sebagai komoditi. C. Perkembangan Seni Kontemporer di
Indonesia Antara modern dan kontemporer secara umum tidak dapat dipilah berdasarkan
waktu. Hal ini mengakibatkan tidak jelasnya pemisah antara kedua istilah tersebut. Istilah
modern dan kontemporer dalam konteks seni rupa dijelaskan oleh Kramer dalam Dharsono
sebagai berikut: Pengertian kontemporer dibandingkan dengan istilah modern hanya
sekedar sebagai sekat munculnya perkembangan seni rupa sekitar tahun 70-an dengan
menempatkan seniman-seniman Amerika seperti David Smith dan Jackson Pollock sebagai
tanda peralihan (Dharsono, 2004: 223). Pengertian kontemporer dalam bidang arsitektur
memiliki pengertian lain, hal ini diungkapkan oleh Kultermann seorang pemikir asal Jerman,
Berdasarkan teori Udo, pengertian kontemporer dekat dengan paham post-modern
menjelang tahun 1970. Paham baru ini menentang kerasionalan paham modern yang dingin
dan berpihak pada simbolisme instink (Dharsono, 2004: 223). Dalam istilah seni pengertian
ini ditafsirkan lebih lajut oleh Douglas Davis, bahwa kontemporer sebagai kembalinya upaya
mencari dan mengangkat nilai-nilai budaya dan kemasyarakatan atau dalam istilah seni
kembali ke konteks. Seperti telah kita ketahui, seni kontemporer dalam bahasa Indonesia
padanannya adalah seni masa kini atau juga seni mutakhir. Dalam khazanah seni modern
yang telah berusia ratusan tahun, kehadiran seni kontemporer cukup rumit dan menimbulkan
kontroversi yang berkepanjangan. Istilah seni kontemporer justru banyak menimbulkan
kebingungan. Istilah seni kontemporer dalam arti seni masa kini sebenarnya sudah muncul
sejak tahun 50-an. Pada waktu itu, karya seni masa kini hanya menyangkut nama-nama
Picasso, Matisse, Braque dan lain-lain. Periode berikutnya adalah pendobrakan yang lengkap
terhadap asas-asas seni rupa tradisi Barat. Bahkan, akhirnya pendobrakan ini semakin
beraneka ragam. Dipengaruhi oleh semangat individualisme dengan jumlah pelukis yang
semakin banyak maka seni kontemporer ini semakin dipadati oleh seni individual di mana
setiap seniman berusaha untuk saling berbeda satu sama lain (Popo Iskandar, 2000:30).
11. Ditinjau dari sudut ini seni kontemporer bukanlah konsep tetap. Seni kontemporer
adalah dimensi waktu yang terus bergulir mengikuti perkembangan masyarakat dengan
zamannya. Kiranya hanya satu indikasi yang bisa dijadikan titik terang istilah seni
kontemporer, yakni lahir dan berkembang dalam khazanah dan ruang lingkup seni modern.
Hal ini di pertegas dalam buku AWAS! Recent art from Indonesia: Seni rupa kontemporer
muncul setelah seni rupa modern. Berlangsungnya perayaan Boom seni lukis di akhir tahun
80-an dan awal akhir 90-an seniman bergerak cepat menembus, melintas batas-batas
tradisional negara yang membatasi identitasnya. Kelangsungan seni rupa kontemporer tidak
lagi mengusung semangat hebat, pemberontakan dan penyangkalan seperti pendahulunya di
tahun 70-an (seni modern) tetapi melangsungkan negosiasi dengan berbagai senimanan baru,
perubahan-perubahan yang serba cepat, peluang dan tentunya juga gemerlapnya pasar (Rizki
A Zaelani, 1999:92). Setiawan Sabana, tokoh pendidik, perupa, yang juga seorang dekan
FSRD (Fakultas Seni Rupa dan Desain) ITB mengungkapkan, sesuai dengan hasil
penelitiannya mengenai Seni Rupa Kontemporer Asia Tenggara yang dilakukannya selama
4 tahun, bahwa yang membedakan antara seni rupa modern dan kontemporer adalah sebagai
berikut: Seni Rupa Modern : 1. Memutuskan rantai dengan tradisi masa lalu, pada masa ini
tradisi tidak menjadi perhatian yang signifikan dan itu dianggap sebagai sesuatu yang tidak
perlu diotak-atik lagi tapi cukup dalam musium saja. 2. Adanya high art dan low art
( kesenian dianggap adiluhung). 3. Tema-tema sosial cenderung ditolak. 4. Kurang
memperhatikan budaya lokal. Seni Rupa Kontemporer : 1. Tradisi diangkat kembali,
misalnya tema lebih bebas dan media lebih bebas. 2. Tema-tema sosial dan politik menjadi
hal yang lumrah dalam tema berkarya seni. 3. Berbaurnya karya seni adiluhung/ high art dan

low art. 4. Masa seni rupa modern kesenian itu abadi maka masa kontemporer kesenian
dianggap kesementaraan.
12. 5. Dulu ada istilah menara gading sekarang kesenian merakyat, jadi tidak lagi sesuatu
yang perlu/ harus bertahan. 6. Budaya lokal mulai bahkan menjadi perhatian. Selanjutnya ia
menyimpulkannya bahwa fenomena seni rupa kontemporer Indonesia merupakan suatu
refleksi, pencerminan evaluasi kembali, sikap evaluatif dan pencarian akan potensi-potensi
kultural yang baru di negeri ini dan merupakan bentuk kesadaran baru dalam era global.
Dalam seni rupa Indonesia, istilah kontemporer muncul awal 70-an, ketika Gregorius
Sidharta menggunakan istilah kontemporer untuk menamai pameran seni patung pada waktu
itu. Suwarno Wisetrotomo, seorang pengamat seni rupa, berpendapat bahwa seni rupa
kontemporer pada konsep dasar adalah upaya pembebasan dari kontrak-kontrak penilaian
yang sudah baku atau mungkin dianggap usang. Konsep modernisasi telah merambah semua
bidang seni ke arah kontemporer ini. Paling menyolok terlihat di bidang tari dan seni lukis.
Seni tari tradisional mulai tersisih dari acara-acara televisi dan hanya ada di acara yang
bersifat upacara atau seremonial saja. Gambar 5. Seni rupa Adik Kak ak k arya Basuk i
Abdullah Lukisan kontemporer semakin melejit seiring dengan meningkatnya konsep hunian
minimalis, terutama di kota-kota besar. Seperti diungkapkan oleh seniman lukis kontemporer
Saptoadi Nugroho dari galeri Tujuh Bintang Art Space Yogyakarta, Lukisan kontemporer
semakin diminati seiring dengan merebaknya konsep perumahan minimalis terutama di kota 13. kota besar. Akan sulit diterima bila kita memasang lukisan pemandangan, misalnya
sedangkan interior ruangannya berkonsep modern.
14. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Sebagai kesimpulan, Seni Kontemporer dapat
diartikan sebagai salah satu cabang seni yang terpengaruh dampak modernisasi. Kontemporer
itu artinya kekinian, modern atau lebih tepatnya adalah sesuatu yang sama dengan kondisi
waktu yang sama atau saat ini. Jadi seni kontemporer adalah seni yang tidak terikat oleh
aturan-aturan zaman dulu dan berkembang sesuai zaman sekarang. Lukisan kontemporer
adalah karya yang secara tematik merefleksikan situasi waktu yang sedang dilalui. Misalnya
lukisan yang tidak lagi terikat pada Rennaissance. Begitu pula dengan tarian, lebih kreatif dan
modern. Dan Dalam seni rupa Indonesia, istilah kontemporer muncul awal 70-an, ketika
Gregorius Sidharta menggunakan istilah kontemporer untuk menamai pameran seni patung
pada waktu itu. Suwarno Wisetrotomo, seorang pengamat seni rupa, berpendapat bahwa seni
rupa kontemporer pada konsep dasar adalah upaya pembebasan dari kontrak-kontrak
penilaian yang sudah baku atau mungkiTuti : Would you like a cup of tea, Mrs. Shelley?
Mrs. Shelley : Yes, please. Thank you. HmmThis tea tastes good and smells
fragrant
Tuti : Thank you. Im glad you like it.
Mrs. Shelley : Tell me, how do Indonesians prepare a cup of tea?
Tuti : Well, first fill in the kettle with some water from the tap. Then, place it on
the stove and wait until the water is boiling.
Mrs. Shelley : What do you do then?
Tuti : Next, put one or two teaspoonfuls of tea leaves into a teapot. Pour the
boiling water into the teapot. To obtain the best flavor, the tea should soak for
three to five minutes before being served.
Mrs. Shelley : HmmmThen, what do you do?
Tuti : Finally, pour the tea into cups and dont forget to add some sugar in it. Stir
it. The tea is ready to be served. Unlike in England, Mrs. Shelley, we dont take

milk in our tea.

Get It Right
Ways to say it: Offering
Offering to older people:
Would you like a cup of coffee, Mr. Green?
Should I get you a bottle of water?
Could I offer you a glass of lemonade, Mrs. Lina?
Would you care for some salad?
Offering to friends
Want some?
Have some.
Chocolate?
Glass of lemonade?
Grab some for yourself.
Would you like to have a pancake?
Why dont you have some lemonade?
What can I get for you?
What will you have?
Declining an offer:
No, thanks.
No, I really wont thank you.
Not for me, thanks.
No, thanks. Im not hungry.

Accepting an offer:
Thank you
Yes, please
Id like it very much
Thank you, I would
That would be very nicen dianggap usang

Anda mungkin juga menyukai