Anda di halaman 1dari 23

ANALISIS MASALAH

Obstetric examination:
Outer examination
: fundal height 33 cm, cephalic presentation, contraction
4x/10/40 FHR: 120x/min, EFW : 3100 g
1. Apa interpretasi dan mekanisme abnormal dari pemeriksaan outer examination?
Penilaian
Interpretasi
Tinggi Fundus 33
Normal berdasarkan pengukuran tinggi fundus uteri menurut
cm
Spiegelberg
Presentasi Kepala
Normal
Kontraksi
Menunjukkan bahwa ibu sedang memasuki Fase Aktif kala I,
4x/10/40
Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat.
4x/10/40 merupakan kontraksi uterus yang adekuat(3-4x/10
dalam 40 menit atau lebih
FHR 120x/min
Normal, 100-160 bpm
EFW 3100g
Normal
Tinggi Fundus
Ukuran Tinggi Fundus Uteri menurut Spiegelberg
Umur kehamilan dalam minggu
22-28 minggu
28 minggu
30 minggu
32 minggu
34 minggu
36 minggu
38 minggu
40 minggu

Tinggi Fundus Uteri dalam cm


24-25 cm diatas sympisis
26,7 cm diatas sympisis
29,5-30 cm diatas sympisis
29,5-30 cm diatas sympisis
31 cm diatas sympisis
32 cm diatas sympisis
33 cm diatas sympisis
37,7 cm diatas sympisis

EFW/TBBJ
Taksiran berat badan janin ditentukan berdasarkan rumus Johnson-Tausak.
perhitungan ini penting sebagai dasar pertimbangan memutuskan rencana
persalinan pervaginam secara spontan. Rumus terbagi tiga berdasarkan penurunan
kepala janin.
Berat janin = (Tinggi fundus uteri - 13) x 155, bila kepala janin masih
floating
Berat janin = (Tinggi fundus uteri 12) x 155, bila kepala janin sudah
memasuki pintu atas panggul / H II
Berat janin = (Tinggi fundus uteri 11) x 155, bila kepala janin sudah
melawati H III
Sebelum dilakukan pemeriksaan, terlebih dahulu dilakukan pengosongan kandung
kemih. Bila ketuban sudah pecah ditambah 10% dan tinggi fundus diukur dalam
sentimeter.
EFW/TBBJ = [TFU (cm) - N] x 155
= (33cm-12)x155

= 3,255 gram

Grafik 1. Hubungan Tinggi Fundus Uteri terhadap Usia Kehamilan dan Berat
Badan Janin
Referensi

2. Bagaimana cara penegakan diagnosis dan pemeriksaan penunjang kasus?

Diagnosis eklampsia
Riwayat penyakit
dilakukan anamnesis pada pasien / keluarga pasien :
Adanya gejala : nyeri kepala, gangguan visus, rasa panas di muka, dyspnoe, nyeri
dada, mual muntah, kejang
Penyakit terdahulu : riwayat hipertensi dalam kehamilan, riwayathipertensi sebelum
hamil, penyakit ginjal
Riwayat penyakit dalam keluarga : riwayat hipertensi
Riwayat gaya hidup : kehidupan sosial, alkohol dan merokok
Pemeriksaan fisik :
Kardiovaskuler : tekanan darah, suara jantung, dan denyut nadi
Paru : auskultasi paru untuk mengevaluasi edema paru
Abdomen : palpasi untuk menentukan adanya nyeri pada hepar
Refleks : adanya klonus
Funduskopi : untuk melihat adanya retinopati
Pemeriksaan Laboratorium:
Dijumpai proteinuria 2 gr/dl dalam 24 jam atau skor dipstick +2 Oligouria (<500
ml/24 jam)
Peningkatan hematokrit disebabkan oleh keadaan hipovolemia.
Level asam urat lebih besar dari 5 gr/dl.
Secara normal asam urat biasanya difiltrasi di glomerulus, disekresikan, dan
sebagian besar diabsorbsi kembali oleh tubulus proksimal. Adanya gangguan pada

ginjal membuat ekskresi asam urat terganggu.Peningkatan produksi oleh jaringan


hipoksia juga memberikan kontribusi terhadap peningkatan asam urat serum
Level kreatinin dalam darah meningkat
Level enzim hati yang meningkat

Pemeriksaan yang dilakukan berupa pemeriksaan fisik dan penunjang.


1. Pemeriksaan fisik1,2
Salah satu pemeriksaan fisik yang dilakukan adalah memeriksa keadaan umum dan
tanda-tanda vital yang terdiri dari suhu, tekanan darah, nadi, dan frekuensi
pernapasan. Keadaan umumnya artinya melihat kondisi pasien secara umum dan
kesadarannya. Dilakukan juga pemeriksaan pada sclera dan kulit secara keseluruhan
untuk melihat ada tidaknya ikterik pada pasien. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan
pada konjungtiva untuk mengetahui pasien sedang dalam anemia atau tidak. Langkah
selanjutnya, melakukan pemeriksaan tanda tanda vital. Suhu tubuh yang normal
adalah 36-37oC. Pada pagi hari suhu mendekati 36oC, sedangkan pada sore hari
mendekati 37oC. Tekanan darah diukur dengan menggunakan tensimeter dengan
angka normalnya 120/80 mmHg. Pemeriksaan nadi biasa dilakukan dengan
melakukan palpasi a. radialis. Frekuensi nadi yang normal adalah sekitar 60-80 kali
permenit. Dalam keadaan normal, frekuensi pernapasan adalah 16-24 kali per menit.

Inspeksi

Melihat secara keseluruhan penampakan apa yang terlihat pada perut ibu. Melaporkan
hasil yang terlihat, misalnya perut tampak membuncit, adakah linea nigra, dan apakah
tampak ada striae gravidarum atau tidak.
Palpasi
Pasien diminta untuk berbaring pada meja pemeriksaan. Melakukan palpasi Leopold.
Leopold I dan II dilakukan dengan posisi muka pasien berhadapan dengan muka
pemeriksa. Leopold III dan IV dilakukan dengan posisi muka pemeriksa menghadap
kaki pasien.
Leopold I: memeriksa bagian janin mana yang berada di fundus uteri dan menentukan
tinggi fundus uteri sesuai dengan kehamilan atau tidak.
Leopold II: menentukan bagian janin mana yang ada pada perut kanan atau kiri ibu,
apakah itu punggung atau ekstremitas janin.
Leopold III : menentukan apakah ada bagian janin yang masuk ke pintu atas panggul
(PAP). Jika ada yang masuk, bagian mana dari janin.
Leopold IV: menentukan apakah seberapa besar bagian kepala janin yang masuk ke
pintu atas panggul (PAP).
Auskultasi
Dilakukan untuk mendengarkan bunyi denyut jantung bayi dengan fetalphone yang
diletakkan sesuai dengan posisi punggung janin pada perut ibu. Didengarkan selama 5
detik dan dimulai pada detik pertama, ketiga, dan kelima, kemudian hasilnya dikali 4.
Menentukan denyut jantung janin termasuk irregular atau tidak. Denyut jantung janin
normal adalah 120-160x/menit.
Pemeriksaan Edema
Memeriksa apakah ada pitting edema pada kaki pasien, tidak menutup bagian tubuh
pasien yang lainnya seperti tangan, muka, dan perut.
2. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan pada pasien dalam skenario adalah melakukan
pemeriksaandarah lengkap, urinalisis, dan radiologi.
o Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat kadar eritrosit, leukosit, trombosit,
hematocrit, hemoglobin, LED, hitung retikulosit, morfologi darah tepi. Pada
eclampsia, dapat ditemukan anemia karena hemodilusi akibat kehamilan. Nilai
hematocrit juga meningkat sehingga menyebabkan hemokonsentrasi. Pada
pemeriksaan hapus sel darah tepi dapat ditemukan schistocytes dan burr cell. Dapat
juga ditemukan keadaan trombositopenia (<100.000 sel trombosit) akibat hemolisis
mikroangiopati atau akibat sindrom HELLP (hemolisis, elevated liver enzyme, low
platelet). Selain itu pada sindrom HELLP, nilai Hb, LDH, dan SGPT meningkat,
sedangkan nilai platelet count dan kadar haptoglobin serum menurun.

o Pemeriksaan urinalisis
Sebuah kateter Foley diinsersikan ke dalam kandung kemih dalam usaha untuk
mendapatkan contoh urin permulaan dan untuk memantau urin yang keluar.
Proteinuria biasanya disebabkan oleh penyakit ginjal akibat kerusakan glomerulus dan
atau gangguan reabsorpsi tubulus ginjal. Dengan menggunakan spesimen urin acak,
protein dapat diidentifikasi dengan strip reagen atau dipstick. Spesimen urin yang
menunjukkan positif proteinuria perlu mempertimbangkan specimen urin 24 jam
untuk uji analisis kuantitatif protein. Jumlah proteinuria dalam 24 jam digunakan
sebagai indikator menilai tingkat keparahan ginjal.
Nilai rujukan :
Spesimen Acak : Negatif : 0-5 mg/dl. Positif : 6-2000 mg/dl
Spesimen 24 jam : 25-150 mg / 24 jam
Pada pasien dengan eclampsia atau preeclampsia berat : Proteinuria + 5 g /24 jam
atau 3 pada tes celup. Untuk diagnose eklampsia proteinuria + >300 mg/24 jam.
Volume urin : Pada pasien eclampsia maupun preeclampsia berat dapat dijumpai
oliguria (urin < 400 ml dalam 24 jam). Pada eclampsia dapat dijumpai bilirubin serum
total meningkat (>1.2 mg/dl). Nilai normal: 0,1-1,2 mg/dl. Kadar kreatinin serum
meningkat pada eclampsia karena volume intravaskular menurun dan mengurangi
GFR. Clearance kreatinin(CrCl) mungkin kurang dari 90mL/menit/1.73m2. Nilai
normal : 0,5-1,5 mg/dl.
o Pemeriksaan fungsi hati
Tes fungsi hepar dapat positif pada sekitar 20-25% pasien dengan eclampsia :
Aspartate aminotransferase (SGOT) > 72 IU/L
Kadar bilirubin total > 1.2 mg/dL
Kadar LDH > 600 IU/L
Tes fungsi hepar ini dapat meningkat akibat HELLP syndrome.
o Pemeriksaan radiologi
USG transabdominal :
Transabdominal ultrasonografi digunakan untuk memperkirakan umur kehamilan. Ini
juga dapat digunakan untuk melihat pertumbuhan janin, normal atau ada kelainan
seperti pertumbuhan janin terhambat (PJT), terutama menyingkirkan plasenta
abruptio, yang dapat mempersulit eklampsia dan oligohidramnion.
CTscan :
Ctscan kepala dengan atau tanpa kontras, dapat menyingkirkan kemungkinan
trombosis vena serebral, perdarahan intrakranial, dan lesi SSP, yang semuanya dapat
terjadi dalam kehamilan dan bersamaan dengan kejang. Pertimbangkan CTscan pada
pasien yang ada riwayat trauma, yang refrakter terhadap terapi magnesium sulfat, atau
presentasi atipikal(misalnya, kejang >24jam post partum). Meskipun pemeriksaan
Ctscan pada eclampsia bukan pemeriksaan rutin, pada 50 % wanita didapatkan hasil
CT scan yang abnormal. Karakteristik CTscan yang ditemukan antara lain area
hypodense kortikal, terutama di lobus oksipital, dan edema serebral yang difus, yang
diyakini sesuai dengan perdarahan petekie dan edema yang difus pada studi
postmortem.

Magnetic Resonance Imaging (MRI) :


Menurut penelitian sebanyak 90% wanita dengan eclampsia menunjukkan gambaran
MRI abnormal pada kepala. Diantaranya sinyal yang meningkat diperbatasan
substansia alba pada gambaran T2, serta edema dan perdarahan kortikal.
3. Apa epidemiologi pada kasus?
Kejadian preeklampsia di Amerika Serikat berkisar antara 2 6 % dari ibu hamil
nulipara yang sehat. Di negara berkembang, kejadian preeklampsia berkisar antara 4
18 %. Penyakit preeklampsia ringan terjadi 75 % dan preeklampsia berat terjadi 25
%.Dari seluruh kejadian preeklampsia, sekitar 10 % kehamilan umurnya kurang dari
34 minggu. Kejadian preeklampsia meningkat pada wanita dengan riwayat
preeklampsia, kehamilan ganda, hipertensi kronis dan penyakit ginjal. Pada ibu hamil
primigravida terutama dengan usia muda lebih sering menderita preeklampsia
dibandingkan dengan multigravida.
Mortalitas maternal pada preeklampsia disebabkan oleh karena akibat komplikasi dari
preeklamsia seperti eklampsia hingga perdarahan otak, gagal ginjal, dekompensasi
kordis dengan edema pulmonal dan aspirasi.Mortalitas perinatal pada preeklamsia dan
eklampsia disebabkan asfiksia intrauterin dan prematuritas, asfiksia terjadi karena
adanya gangguan sirkulasi uteroplasenter akibat vasospasme arteriole spiralis. Pada
hipertensi yang kronis pertumbuhan janin akan terganggu, dan pada hipertensi yang
lebih singkat akan menyebabkan kegawatan janin sampai terjadinya kematian janin.

Leveno KJ, et al. Hypertensive disorders in pregnancy. In:.Williams


Manual of Obstetrics. USA: McGraw-Hill Companies, 2010 : p. 761-808
Lim KH. 2010. Human Cytothropoblast Differentiation Is Abnormal In
Preeclampsia. Am J Pathol. 2010 Dec:151 (6): 1809- 18
George EM. 2011. Endothelin: key mediator of hypertension in
preeclampsia. www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21 67770
Wibowo, B; Alaydrus, T. Pre- eklamsia dan eklamsia. Dalam: 9
Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T, editor. Ilmu Kebidanan.
Edisi 4. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo ; 2009 :
hal. 281 301.

4. Bagaimana post natal care pada kasus?


Pasien yang telah menerima pengobatan untuk preeklampsia berat harus dipantau di
rumah sakit sampai setidaknya hari postnatal ke 3 dan dilakukan pengukurann
tekanan darah setiap 4 jam. Hal ini penting untuk memprediksi dan mengantisipasi
kebutuhn antihipertensi dan untuk menghindari delaying discharge danmencegah
hipertensi berat.
Beta blockers (misalnya atenolo, labetolol, alpha-adrenergic blockers (misalnya,
doxazocin), angiotensin converting enzyme (ACE) Inhibitor (enalapril, kaptopril) dan
angotensin kalsium (misalnya nifedipin, amlodipine) semua aman untuk digunakan
pada pasien menyusui. Pengobatan diuretik aman tapi harus dihindari pada wanita
menyusui.

Setelah hari 3-4 pasien boleh dibenarkan pulang apabila tiada lagi gejala, hasil
pemeriksaan hematologi dan biokimianya normal atau membaik dan tekanan darah
<150/100. Mereka yang dalam pengobatan harus follow up baik dengan dokter atau
ke klinik rumah sakit dalamm waktu 2 minggu. Harus ada komunikasi langsung
dengan GP melalui panggilan telpon atau catatan keluar rumah sakit (discharge note).
Ini harus mencakup :
Siapa yang akan memberikan perawatan tindak lanjut.
Frekuensi pemantauan tekanan darah
Ambang untuk mengurangi atau menghentikan pengobatan (misalnya 130/80
mengurangi perawatan, <120/70 berhenti pengobatan).
Indikasi untuk rujukan ke perawatan primer untuk diperiksa tekanan darah
Mengukur tekanan darah setiap 1-2 hari sampai 2 minggu setelah transfer ke
perawatan komuniti, sampai pengobatan antihipertensi berhenti dan tidak ada
hipertensi tekanan darah dapat memakan waktu hingga 3 bulan untuk kembali
normal. Selama ini, tekanan darah seharusnya tidak diperbolehkan melebihi 160/110
mmHh.
Semua pasien dengan preeklampsia berat harus berjumpa denga dokter umum mereka
slaam waktu 8 minggu setelah melahirkan. Penilaian tekanan darah dan proteinuria
harus dilakukan dan rujukan yang tepat dilakukan jika pengobatan antihipertensi
masih diperlukan dan/atau ditemukan proteinuria yang signifikan.
Eclampsia. In: Duta DC, Textbook of obstetrics. Jaypee Brothers Medical
Publishers. 2013. P230-40.
Institute of Obstetricians and Gyn`e`cologists, Royal College of Physi`cians of
Ireland Diagnosis and Management of pre-eclampsia and eclampsia. Revision
date Sep 2013. Available from http://tinyurl.com/pd7n9sg
Royal College of Physi`cians of Ireland Diagnosis and Management of preeclampsia
and
eclampsia.
Review
2010.
Available
from
http://tinyurl.com/qfchpag

LEARNING ISSUE
ANTENATAL CARE
Antenatal (Kehamilan)
1. Pengertian Kehamilan
Masa kehamilan normal dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
kehamilan normal adalah 280 hari atau 40 minggu dihitung dari hari pertama haid
terakhir. Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta

perubahan sosial di dalam keluarga. Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi


bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk
mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal (Saifuddin, 2002).
2. Antenatal Care
Antenatal care adalah kegiatan pengamatan dan pengawasan secara seksama
sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin
dan rahim, yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan. Antenatal care adalah
pengawasan intensif sebelum kelahiran.
Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan
pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Prenatal care adalah
pengawasan intensif sebelum kelahiran.
3. Tujuan Antenatal Care
a. Tujuan umum
Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama
kehamilan, persalinan dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat
Tujuan khusus
1) Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai dalam
kehamilan, persalinan dan nifas.
2) Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini
mungkin
3) Menurunkan angka mortalitas dan morbiditas ibu dan anak
4) Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga
berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi
5) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi.
6) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan
bayi.
7) Mengenali secara dini adanya ketidak normalan dan komplikasi yang mungkin
terjadi.
8) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu dan
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
9) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan memberikan ASI
eksklusif.
10) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal (Saifuddin, 2002)
4. Jadwal Pemeriksaan Antenatal
a. Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya
terlambat satu bulan
b. Periksa ulang 1x sebulan sampai kehamilan 7 bulan
c. Periksa ulang 2x sebulan sampai kehamilan 9 bulan
d. Periksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan
e. Periksa khusus bila ada keluhan-keluhan

5. Standar Minimal Pelayanan Antenatal 7T


a. Timbang berat badan
b. Ukur Tekanan darah
c. Ukur Tinggi badan
d. Pemberian imunisasi TetanusToksoid TT lengkap
e. Pemberian Tablet zat besi, minimal 90 tablet selama hamil
f. Tes terhadap penyakit menular seksual
g. Temu wicara dalam rangka rujukan
Manfaat dari masing-masing pemeriksaan tersebut adalah:
a. Timbang Berat Badan
Pemantauan berat badan sangat penting selama masa kehamilan. Kenaikan
berat badan menunjukan kesehatan dan petumbuhan janin. Oleh karena itu
sebaiknya berat badan selama hamil jangan terlalu melonjak maupun terlalu
minim. Ibu yang berat badannya terlalu melonjak akan berakibat pada preeklamsi,
diabetes mellitus, jantung dan lain-lain.. Ibu yang memiliki berat badan kurang
maka selama masa kehamilan kenaikan berat badannya harus mencapai 12-16 kg,
ibu yang memiliki berat badan seimbang atau normal, kenaikan berat badan
selama hamil antara 9-12 kg, dan ibu yang memiliki berat badan berlebih,
kenaikan berat badan selama kehamilan adalah 6-9 kg.
b. Tekanan Darah
Saat kondisi tubuh normal , tekanan darah diastole berkisar antara 60-80
mmHg dan sistol 90-120 mmHg. Akan tetapi saat hamil terjadi penurunan tekanan
darah. Setalah usia kehamilan 20-32 minggu tekanan darah kembali normal.
Peningkatan tekanan darah harus selalu dilihat selama masa kehamilan untuk
menghindari hal-hal buruk seperti eklamsia, gagal ginjal, penyakit jantung
koroner dan lain-lain. Standar pemeriksaan tekanan darah adalah 4x selama masa
kehamilan, yakni 1x pada trimester pertama, 1x pada trimester kedua dan 2x pada
trimester ketiga.
c. Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid
Imunisasi ini diberikan untuk memberikan pelindungan untuk ibu dan janin
terhadap penyakit tetanus. Biasanya diberikan secara berulang dengan selang
waktu (interval), diberikan inial 2x pada ibu hamil.

Tabel 2.1
Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid
Antigen
TT 1
TT 2
TT 3
TT 4
TT 5

Interval
ANC 1
4 mgg TT1
6 bln TT 2
1 th TT 3
1 th TT 4

Perlindungan
0
3 th
5 th
10 th
25 th

Perlindungan %
0
80%
95%
99%
99%

Paling lambat 2 minggu sebelum melahirkan


d. Pemberian Tablet Besi
Tablet besi diberikan minimal 90 tablet selama masa kehamilan. Setiap
tablet mengandung 320 mg FeSO4. Tablet ini berfungsi untuk pembentukan sel
darah merah. Seorang ibu hamil akan mengalami penambahan volume darah
selama kehamilannya, sehingga darah menjadi lebih encer dan kondisi ini yang
dinamakan anemia kehamilan. Anemia pada kehamilan akan mengakibatkan
kelelahan, asupan oksigen sedikit mengakibatkan kecacatan, atonia uteri pada saat
kelahiran dan perdarahan pasca salin.
e. Ukuran Tinggi Fundus Uteri
Pengukuran fundus uteri selama kehamilan dilakukan untuk mengetahui
pertumbuhan janin di dalam rahim, tinggi fundus juga untuk menentukan tuanya
kehamilan.
f. Tes terhadap penyakit menular
Hal ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya bibit penyakit
(virus/mikroorganisme) yang dapat menimbulkan penyakit dan dapat
mempengaruhi petumbuhan dan perkembangan janin.
g. Temu Wicara dengan ibu dan keluarga
Hal ini dilakukan sebagai perencanaan, antisipasi dan persiapan dini untuk
pengambilan keputusan dalam melakukan rujukan jika terjadi komplikasi
6. Tanda dan Gejala pada Masa Antenatal
Menurut Wiknjosastro (2005) dalam buku Ilmu Kebidanan bahwa pada
wanita hamil terdapat beberapa tanda atau gejala, antara lain :
a. Amenorhe
Penting diketahui tanggal hari pertama haid terakhir, supaya dapat
ditentukan tuanya kehamilan dan bila persalinan diperkirakan terjadinya.
b. Mual dan Muntah.
Pengaruh dari hormon progesteron, terjadi pengeluaran asam lambung yang
berlebihan sehingga menimbulkan mual dan muntah yang berlebihan.
c. Ngidam
Sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi menghilang dengan
makin tuanya kehamilan.
d. Pingsan/Singkope
Terjadi ganguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan Iskemia
susunan saraf pusat dan menimbulkan Singkope. Keadaan ini akan hilang setelah
usia kehamilan minggu.
e. Payudara tegang
Pengaruh estrogen dan progesteron dan somatropin deposit lemak, air, dan
garam pada payudara.
f. Anoreksia/ tidak ada nafsu makan
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia, tetapi setelah itu nafsu makan
akan kembali timbul.
g. Sering miksi/ kencing

Oleh karena desakan rahim kedepan sehingga menekan Vesika Urinaria


pada Trimester III
h. Obstipasi
Pengaruh progesteron sehingga menghambat Peristaltik usus menyebabkan
kesulitan untuk buang air besar (BAB)
i. Pigmentasi Kulit
Sekitar pipi : Cloasma Gravidarum penyebab dari Melanophore Stimulating
Hormon (MSH), Dinding perut : Striae livide, Striae Nigra, Linea Alba semakin
hitam dan Sekitar payudara : Hiperpegemntasi Areola Mamae, puting susu makin
menonjol dan kelenjar Montromery menonjol.
j. Epulsi
Hipertropi gusi disebut dapat terjadi bila hamil.
k. Varises/ penekanan pembuluh darah vena
Karena pengaruh dari Estrogen dan Progesteron terjadi penampakkan pembuluh
Vena, terutama bagi mereka yang mempunyai bakat penampakkan pembuluh
darah, dapat terjadi disekitar genitalia ekterna, kaki, betis dan peyudara. Ini akan
hilang setelah persalinan.
Pada kehamilan muda bisa pula ditemukan :
l. Tanda Hegar
Hipertrofi ishmus mengakibatkan menjadi panjang dan lunak.
m. Tanda Chadwick
Vagina dan vulva merah agak merah agak kebiruan (livide).
n. Tanda Piscaseck
Uterus membesar kesalah satu jurusan.
o. Tanda Braxton-Hicks
Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda ini khas untuk uterus dalam masa
hamil.
7. Pemeriksaan Ibu hamil
Sebelum melakukan pemeriksaan kehamilan hendaknya pemeriksa melakukan
pendataan berdasarkan keluhan umum ibu sehingga dapat membuat suatu diagnosa
adapun langkah-langkah dalam pemeriksaan ibu hamil adalah sebagai berikut:
a. Anamnesa
1) Anamnesa identitas istri dan suami: nama, umur, agama, pekerjaan, alamat
dan sebagainya
2) Anamnesa umum :
a) Tentang keluhan-keluhan, nafsu makan, tidur, BAK, BAB, perkawinan dan
sebagainya
b) Tentang haid, kapan mendapat haid terakhir (HPHT)
c) Tentang kehamilan, persalinan, keguguran dan kehamilan ektopik atau
kehamilan mola sebelumnya
b. Pemeriksaan diagnostik
1) Pemeriksaan umum meliputi:
2) Keadaan umum

3) Keadaan status gizi


4) Keadaan jantung dan paru-paru
5) Adanya oedema
6) Reflek
7) Berat badan
8) Tanda-tanda vital (tekanan darah, suhu badan, dan respirasi)
9) Pemeriksaan laboratorium
c. Pemeriksaan status obstetrikus
1) Inspeksi
Pemeriksaan pandang seluruh tubuh meliputi muka, leher, dada, perut, vulva,
ekstremitas atas dan bawah dan sebagainya.
2) Palpasi
a) Pemeriksaan raba untuk menentukan umur kehamilan dengan mengukur
besarnya rahim, menentukan berat janin dan lain-lain.
b) Ibu hamil disuruh berbaring terlentang, kepala dan bahu sedikit lebih
tinggi dengan memakai bantal. Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu
hamil. Lakukanlah palpasi bimanual terutama pada pemeriksaan payudara
c) Palpasi perut untuk menentukan :
(1) Besar dan konsistensi rahim
(2) Bagian-bagian janin, letak persentasi
Manuver palpasi menurut leopold :
Leopold I
Pemeriksaan menghadap ke arah muka ibu hamil
Menentukan TFU bagian janin dalam fundus
Konsistensi uterus
Variasi menurut Knebel
Menentukan letak kepala atau bokong satu tangan di fundus dan
tangan lain diatas simfisis
Leopold II
Menentukan batas samping rahim kanan kiri
Menentukan letak punggung janin
Pada letak lintang tentukan dimana kepala janin
Variasi menurut Budin :
Menentukan letak punggung dengan satu tangan menekan di
fundus
Leopold III
Menentukan bagian terbawah janin
Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk atau masih bisa
digoyang
Variasi menurut Ahlfeld:
Menentukan letak punggung dengan pinggir tangan kiri diletakan
tegak perut
Leopold IV

Pemeriksa menghadap ke arah ibu hamil


Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan seberapa jauh
sudah masuk pintu atas panggul
(3) Gerakan janin
(4) Kontraksi rahim Braxton-Hicks dan his
Tabel 2.2
Ukuran Tinggi Fundus Uteri menurut Spiegelberg
Umur kehamilan dalam minggu
22-28 minggu
28 minggu
30 minggu
32 minggu
34 minggu
36 minggu
38 minggu
40 minggu
1

Tinggi Fundus Uteri dalam cm


24-25 cm diatas sympisis
26,7 cm diatas sympisis
29,5-30 cm diatas sympisis
29,5-30 cm diatas sympisis
31 cm diatas sympisis
32 cm diatas sympisis
33 cm diatas sympisis
37,7 cm diatas sympisis

Memantau Taksiran Berat Badan Janin (TBBJ)


Taksiran berat badan janin ditentukan berdasarkan rumus Johnson-Tausak.
perhitungan ini penting sebagai dasar pertimbangan memutuskan rencana
persalinan pervaginam secara spontan.
Rumus tersebut :
(TBBJ)= [TFU (cm) - N] x 155

Keterangan :
N= 13 bila kepala belum melewati pintu atas panggul
N= 12 bila masih berada diatas spina isciadica
N= 11bila sudah berada dibawah spina isciadica
3) Auskultasi
Jantung janin merupakan observasi esensial tentang kesejahteraan janin dan
harus diauskultasi pada setiap pemeriksaan abdomen dan setelah pemeriksaan
apapun. Mengetahui presentasi dan posisi janin berarti mengetahui di bagian
mana alat tersebut diletakkan di abdomen ibu agar dapat mendengar bunyi
jantung janin. Jantung janin dikaji : keberadaannya, frekuensinya normalnya
120/160 x/menit, keteraturannya, dan variabilitasnya (Johnson, 2004).
d. Pemeriksaan Laboratorium
Ibu hamil hendaknya diperiksa air kencing dan darahnya sekurangkurangnya 2x selama kehamilan, sekali pada permulaan dan sekali lagi pada akhir
kehamilannya.
e. Ultrasonografi

Dibandingkan dengan pemeriksaan roentgen, USG tidak berbahaya untuk


janin, karena memakai prinsip sonar 9 bunyi O. Jadi boleh dipergunakan pada
kehamilan muda.
8. Nasehat-nasehat untuk Ibu pada Masa Antenatal
a.
Nutrisi (Diet) ibu hamil
Wanita hamil yang menyusui harus betul-betul mendapat perhatian susunan
dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, protein yang berguna untuk
pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan
anemia, abortus, partus prematurus, inertia uteri, perdarahan pascasalin, sepsis
puerpuralis dan lain-lain.. Sedangkan makan berlebihan, karena dianggap untuk
dua orang ibu dan janin, dapat mengakibatkan komplikasi seperti gemuk, pre
eklampsi, janin besar, dan sebagainya. Zat-zat yang diperlukan dalam pemenuhan
gizi ibu hamil antara lain: potein, karbohidrat, zat lemak, mineral dan bermacammacam garam, terutama kalsium, fosfor dan zat besi (Fe), vitamin dan air
Makanan diperlukan antara lain untuk pertumbuhan janin, plasenta, uterus,
buah dada, dan kenaikan metabolisme sebagai pengawasan kecukupan gizi ibu
hamil dan pertumbuhan kandungannya dapat diukur berdasarkan kenaikan berat
badannya. Kenaikan berat badan rata-rata 6,5 sampai 16 kg (10-12 kg)
Kenaikan berat badan yang dianjurkan Committee of the national Academy
of Science :
1) Untuk ibu dengan BB di bawah berat seharusnya (underweight) kenaikan yang
dianjurkan 12.5-18 kg
2) Untuk ibu dengan BB normal kenaikan yang dianjurkan adalah antara 11.5-16
kg
3) Untuk ibu dengan BB berlebih (overweight) kenaikan BB yang dianjurkan
antara 7-11.5 kg

Body Mass Index ( BMI )


Mengukur tubuh dengan dengan rumus Body Mass Index. Nutrisi dan kalori
yang dibutuhkan selama kehamilan adalah 300 kalori. Kenaikan berat badan
berdasarkan BMI yaitu :
BMI= BB/TB2
Underweight : < 19,8 kg/m2
Normoweight : 19,8-26 kg/m2
Overweight : 26 kg/m2
b. Merokok
Jelas bahwa bayi dari ibu perokok mempunyai berat badan lebih kecil.
Karena itu wanita hamil dilarang merokok.
c. Obat-obatan

d.

e.

f.

g.

h.

i.

j.

k.

Prinsip jika mungkin dihindari pemakaian obat-obatan selama kehamilan


terutama pada triwulan pertama. Perlu dipertanyakan mana yang lebih besar
manfaatnya dibandingkan bahayanya terhadap janin, oleh karena itu harus
dipertimbangkan pemakai obat-obatan tersebut.
Gerakan badan
Gerakan badan atau olahraga ringan sangat berguna bagi ibu hamil, dimana
dapat membantu sirkulasi darah menjadi lebih baik, nafsu makan bertambah,
pencernaan lebih baik, dan tidur lebih nyenyak. Dianjurkan berjalan-jalan pada
pagi hari dalam udara yang masih segar
Kerja
Kehamilan bukanlah suatu penyakit yang mengharuskan ibu untuk istirahat,
oleh karena ibu hamil tetap dapat melakukan aktivitas seperti biasa asalkan ibu
hamil beristirahat dengan cukup dan makan secara teratur serta memeriksakan
kehamilan dengan teratur.
Bepergian
Wanita hamil tetap dapat bepergian asalkan tidak terlalu melelahkan dan
tidak duduk terlalu lama. Hal ini dikarenakan duduk lama dapat menyebabkan
Vena Staganis yang mana dapat menyebabkan tromboflebitis dan kaki bengkak.
Pakaian
Pakaian wanita hendaknya memakai pakaian yang longgar, bersih dan tidak
ada ikatan yang ketat pada daerah perut. Pemakaian kutang yang dapat
menyokong payudara dan memakai pakaian dalam yang selalu bersih supaya ibu
tetap nyaman. Sepatu dengan tumit yang terlalu tinggi dianjurkan tidak
dipergunakan oleh wanita yang sedang hamil.
Istirahat dan rekreasi
Wanita hamil sangat memerlukan istirahat yang lebih, terutama pada
kehamilan trimester ketiga. Waktu tidur pada malam hari sebaiknya selama 8-9
jam, dan pada minggu berikutnya ditambahkan tidur siang selama 2 jam dan
sebaiknya dilakukan di tempat tidur atau di kursi panjang yang dapat menyangga
kedua kaki
Mandi
Mandi diperlukan untuk kebersihan. Terutama perawatan kulit, karena fungsi
ekskresi dan keringat bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun lembut/ringan
Koitus
Koitus tidak dihalangi kecuali ada riwayat:
1) Sering abortus/prematur
2) Perdarahan per vaginam
3) Pada minggu terakhir kehamilan, koitus harus hati-hati
4) Bila ketuban pecah koitus dilarang
5) Dikatakan orgasme pada hamil tua dapat menyebabkan kontraksi uterus partus
prematurus
Kesehatan jiwa
Kehamilan dan persalinan adalah suatu hal yang fisiologis, namun banyak
ibu-ibu yang tidak tenang. Merasa kuatir akan hal ini. Untuk itu bidan harus dapat
menanamkan kepercayaan kepada ibu hamil dan menerangkan apa yang harus
diketahuinya karena kebodohan, rasa takut, dan sebagainya dapat menyebabkan

rasa sakit pada waktu persalinan ini akan mengganggu jalannya partus, ibu akan
menjadi lelah dan kekuatan hilang. Untuk menghilangkan kecemasan harus
ditanamkan kerja sama pasien-penolong
l. Perawatan payudara
Payudara merupakan sumber air susu ibu yang akan menjadi makanan
utama bagi bayi, karena itu sebelumnya harus dirawat. Untuk mencegah puting
susu kering dan mudah pecah, maka puting susu dan areola payudara dirawat
baik-baik dengan menggunakan air sabun. Bila puting susu masuk ke dalam, hal
ini diperbaiki dengan jalan menarik-narik keluar atau dengan cara hoffman.
m. Pergerakan Janin
Berkurang atau hilangnya pergerakan janin dapat merupakan suatu tanda
gawat janin yang dapat berakhir dengan kematian janin. Karena itu sebaiknya ibu
mengerti cara menghitung pergerakan janin.
Kepentingan dari menghitung gerakan janin ini adalah agar ibu terbiasa
menyadari jika ada sesuatu yang salah pada janin yang dikandungnya.
Berkurangnya gerakan janin berkaitan dengan kesejahteraannya dalam rahim, jika
ibu merasakan janinnya kurang bergerak, segera hubungi dokter karena
kemungkinan janin ibu mengalami gangguan yang dapat menyebabkan gawat
janin, jika tidak segera diatasi dapat berakibat kematian janin dalam rahim.
Pemantauan gerakan janin harus sudah dimulai sejak awal, yakni sejak ibu
mulai merasa pergerakan anak, karena ibu sendirilah yang paling tahu dan
mungkin mendeteksi kesehatan janinnya, biasakan memperhatikan gerakan anak
setiap hari. Dianjurkan untuk memperhatikannya pada malam hari, saat itu janin
sedang bangun.
Cara menghitung pergerakan janin ; Ibu berbaring (malam hari) dan
menghitung pergerakan janin selama 20 menit . Janin yang sehat akan bergerak
lebih dari 5x dalam 20 menit. Apabila ini terjadi janin ibu akan baik selama 24
jam berikutnya, sehingga dengan memantau gerakan janin ibu dapat memprediksi
kesehatan janin setidaknya 24 jam ke depan. Apabila janin bergerak kurang dari
5x dalam 20 menit. Segera hubungi rumah sakit untuk mendapatkan pemantauan
yang lebih akurat dengan cara Non Stres Test.
9. Perubahan-perubahan yang Terjadi selama Masa Antenatal
Pada antenatal terjadi perubahan pada seluruh tubuh wanita, khususnya pada
alat genitalia eksterna dan interna dan pada payudara. Antenatal akan mengakibatkan
terjadinya perubahan seluruh sistem tubuh yang cukup mendasar. Tentunya perubahan
ini akan menunjang proses pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam rahim.
Setelah bayi lahir, perubahan-perubahan tersebut akan kembali keadaan semula secara
perlahan.Pada dasarnya, perubahan sistem tubuh wanita terjadi karena pengaruh
berbagai hormone.
Berikut ini diuraikan tentang organ-organ yang mengalami perubahan selama
antenatal.
a. Perubahan Fisiologis
1) Sistem reproduksi
a) Uterus

Pada keadaan normal, rahim mempunyai rongga dengan diameter sekitar


10 ml. Struktur rahim hampir padat yang beratnya sekitar 70 gram. Selama
kehamilan, rahim akan berubah bentuk menjadi sebuah organ moskuler.
Dinding rahim relatif tipis dengan kapasitas yang cukup untuk menerima
janin, plasenta (ari-ari), dan cairan ketuban. Terjadinya perubahan rahim
ditunjukan oleh otot-otot rahim yang menjadi lebih besar, lunak, dan dapat
mengikuti pembesaran rahim yang terjadi selama antenatal.
Minggu ke-12, bagian atas rahim berada pada posisi 3 jari di atas
tulang sympisis.
Minggu ke-16, tinggi bagian atas rahim pada pertengahan jarak antara
bagian pusat dan garis lengkung bawah pusat (sympisis).
Minggu ke-20, tinggi bagian atas rahim sekitar 2 jari di bawah bagian
pusat.
Minggu ke-24, posisi atas bagian rahim tepat di tepi atas bagian pusat.
Minggu ke-28, tinggi bagian atas rahim sekitar 3 jari di bagian atas
pusat.
Minggu ke-32, tinggi bagian atas rahim sekitar 1 jari atau rahim pada
pertengahan jarak antara pusat dan ujung tulang dada.
Minggu ke-40, tinggi bagian atas rahim turun sekitar 3 jari di bawah
ujung tulang dada.
b) Serviks uteri
Serviks mengalami perubahan karena hormon estrogen dan
vaskularisasimya meningkat sehingga menimbulkan konsistensi serviks
menjadi lunak disebut tanda goodell. Kelenjar endoservikal membesar dan
mengeluarkan banyak cairan mukus. Karena pertambahan dan pelebaran
pembuluh darah, warnanya menjadi livid disebut tanda Chadwick.
c) Vagina dan vulva
Karena pengaruh estrogen terjadi perubahan pada vagina dan vulva.
Akibat hipervaskularisasi. Vagina dan vulva terlihat lebih merah atau
kebiruan. Warna lipid pada vagina dan portio serviks disebut tanda
chadwick.
d) Dinding perut
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya
serabut elastic di bawah kulit, sehingga timbul striae gravidarum. Bila
terjadi peregangan yang hebat, misalnya pada hidramnion dan kehamilan
ganda, dapat terjadi diastasis rekti bahkan hernia. Kulit perut pada linea
alba bertambah pigmentasimya disebut linea nigra .
e) Ovarium darah
Pada permulaan antenatal masih terdapat korpus luteum graviditatis
sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu.Korpus
luteum graviditatis berdiameter kira-kira 3 cm. Kemudian mengecil setelah
plasenta terbentuk. Korpus luteum mengeluarkan hormon estrogen dan
progesterone. Lambat-laun fungsi ini akan di ambil oleh plasenta.
2) Volume darah

Selama kehamilan, volume darah semakin meningkat. Jumlah serum darah


besar dari pertumbuhan sel darah sehingga terjadi semacam pengenceran
darah (hemodilusi). Proses ini mencapai puncaknya pada usia kehamilan 32
minggu. Serum darah (volume darah) bertambah sebesar 25-30%, sedangkan
sel darah bertambah sekitar 20%. Curah jantung akan bertambah sekitar 30%.
Bertambah pengenceran darah mulai tampak pada usia kehamilan 16 minggu.
3) Sistem respirasi
Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak nafas. Hal ini disebabkan oleh
desakan diafragma karena dorongan rahim yang membesar pada umur
kehamilan 32 minggu. Sebagian kompensasi terjadi desakan rahim dan
kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20
sampai 25% dari biasanya.
4) Sistem pencernaan
Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat yang dapat
menyebabkan :
a) Pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi)
b) Daerah lambung terasa panas
c) Terjadi mual dan sakit/pusing kepala terutama pada pagi hari, yang
disebut morning sickness
d) Muntah, yang terjadi disebut emesis gravidarum
e) Muntah berlebihan sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari, disebut
hiperemesis gravidarum
f) Progesteron menimbulkan gerak usus semakin berkurang dan dapat
menimbulkan obstipasi
5) Traktus urinarius
Pada kehamilan ureter membesar untuk dapat menampung banyaknya
pembentukan urin, terutama pada ureter kanan karena peristaltik ureter
terhambat karena pengaruh progesterone, tertekan rahim yang membesar dan
terjadi perputaran ke kanan, dan terhambat kolon dan sigmoid disebelah kiri
yang menyebabkan perputaran rahim ke kanan. Tekanan rahim pada ureter
kanan dapat menyebabkan infeksi pielonefritis ginjal kanan.
6) Payudara
Payudara mengalami perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI pada
saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh
hormon
saat
kehamilan,
yaitu
estrogen,
progesterone,
dan
somatomammotropin.
a) Estrogen berfungsi :
Menimbulkan hipertropi system saluran payudara.
Menimbulkan penimbunan lemak dan air serta garam sehingga
payudara tampak makin membesar.
Tekanan serat saraf akibat penimbunan lemak, air dan menyebabkan
rasa sakit pada payudara.
b) Progesterone berfungsi :

Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi.


Menambah jumlah sel asinus.
c) Somatomammotropin berfungsi :
Mempengaruhi sel asinus untuk membuat kasein, laktalbumin, dan
laktoglobulin.
Penimbunan lemak sekitar alveolus payudara.
Merangsang pengeluaran kolostrum pada kehamilan.
Penampakan payudara pada ibu hamil adalah sebagai berikut:
Payudara menjadi lebih besar.
Areola payudara semakin hyperpigmentasi
Glandula montgomeri makin tampak.
Puting susu semakin menonjol.
Pengeluaran ASI belum berlangsung karena prolaktin belum berfungsi
karena hambatan dari PIH (Prolaktin Inhibiting Hormone) untuk
mengeluarkan ASI.
Setelah persalinan hambatan prolaktin tidak ada sehingga pembuatan
ASI dapat berlangsung (Manuaba, 2002).
7) Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hipperpigmentasi karena
pengaruh melanophore stimulating hormone lobus hipofisit anterior dan
pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpegmentasi ini terjadi pada striae
gravidarum livide atau alba, areola mamae, linea nigra. Setelah persalinan
hiperpigmentasi ini akan menghilang.

a) Metabolisme
BMR meningkat hingga 15-20% pada triwulan ke-3 penambahan berat
badan wanita hamil dalam triwulan pertama kurang lebih 1 kg, triwulan II
kurang lebih 2,2 kg. Penambahan berat badan yang terjadi selama
kehamilan dibutuhkan untuk bertambahnya berat janin, pertumbuhan
plasenta, cairan ketuban, pembesaran payudara, peningkatan volume darah
ibu dan menyimpan cadangan makanan ibu.
b) Berat Badan
Kenaikan berat badan selama hamil cukup bervariasi tergantung dari
kebudayaan dan pola makan. Umumnya, kenaikan berat badan yang
normal 6,5 16,5 kg, bahkan ada juga yang lebih.
b. Perubahan Psikologis
Menurut Varney (2006) perubahan-perubahan psikologis yang terjadi pada
ibu hamil adalah sebagai berikut:
1) Trimester pertama
Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda lebih
meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada
tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama. Karena perutnya masih

kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu mungkin diberitahukan


kepada orang lain atau dirahasiakannya.
Hasrat untuk melakukan hubungan seks, pada wanita pada trimester pertama
ini berbeda-beda. Walaupun beberapa wanita mengalami kegairahan seks yang
lebih tinggi, kebanyakkan mereka mengalami penurunan libido selama periode
ini, keadaan ini menciptakan kebutuhan untuk berkomunikasi secara terbuka
dan jujur dengan suami. Banyak wanita merasa kebutuhan untuk dicintai dan
merasakan kuat untuk mencintai, namun tanpa seks. Libido sangat besar
dipengaruhi oleh kelelahan, rasa mual, pembesaran payudara, keprihatinan dan
kekhawatiran. Semua ini merupakan bagian normal dari proses kehamilan
pada trimester pertama.
2) Trimester kedua
Trimester kedua biasanya adalah ibu merasa sehat. Tubuh ibu terbiasa dengan
kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil pun sudah
berkurang, perut ibupun belum terlalu besar sehingga belum dirasakan sebagai
beban. Pada trimester ini pula dapat dirasakan gerakan bayinya. Dan ibu mulai
merasakan bayinya sebagai seseorang diluar dari dirinya sendiri.
3) Trimester ketiga
Trimester ketiga ini sering kali disebut periode menunggu dan waspada. Sebab
pada trimester ini ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Trimester
ketiga adalah persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi orang tua,
keluarga mungkin menduga-duga apakah bayinya laki-laki atau perempuan
dan akan mirip siapa?
6. Ketidaknyamanan yang Terjadi pada Ibu Hamil Trimester III
a. Konstipasi (susah buang air besar)
Pencegahannya :
1) Asupan air yang cukup (8 gelas/hari)
2) Banyak makan makanan sayuran dan buah-buahan yang mengandung serat
3) Cukup istirahat
4) Minum air hangat pada pagi hari untuk menstimulasi peristaltik
5) Biasakan buang air besar secara teratur
6) Tidak diperkenankan memberikan obat-obatan yang mengandung laxan.
Gunakan pembentuk bahan padat atau emulsion. Hindari minyak mineral,
perangsang saline.
Tanda bahaya :
1) Rasa nyeri hebat di perut, tidak mengeluarkan gas
2) Rasa nyeri di kuadran kanan bawah
b. Haemorhoid
Pencegahan :
1) Hindari konstipasi, tindakan pencegahan paling efektif menghalangi
ketegangan selama defekasi
2) Mengurangi bengkak dan sakit dengan merendam bokong dengan air hangat
dan gunakan kompres

c. Kram pada kaki


Pencegahan :
1) Massage dan hangatkan otot yang terserang
2) Menghindari tekanan pada jari-jari kaki, pada waktu berjalan gunakan tumit
3) Latihan (senam)
4) Diet yang mencakup kalsium
d. Oedema
Pencegahan:
1) Menghindari pakaian yang ketat
2) Kaki ditinggikan jika tidur
3) Hindari berdiri lama, duduk lama
4) Posisi miring kiri jika berbaring
e. Sering buang air kecil
Pencegahan:
1) Kosongkan saat terasa dorongan untuk berkemih
2) Batasi minum bahan diuretic alami (teh, cola, kafein)
3) Perbanyak minum pada siang hari
4) Jangan mengurangi minum pada malam hari untuk menghindari nocturia.
f. Pegal pada kaki dan pinggang
Pegal pada kaki dan pinggang merupakan salah satu ketidak nyamanan pada ibu
hamil. Hal ini terjadi karena tekanan yang disebabkan penyandangan beban yang
tidak biasanya pada masa-masa kehamilan, atau peningkatan distensi abdomen
yang yang membuat pinggul miring ke depan, penurunan tonus otot dan
peningkatan beban berat badan pada akhir kehamilan. Dan kompresi saraf panggul
statis vaskuler, akibat pembesaran uterus dapat menyebabkan perubahan pada
tungkai bawah. (Maria, A. Aros).
g. Tanda-tanda bahaya pada ibu hamil
1) Sakit perut yang hebat atau bertahan lama
2) Perdarahan atau terjadi bercak di vagina
3) Muntah Ibu muntah terus-menerus dan tidak mau makan
4) Bengkak di kaki, tangan dan wajah atau sakit kepala disertai kejang
5) Demam tinggi
6) Keluar air ketuban sebelum waktunya
7) Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak
h. Risiko dan kegawat-daruratan obstetri pada kehamilan
1) Perdarahan pada kehamilan muda
a) Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu)
pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah
kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan.
b) Kehamilan ektopik terganggu adalah kehamilan dimana setelah fertilisasi,
implantasi terjadi di luar endometrium kavum uteri. Hampir 90 persen
kehamilan ektopik terjadi di tuba uterina.

c) Kehamilan Mola adalah suatu kehamilan dimana setelah fertilisasi hasil


konsepsi tidak berkembang menjadi embrio tetapi terjadi proliferasi dari
vili korialis disertai dengan degenerasi hidropik, kavum uteri hanya berisi
oleh jaringan seperti rangkaian buah anggur.
2) Perdarahan pada kehamilan tua
a) Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah
rahim dan menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum
b) Solusio Plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya
yang normal pada uterus, sebelum janin dilahirkan (Saifuddin, 2002)
3) Hipertensi, preeklampsia dan eklampsi
a) Hipertensi
Sakit kepala, kaki bengkak dan nyeri ulu hati juga merupakan tanda
terjadinya keracunan kehamilan. Kaki bengkak disini merupakan kaki
bengkak yang disebabkan oleh hipertensi dan menyebabkan kejang-kejang
b) Preeklampsia Berat
Kenaikan tekanan diastolik 25 mmHg atau lebih 90 mmHg dalam dua
pengukuran berjarak 1 jam atau tekanan diastolik sampai 110 mmHg ,
protein uri lebih sama dengan +2, oliguria kurang dari 400 ml per 24 jam,
nyeri epigastrium, gangguan penglihatan, nyeri kepala hebat tidak
berkurang dengan analgesik biasa, hiperefleksia.
c) Eklampsi
Gejala-gejala preeklampsi berat dan kejang
10. Persiapan Persalinan
Sejak awal kehamilan, pasangan suami istri dianjurkan untuk merencanakan
hal-hal yang berhubungan dengan persalinan untuk mengantisipasi berbagai kesulitan
yang mungkin terjadi.
a. Bekerjasama dengan ibu, keluarga, serta masyarkat untuk mempersiapkan rencana
kelahiran, termasuk mengidentifikasi penolong, tempat bersalin, serta perencanaan
tabungan untuk mempersiapkan biaya persalinan.
b. Bekerjasama dengan ibu, keluarga, dan masyarkat untuk mempersiapkan rencana
jika terjadi komplikasi, termasuk :
1) Mengidentifikasi kemana harus pergi dan transportasi untuk mencapai tempat
tersebut.
2) Mempersiapkan donor darah.
3) Mengadakan persiapan financial.
4) Mengidentifikasi pembuatan keputusan kedua jika pembuatan keputusan
pertama tidak ada di tempat.
(Depkes RI, 2004)
11. Promosi Kesehatan
a. Memberikan umunisasi TT
Tabel 2.3
Pemberian Imunisasi TT

Antigen

Intervensi
(selang waktu
minimal)
TT1
Pada kunjungan
antenatal pertama
TT2
4 minggu setelah TT1
TT3
6 bulan setelah TT2
TT4
1 tahun setelah TT3
TT4
1 tahun setelah TT4
(Sumber : Saifuddin, 2002)

Lama perlindungan

%
lindungan

3 tahun
5 tahun
10 tahun
25 tahun/seumur hidup

80
95
99
99

b. Memberikan suplemen zat besi dan menjelaskan bagaimana cara mengkonsumsi


dan memungkinkan efek samping. Tiap tablet mengandung FeSO 4320 mg (zat
besi 60 mg) dan asam folat 500 ug, minimal masing-masing 90 tablet. Tablet besi
sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi, karena akan menggangu
penyerapan.
c. Memberikan tambahan vitamin A jika diperlukan.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Bari, Saifuddin. 2008. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta :
Bina Pustaka.
Wiknjosastro. 2005. Asuhan Persalinan Normal dan Iniasi Menyusui Dini (IMD).
Jakarta : JHPIEGO.
Manuaba Ida Bagus Gde. 2005. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai