Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Gizi adalah zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang mempunyai nilai sangat
penting untuk dikonsumsi oleh tubuh.
Yodium adalah sejenis mineral yang terdapat di alam, baik di tanah maupun di air.
Yodium merupakan zat gizi mikro yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan
makhluk hidup. Yodium diperlukan tubuh dalam pembentukan hormon tiroksin untuk
mengatur pertumbuhan dan perkembangan mulai dari janin sampai dewasa.
Garam Beryodium adalah suatu garam yang telah diperkaya dengan KIO3 (Kalium
Iodat) sebanyak 30-8- ppm.
GAKY merupakan suatu masalah gizi yang disebabkan karena kekurangan Yodium,
akibat kekurangan Yodium ini dapat menimbulkan penyakit, salah satu yang sering kita
kenal dan ditemui dimasyarakat adalah Gondok.
E.

Etiologi dan Patogenesis


Faktor Faktor yang berhubungan dengan masalah GAKY antara lain :
Faktor Defisiensi Iodium dan Iodium Excess
Defisiensi iodium merupakan sebab pokok terjadinya masalah GAKI. Hal ini
disebabkan karena kelenjar tiroid melakukan proses adaptasi fisiologis terhadap kekurangan
unsur iodium dalam makanan dan minuman yang dikonsumsinya (Djokomoeldjanto, 1994).
Hal ini dibuktikan oleh Marine dan Kimbell (1921) dengan pemberian iodium pada
anak usia sekolah di Akron (Ohio) dapat menurunkan gradasi pembesaran kelenjar tiroid.
Temuan lain oleh Dunn dan Van der Haal (1990) di Desa Jixian, Propinsi Heilongjian (Cina)
dimana pemberian iodium antara tahun 1978 dan 1986 dapat menurunkan prevalensi gondok
secara drastic dari 80 % (1978) menjadi 4,5 % (1986).
Iodium Excess terjadi apabila iodium yang dikonsumsi cukup besar secara terus
menerus, seperti yang dialami oleh masyarakat di Hokaido (Jepang) yang mengkonsumsi
ganggang laut dalam jumlah yang besar. Bila iodium dikonsumsi dalam dosis tinggi akan
terjadi hambatan hormogenesis, khususnya iodinisasi tirosin dan proses coupling
(Djokomoeldjanto, 1994).
Faktor Geografis dan Non Geografis
Menurut Djokomoeldjanto (1994) bahwa GAKI sangat erat hubungannya dengan
letak geografis suatu daerah, karena pada umumnya masalah ini sering dijumpai di daerah

pegunungan seperti pegunungan Himalaya, Alpen, Andres dan di Indonesia gondok sering
dijumpai di pegunungan seperti Bukit Barisan Di Sumatera dan pegunungan Kapur Selatan.
Daerah yang biasanya mendapat suplai makanannya dari daerah lain sebagai
penghasil pangan, seperti daerah pegunungan yang notabenenya merupakan daerah yang
miskin kadar iodium dalam air dan tanahnya. Dalam jangka waktu yang lama namun pasti
daerah tersebut akan mengalami defisiensi iodium atau daerah endemik iodium (Soegianto,
1996 dalam Koeswo, 1997).
Faktor Bahan Pangan Goiterogenik
Kekurangan iodium merupakan penyebab utama terjadinya gondok, namun tidak
dapat dipungkiri bahwa faktor lain juga ikut berperan. Salah satunya adalah bahan pangan
yang bersifat goiterogenik (Djokomoeldjanto, 1974). Williams (1974) dari hasil risetnya
mengatakan bahwa zat goiterogenik dalam bahan makanan yang dimakan setiap hari akan
menyebabkan zat iodium dalam tubuh tidak berguna, karena zat goiterogenik tersebut
merintangi absorbsi dan metabolisme mineral iodium yang telah masuk ke dalam tubuh.
Goiterogenik adalah zat yang dapat menghambat pengambilan zat iodium oleh
kelenjar gondok, sehingga konsentrasi iodium dalam kelenjar menjadi rendah. Selain itu, zat
goiterogenik dapat menghambat perubahan iodium dari bentuk anorganik ke bentuk organik
sehingga pembentukan hormon tiroksin terhambat (Linder, 1992).
Menurut Chapman (1982) goitrogen alami ada dalam jenis pangan seperti kelompok
Sianida (daun + umbi singkong , gaplek, gadung, rebung, daun ketela, kecipir, dan terung) ;
kelompok Mimosin (pete cina dan lamtoro) ; kelompok Isothiosianat (daun pepaya) dan
kelompok Asam (jeruk nipis, belimbing wuluh dan cuka).
Faktor Zat Gizi Lain
Defisiensi protein dapat berpengaruh terhadap berbagai tahap pembentukan hormon
dari kelenjar thyroid terutama tahap transportasi hormon. Baik T3 maupun T4 terikat oleh
protein dalam serum, hanya 0,3 % T4 dan 0,25 % T3 dalam keadaan bebas. Sehingga
defisiensi protein akan menyebabkan tingginya T3 dan T4 bebas, dengan adanya mekanisme
umpan balik pada TSH maka hormon dari kelenjar thyroid akhirnya menurun.
F. Gejala

Gejala yang sering tampak sesuai dengan dampak yang ditimbulkan , seperti :
Reterdasi mental
Gangguan pendengaran
Gangguan bicara
Hipertiroid (Pembesaran Kelenjar Tiroid/Gondok)
Kretinisme biasanya pada anak-anak

G. Klasifikasi
1. Grade 0 : Normal

Dengan inspeksi tidak terlihat, baik datar maupun tengadah maksimal, dan dengan palpasi
tidak teraba.
2. Grade IA
Kelenjar Gondok tidak terlihat, baik datar maupun penderita tengadah maksimal, dan palpasi
teraba lebih besar dari ruas terakhir ibu jari penderita.
3. Grade IB
Kelenjar Gondok dengan inspeksi datar tidak terlihat, tetapi terlihat dengan tengadah
maksimal dan dengan palpasi teraba lebih besar dari Grade IA.
4. Grade II
Kelenjar Gondok dengan inspeksi terlihat dalam posisi datar dan dengan palpasi teraba lebih
besar dari Grade IB.
5. Grade III
Kelenjar Gondok cukup besar, dapat terlihat pada jarak 6 meter atau lebih.
H.
1.
2.
3.
4.
-

Macam-macam Gangguan Akibat GAKY


Pada Fetus
Abortus
Steel Birth
Kelainan Kematian Perinatal
Kretin Neuroligi
Kretin Myxedematosa
Defek Psikomotor
Pada Neonatal
Hipotiroid
Gondok Neonatal
Pada Anak dan Remaja
Juvenile Hipothyroidesm
Gondok Gangguan Fungsi Mental
Gangguan Perkembangan Fisik
Kretin Myxedematosa dan Neurologi
Pada Dewasa
Gondok dan segala Komplikasinya
Hipotiroid
Gangguan Fungsi Mental

I.
1.
2.
-

Dosis Pemberian Kapsul Yodium


Anak SD (daerah endemik berat) : 1 kapsul/tahun
Daerah endemik sedang dan berat :
Wanita Usia Subur Wus : 2 Kapsul/tahun @ 200 mg
Ibu hamil
: 1 Kapsul /tahun
Ibu Menuyusui
: 1 Kapsul selama menyusui
Mengingat dalam garam beryodium terdapat unsure natriun, maka konsumsi garam
beryodium harus dibatasi. Kelebihan mengkonsumsi natrium dapat memicu timbulnya
Stroke yaitu pecahnya pembuluh darah pada otak yang dapat menyebabkan kematian.

J.

Kebutuhan Yodium

Menurut Hetzel (1989) dalam keadaan normal intake harian untuk orang dewasa
berkisar 100 150 mg perhari. Iodium diekskresikan melalui urin dan dinyatakan dalam mg
I/g kreatinin. Pada tingkat ekskresi lebih kecil daro 50 mg/g kreatinin sudah menjadi
indikator kekurangan intake. Konsumsi iodium sangat bervariasi antar berbagai wilayah di
dunia, diperkirakan sekitar 500 mg per hari di USA (sekitar 5 kali RDA). Adapun kecukupan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

iodium yang dianjurkan untuk orang Indonesia antara lain :


Bayi (12 bulan pertama) 50 mikrogram/hari
Anak (usia 2-6 tahun) 90 mikrogram/hari
Anak usia sekolah (usia 7-12 tahun) 120 mikrogram/hari
Dewasa (diatas usia 12 tahun) 150 mikrogram/hari
Ibu hamil 175 mikrogram/hari
Ibu menyusui 200 mikrogram/hari
Khusus bagi kelompok ibu hamil tambahan tersebut sebagian dapat dipergunakan
untuk keperluan aktivitas kelenjar tiroid dan sebagiannya lagi untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin khususnya perkembangan otak. Bagi ibu hamil yang mengkonsumsi
iodium tidak mencukupi kebutuhan maka bayi atau janin yang dikandung akan mengalami
gangguan perkembangan otak (berat otak berkurang), gangguan perkembangan fetus dan
pasca lahir, kematian perinatal (abortus) meningkat, kemudian setelah bayi dilahirkan
mempunyai berat lahir rendah (BBLR) dan terdapat gangguan pertumbuhan tengkorak serta
perkembangan skelet, sedangkan bagi tubuh ibu hamil akan mengalami gangguan aktivitas
kelenjar tiroid. Pada kondisi ini tubuh akan mengalami penyesuaian yang pada akhirnya akan
mengalami pembesaran kelenjar tiroid yang dikenal dengan sebutan gondok
(Djokomoeldjanto, 1993 dan WHO, 1994).

BAB III
PEMBAHASAN
A.
1.
2.
-

Dampak GAKY
Terhadap Pertumbuhan
Pertumbuhan yang tidak normal.
Pada keadaan yang parah terjadi kretinisme
Keterlambatan perkembangan jiwa dan kecerdasan
Tingkat kecerdasan yang rendah
Mulut menganga dan lidah tampak dari luar
Kelangsungan Hidup
Neonatus dan Ibu hamil

Ketika kita bicara mengenai neonatus dan ibu hamil maka terbayang proses
pertumbuhan fetus intrauterin, yang umumnya mengikuti satu pola. Perkembangan otak dan
intelegensi tepat mutlak perlu untuk manifestasi yang sempurna di kemudian hari.
Perkembangan fetus ibu hipotiroidisme primer yang hamil berbeda dengan
perkembangan fetus ibu hipotiroidisme yang disebabkan karena defisiensi yodium.
Patofisiologi yang jelas dan tegas belum terbukti hingga sekarang. Sumbangan
pengetahuan di atas tidak hanya penting untuk memahami dan mendalami peristiwa yang
terjadi di daerah dengan defisiensi berat saja (dengan adanya sindrom GAKI, lebih-lebih
mekanisme terjadinya kretin endemik baik miksudematosa maupun kretin tipe nervosa) tetapi
juga penting untuk upaya pencegahan.
- Pada Janin
Kekurangan yodium pada janin akibat Ibunya kekurangan yodium. Keadaan ini akan
menyebabkan besarnya angka kejadian lahir mati, abortus, dan cacat bawaan, yang semuanya
dapat dikurangi dengan pemberian yodium. Akibat lain yang lebih berat pada janin yang
kekurangan yodium adalah kretin endemic.
Kretin endemik ada dua tipe, yang banyak didapatkan adalah tipe nervosa, ditandai
dengan retardasi mental, bisu tuli, dan kelumpuhan spastik pada kedua tungkai. Sebaliknya
yang agak jarang terjadi adalah tipe hipotiroidisme yang ditandai dengan kekurangan hormon
tiroid dan kerdil.
Penelitian terakhir menunjukkan, transfer T4 dari ibu ke janin pada awal kehamilan
sangat penting untuk perkembangan otak janin. Bilamana ibu kekurangan yodium sejak awal
kehamilannya maka transfer T4 ke janin akan berkurang sebelum kelenjar tiroid janin
berfungsi.
Jadi perkembangan otak janin sangat tergantung pada hormon tiroid ibu pada
trimester pertama kehamilan, bilamana ibu kekurangan yodium maka akan berakibat pada
rendahnya kadar hormon tiroid pada ibu dan janin. Dalam trimester kedua dan ketiga
kehamilan, janin sudah dapat membuat hormon tiroid sendiri, namun karena kekurangan
yodium dalam masa ini maka juga akan berakibat pada kurangnya pembentukan hormon
tiroid, sehingga berakibat hipotiroidisme pada janin.
- Pada Saat Bayi Baru Lahir
Yang sangat penting diketahui pada saat ini, adalah fungsi tiroid pada bayi baru lahir
berhubungan erat dengan keadaan otak pada saat bayi tersebut lahir. Pada bayi baru lahir,
otak baru mencapai sepertiga, kemudian terus berkembang dengan cepat sampai usia dua
tahun. Hormon tiroid pembentukannya sangat tergantung pada kecukupan yodium, dan
hormon ini sangat penting untuk perkembangan otak normal.
Di negara sedang berkembang dengan kekurangan yodium berat, penemuan kasus ini
dapat dilakukan dengan mengambil darah dari pembuluh darah balik talipusat segera setelah

bayi lahir untuk pemeriksaan kadar hormon T4 dan TSH. Disebut hipotiroidisme neonatal,
bila didapatkan kadar T4 kurang dari 3 mg/dl dan TSH lebih dari 50 mU/mL.
Pada daerah dengan kekurangan yodium yang sangat berat, lebih dari 50% penduduk
mempunyai kadar yodium urin kurang dari 25 mg pergram kreatinin, kejadian hipotiroidisme
neonatal sekitar 75-115 per 1000 kelahiran. Yang sangat mencolok, pada daerah yang
kekurangan yodium ringan, kejadian gondok sangat rendah dan tidak ada kretin, angka
kejadian hipotiroidisme neonatal turun menjadi 6 per 1000 kelahiran.
Dari pengamatan ini disimpulkan, bila kekurangan yodium tidak dikoreksi maka
hipotiroidisme akan menetap sejak bayi sampai masa anak. Ini berakibat pada retardasi
perkembangan fisik dan mental, serta risiko kelainan mental sangat tinggi. Pada populasi di
daerah kekurangan yodium berat ditandai dengan adanya penderita kretin yang sangat
-

mencolok.
Pada Masa Anak
Penelitian pada anak sekolah yang tinggal di daerah kekurangan yodium
menunjukkan prestasi sekolah dan IQ kurang dibandingkan dengan kelompok umur yang
sama yang berasal dari daerah yang berkecukupan yodium. Dari sini dapat disimpulkan
kekurangan yodium mengakibatkan keterampilan kognitif rendah. Semua penelitian yang
dikerjakan di daerah kekurangan yodium memperkuat adanya bukti kekurangan yodium
dapat menyebabkan kelainan otak yang berdimensi luas.
Dalam penelitian tersebut juga ditegaskan, dengan pemberian koreksi yodium akan
memperbaiki prestasi belajar anak sekolah. Faktor penentu kadar T3 otak dan T3 kelenjar
hipofisis adalah kadar T4 dalam serum, bukan kadar T3 serum, sebaliknya terjadi pada hati,
ginjal dan otot. Kadar T3 otak yang rendah, yang dapat dibuktikan pada tikus yang
kekurangan yodium, didapatkan kadar T4 serum yang rendah, akan menjadi normal kembali
bila dilakukan koreksi terhadap kekurangan yodiumnya.
Keadaan ini disebut sebagai hipotiroidisme otak, yang akan menyebabkan bodoh dan
lesu, hal ini merupakan tanda hipotiroidisme pada anak dan dewasa. Keadaan lesu ini dapat
kembali normal bila diberikan koreksi yodium, namun lain halnya bila keadaan yang terjadi
di otak. Ini terjadi pada janin dan bayi yang otaknya masih dalam masa perkembangan,

walaupun diberikan koreksi yodium otak tetap tidak dapat kembali normal.
Pada Dewasa
Pada orang dewasa, dapat terjadi gondok dengan segala komplikasinya, yang sering
terjadi adalah hipotiroidisme, bodoh, dan hipertiroidisme. Karena adanya benjolan/modul
pada kelenjar tiroid yang berfungsi autonom. Disamping efek tersebut, peningkatan ambilan
kelenjar tiroid yang disebabkan oleh kekurangan yodium meningkatkan risiko terjadinya

kanker kelenjar tiroid bila terkena radiasi.


3. Perkembangan Intelegensia

Setiap penderita Gondok akan mengalami defisit IQ Point sebesar 5 Point dibawah normal.
Terjadinya defisit IQ Point pada gilirannya akan berdampak pada program wajib belajar 9
tahun, karena banyak anak usia sekolah yang tidak dapat mengikuti pelajaran dan mengalami
drop out.
Setiap Penderita Kretinisme akan mengalami defisit sebesar 50 Point dibawah normal.
Iodium diperlukan khususnya untuk biosintesis hormon tiroid yang beriodium.quot;; Iodium
dalam makanan diubah menjadi iodida dan hampir secara sempurna iodida yang dikonsumsi
diserap dari sistem gastrointestinal. Yodium sangat erat kaitannya dengan tingkat kecerdasan
anak. Dampak yang ditimbulkan dari kekurangan konsumsi yodium yang berada dalamtubuh,
akan sangat buruk akibatnya bagi kecerdasan anak, karena bisa menurunkan 11-13 nilai IQ
anak.. Di antara penyakit akibat kekurangan iodium adalah gondok dan kretinisme. Ada dua
tipe terjadinya kretinisme, yaitu kretinisme neurology seperti kekerdilan yang digolongkan
dengan mental, kelumpuhan dan buta tuli. Ada pula kretinisme hipotiroid Lokasi dan struktur
tiroid (gondok) di mana kelenjar tiroid yang terletak di bawah larynx sebelah kanan dan kiri
depan trakea mengekskresi tiroksin, triiodotironin dan beberapa hormon beriodium lain yang
dihubungkan dengan pertumbuhan yang kerdil dan retardasi mental yang lambat. Selama
masa pertumbuhan dan perkembangan, kebutuhan tubuh akan yodium memang harus selalu
dipenuhi. Karena kalau tidak, hipotiroidisme akan terus mengancam. Baik bayi, anak,
remaja, bahkan dewasa muda tetap mempunyai peluang terserang penyakit gondok, gangguan
fungsi mental dan fisik, maupun kelainan pada system saraf. Semua penyakit dan berbagai
kelainan lainnya yang disebabkan oleh defisiensi unsur kimia berlambang I ini , kini
disebut dengan GAKY ( Gangguan Akibat Kekurangan Yodium ). Selain akan mempengaruhi
tingkat kecerdasan anak, yang kita tahu selama ini, kekurangan yodium akan menyebabkan
pembesaran kelenjar gondok. Padahal, banyak gangguan lain yang juga bisa muncul.
Misalnya saja, kekurangan yodium yang dialami janin akan mengakibatkan keguguran
maupun bayi lahir meninggal, atau meninggal beberapa saat setelah dilahirkan. Bahkan, tidak
sedikit bayi yang terganggu perkembangan sistem sarafnya sehingga mempengaruhi
kemampuan psikomotoriknya.
4. Pertumbuhan Sosial
Dampak social yang ditimbulkan oleh GAKY berupa terjadinya gangguan perkembangan
mental, lamban berpikir, kurang bergairah sehingga orang semacam ini sulit dididik dan di
motivasi.
5. Perkembangan Eokonomi
GAKY akan mengalami gangguan metabolisme sehingga badannya akan merasa dingin dan
lesu sehingga akan berakibatnya rendahnya produktivitas kerja, yang akan mempengaruhi
hasil pendapatan keluarga.

D
E. Terapi
a. Farmakologi
Parasetamol
Sebagai analgetik antipiretik
Indikasi : Menurunkan rasa sakit kepala,sakit gigi dan menurunkan panas.
Efek Samping : Reaksi hipersensitif, bila diberikan dalam dosis tinggi dapat merusak hati.
Kemasan : Botol 60 ml.
Amoksisilin
Indikasi : Infeksi Saluran Nafas, Saluran Kemih, dan Kelamin. Infeksi lain seperti Salmonella
sp, Shigella, kulit, luka selulitis, furunkulosis.
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap penisilin, gangguan ginjal, leukimia limfatik,
superinfeksi.
Efek Samping : Reaksi hipersensitif, gangguan gastrointestinal.
Interaksi Obat : Probenesid meningkatkan waktu paruh amoksisilin dalam plasma, Alupurinol
meningkatkan insiden kemerahan pada kulit, menurunkan efektifitas kontrasepsi oral.
Kemasan : Anak 20 mg/kgBB/hari tiap 8.
Recovit
Kandungan : Vitamin. A 5000 iu, Vitamin B1 10 mg, Vitamin B2 15 mg, Vitamin B6 5 mg,
Vitamin B12 5 mg, Vitamin C 200 mg, Vitamin E 15 iu, Vitamin D 400 iu, nicotinamide 50
mg, kalium iodide, calsium pantothenate, ferrofumarete, zink sulfat.
Indikasi : Terapi defisiensi multivitamin dan mineral.
Suplemen vitamin untuk wanita hamil.
Dosis : 1x/hari 1 kapsul
Sirup vitamin Zn
Kandungan : Vitamin. A 1250 iu,Vitamin D 200 iu, Vitamin C 20 iu, Vitamin B1 1 mg,
Vitamin B2 1 mg, Vitamin B6 o,6 gr, Vitamin B12 2 g, Vitamin d-Panthenol 3 mg,
Elemental iron + 1,5 mg, Calsium + 20 mg, Phosporus + 15 mg, Manganese + 0,25 mg, Zinc
+ 0,25 mg, Magnesium + 1,5 mg, Potasium + 1,25 mg, Lysine 12, 5 mg, Hydrochloride
Inositol 2,5 mg, Choline + 2,5 mg,
Indikasi : Sebagai suplement diet untuk profilaksis dan pengobatan, defisisensi Fe dan
vitamin serta mineral.
Kontarindikasi : Pada penderita haemochromatosis, Haemosiderosis, dan anemia hemolitik.
Dosis : 5 ml/hari.

b. Non Farmakologi
Bahan Makanan yang cukup banyak mengandung Yodium adalah Bahan makanan yang
berasal dari laut. Dalam ikan laut bisa mencapai 830 mg/kg.
Bandingkan dengan daging yang kandungan yodiumnya hanya 50 mg/kg, dan telur hanya 93
mg/kg. Selain ikan laut, cumi-cumi juga mengandung yodium cukup tinggi, yaitu sekitar 800
mg/kg. Yang paling tinggi kandungan yodiumnya adalah rumput laut (ganggang laut),
khususnya yang berwarna coklat. Banyaknya yodium yang dibutuhkan tubuh kita per hari,
minimal sekitar 100 mg.
Karena itu, kalau kita mengkonsumsi ikan laut basah sebanyak 100 g/hari, artinya sudah
mencukupi. Atau, kalau rumput laut coklat diolah menjadi hidangan yang lezat, dengan 2-5
gr/hari/orang, kebutuhan yodium sekeluarga sudah dapat terpenuhi.
Sumber yodium lain yang mudah kita temui adalah garam. Yang dimaksud disini adalah
garam beryodium dengan kadar yodium antara 30-80 ppm (part per million).
F. Pangan Sumber Iodium
Iodium dapat diperoleh dari berbagai jenis pangan dan kandungannya berbeda-beda
tergantung asal jenis pangan tersebut dihasilkan. Kandungan iodium pada buah dan sayur
tergantung pada jenis tanah. Kandungan iodium pada jaringan hewan serta produk susu
tergantung pada kandungan iodium pada pakan ternaknya. Pangan asal laut merupakan
sumber iodium alamiah. Sumber lain iodium adalah garam dan air yang difortifikasi
(Muchtadi. dkk, 1992). Hal yang sama juga dikemukakan oleh Sauberlich, (1999) bahwa
makanan laut dan ganggang laut adalah sumber iodium yang paling baik. Penggunaan garam
beriodium di Amerika Serikat diberikan sebagai sumber iodium penting. Di USA konsumsi
garam beriodium per hari per orang mendekati 10 12 gram dimana garam tersebut
mengandung 76 mg iodium per gram.
Soehardjo (1990) mengatakan bahwa dengan mengkonsumsi pangan yang kaya
iodium dapat menekan atau bahkan mengurangi besarnya prevalensi gondok. Berikut Gibson
(1990) menyebutkan rata-rata kandungan iodium dalam bahan makanan antara lain : Ikan
Tawar 30 mg; Ikan Laut 832 mg; Kerang 798 mg; Daging 50 mg; Susu 47 mg; Telur 93
mg; Gandum 47 mg; Buah-buahan 18 mg; Kacang-kacangan 30 mg dan Sayuran 29 mg.
G. Konsumsi Pangan Sumber Iodium
Konsumsi pangan merupakan faktor utama untuk memenuhi kebutuhan gizi
seseorang (Harper, Deaton and Driskel, 1985). Dengan demikian diharapkan untuk

mengkonsumsi pangan yang beraneka ragam sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi yang
dibutuhkan oleh kerja tubuh.
Di negara-negara berkembang konsumsi iodium paling banyak diperoleh dari
makanan yang berasal dari laut mengingat air laut mengandung iodium cukup tinggi.
Menurut Nurlaila, dkk (1997) rumput laut dapat digunakan sebagai bahan subtitusi dalam
pengembangan produk sumber iodium antara lain barupa 1) kelompok produk makanan
selingan / makanan jajanan ; 2) kelompok produk lauk-pauk ; 3) kelompok produk sayursayuran.
Tingkat konsumsi pangan hasil laut terus meningkat dari tahun 1968, 1978, 1988 dan
1993 berturut-turut 9.9 ; 11.6 ; 15.4 ; dan 17 kg sedangkan target nasional yang harus dicapai
sebesar 18.6 kg per kapita per tahun. Hal ini menandakan bahwa tingkat konsumsi ikan di
Indonesia masih rendah atau di bawah tingkat konsumsi ikan tersebut. Tetapi masih terdapat
beberapa wilayah di Indonesia seperti Sumatera Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku,
Kalimantan Tengah dan Timur mempunyai tingkat konsumsi pangan hasil laut tinggi
melebihi dua kali jumlah konsumsi target nasional (Muhammad dan Guntur, 1996).
Di USA dan Kanada peningkatan konsumsi iodium adalah dengan suplementasi,
misalnya dengan garam dapur (garam beriodium) dan juga dalam medikasi dan zat-zat
pendiagnosis. Di Indonesia garam termasuk dalam sembilan bahan pangan pokok yang
diperlukan oleh masyarakat dan oleh karena itu merupakan bahan makanan penting. Secara
normal jumlah garam yang dikonsumsi per orang per hari adalah sekitar 5 15 gram
sedangkan yang dianjurkan yaitu tidak melebihi 6 gram atau satu sendok teh setiap hari. Hal
ini disebabkan karena apa bila konsumsi garam berlebihan dapat memicu timbulnya berbagai
penyakit lain seperti tekanan darah tinggi atau hipertensi (DitJen Pembinaan Kesehatan
Masyarakat, 1995).
H. Penilaian Masalah Gaky Di Indonesia
Hasil survei nasional membuktikan bahwa status GAKY di sebagian besar daerah di
Indonesia membaik secara nyata. Kriteria diatas didasarkan atas TGR anak sekolah, namun
TGR wanita hamil selalu lebih tinggi. TGR anak sekolah yang baik (non-endemik / ringan)
belum menjamin bahwa wanita hamil di daerah tersebut bebas dari rawan GAKY, untuk ini
diperlukan tolok ukur tambahan. Di daerah lain ( Maluku, NTB, NTT dsb) masih termasuk
endemi berat. Beberapa faktor yang dihubungkan dengan gondok ini, tetapi faktor utama
masih tetap defisiensi yodium.
I.

Total Goiter Rate (TGR)

Adalah Angka prevalensi gondok yang dihitung berdasarkan semua stadium


pembesaran kelenjar gondok, baik yang teraba (palpable) maupun yang terlihat (visible).
TGR digunakan untuk menentukan tingkat endemisitas GAKY.
TGR anak sekolah untuk tingkat nasional tahun 1996/1998 adalah 9.8% sedangkan
tahun 2003 adalah 11.1%. Propinsi dengan TGR tertinggi tahun 1996/1998 maupun tahun
2003 adalah Maluku yaitu 33.39% dan 31.6%. Propinsi dengan TGR yang terendah tahun
1996/1998 adalah Riau yaitu 1.1% sedangkan tahun 2003 Sulawesi Utara yaitu 0.7%.
Intensitas dari kekurangan yodium dapat dilihat dari pembesaran kelenjar gondok.
Hubungan TGR Anak Sekolah dengan Konsumsi Garam Beriodium Rumah Tangga
Hubungan antara TGR dan proporsi rumah tangga yang mengkonsumsi garam beriodium
dalam suatu daerah adalah negatip, berarti semakin tinggi proporsi rumah tangga yang
mengkonsumsi garam beriodium semakin rendah TGR.
Indikator TGR telah sejak lama digunakan di Indonesia dalam survei maupun sebagai
dasar penetapan kebijakan program penanggulangan GAKY. TGR tidak menunjukkan
penurunan dalam 1998-2003 walaupun dilaksanakan program penanggulangan intensif.
Masalah yang sering dijumpai pada palpasi kelenjar tiroid adalah inter-observervariation
(variasi antar palpator) demikian juga nilai sensitivitas dan spesifisitas. Sebagian pakar dan
lembaga yang kompeten di bidang GAKY yang tidak lagi merekomendasikan penggunaan
indikator TGR untuk memantau kemajuan eliminasi GAKY.

Anda mungkin juga menyukai