Obstetric examination:
Outer examination
: fundal height 33 cm, cephalic presentation, contraction
4x/10/40 FHR: 120x/min, EFW : 3100 g
1. Apa interpretasi dan mekanisme abnormal dari pemeriksaan outer examination?
Penilaian
Interpretasi
Tinggi Fundus 33
Normal berdasarkan pengukuran tinggi fundus uteri menurut
cm
Spiegelberg
Presentasi Kepala
Normal
Kontraksi
Menunjukkan bahwa ibu sedang memasuki Fase Aktif kala I,
4x/10/40
Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat.
4x/10/40 merupakan kontraksi uterus yang adekuat(3-4x/10
dalam 40 menit atau lebih
FHR 120x/min
Normal, 100-160 bpm
EFW 3100g
Normal
Tinggi Fundus
Ukuran Tinggi Fundus Uteri menurut Spiegelberg
Umur kehamilan dalam minggu
22-28 minggu
28 minggu
30 minggu
32 minggu
34 minggu
36 minggu
38 minggu
40 minggu
EFW/TBBJ
Taksiran berat badan janin ditentukan berdasarkan rumus Johnson-Tausak.
perhitungan ini penting sebagai dasar pertimbangan memutuskan rencana
persalinan pervaginam secara spontan. Rumus terbagi tiga berdasarkan penurunan
kepala janin.
Berat janin = (Tinggi fundus uteri - 13) x 155, bila kepala janin masih
floating
Berat janin = (Tinggi fundus uteri 12) x 155, bila kepala janin sudah
memasuki pintu atas panggul / H II
Berat janin = (Tinggi fundus uteri 11) x 155, bila kepala janin sudah
melawati H III
Sebelum dilakukan pemeriksaan, terlebih dahulu dilakukan pengosongan kandung
kemih. Bila ketuban sudah pecah ditambah 10% dan tinggi fundus diukur dalam
sentimeter.
EFW/TBBJ = [TFU (cm) - N] x 155
= (33cm-12)x155
= 3,255 gram
Grafik 1. Hubungan Tinggi Fundus Uteri terhadap Usia Kehamilan dan Berat
Badan Janin
Referensi
Diagnosis eklampsia
Riwayat penyakit
dilakukan anamnesis pada pasien / keluarga pasien :
Adanya gejala : nyeri kepala, gangguan visus, rasa panas di muka, dyspnoe, nyeri
dada, mual muntah, kejang
Penyakit terdahulu : riwayat hipertensi dalam kehamilan, riwayathipertensi sebelum
hamil, penyakit ginjal
Riwayat penyakit dalam keluarga : riwayat hipertensi
Riwayat gaya hidup : kehidupan sosial, alkohol dan merokok
Pemeriksaan fisik :
Kardiovaskuler : tekanan darah, suara jantung, dan denyut nadi
Paru : auskultasi paru untuk mengevaluasi edema paru
Abdomen : palpasi untuk menentukan adanya nyeri pada hepar
Refleks : adanya klonus
Funduskopi : untuk melihat adanya retinopati
Pemeriksaan Laboratorium:
Dijumpai proteinuria 2 gr/dl dalam 24 jam atau skor dipstick +2 Oligouria (<500
ml/24 jam)
Peningkatan hematokrit disebabkan oleh keadaan hipovolemia.
Level asam urat lebih besar dari 5 gr/dl.
Secara normal asam urat biasanya difiltrasi di glomerulus, disekresikan, dan
sebagian besar diabsorbsi kembali oleh tubulus proksimal. Adanya gangguan pada
Inspeksi
Melihat secara keseluruhan penampakan apa yang terlihat pada perut ibu. Melaporkan
hasil yang terlihat, misalnya perut tampak membuncit, adakah linea nigra, dan apakah
tampak ada striae gravidarum atau tidak.
Palpasi
Pasien diminta untuk berbaring pada meja pemeriksaan. Melakukan palpasi Leopold.
Leopold I dan II dilakukan dengan posisi muka pasien berhadapan dengan muka
pemeriksa. Leopold III dan IV dilakukan dengan posisi muka pemeriksa menghadap
kaki pasien.
Leopold I: memeriksa bagian janin mana yang berada di fundus uteri dan menentukan
tinggi fundus uteri sesuai dengan kehamilan atau tidak.
Leopold II: menentukan bagian janin mana yang ada pada perut kanan atau kiri ibu,
apakah itu punggung atau ekstremitas janin.
Leopold III : menentukan apakah ada bagian janin yang masuk ke pintu atas panggul
(PAP). Jika ada yang masuk, bagian mana dari janin.
Leopold IV: menentukan apakah seberapa besar bagian kepala janin yang masuk ke
pintu atas panggul (PAP).
Auskultasi
Dilakukan untuk mendengarkan bunyi denyut jantung bayi dengan fetalphone yang
diletakkan sesuai dengan posisi punggung janin pada perut ibu. Didengarkan selama 5
detik dan dimulai pada detik pertama, ketiga, dan kelima, kemudian hasilnya dikali 4.
Menentukan denyut jantung janin termasuk irregular atau tidak. Denyut jantung janin
normal adalah 120-160x/menit.
Pemeriksaan Edema
Memeriksa apakah ada pitting edema pada kaki pasien, tidak menutup bagian tubuh
pasien yang lainnya seperti tangan, muka, dan perut.
2. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan pada pasien dalam skenario adalah melakukan
pemeriksaandarah lengkap, urinalisis, dan radiologi.
o Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat kadar eritrosit, leukosit, trombosit,
hematocrit, hemoglobin, LED, hitung retikulosit, morfologi darah tepi. Pada
eclampsia, dapat ditemukan anemia karena hemodilusi akibat kehamilan. Nilai
hematocrit juga meningkat sehingga menyebabkan hemokonsentrasi. Pada
pemeriksaan hapus sel darah tepi dapat ditemukan schistocytes dan burr cell. Dapat
juga ditemukan keadaan trombositopenia (<100.000 sel trombosit) akibat hemolisis
mikroangiopati atau akibat sindrom HELLP (hemolisis, elevated liver enzyme, low
platelet). Selain itu pada sindrom HELLP, nilai Hb, LDH, dan SGPT meningkat,
sedangkan nilai platelet count dan kadar haptoglobin serum menurun.
o Pemeriksaan urinalisis
Sebuah kateter Foley diinsersikan ke dalam kandung kemih dalam usaha untuk
mendapatkan contoh urin permulaan dan untuk memantau urin yang keluar.
Proteinuria biasanya disebabkan oleh penyakit ginjal akibat kerusakan glomerulus dan
atau gangguan reabsorpsi tubulus ginjal. Dengan menggunakan spesimen urin acak,
protein dapat diidentifikasi dengan strip reagen atau dipstick. Spesimen urin yang
menunjukkan positif proteinuria perlu mempertimbangkan specimen urin 24 jam
untuk uji analisis kuantitatif protein. Jumlah proteinuria dalam 24 jam digunakan
sebagai indikator menilai tingkat keparahan ginjal.
Nilai rujukan :
Spesimen Acak : Negatif : 0-5 mg/dl. Positif : 6-2000 mg/dl
Spesimen 24 jam : 25-150 mg / 24 jam
Pada pasien dengan eclampsia atau preeclampsia berat : Proteinuria + 5 g /24 jam
atau 3 pada tes celup. Untuk diagnose eklampsia proteinuria + >300 mg/24 jam.
Volume urin : Pada pasien eclampsia maupun preeclampsia berat dapat dijumpai
oliguria (urin < 400 ml dalam 24 jam). Pada eclampsia dapat dijumpai bilirubin serum
total meningkat (>1.2 mg/dl). Nilai normal: 0,1-1,2 mg/dl. Kadar kreatinin serum
meningkat pada eclampsia karena volume intravaskular menurun dan mengurangi
GFR. Clearance kreatinin(CrCl) mungkin kurang dari 90mL/menit/1.73m2. Nilai
normal : 0,5-1,5 mg/dl.
o Pemeriksaan fungsi hati
Tes fungsi hepar dapat positif pada sekitar 20-25% pasien dengan eclampsia :
Aspartate aminotransferase (SGOT) > 72 IU/L
Kadar bilirubin total > 1.2 mg/dL
Kadar LDH > 600 IU/L
Tes fungsi hepar ini dapat meningkat akibat HELLP syndrome.
o Pemeriksaan radiologi
USG transabdominal :
Transabdominal ultrasonografi digunakan untuk memperkirakan umur kehamilan. Ini
juga dapat digunakan untuk melihat pertumbuhan janin, normal atau ada kelainan
seperti pertumbuhan janin terhambat (PJT), terutama menyingkirkan plasenta
abruptio, yang dapat mempersulit eklampsia dan oligohidramnion.
CTscan :
Ctscan kepala dengan atau tanpa kontras, dapat menyingkirkan kemungkinan
trombosis vena serebral, perdarahan intrakranial, dan lesi SSP, yang semuanya dapat
terjadi dalam kehamilan dan bersamaan dengan kejang. Pertimbangkan CTscan pada
pasien yang ada riwayat trauma, yang refrakter terhadap terapi magnesium sulfat, atau
presentasi atipikal(misalnya, kejang >24jam post partum). Meskipun pemeriksaan
Ctscan pada eclampsia bukan pemeriksaan rutin, pada 50 % wanita didapatkan hasil
CT scan yang abnormal. Karakteristik CTscan yang ditemukan antara lain area
hypodense kortikal, terutama di lobus oksipital, dan edema serebral yang difus, yang
diyakini sesuai dengan perdarahan petekie dan edema yang difus pada studi
postmortem.
Setelah hari 3-4 pasien boleh dibenarkan pulang apabila tiada lagi gejala, hasil
pemeriksaan hematologi dan biokimianya normal atau membaik dan tekanan darah
<150/100. Mereka yang dalam pengobatan harus follow up baik dengan dokter atau
ke klinik rumah sakit dalamm waktu 2 minggu. Harus ada komunikasi langsung
dengan GP melalui panggilan telpon atau catatan keluar rumah sakit (discharge note).
Ini harus mencakup :
Siapa yang akan memberikan perawatan tindak lanjut.
Frekuensi pemantauan tekanan darah
Ambang untuk mengurangi atau menghentikan pengobatan (misalnya 130/80
mengurangi perawatan, <120/70 berhenti pengobatan).
Indikasi untuk rujukan ke perawatan primer untuk diperiksa tekanan darah
Mengukur tekanan darah setiap 1-2 hari sampai 2 minggu setelah transfer ke
perawatan komuniti, sampai pengobatan antihipertensi berhenti dan tidak ada
hipertensi tekanan darah dapat memakan waktu hingga 3 bulan untuk kembali
normal. Selama ini, tekanan darah seharusnya tidak diperbolehkan melebihi 160/110
mmHh.
Semua pasien dengan preeklampsia berat harus berjumpa denga dokter umum mereka
slaam waktu 8 minggu setelah melahirkan. Penilaian tekanan darah dan proteinuria
harus dilakukan dan rujukan yang tepat dilakukan jika pengobatan antihipertensi
masih diperlukan dan/atau ditemukan proteinuria yang signifikan.
Eclampsia. In: Duta DC, Textbook of obstetrics. Jaypee Brothers Medical
Publishers. 2013. P230-40.
Institute of Obstetricians and Gyn`e`cologists, Royal College of Physi`cians of
Ireland Diagnosis and Management of pre-eclampsia and eclampsia. Revision
date Sep 2013. Available from http://tinyurl.com/pd7n9sg
Royal College of Physi`cians of Ireland Diagnosis and Management of preeclampsia
and
eclampsia.
Review
2010.
Available
from
http://tinyurl.com/qfchpag
LEARNING ISSUE
ANTENATAL CARE
Antenatal (Kehamilan)
1. Pengertian Kehamilan
Masa kehamilan normal dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
kehamilan normal adalah 280 hari atau 40 minggu dihitung dari hari pertama haid
terakhir. Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta
Tabel 2.1
Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid
Antigen
TT 1
TT 2
TT 3
TT 4
TT 5
Interval
ANC 1
4 mgg TT1
6 bln TT 2
1 th TT 3
1 th TT 4
Perlindungan
0
3 th
5 th
10 th
25 th
Perlindungan %
0
80%
95%
99%
99%
Keterangan :
N= 13 bila kepala belum melewati pintu atas panggul
N= 12 bila masih berada diatas spina isciadica
N= 11bila sudah berada dibawah spina isciadica
3) Auskultasi
Jantung janin merupakan observasi esensial tentang kesejahteraan janin dan
harus diauskultasi pada setiap pemeriksaan abdomen dan setelah pemeriksaan
apapun. Mengetahui presentasi dan posisi janin berarti mengetahui di bagian
mana alat tersebut diletakkan di abdomen ibu agar dapat mendengar bunyi
jantung janin. Jantung janin dikaji : keberadaannya, frekuensinya normalnya
120/160 x/menit, keteraturannya, dan variabilitasnya (Johnson, 2004).
d. Pemeriksaan Laboratorium
Ibu hamil hendaknya diperiksa air kencing dan darahnya sekurangkurangnya 2x selama kehamilan, sekali pada permulaan dan sekali lagi pada akhir
kehamilannya.
e. Ultrasonografi
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
rasa sakit pada waktu persalinan ini akan mengganggu jalannya partus, ibu akan
menjadi lelah dan kekuatan hilang. Untuk menghilangkan kecemasan harus
ditanamkan kerja sama pasien-penolong
l. Perawatan payudara
Payudara merupakan sumber air susu ibu yang akan menjadi makanan
utama bagi bayi, karena itu sebelumnya harus dirawat. Untuk mencegah puting
susu kering dan mudah pecah, maka puting susu dan areola payudara dirawat
baik-baik dengan menggunakan air sabun. Bila puting susu masuk ke dalam, hal
ini diperbaiki dengan jalan menarik-narik keluar atau dengan cara hoffman.
m. Pergerakan Janin
Berkurang atau hilangnya pergerakan janin dapat merupakan suatu tanda
gawat janin yang dapat berakhir dengan kematian janin. Karena itu sebaiknya ibu
mengerti cara menghitung pergerakan janin.
Kepentingan dari menghitung gerakan janin ini adalah agar ibu terbiasa
menyadari jika ada sesuatu yang salah pada janin yang dikandungnya.
Berkurangnya gerakan janin berkaitan dengan kesejahteraannya dalam rahim, jika
ibu merasakan janinnya kurang bergerak, segera hubungi dokter karena
kemungkinan janin ibu mengalami gangguan yang dapat menyebabkan gawat
janin, jika tidak segera diatasi dapat berakibat kematian janin dalam rahim.
Pemantauan gerakan janin harus sudah dimulai sejak awal, yakni sejak ibu
mulai merasa pergerakan anak, karena ibu sendirilah yang paling tahu dan
mungkin mendeteksi kesehatan janinnya, biasakan memperhatikan gerakan anak
setiap hari. Dianjurkan untuk memperhatikannya pada malam hari, saat itu janin
sedang bangun.
Cara menghitung pergerakan janin ; Ibu berbaring (malam hari) dan
menghitung pergerakan janin selama 20 menit . Janin yang sehat akan bergerak
lebih dari 5x dalam 20 menit. Apabila ini terjadi janin ibu akan baik selama 24
jam berikutnya, sehingga dengan memantau gerakan janin ibu dapat memprediksi
kesehatan janin setidaknya 24 jam ke depan. Apabila janin bergerak kurang dari
5x dalam 20 menit. Segera hubungi rumah sakit untuk mendapatkan pemantauan
yang lebih akurat dengan cara Non Stres Test.
9. Perubahan-perubahan yang Terjadi selama Masa Antenatal
Pada antenatal terjadi perubahan pada seluruh tubuh wanita, khususnya pada
alat genitalia eksterna dan interna dan pada payudara. Antenatal akan mengakibatkan
terjadinya perubahan seluruh sistem tubuh yang cukup mendasar. Tentunya perubahan
ini akan menunjang proses pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam rahim.
Setelah bayi lahir, perubahan-perubahan tersebut akan kembali keadaan semula secara
perlahan.Pada dasarnya, perubahan sistem tubuh wanita terjadi karena pengaruh
berbagai hormone.
Berikut ini diuraikan tentang organ-organ yang mengalami perubahan selama
antenatal.
a. Perubahan Fisiologis
1) Sistem reproduksi
a) Uterus
a) Metabolisme
BMR meningkat hingga 15-20% pada triwulan ke-3 penambahan berat
badan wanita hamil dalam triwulan pertama kurang lebih 1 kg, triwulan II
kurang lebih 2,2 kg. Penambahan berat badan yang terjadi selama
kehamilan dibutuhkan untuk bertambahnya berat janin, pertumbuhan
plasenta, cairan ketuban, pembesaran payudara, peningkatan volume darah
ibu dan menyimpan cadangan makanan ibu.
b) Berat Badan
Kenaikan berat badan selama hamil cukup bervariasi tergantung dari
kebudayaan dan pola makan. Umumnya, kenaikan berat badan yang
normal 6,5 16,5 kg, bahkan ada juga yang lebih.
b. Perubahan Psikologis
Menurut Varney (2006) perubahan-perubahan psikologis yang terjadi pada
ibu hamil adalah sebagai berikut:
1) Trimester pertama
Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda lebih
meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada
tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama. Karena perutnya masih
Antigen
Intervensi
(selang waktu
minimal)
TT1
Pada kunjungan
antenatal pertama
TT2
4 minggu setelah TT1
TT3
6 bulan setelah TT2
TT4
1 tahun setelah TT3
TT4
1 tahun setelah TT4
(Sumber : Saifuddin, 2002)
Lama perlindungan
%
lindungan
3 tahun
5 tahun
10 tahun
25 tahun/seumur hidup
80
95
99
99
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Bari, Saifuddin. 2008. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta :
Bina Pustaka.
Wiknjosastro. 2005. Asuhan Persalinan Normal dan Iniasi Menyusui Dini (IMD).
Jakarta : JHPIEGO.
Manuaba Ida Bagus Gde. 2005. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.