Anda di halaman 1dari 16

Tugas

: Makalah

Nama pendamping

: Nurfaidah Ansar Amd.Keb

ERYSIPELAS

OLEH:
SRI NURUL AFIAT
KELOMPOK VII

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


STIKES NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2016

HALAMAN PENGESAHAN
MAKALAH PKKMB
TAHUN AKADEMIK 2016/2017

a.
b.
c.
d.
e.
f.

Nama Lengkap
Nomor Kartu Tes
Pendidikan Terakhir
Program Studi
No. Hp
Alamat

: Sri Nurul Afiat


: 16.104/FR
: SMA
: DIII Farmasi
: 085343622644
: BTN Kumalasari jln.Pajayyang

Makassar, 1 September 2016


Menyetujui,
Pendamping Mahasiswa

Mahasiswa

Nurfaidah Ansar Amd.Keb

Sri Nurul Afiat

Mengetahui,
Dosen pendamping

Ns.Merlin Simon S.Kep


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah saya dapat
menyelesaikan makalah penyakit Erysipelas ini sebatas pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki. Dan juga saya berterima kasih pada dosen pendamping
ibu Ns.Merlis Simon S.Kep dan kakak pendamping mahasiswa Nurfaidah Ansar
Amd.Keb yang telah memberikan tugas ini kepada saya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai apa itu penyakit Erysipelas dan cara
mencegahnya. Saya juga menyadarai sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini
terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang saya harapkan. Untuk itu,
saya berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah saya susun ini dapat berguna bagi
saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini.

Makassar, 2 September 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
a.
b.
c.
d.

Latar Belakang.............................................................................................1
Rumusan Masalah........................................................................................1
Tujuan..........................................................................................................2
Manfaat........................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Definisi Penyakit Erysipelas........................................................................3


Etiologi Penyakit Erysipelas........................................................................4
Menifestasi Klinis Penyakit Erysipelas........................................................4
Pathofisiologi Penyakit Erysipelas...............................................................5
Komplikasi Penyakit Erysipelas..................................................................6
Penatalaksanaan Penyakit Erysipelas...........................................................6
Pencegahan Penyakit Erysipelas..................................................................7

BAB III PENUTUP


a. Kesimpulan..................................................................................................9
b. Saran...........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang

Erysipelas ( Erisipelas ) adalah infeksi akut pada kulit dan jaringan di


bawah kulit sebagian besar disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes.
Erysipelas dapat terjadi pada semua usia dan semua bangsa ( ras ), namun paling
sering terjadi pada bayi, anak, dan usia lanjut.
Aste N, Atzori L, Zucca M, Pau M, Biggio P menyebutkan bahwa
Erysipelas lebih sering terjadi pada pria daripada wanita, dengan perbandingan
4:1. Sekitar 85% Erysipelas terjadi di kaki dan wajah, sedangkan sebagian kecil
dapat terjadi di tangan, perut, leher, serta tempat lainnya. Erysipelas terjadi oleh
penyebaran infeksi yang diawali dengan berbagai kondisi yang berpotensi
timbulnya kolonisasi bakteri, misalnya: luka, koreng, infeksi penyakit kulit lain,
luka operasi dan sejenisnya, serta kurang bagusnya hygiene. Selain itu, Erysipelas
dapat terjadi pada seseorang yang mengalami penurunan daya tahan tubuh,
misalnya: diabetes millitus, malnutrisi (kurang gizi), dan lain-lain.
B.Rumusan Masalah
1.Bagaimana definisi erysipelas?
2.Bagaimana etiologi erysipelas?
3.Bagaimana manifestasi klinis erysipelas?
4.Bagaimana patofisiologi erysipelas?
5.Bagaimana komplikasi erysipelas?
6.Bagaimana penatalaksanaan erysipelas?
7.Bagimana pencegahan erysipelas?
C.Tujuan
1.Tujuan umum:
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan mengenai
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan penyakit Erysipelas.

2.Tujuan khusus:
a.Untuk mengetahui definisi erysipelas
b.Untuk mengetahui etiologi erysipelas
c.Untuk mengetahui manifestasi klinis erysipelas
d.Untuk mengetahui patofisiologi erysipelas
e.Untuk mengetahui komplikasi erysipelas
f.Untuk mengetahui penatalaksanaan erysipelas
g.Untuk mengetahui pencegahan erysipelas
D.Manfaat
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
semua pihak, khususnya kepada mahasiswa untuk menambah pengetahuan dan
wawasan mengenai penyakit erysipelas. Manfaat lain dari penulisan makalah ini
adalah dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan dapat dijadikan acuan
dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan gangguan
erysipelas.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Definisi Erysipelas

Erysipelas merupakan penyakit infeksi bakteri akut dengan gejala utama


eritemia berwarna merah cerah dan berbatas tegas, dapat disertai gejala konstitusi.
Kelenjar getah bening superficial membesar dan nyeri.
Erysipelas adalah infeksi pada dermis dan jaringan subkutis bagian atas
yang hampir selalu disebabkan oleh Streptococcus pygogenes ( Streptococcus beta
hemolyticus grub A ). ( Herry, 1996).
Erysipelas adalah penyakit demam akut yang menular, biasanya
disebabkan oleh Streptococcus Grub A A dan meskipun beberapa orang
menyebut Disipela tetapi nama yang benar adalah Erysipelas.
Erysipelas dermoepidermal adalah infeksi. Ini semacam selulitis (infeksi
kulit) yang dapat muncul di manapun pada bagian tubuh. Meskipun di masa lalu,
yang paling rentan adalah wajah, sekarang hanya 20% kasus yang terjadi pada
wajah, sementara yang terjadi pada kaki adalah 80%.

B. Etiologi
1.Biasanya streptococcus b hemolyticusgrup A
2.Factor Predisposisi Erispelas

3.Kakhesia
4.Diabetes Melitus
5.Malnutrisi
6.Diasgammaglobulinemia
7.Alkoholism dan keadaan yang dapat menurunkan daya tahan tubuh.
C. Menifestasi Klinis
Panas badan cukup tinggi (anak-anak dapat dengan konvulsi), sakit kepala,
malaise dan muntah-muntah/mual.
Awalnya ditandai dengan gejala konstitusi berupa demam, menggigil, sakit
kepala, muntah, dan nyeri sendi. Lapisan kulit yang diserang adalah epidermis dan
dermis. Penyakit ini didahului trauma, karena itu tempat predileksi biasanya di
tungkai bawah.
Kelainan kulit yang utama adalah eritemia yang berwarna merah cerah,
berbatas tegas, dan pinggirnya meninggi dengan tanda-tanda radang akut. Dapat
disertai demam, vesikel, dan bula. Jika tidak diobati akan menjalar kesekitarnya
terutama piroksimal. Jika seiring redisif di tempat yang sama dapat terjadi
elefantiasis.
Gejala lain:
1.Hal ini ditandai dengan mengangkatnya bagian kulit atau menonjol
2.Kulit yang normal kemudian berubah menjadi nyeri, merah cerah, keras,
bengkak dan panas
3.Erysipelas wajah biasanya melibatkan pipi dan jembatan hidung

Gejala yang ditimbulkan penyakit ini biasanya disertai demam. Mula-mula


timbul luka kecil di kulit selanjutnya menjadi merah cerah, berbatas tegas, dan
nyeri jika ditekan. Apabila diraba akan terasa panas, dibagian tengah terkadang
ditemukan gelembung yang berisi cairan tempat masuknya kuman. Erysipelas
biasanya terjadi di daerah kaki, tangan, dan wajah.
D. Pathofisiologi
Inokulasi bakteri ke daerah kulit yang mengalami trauma merupakan
peristiwa awal perkembangan dari erisipelas. Dengan demikian, faktor-faktor
lokal, seperti insusfisiensi vena, statis ulserasi, dermatitis, gigitan seranga, dan
sayatan bedah telah terlibat sebagai pintu masuknya kuman ke kuliat.
Sumber bakteri di erisipelas wajah sering bersumber dari nasofaring dan
riwayat faringitis streptokokus baru-baru ini telah dilaporkan dalam sampai
sepetiga

dari

kasus.

Faktor

predisposisi

lainnya

termasuk

diabetes,

penyalahgunaan alkohol, infeksi HIV, sindrom nefrotik, kondisi penurunan sistem


imun lain, dan tidak optimalnya higienis meningkatkan risiko erysipelas.
Disfungsi limfatik subklinis adalah faktor resiko untuk erysipelas. Dalam
erysipelas, infeksi dengan cepat menyerang dan menyebar melalui pembuluh

limfatik. Kondisi ini akan memberikan manifestasi kerusakan kulit diatasnya dan
pembengkakan kelenjar getah bening regional. Respon imunitas menjadi menurun
dan memberikan optimalisasi bagi organisme untuk berkembang.
E. Komplikasi
Bila tidak diobati atau diobati tetapi tidak sesuai dosis, maka kuman
penyebab erysipelas akan menyebar melalui aliran limfe sehingga terjadi abses
subkutan, septikemi dan infeksi organ lain (nefritis). Pengobatan dini dan adekuat
dapat mencegah terjadinya komplikasi supuratif dan non supuratif.
Pada bayi dan usia lebih lanjut yang lemah, serta penderita yang sementara
mendapat pengobatan dengan kortikosteroid, erysipelas dapat progresif bahkan
bisa terjadi kematian (mortalitas faktor predidposisi erysipelas rekuren).
Erysipelas cenderung rekuren pada lokasi yang sama, mungkin disebabkan
oleh kelainan imunologis, tetapi faktor predisposisi yang berperan pada serangan
pertama harus dipertimbangkan sebagai penyebab misalnya obstruksi limfatik
akibat mastek tomiradikal (merupakan faktor predidposisi erispelas rekuren).
F. Penatalaksanaan
1.Pada penderita bayi, usia tua dan yang keadaan umumnya lemah sebaiknya
dirawat di rumah sakit
2. Pemberian antibiotika sistematik diberikan 7-10 hari
a.Penisilin dan semisintetiknya (pilih salah satu)

Penisilin G Prokain
Dosis: 1-2 dd 0,6 1,2 juta untuk anak-anak: 1 2 dd 25.000 50.000
I.U/kg

Ampisilin
4 dd 250 500 mg a.c.anak anak : 4 dd 25 75 mg/kg a.c.

Amoksilin
3 dd 250 500 mg.a.anak anak : 3 dd. 7,5 25 mg/kg a.c.b.

b.Eritromisin
4 dd 250 500 mg anak anak : 4 dd 12,5 m 25 mg/kg pc bila alergi
penisilin.
c.Linkomisin
3 4 dd 250 500 mg anak anak lebih satu bulan 3 dd 10 20 mg/kg
apabila alergi penisilin dan yang menderita gangguan saluran cernah.
d. Bila kambuh-kambuh diberikan antibiotika sistemik dosis tinggi dulu sampai
sembuh, baru lanjutkan dosis rendah jangka lama selama 1-3 bulan.
3. Pengobatan Topical
a.Kompres dengan solusio sodium chloride 0,9 % atau Solusio Burowi:

Bila ada vesikule/bule


Dapat sebagai pendingin

b.Neocitrin ointment (Basitrasina dan Polimiksina B) bila lesi kulit telah


kering.
G. Pencegahan
Untuk mencegah terjadinya Erysipelas maka hal-hal di bawah ini yang
perlu dilakukan:
1. Menjaga kebersihan tubuh dengan mandi teratur dan menggunakan sabun
atau shampo yang mengandung antiseptic, agar kuman pathogen
secepatnya hilang dari kulit.
2. Sebisa mungkin menghindari faktor predisposisi yang dapat memperparah
kondisi penyakit.

3. Mengusahakan tidak terjadinya kerusakan kulit atau bila telah terjadi


kerusakan kulit berupa luka kecil maka segera dirawat/diobati.
4. Hindari bersentuhan dengan bayi dan anak anak, wanita hamil, orang
yang sakit serius, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
5. Konsumsi buah buahan yang mengandung vitamin agar daya tahan
tubuh tetap terjaga.
6. Selalu menjaga lingkungan agar tetap bersih.

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan

1. Erysipelas merupakan suatu infeksi kulit akut dan saluran limfa yang
disebabkan oleh bakteri Streptokokkus pyogenes.
2. Erysipelas merupakan penyakit kulit yang ditandai dengan kulit berbercak
merah, berbatas tegas, melepuh, kadang berair, adakalanya bernanah dan
membentuk area erosi cukup luas pada permukaan kulit. Erysipelas
biasanya bermula dari luka kecil. Sekitar 85% terjadi di kaki dan wajah,
sedangkan sebagian kecil dapat terjadi di tangan, perut dan leher serta
tempat lainnya.
3. Penyakit ini pada umumnya menular melalui kontak langsung dengan
penderita erysipelas. Namun tidak menutup kemungkinan bakteri
Streptokokkus pyogenes dapat menyebar melalui udara.
4. Cara yang dapat dilakukan agar terhindar dari penyakit tersebut, adalah
dengan menghindari faktor pemicu penyakit yaitu luka pada kulit dan
menjaga kebersihan diri serta lingkungan kita.
Untuk mencegah terjadinya Erysipelas maka hal-hal di bawah ini
yang perlu dilakukan:
1. Menjaga kebersihan tubuh dengan mandi teratur dan menggunakan sabun
atau shampo yang mengandung antiseptic, agar kuman pathogen
secepatnya hilang dari kulit.
2. Sebisa mungkin menghindari faktor predisposisi yang dapat memperparah
kondisi penyakit.
3. Mengusahakan tidak terjadinya kerusakan kulit atau bila telah terjadi
kerusakan kulit berupa luka kecil maka segera dirawat/diobati.
4. Hindari bersentuhan dengan bayi dan anak anak, wanita hamil, orang
yang sakit serius, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
5. Konsumsi buah buahan yang mengandung vitamin agar daya tahan
tubuh tetap terjaga.
6. Selalu menjaga lingkungan agar tetap bersih.
B. Saran
Sebaiknya para pembaca pada umumnya

1. Menjaga kebersihan tubuh dengan mandi teratur dan menggunakan sabun


atau shampo yang mengandung antiseptic, agar kuman pathogen
secepatnya hilang dari kulit.
2. Mengurangi faktor resiko yaitu dengan meningkatkan imunitas tubuh
3. Mengusahakan tidak terjadinya kerusakan kulit atau bila telah terjadi
kerusakan kulit berupa luka kecil maka segera dirawat/diobati.
4. Menghindari kontak langsung dengan penderita.

DAFTAR PUSTAKA
hhtp://cakmoki86.wordpress.com/2009/11/07/sekilas-erysipelas
hhtp://infeksi.wordpress.com/2009/05/18/erysipelas
Muttaqin, Arif (2011). Asuhan keperawatan gangguan sistem integumen.
Jakarta:Salemba Medika

Doenges (2000). Rencana asuhan keperawatan; pedoman untuk perencanaan dan


pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta: EGCFitzpatrick. (2005). Clinical
Dermatology hal 603-612. 5th ed. Fitzpatrick. (2007). Dermatology in general
medicinehal 1893.6th ed

LEMBAR KONSULTASI MAKALAH


Nama Mahasiswa : Sri Nurul Afiat
Jurusan
No
.

: DIII Farmasi
Nama Pembimbing

Materi Perbaikan

Paraf

Anda mungkin juga menyukai