Cover
..........
.X
Daftar Isi
PENDAHULUAN
.......... 1
.........
.2
a. Latar Belakang
.........
.2
PERMASALAHAN
.3
a. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa
.........
..........
3-4
b. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia
.........
.4
c. Penerapan Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara
dari masa ke masa pemerintahan
.......... 4-5
Masa Orde Lama
.......... 5-7
Masa Orde Baru
.......... 7-8
Masa Orde Reformasi
............ 8-10
PENUTUP
............ 11
a. Kesimpulan
1 | Page
............ 11-13
2 | Page
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam perjalanan sejarah eksistensi Pancasila sebagai dasar filsafat
Negara Republik Indonesia mengalami berbagai macam interorestasi dan
manipulasi politik sesuai dengan kepentingan penguasa demii kokoh dan
tegaknya kekuasaan yang berlindung di balik ideologi Negara Pancasila.
Dengan kata lain Pancasila tidak lagi dijadikan Pandangan Hidup Bangsa
dan Negara Indonesia. Berdasarkan kenyataan diatas, reformasi berupaya
untuk mengembalikan kedudukan dan fungsi Pancasila yaitu sebagai
Dasar Negara Republik Indonesia yang direalisasikan dalam TAP SI MPR
No.XVIII/MPR/1998. Pancasila bersifat akomodatif dan menganut sistem
pemerintahan DEMOKRASI berdasarkan kebijaksanaan musyawarah dan
mufakat. Pancasila diamalkan melalui pembangunan nasional dalam
empat bidang politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.
Cara pandang masyarakat mengenai pancasila mulai Orde Baru
sampai
Orde
Reformasi
mengalami
perkembangan
presepsi
yang
masyarakat
indonesia.
Ancaman
disintregasi
bangsa
3 | Page
PERMASALAHAN
konstitusional,
yaitu
kewajiban
pemerintah
dan
lain-lain
dan
memegang
teguh
cita-cita
moral
rakyat
yang
luhur
(Darmodiharjo,1996).
Pancasila sebelum dirumuskan menjadi dasar negara serta ideologi
negara, nilai-nilainya telah terdapat pada bangsa Indonesia dan adat
istiadat, dalam budaya serta dalam agama-agama sebagai pandangan
hidup masyarakat Indonesia. Pandangan yang ada pada masyarakat
Indonesia tersebut kemudian menjelma menjadi pandangan hidup yang
telah terintis sejak zaman Sriwijaya, Majapahit kemudian Sumpah Pemuda
1928. Kemudian diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri negara dalam
sidang-sidang BPUPKI, Panitia Sembilan, serta sidang PPKI kemudian
ditentukan dan disepakati sebagai dasar negara Republik Indonesia dan
dalam pengertian inilah maka Pancasila Bangsa Indonesia dalam hidup
negara dan sekaligus sebagai Ideologi Negara.
Bangsa Indonesia dalam hidup bernegara telah memiliki suatu
pandangan hidup bersama yang bersumber pada akar budayanya dan
nilai-nilai religiusnya dengan pandangan hidup yang mantap, maka
Bangsa Indonesia akan mengetahui ke arah mana tujuan yang ingin
dicapainya. Dengan suatu pandangan hidup yang diyakininya bangsa
Indonesia akan mampu memandang dan memecahkan segala persoalan
yang
dihadapinya
secara
tepat
sehingga
tidak
terombang-ambing
persoalan tersebut.
Oleh karena itu, Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
merupakan suatu kristalisasi dri nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat
4 | Page
untuk
berperilaku
luhur
dalam
kehidupan
sehari
dalam
pada
hakekatnya
bukan
hanya
merupakan
suatu
hasil
mengambil ideologi dari bangsa lain. Selain itu Pancasila juga bukan
hanya merupakan ide-ide atau perenungan dari seseorang saja yang
hanya
memperjuangkan
suatu
kelompok
atau
golongan
tertentu,
5 | Page
berpedoman
implementasi
Pancasila
kepada
dalam
Pancasila.
sejarah
Bagaimana
Indonesia
sebetulnya
selama
ini
dan
pengisian
kemerdekaan
dengan
nilai-nilai
Pancasila
berada
dalam suasana
terutama
dalam
sistem
kenegaraan.
Pancasila
periode
1945-1950,
implementasi
Pancasila
bukan
saja
menjadi masalah, tetapi lebih dari itu ada upaya-upaya untuk mengganti
Pancasila sebagai dasar negara dengan faham komunis oleh PKI melalui
pemberontakan di Madiun tahun 1948 dan oleh DI/TII yang akan
mendirikan negara dengan dasar islam. Pada periode ini, nilai persatuan
dan kesatuan masih tinggi ketika menghadapi Belanda yang masih ingin
mempertahankan penjajahannya di bumi Indonesia. Namun setelah
penjajah dapat diusir, persatuan mulai mendapat tantangan. Dalam
kehidupan politik, sila keempat yang mengutamakan musyawarah dan
mufakat tidak dapat dilaksanakan, sebab demokrasi yang diterapkan
adalah demokrasi parlementer, dimana presiden hanya berfungsi sebagai
kepala negara, sedang kepala pemerintahan dipegang oleh Perdana
Menteri. Sistem ini menyebabkan tidak adanya stabilitas pemerintahan.
Kesimpulannya walaupun konstitusi yang digunakan adalah Pancasila dan
UUD 1945 yang presidensiil, namun dalam praktek kenegaraan system
presidensiil tak dapat diwujudkan.
Pada periode 1950-1959, walaupun dasar negara tetap Pancasila,
tetapi rumusan sila keempat bukan berjiwakan musyawarah mufakat,
7 | Page
lebih
menekankan
hak-hak
individual.
Pada
periode
ini
pemberontakan
RMS,
PRRI,
dan
Permesta
yang
ingin
melepaskan diri dari NKRI. Dalam bidang politik, demokrasi berjalan lebih
baik
dengan
demokratis.
terlaksananya
Tetapi
anggota
pemilu
1955
Konstituante
yang
hasil
dianggap
pemilu
tidak
paling
dapat
ekonomi,
dan
keamanan,
yang
menyebabkan
pemerintah
periode
1956-1965,
dikenal
sebagai
periode
demokrasi
menjadi
presiden
seumur
hidup,
politik
konfrontasi,
Pancasila,
Bung
Karno
melakukan
pemahaman
presiden
menggabungkan
tidak
cocok
seumur
Nasionalis,
bagi NKRI.
hidup,
Agama,
Terbukti
politik
konfrontasi,
dan Komunis,
adanya
yang
dan
ternyata
kemerosotan moral
di
mengimplentasikan
Pancasila,
Bung
Karno
melakukan
arah perjalanan
memegang
terpimpin,
teguh
ekonomi
UUD
bangsa,
beliau
45, sosialisme
terpimpin
dan
menekankan
ala
Indonesia,
kepribadian
pentingnya
demokrasi
nasional.Hasilnya
9 | Page
kesejahteraan
rakyat
dan
penghormatan
dari
dunia
seringkali
digunakan
sebagai
legimitator
tindakan
yang
dengan
mendirikan
partai
politik,
LSM,
dan
lain-lain.
Penegakan hukum sudah mulai lebih baik daripada masa Orba. Namun,
sangat disayangkan para elit politik yang mengendalikan pemerintahan
dan kebijakan kurang konsisten dalam penegakan hukum. Dalam bidang
sosial budaya, disatu sisi kebebasan berbicara, bersikap, dan bertindak
amat
memacu
kreativitas
masyarakat.
Namun,
di
sisi
lain
justru
10 | P a g e
bersumpah menjadi satu bangsa, satu tanah air dan satu bahasa
persatuan, sesuai dengan sesanti Bhineka Tunggal Ika.
Menurunnya rasa persatuan dan kesatuan diantara sesama warga
bangsa saat ini adalah yang ditandai dengan adanya konflik dibeberapa
daerah, baik konflik horizontal maupun konflik vertikal, seperti halnya
yang masih terjadi di Papua,Maluku. Berbagai konflik yang terjadi dan
telah banyak menelan korban jiwa antar sesama warga bangsa dalam
kehidupan masyarakat, seolah-olah wawasan kebangsaan yang dilandasi
oleh nilai-nilai Pancasila yang lebih mengutamakan kerukunan telah hilang
dari kehidupan masyarakat Indonesia.
Orde Reformasi yang baru berjalan beberapa tahun telah memiliki
empat Presiden. Pergantian presiden sebelum waktunya karena berbagai
masalah. Pada era Habibie, Abdurrahman Wahid, dan Megawati Soekarno
Putri, Pancasila secara formal tetap dianggap sebagai dasar dan ideologi
negara, tapi hanya sebatas pada retorika pernyataan politik. Ditambah
lagi arus globalisasi dan arus demokratisasi sedemikian kerasnya,
sehingga aktivis-aktivis prodemokrasi tidak tertarik merespons ajakan dari
siapapun yang berusaha mengutamakan pentingnya Pancasila sebagai
ideologi dan dasar negara.
Ideologi negara yang seharusnya menjadi acuan dan landasan
seluruh elemen bangsa Indonesia khususnya para negarawan dan para
11 | P a g e
menjadi
kabur
dan
terpinggirkan.
Hasilnya
NKRI
mendapat
12 | P a g e
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sisi Gelap Pelaksanaan Pancasila
Orde Lama
sebagai
oleh
kepala
Perdana
negara,
Menteri.
sedang
Sistem
kepala
pemerintahan
ini menyebabkan
tidak
Anggota
Konstituante
hasil
pemilu
tidak
dapat menyusun
UUD
Pancasila
tetapi
berada
pada
kekuasaan
pribadi
presiden
Soekarno.
Ada upaya-upaya untuk mengganti Pancasila sebagai dasar egara
dengan faham komunis oleh PKI melalui pemberontakan di Madiun tahun
1948.
Orde Baru
Presiden Soeharto menjabat selama 32 tahun
Produk hukum Orde Lama, yaitu UU No. 11/PNPS/ 1963 tentang Anti
Subversi merupakan salah satu alat yang dipakai penguasa Orde Baru
untuk menjerat pi hak-pihak yang dianggap berseberangan dengan
pemerintah dengan dalih GPK, PKI, OTB, dan sebagainya. Dalam hal ini
hanya masyarakat pembangkang saja yang diposisikan sebagai obyek UU
Subversi itu. Sedangkan pihak-pihak yang melakukan korupsi, kolusi, dan
nepotisme (KKN) menjadi bahagian dari sistem pemerintahan Orde Baru.
Ditinjau dari segi demokrasi sebagai wujud pelaksanaan Sila IV, rezim
Orde Baru justru menghambat proses demokratisasi itu sendiri. Antara
lain;
dengan
proses
departaisasi
atau
pembatasan
jumlah
partai,
Orde Reformasi
Masih relevan atau tidaknya Pancasila dijadikan ideologi masih kerap
terjadi.
Para elite politik cenderung hanya memanfaatkan gelombang reformasi
ini guna meraih kekuasaan sehingga tidak mengherankan apabila banyak
terjadi perbenturan kepentingan politik. Berbagai gerakan muncul disertai
dengan akibat tragedi kemanusiaan yang sangat memilukan.
Pemerintah Kurang konsisten terhadap penegakan hokum
Dalam bidang social budaya, di satu sisi kebebasan berbicara, bersikap
dan
bertindak
sehingga
memacu
kretifitas.
Namun,
di
sisi
lain
14 | P a g e
15 | P a g e