Anda di halaman 1dari 14

BAB 13

PERLINDUNGAN RAHASIA DAGANG

Deskripsi Umum Mata kuliah


Substansi yang dipelajari: Defenisi, Teori-teori Perlindungan hukum bagi Rahasia
Dagang, Informasi yang termasuk Rahasia Dagang, Hak-hak pemilik Rahasia Dagang,
Sistem Perlindungan hukum bagi Rahasia Dagang, Pengalihan dan Lisensi Rahasia
Dagang, Pelanggaran Rahasia Dagang, dan Penegakan hukum dan penyelesaian
sengketa.
Estimasi waktu : 150 menit
Tujuan Khusus
1.

Mahasiswa dapat menyebutkan pengertian Rahasia Dagang dan Hak


Rahasia Dagang.

2.

Mahasiswa dapat menjelaskan teori-teori yang menjadi dasar


perlindungan Rahasia Dagang.

3.

Mahasiswa dapat menjelaskan tentang sifat informasi yang rahasia


dalam perdagangan dan syarat perlindungannya.

4.

Mahasiswa dapat menyebutkan hak-hak pemilik rahasia dagang.

5.

Mahasiswa dapat menjelaskan tentang sistem perlindungan hukum bagi


Rahasia Dagang.

6.

Mahasiswa dapat menjelaskan bentuk-bentuk pengalihan Rahasia


Dagang.

7.

Mahasiswa dapat menjelaskan tentang penggunaan Rahasia Dagang


melalui perjanjian lisensi dan ketentuannya.

8.

Mahasiswa dapat menjelaskan tentang bentuk atau keadaan dimana


terjadi pelanggaran Rahasia Dagang.

12

Hukum Izin Usahan dan Haki


Agung Wahyudi, ST. MM.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

9.

Mahasiswa dapat menjelaskan tentang penegakan hukum atas


pelanggaran Rahasia Dagang dan penyelesaian sengketa Rahasia
Dagang.

DEFINISI
Berdasarkan UU No. 30/2000:

Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di


bidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena
berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik
Rahasia Dagang (Pasal 1 Butir 1).

Hak Rahasia Dagang adalah hak atas Rahasia Dagang yang timbul
berdasarkan undang-undang ini (Pasal 1 Butir 2).

Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemegang Hak Rahasia Dagang
kepada pihak lain melalui suatu perjanjian berdasarkan pada pemberian

12

Hukum Izin Usahan dan Haki


Agung Wahyudi, ST. MM.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

hak (bukan pengalihan hak) untuk menikmati manfaat ekonomi dari suatu
Rahasia Dagang yang diberi perlindungan dalam jangka waktu tertentu
dan syarat tertentu (Pasal 1 Butir 5).

2. TEORI-TEORI DASAR PERLINDUNGAN RAHASIA DAGANG


(disusun oleh: www.indonesialawcenter.com)
Perlindungan Rahasia Dagang didasarkan atas beberapa teori yaitu sebagai berikut :
a. Teori Hak Milik
Teori Hak Milik merupakan salah satu dasar perlindungan Rahasia Dagang.
Beberapa putusan di Amerika Serikat menunjukkan bahwa terdapat
keterkaitan antara Rahasia Dagang dengan konsep hak milik. Rahasia
dagang dapat disejajarkan sebagai satu bentuk hak milik bahkan identik
dengan aset atau investasi bagi perorangan atau perusahaan.
Sebagai

hak

milik,

Rahasia

Dagang

bersifat

eksklusif

dan

dapat

dipertahankan terhadap siapapun yang berupaya menyalahgunakannya atau


membajaknya.

Pemilik

mempunyai

hak

yang

seluas-luasnya

untuk

mempergunakan hak miliknya itu untuk kepentingan perusahaannya.


Namun demikian, sifat eksklusivitas atas hak milik untuk benda-benda
berwujud tampaknya sudah mengalami pergeseran karena munculnya
berbagai norma kemasyarakatan yang membatasi hak milik. Rahasia dagang
dan HAKI pada umumnya, pada prinsipnya harus dapat dibatasi jika
bersentuhan dengan kepentingan masyarakat luas.
b. Teori Kontrak
Teori kontrak merupakan dasar yang paling sering dikemukakan dalam
proses pengadilan mengenai Rahasia Dagang, khususnya di Amerika. Di

12

Hukum Izin Usahan dan Haki


Agung Wahyudi, ST. MM.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

Indonesia sendiri yang mengadopsi sistem hukum Eropa Kontinental,


kententuan tentang prinsip kontrak ini diatur dalam KUHPerdata (Burgerlijk
Wetboek). Dalam Pasal 1233 dinyatakan bahwa tiap-tiap perikatan dilahirkan
baik karena perjanjian, baik karena undang-undang.
Prinsip perlindungan berdasarkan hukum kontrak ini sangat relevan dengan
bentuk perlindungan berdasarkan sistem hukum perburuhan atau hukum
ketenagakerjaan. Hubungan antara pengusaha dan karyawan merupakan
salah satu masalah penting berkenaan dengan rahasia dagang. Tingginya
tingkat keluar masuk karyawan dari suatu perusahaan ke perusahaan yang
lain menyebabkan perlunya pengaturan rahasia dagang ini diintegrasikan
dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan.
c. Teori Perbuatan Melawan Hukum
Perlindungan atas rahasia dagang juga dapat dilakukan berdasarkan teori
perbuatan melawan hukum. Hal ini merupakan salah satu jalan keluar
sebagai konsekuensi perlindungan atas HAKI yang tidak didaftarkan seperti
halnya rahasia dagang ini. Prinsip semacam ini banyak diterapkan di
berbagai negara untuk mengatasi kegiatan persaingan curang yang dilakukan
oleh kompetitor yang tidak beritikad baik. Hukum Indonesia mengatur prinsip
ini dalam Pasal 1365 KUH Perdata.

3. LINGKUP PERLINDUNGAN RAHASIA DAGANG


Pasal 2 UURD: metode produksi, metode pengolahan, metode penjualan, atau
informasi lain di bidang teknologi dan/atau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan tidak
diketahui oleh masyarakat umum.
Informasi Rahasia yang memperoleh perlindungan:

Informasi yang bersifat rahasia. Hanya diketahui oleh pihak tertentu atau
tidak diketahui secara umum oleh masyarakat.

12

Hukum Izin Usahan dan Haki


Agung Wahyudi, ST. MM.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

Informasi memiliki nilai ekonomi. Kerahasiaan informasi dapat digunakan


untuk

menjalankan

kegiatan

atau

usaha

komersial

atau

dapat

meningkatkan keuntungan.
Pemeliharaan kerahasiaan informasi wajib dilakukan oleh pemilik informasi rahasia
dengan melakukan langkah-langkah yang layak dan patut. Artinya semua langkah yang
memuat ukuran kewajaran, kelayakan, dan kepatutan yang harus dilakukan.
Pemeliharaan rahasia biasanya berkaitan dengan hubungan antara pekerja dengan
pemberi kerja yang merupakan pemilik rahasia dagang. Dalam lingkungan kerja perlu
diatur prosedur perusahaan yang bisa menjamin kerahasiaan informasi. Perlu diatur
secara jelas dan tegas pula dalam peraturan perusahaan mengenai pihak yang
bertanggung jawab atas informasi rahasia.

4. PEMILIK RAHASIA DAGANG DAN PEMEGANG RAHASIA DAGANG

Pemilik Rahasia Dagang memiliki hak untuk menggunakan sendiri Rahasia Dagang
yang dimilikinya, memberikan lisensi kepada atau melarang pihak lain untuk
menggunakan Rahasia Dagang atau mengungkapkan Rahasia Dagang itu kepada
pihak ketiga untuk kepentingan yang bersifat komersial.
Pemegang Rahasia Dagang berhak memberikan Lisensi kepada pihak lain berdasarkan
perjanjian Lisensi untuk melaksanakan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4, kecuali jika diperjanjikan lain.

5. PERLINDUNGAN HAK RAHASIA DAGANG


Rahasia Dagang dilindungi oleh Undang-undang seiring dengan lahirnya informasi yang
terkait dan mulai berfungsi dalam kegiatan perekonomian. Tidak diperlukan prosedur
pendaftaran bagi perlindungan Rahasia Dagang karena sifat informasi yang rahasia

12

Hukum Izin Usahan dan Haki


Agung Wahyudi, ST. MM.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

(sedangkan jika dilakukan pendaftaran maka akan memerlukan pengungkapan


informasi). Rahasia Dagang dapat dicatatkan apabila terjadi pengalihan atau lisensi
kepada pihak lain. Pencatatan ini hanya berkaitan dengan data administratif lisensi atau
pengalihan hak tanpa perlu mengungkapkan isi dari informasi rahasia tersebut.

6. PENGALIHAN DAN LISENSI


Pengalihan hak.

Pengalihan hak Rahasia Dagang dapat dilakukan melalui:

Pewarisan

Hibah

Wasiat

Perjanjian tertulis

Sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh rundang- undang

Lisensi.
Lisensi adalah ijin yang diberikan oleh pemilik hak kepada pihak lain untuk dapat
menggunakan hak dalam batas-batas (ruang dan waktu) tertentu. Dalam hal lisensi
Rahasia Dagang, lisensor dapat mengatur agar ada pengawasan dari pihaknya kepada
penerima lisensi dalam pelaksanaan lisensi tersebut. Perjanjian lisensi tidak boleh
memuat ketentuan-ketentuan yang merugikan merugikan perekonomian. Perjanjian
lisensi wajib dicatatkan di kantor pendaftaran Rahasia Dagang.

7. PELANGGARAN HAK RAHASIA DAGANG


Pelanggaran Rahasia Dagang terjadi apabila seseorang dengan sengaja (unsur
kesengajaan):

12

mengungkapkan Rahasia Dagang;

Hukum Izin Usahan dan Haki


Agung Wahyudi, ST. MM.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

mengingkari kesepakatan untuk menjaga Rahasia Dagang;

mengingkari kewajiban tertulis atau tidak tertulis untuk menjaga Rahasia


Dagang; atau,

memperoleh Rahasia Dagang dengan cara yang bertentangan dengan


hukum.

Pengecualian dari Pelanggaran Rahasia Dagang :

Pengungkapan atau penggunaan Rahasia Dagang didasarkan pada


kepentingan

pertahanan

keamanan,

kesehatan,

atau

keselamatan

masyarakat.

Tindakan rekayasa ulang atas produk yang dihasilkan dari penggunaan


Rahasia Dagang milik orang lain yang dilakukan semata-mata untuk
kepentingan pengembangan lebih lanjut dari produk yang bersangkutan.
(analisis dan evaluasi untuk mengetahui informasi tentang suatu teknologi
yang sudah ada).

Catatan: Dalam sebuah keputusan pengadilan di pengadilan tinggi California


pada bulan Agustus 2003, hakim pengadilan tinggi memerintahkan
pengadilan distrik San Jose untuk mengkaji apakah kode sistem enkripsi
(encryption system) yang ada pada sebuah publikasi online masih dapat
disebut sebagai Rahasia Dagang, mengingat diseminasi informasi dan
peredaran produk yang sudah sangat luas. (Baca:Calfornia Court Rules
for DVD Industry Dalam http://story.news.yahoo.com/news?tmpl=story&u=/
ap/20030825/ap_en_tv/dvd_encryption_7). Dengan demikian perlu dipikirkan
kemungkinan masalah pengedaran informasi dalam kaitan dengan status
kerahasiaan dan kondisi pengecualian.

8. PENEGAKAN HUKUM DAN PENYELESAIAN SENGKETA

12

Hukum Izin Usahan dan Haki


Agung Wahyudi, ST. MM.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

Hak Menggugat
Hak yang dimiliki oleh Pemegang Rahasia Dagang atau Penerima Lisensi untuk
menggugat pihak yang dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 UURD (gugatan ganti rugi dan/atau penghentian
semua perbuatan atas penggunaan Rahasia Dagang, Lisensi kepada pihak lain atau
melarang pihak lain menggunakan Rahasia Dagang atau pengungkapan secara
komersial secara sengaja dan tanpa hak). Gugatan dilakukan di depan pengadilan
negeri.
Sanksi Pidana
Pasal 17 UURD pada intinya menyatakan bahwa barangsiapa dengan sengaja dan
tanpa hak menggunakan Rahasia Dagang pihak lain atau melakukan perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 atau Pasal 14 dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 300.000.000,- (tiga ratus
juta Rupiah).
Tindak pidana dalam pelanggaran Rahasia Dagang merupakan delik aduan (jenis delik
yang untuk melakukan proses hukum terhadap delik tersebut memerlukan adanya
aduan dari pihak yang merasa dirugikan). Dengan demikian perlu ada inisiatif dari
pemilik hak untuk melaporkan suatu pelanggaran kepada aparat penegak hukum dan
tidak menunggu inisiatif dari pihak kepolisian. (Baca: Jangan Tunggu Inisiatif Polisi
untuk Tangani Delik HaKI dalam Hukumonline 28/8/02:
http://www.hukumonline.com/artikel_detail.asp?id=6321)
Penyelesaian Sengketa
Gugatan perdata diajukan ke pengadilan negeri. Sidang pengadilan dapat dilakukan
secara tertutup sebagaimana yang diatur dalam Pasal 18 UURD. Penyelesaian
sengketa juga dapat dilakukan melalui arbitrase atau alternatif penyelesaian sengketa.

12

Hukum Izin Usahan dan Haki


Agung Wahyudi, ST. MM.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

LAMPIRAN KLIPING.
California Court Rules for DVD Industry
By DAVID KRAVETS, Associated Press Writer

SAN FRANCISCO - The California Supreme Court ruled Monday that courts may block
Internet users from posting codes that could be used to illegally copy DVD movies, in a
case that pitted trade secret rights against free speech.
The justices did not resolve whether the code was in fact a trade secret, leaving that for
a lower court to determine. They did rule, however, that they would not tolerate the
posting of legitimate trade secrets online and reversed a lower court that said
disseminating trade secrets was protected free speech.
The case centered on San Francisco computer programmer Andrew Bunner, who in
1999 posted the code to crack the encryption technology and, according to the movie
industry, helped users replicate thousands of copyright movies per day.
The DVD Copy Control Association, an arm of Hollywood studios, said it controls the
encryption system, which scrambles data to prevent unauthorized copying of a movie
sold in the DVD format. The association sued Bunner and others under California's
Uniform Trade Secrets Act.
A San Jose judge ordered Bunner to remove the encryption-cracking code from the
Internet. But the 6th District Court of Appeal in San Jose lifted that injunction, a move
the DVD Copy Control Association said was akin to giving crooks the technology to
reproduce protected material such as movies on a large scale.
The court of appeal ruled that protecting trade secrets is not as important as "the First
Amendment right to freedom of speech."
A unanimous Supreme Court, however, ruled otherwise Monday.
Justice Janice Rogers Brown, in reversing the appeals court on a 7-0 vote, said an
order to remove the code "does not violate the free speech clauses of the United States
and California constitutions."

12

Hukum Izin Usahan dan Haki


Agung Wahyudi, ST. MM.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

The case is not fully resolved, however, because the Supreme Court also ordered the
San Jose appeals court to analyze whether the code is still a protected trade secret
given its widespread exposure.
The DVD association hailed Monday's decision.
"This opinion has wide applications to trade secret law," said association attorney
Robert G. Sugerman. "Owners of trade secrets can now protect those trade secrets
through injunctive relief, which is clearly now available."
During oral arguments three months ago, California Attorney General Bill Lockyer joined
the group in arguing that industry secrets would be plundered if computer users could
post them without court intervention. Companies including Boeing Co., Ford Motor Co.
and AOL Time Warner Inc. urged the justices to side with the DVD association, arguing
that trade secret protections trump First Amendment speech protections.
Bunner did not devise the decryption code, but instead posted it on one of his Web
sites. The Norwegian teen who cracked the code, Jon Johansen, was acquitted in
Norway in January of charges he stole trade secrets.
Bunner, 26, said he has removed any reference to it from the Internet and is fighting the
case to stand up for free speech rights. He is one of dozens of people throughout the
United States that the association is suing for posting the code.
He said Monday he believed his actions were lawful, and said he posted the code to let
others play DVDs on their computers.
"The idea was to get it out there for an open-source DVD player," Bunner said.
His attorney, David A. Greene, said the appeals court could still ultimately support
Bunner's actions because the code's global dissemination may not grant it status as a
trade secret anymore.
http://story.news.yahoo.com/news?
tmpl=story&u=/ap/20030825/ap_en_tv/dvd_encryption_7

Jangan Tunggu Inisiatif Polisi untuk Tangani Delik HaKI

12

10

Hukum Izin Usahan dan Haki


Agung Wahyudi, ST. MM.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

[28/08/02]

Sudah menjadi rahasia umum bahwa di Indonesia banyak sekali terjadi pelanggaran
terhadap Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI). Namun, masyarakat, termasuk
pemegang HaKI, hanya berteriak menyelahkan polisi yang dinilai kurang responsif.
Padahal seharusnya masyarakat yang berinisiatif mengadukan hal tersebut karena
delik HaKI ternyata delik aduan.
Sejak meratifikasi perjanjian World Trade Organisation (WTO) dengan UU No. 7 Tahun
1994, Indonesia secara sah sudah menjadi anggota dan mengakui berlakunya TRIPs
yang mejadi satu kesatuan dengan perjanjian WTO tersebut. Secara otomatis pula
Indonesia terikat dengan kewajiban untuk melindungi hak-hak yang berkaitan dengan
kekayaan intelektual.
Namun, perlidungan terhadap HaKI tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah
semata. Diperlukan juga partisipasi masyarakat, khususnya masyarakat yang memiliki
hak atas kekayaan intelektual tersebut. Misalnya dalam hal terjadinya delik HaKI,
masyarakat harus aktif membuat pengaduan karena memang delik HaKI sekarang
termasuk dalam delik aduan.
Mantan Dirjen HaKI, Zen Umar Purba, mengatakan bahwa dalam ketentuan-ketentuan
yang mengatur mengenai masalah HaKI (kecuali untuk hak Cipta), status deliknya
diubah dari delik biasa menjadi delik aduan. Artinya, pelanggaran terhadap HaKI tidak
bisa diproses hukum kecuali masyarakat yang dirugikan melakukan pengaduan kepada
petugas hukum.
Hal tersebut diungkapkan Zen Umar dalam seminar sehari bertema HaKI dan
Permasalahan Aktual dalam Sistem Perdagangan Global, yang diselenggarakan oleh
BPPT di Jakarta. "Jadi produsen Louis Vuitton (merk tas mahal dari Perancis, red)
silakan melakukan pengaduan kalau ternyata dirugikan dengan adanya Louis Vuitton
yang diproduksi di Ciawi (Bogor, red)," ujar Zen Umar memberi contoh.

12

11

Hukum Izin Usahan dan Haki


Agung Wahyudi, ST. MM.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

Jadi delik aduan


Zen Umar menjelaskan, delik aduan adalah jenis delik yang untuk melakukan proses
hukum terhadap delik tersebut memerlukan adanya aduan dari pihak yang merasa
dirugikan. Bandingkan dengan delik biasa, di mana penegak hukum bisa melakukan
tindakan hukum terhadap suatu delik tanpa perlu adanya aduan dri para pihak.
Berkenaan dengan status delik yang diubah dari delik biasa menjadi delik aduan, Zen
Umar mengatakan bahwa hal tersebut dilakukan dengan beberapa alasan. Pertama,
delik aduan sesuai dengan sifat HaKI adalah hak privat. Walaupun, menurut Zen Umar,
dimaklumi bahwa hak privat itu pada gilirannya memegang peranan penting dalam
dunia usaha.
Kedua, hanya pemegang hak lah yang tahu ada tidaknya pelanggaran atau tindak
pidana terhadap karya intelektualnya sendiri yang notabene telah mendapatkan
perlindungan. Dalam delik aduan ini harus diperhatikan bahwa jika terjadi suatu
sengketa HaKI dan sudah diadukan, walaupun para pihak sudah berdamai, proses
pengaduan tidak dapat dicabut kembali.
Ketiga, menurut Zen Umar, delik biasa dapat menjadi bumerang karena setiap pihak
termasuk pihak luar sangat mengharapkan dilakukannya tindakan "pembersihan" terus
menerus terhadap tindak pidana termaksud tanpa perlunya diadukan. "Ini merupakan
bumerang bagi kita sendiri," tegas Zen Umar.
Penetapan sementara pengadilan
Zen Umar mengatakan, bahwa untuk menambah perlindungan hukum di bidang HaKI
terhadap masyarakat juga bisa dilakukan dengan menambah fasilitas-fasilitas
perlindungan hukum tersebut. Contohnya yang sudah diakomodasi dalam ketentuan
HaKI yang baru adalah dengan adanya penetapan sementra dari pengadilan.
Penetapan sementara yang dimaksud adalah penetapan yang dikeluarkan oleh
pengadilan untuk melarang beredarnya produk-produk tertentu yang diduga merupakan

12

12

Hukum Izin Usahan dan Haki


Agung Wahyudi, ST. MM.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

produk tiruan berdasarkan pengaduan. Penetapan sementara ini dikeluarkan sebelum


adanya kasus, berbeda dengan putusan sela yang dikeluarkan setelah terjadinya suatu
kasus.
"Jadi misalkan Anda menduga bahwa adanya suatu produk yang masuk ke bandara, ke
pelabuhan atau sudah beredar. Kemudian Anda menduga bahwa produk tersebut
meniru produk yang anda hasilkan, Anda bisa langsung mengadukan ke pengadilan
minta untuk di stop peredaran produk tersebut sampai jelas persoalannya," jelas Zen
Umar.
Tentu saja si pelapor harus mempunyai alasan yang cukup kuat mengenai dugaan
pelanggaran tersebut. Sebab kalau tidak, dia akan dapat digugat balik. Menurut Zen
Umar, yang penting adalah bahwa ketentuan ini merupakan tambahan bagi
perlindungan hak bagi pemegang HaKI. Bahkan dari sudut hukum Indonesia, ketentuan
ini merupakan terobosan karena hal semacam ini sebelumnya tidak dikenal dalam
sistem hukum Indonesia.
(Zae/APr)
Sumber :

Haris Munandar. 2011. Mengenal HAKI. Penerbit Erlangga. Jakarta


http://www.hukumonline.com/artikel_detail.asp?id=6321
Theofransus Litaay, 2012. Hak Kekayaan Intelektual. Universitas Kristen Satya
Wacana. Surakarta.

12

13

Hukum Izin Usahan dan Haki


Agung Wahyudi, ST. MM.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

12

14

Hukum Izin Usahan dan Haki


Agung Wahyudi, ST. MM.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

Anda mungkin juga menyukai