ricky nika
Lihat profil lengkapku
Administrasi adalah ilmu atau seni yang mempelajari kerjasama sekelompok orang
dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan bersama. Administrasi lebih menekankan
kajiannya pada dinamika kerjasama orang-orang yang ada didalam sebuah organisasi untuk
mencapai tujuan organisasinya.
B. Ruang lingkup manajemen.
1. manajemen dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan organisasi Manajement By
Objective (MBO). Sebuah organisasi yang ingin menerapkan konsep MBO harus selalu
peka dengan rumusan tujuan organisasinya dan selalu mengembangkan pendekatan
partisipatif untuk mencapai tujuan tersebut.
proses manajemen dalam prakteknya dapat dikaji dan proses pemecahan masalah yang
dikembangkan oleh semua unit kerja atau organisasi secara keseluruhan. Langkah praktisny
terdiri dari identifikasi masalah, merumuskan langkah-langkah.
C. Fungsi-fungsi manajemen
1. Perencanaan
a. langkah-langkah perencanaan
analisis situasi
mengidentifikasikan masalah
merumuskan tujuan
2. Pengorganisasian
a. manfaat pengorganisasian
melalui fungsi pengorganisasian akan dapat diketahui
pendelegasian wewenang
b. langkah-langkah pengorganisasian
menetapkan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh staf dan harus menyediakan fasilitas
yang harus diperlukan
mendelegasikan wewenang
wewenang yang mengalir secara vertikal, yaitu wewenag yang mengalir dari atas
kebawah
wewenang yang mengalir kesamping, yaitu wewenang yang diberikan kepada staf untuk
membantu melancarkan tugas.
d. Pengembangan Organisasi
pengenbangan organisasi adalah upaya pihak manajer untuk mengembangkan stafnya
dengan harapan untuk lebih meningkatkan kapasitas organisasi dapat dilakukan melalui
pengefektifan gaya kepemimpinan manajer, hubungan yang harmonis antara pimpinan dengan
stafnya, meningkatkan kepuasan kerja staf dan semangat kelompok, kejelasan penyusunan tujuan
dan perbaikan system perencanaan dan pelaporan.
3. penggerakan dan pelaksanaan (Aktuasi)
Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staf dan hasilnya mudah
diukur.
Standar unjuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada semua staf.
b. Manfaat pengawasan
Dapat diketahui apakah suatu kegiatan telah dilaksanakann sesuai dengan standar atau rencana
kerja dengan menggunakan sumber dayaa yang telah ditetapkan.
Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuan dan pengertian staf dalam
melaksanakan tugas-tugasnya
Dapat diketahui apakh waktu dan sumber daya lainnya telah mencukupi kebutuhan dan telah
digunakan secara benar
Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau bentuk promosi dan latihan
lanjutan
c. Proses pengawasan
Ada tiga hal penting untuk melakukan pengawasann manajerial.
Menbandingkan hasil yang telah dicapai dengan tolok ukur atau standar yang telah ditetapkan
sebelumnya
keuangan
pelaksanaan kerjasama
e. cara mendapatkan data untuk melakukan pengawasan
ada tiga cara untuk mendapatkan data yaitu:
pengamatan langsung
laporan tertulis
Input
Proses
Output
Kontrol
3. Output/keluaran
Umumnya dilihat dari hasil atau kualitas pemberihan asuhan keperawatan dan
pengembangan staf, serta kegiatan penelitian untuk menindaklanjuti hasil/keluaran.
4. Kontrol
Dalam proses manajemen keperawatan dapat dilakukan melalui penyusunan anggaran
yang proposional, evaluasi penampilan kerja perawat,pembuatan prosedur yang sesuai standar
akreditasi.
5.Mekanisme Umpan balik
Mekamisme
Umpan
balik
dapat
diakukan
melalui
laporan
keuangan,audit
pada
paradigma
keperawatan
yang
terdiri
atas
manusia,perawat/keperawatan,kesehatan,dan lingkungan.
D.Manajemen Keperawatan di Masa Datang
Sistem pelayanan kesehatan yang terjadi sebelum tahun 1990 sangat di pengaruhi oleh
perkembangan ekonomi dan perluasan teknologi yang bersifat kompetitif karena pelayanan
kesehatan termasuk pelayanan keperawatan yang di berikan kepada pasien bersifat kuratif dan
orientasinya berdasarkan perkembangan penyakit.
Pada abad ke-21,sistam pelayanan kesehatan berorientasi pada aspek kesehatan karena pelyanan
yang di berikan lebih bersifat multidimensi dengan mempertimbangkan keberadaan masyarakat
melalui penggunaan teknik pelayanan kesehatan yang tertinggi.
B. Kegiatan Kepemimpinan
Kegiatan kepemimpinan dalam keperawatan mencakup banyak hal. Kegiatan tersebut
mencakup cara mengarahkan, menunjukkan jalan, menyupervisi, mengawasi tindakan anak
buah, mengordinasikan hasil yang sedang atau yang di lakukan dan mempersatukan usaha dan
berbagai individu yang memiliki karekterisik yang berbeda.
C. Gaya Kepemimpinan
Secara mendasar kepemimpinan di bedakan menjadi tiga yaitu ,otoratik,demokratif,atau
partisipasi dan free rain(delegative)
Gaya kepemimpinan otoratik merupakan gaya kepemimpinan utama yang beroriontasi pada
tugas dengan menggunakan jabatan dan kekuatan pribadinya untuk mencapai tujuan.
Gaya kepemimpinan demokratis biasanya melibatkan kelompok dalam pengadilan ,keputusan
dan memberikan tanggung jawab pada para karyawan.
Gaya kepemimpinan terakhir adalah kepemimpinan laize fair atau free rain.
D. Model Kepemimpinan
Terrdapat 3 model kepemimpinan yaitu model Ohio State, kepemimpinan situasional, dan
mannagerial Grids (Lamonica; 1986)
1. Model Ohio State
Model di kembangkan pertama kali oleh anggota Staf dan Ohio State Leadership Studies
(Lamonnica 1986). Model ini mengandun 2 komponen yaiti :
1. Struktur prakarsa
2. Kepemimpinan Situasional
Teori ini di lakukan oleh Hersey dan Blanchard (1977) yang merupakan pengembangan
dan model Ohio State.
Berdasarkam model ini akan muncul 4 karekteristik prilaku kepemimpinan yaitu a.
hubungan tinggi tugas rendah
b. tugas rendah hubungn rendah
c. tugas tinggi hubungan tinggi
d. dan hubungan tinggi tuga rendah.
3. Manegerial Grid
Model kepemimpinan ini dikembangkan olh blake dan mounton (1978) yang pada tahun
1981 dengan taper mencoba model ini dalam keperawatan. Secara garis besar, model ini terbagi
dalam beberapa kisi2 yang terdiri atas 5 gaya kepemimpinan yang di dasarkan pada suatu
kombinasi kepeulian terhadp produksi/ 7 an institusi dan kepedulian terhadap orang, prilaku
kepemimpinan terbagi atas 5 macam : Kepemimpinan otoritas kepatuhan, Kepemimpinan tim,
Kepemimpinan kontryclub, Kepemimpinan iskin dan kepemimpinan Organisasi.
5. Kepemimpinan Efektif
Dan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Deutsch konflik terjadi akibat adanya
pertentangan pada situasi keseimbangan yang terjadi pada diri individu ataupun pada tatanan
yang lebih luas, seperti, antara individu, antar kelompok, atau bahkan antar masyarakat.
B. Penyebab Konflik
Banyak faktor yang bertanggung jawab terhadap terjadinya konflik terutama dalam suatu
organisasi. Faktor-faktor tersebut dapat berupa perilaku yang menentang, stress, kondisi
ruangan, kewenagan dokter perawat, keyakinan, eksklusifisme, kekaburan tugas, kekurangan
sumber daya, proses perubahan imbalan, dan masalah komunikasih. Terdapat tiga macam
perilaku menentang, yaitu competitive bomber yang dicirikan dengan perilaku mudah menolak,
menggerutudan menggumam, mudah untuk tidak masuk kerja, dan merusak secara agresif yang
disengaja. Tipe perilaku menentang kedua adalah Martyred Acomodation, yang ditunjukkan
dengan penggunaan kepatuha semua atau palsu dan kemampuan bekerja sama dengan orang lain,
namun smbil melakukan ejekan dan hinaan. Tipe perilaku yang menentang ke tiga adalah
Avoider, yang ditunjukkkan dengan penghindaran kesepakatan yang telah dibuat dan menolak
untuk berpartisipasi. Stres juga dapat mengakibatkan terjadinya konflik dalam suatu organisasi.
Kewenangan Dokter perawat yang berlebihan dan tidak saling mengindalikan usulan-usulan
diantara mereka, juga dapat mengakibatkan munculnya konflik.
Penyebab lain terjadinya konflik dapat diakibatkan oleh adanya perbedaan nilai atau
keyakinan antara satu orang dengan orang lain. Peran ganda yang disandang seseorang perawat
dalam bangsal keperawatan seringkali mengakibatkan konflik. kekurangan sumber daya insani
dalam tatana organisasi dapat dianggap sumber absolute terjadinya konflik. Beberapa ahli
berpendapat bahwa imbalan kadang tidak cukup berpengaruh dengan motivasi seseorang.
Faktor terakhir yang ikut adil dalm memunculkan suatu konflik adalah komunikasi
C. Proses konflik
La Monica (1986) mengutif pendapatnya Filley (1980) membagi proses konflik dalam 6
tahapan, yaitu kondisi yang mendahului, konflik yang dipersepsi, konflik yang dirasakan,
perilaku yang dinyatakan, penyelesaian atau penekanan konflik, dan penyelesain akibata konflik.
Kondisi yang mendahului merupakan penyebab terjadinya konflik seperti yang sudah
didiskusikan sebelumnya. Tahap terakhir dari proses konflik adalah upaya penyelesaian akibat
dari konflik.
D. Penyelesaian Konflik
Beberapa strategi dapat dilakukan untuk menyelesaikan konflik, seperti penggunaan
disiplin, pertimbangan tahap kehidupan, komunikasi, lingkaran kualitas, dan latihan kearsetifan.
1. Penggunaan Disiplin
Dalam menggunakan disiplin untuk mengelola atau mencegah terjadinya konflik, seorang
manajer perawat mengetahui dan memahami peraturan dan ketetapan organisasi yang berlaku.
2. Pertimbangan Tahap Kehidupan
Konflik juga dapat disesaikan melalui pemberian dukungan pada anggota untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan dalam tahap perkembangan kehidupan. Ada tiga tahap
perkembangan, Yaitu Tahap dewasa muda, Setengah baya, dan setelah umur 55 tahun. Masingmasing tahap perkembang tersebut memiliki karakter yang berbeda.
3. Komunikasi
Komunikasih yang merupakan bagian mendasar manusia dapat dimanfaatkan dalam
penyelesaian konflik, Komunikasi merupakan suatu seni yang penting digunakan untuk
memelihara suatu lingkungan kondusif-terapeutik.
4. Lingkaran Kualitas
Cara lain yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya konflik adalah lingkaran
kualitas. Lingkaran kualitas ini dapat digunakan melalui kegiatan manajemen pertisipasi,
keanggotaan dalam panitia, program pengembangan kepemimpinan, latihan-latihan kelas,
penjejangan karier, perluasan kerja, dan rotasi kerja.
5. Latihan Kearsetifan
Seorang manajer dapat juga melatihi setafnya dalam hal keasertifan untuk mencegah atau
mengelola konflik
E. Strategi dan Keterampilan Manajemen Konflik
Beberapa stategi dapat dipakai untuk menyelesaikan terjadinya konflik. Strategi tersebut
adalah Menghindar, akomodasi, kompetisi, kompromi dan kerjasama.
Bentuk keterampilan yang dapat dimanfaatkan untuk mengelola konflik pada umumnya
berupa kegiatan pencegahan. Keterampilan tersebut berkisar pada kegiatan tersebut.
Membuat aturan atau pedoman yang jelas dan harus diketahui oleh semua pihak
Menciptakan suasana yang mendukung dengan banyak pilihan.
Mengungkapkan bahwa mereka dihargai. Pujian dan penegasan tentang nilai-nilai adalah
penting untuk setiap orang dalam bekerja
Menekankan pemecahan masalali secara damai, dan mwmbngun suatu jembatan pengertian
Menghadapi konflik dengan tenag dan memberikan pendidkan tentang perilaku
Memainkan peran yang tidak menimbulkan sters dan konflik
Mempertimbangkan waktu terbaik untuk semuanya, dan jangan menunda waktu yang tidak
menentu
Keperawatan dapat di lihat dari berbagai aspek, antara lain; Keperawatan sebagai bentuk
asuhan professional kepada masyarakat, keperawatan sebagai IPTEK, serta keperawatansebagai
kelompok masyarakat ilmuwwan dan kelompok masyarakat professional.
4 hal yang di prediksi yang akan terjadi dan harus di antisipasi oleh profesi keperawatan,
yaitu :
1.
Masyarakat berkembang masyarakat akan lebih berpedidikan, lebih sadar akan hak dan
hukum, menuntut berbagai bentuk pelayanan keperawatan , kehidupan ekonomi makin
meningkat
2. Rentang masalah kesehatan melebar system pemberian pelayanan keperawatan yang meluas
dari teknologi sederhana sampai teknologi yang canggih
3
Tuntutan profesi tterus meningkat didorong oleh perkembangan IPTEK medis, permasalahan
internal pada profesi keperawatan dan era millennium III.
B. Jenis Dan Proses Perubahan
Perubahan terencana adalah proses dimana adanya pendapat baru yang di kembangkan,
dikomunikasikan kepada semua orang walaupun akhirnya akan di terima atau di tolak.
Perubahan terencana dalam proses keperawatan memerlukan pemikiran yang matang tentang
keterlibatan individu atau kelompok, penyelesaian masalah, pengambilan keputusan, pegkajian
dan efektifitas pengguna keterampilan interpersonal termasuk komuikasi, kolaborasi.
3 Tahapan Perubahan
a. Unfreezing (pencairan)
1) Motivasi yang kuat untuk beranjak dari keadaan semula
2) Merasa perlu untuk berubah dan berupaya untuk berubah,
3) Menyiapkan diri untuk berubah atau melakukan perubahan.
b. Movung (bergerak)
1) Bergerak menuju keadaan yang baru
2) Memahami masalah yang di hadapi dan mengetahui lankah penyelesaian yang harus dilakukan
3) Melakukan langkah nyata untuk berubah dalam mencapai tingkat / tahap baru.
c. Refreezing (pembekuan)
Telah mencapai tingkat / tahap yang baru
Menurut Lewin, perubahan terjadi apabila ada satu kekuatan yang mendorong. Factor
pendorong terjadinya perubahan :
a.
Alasan Perubahan
a.
g. mengakhiri bantuan
Perbandingan perubahan dari ketiga katagori
LEWIN
Pencairan
ROGER
Kesadaran
Tertarik
LIPPIT
Menentukan masalah
Mengkaji motivasi, kemampuan
Evaluasi
Bergerak
Mencoba
Pembekuan
Penermaan
berubah.
Mengkaji
motivasi
change
Komunikasi merupakan unsure yang penting dalam perubahan. Setiap orang perlu dijelaska
tentang perubahan untuk menghindari Rumor/informasi yang salah.
4
E.
A.PENGERTIAN
Stoner dan Freeman, motivasi => kareteristik psikologis manusia yang memberi
kontribusi yang meningkat komitmen seseoarng (termaksuk faktor-faktor yang menyebab
kan,menyalurkan dan mempertahankan tingkah lakuh dalam arah tekad tertentu)
Nglim purwanto => segalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu.
Sbortell dan Kaluzny => persaan atau pikiran atau pikiran yang mendorong sesuatu
melakukan pekerjaan atau menjalankan kekuasaan terutama dalam berperilaku.
Stanford => ada 3 point penting dalam pengertian motivasi yaitu hubungan antara
kebutuhan,dorongan dan tujuan.
Kebutuhan ; muncul karena adanya sesuatu yang kurang dirasakan oleh seseorang baik
fisiologis psikologis
B.Teori-teori motivasi
1. teori kebutuhan
a.
b. seseorang mempunyai motivasi kalau iabelum mencapai tingkat kepuasan tertentu dengan
kehidupannya.
c.
3. teori harapan
Teori harapan berfikir atas:
a.
b. valensi
c.
2. pengakuan
3. bekerja sendiri
4. tanggung jawab
5. kemajuan dalam pekerjaan
6. pertumbuhan
Rowland => 12 kunci utama dalam kepuasan kerja:
1. Input
2. Hubungan manajer dan staf
3. Disiplin kerja
4. Lingkungan tempat kerja
5. Istirahat dan makan cukup
6. Dikriminasi
7. Kepuasan kerja
8. Penghargaan penampilan
9. Klarifikasi kebijakan, prosedur dan keuntungan
10. Mendapatkan kesempatan
BAB IV
KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN
A. DEFINISI KOMUNIKASI
a.
Suatu pertukaran pikiran, perasaan, pendapat dan memberikan nasehat dimana terjadi antara dua
orang atau lebih yang saling bekerja sama (Tappen, 1995).
b. suatu seni untuk dapat menyusun dan menghantarkan pesan dengan cara yang mudah sehingga
orang lain dapat mengerti dan menerima.
B. PROSES KOMUNIKASI
Setiap komunikasi harus ada pengiriman pesan, pesan dan penerima pesan. Proses ini
melibatkan lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal (nilai-nilai, kepercayaan,
temperamen dan tingkat stress), lingkungan eksternal (cuaca, suhu, factor kekuasaan dan waktu
Factor Internal
Komunikator
Faktor Eksternal
Tertulis
Verbal
Pesan
Non Verbal
Factor Internal
Pesan
Factor Eksternal
4. Menjadi pendengar yang baik, menerima semua informasi yang disampaikan orang lain
dan menunjukkan rasa menghargai dan ingin tahu terhadap pesan yang disampaikan.
D. MODEL KOMUNIKASI
1. Komunikasi Tertulis
Komunikasi
tertulis
digunakan
untuk
mencapai
kebutuhan
ssetiap
individu/staf,
manajer selalu mengadakan komunikasi verbal kepada atasan dan bawahan baik secara formal
maupun informal.
b. Tujuan assertiveness.
c.
diperlukan komunikasi yang jelas tentang kebutuhan klien, intervensi apa yang Subject:dah
dilakukuan dan Yours truly,ang belum, serta respon pasien.
b. Perawat melakukan timbang terima dengan berjalan bersama dengan perawat yang lainnya dan
menyampaikan kondisi pasien secara akurat di dekat pasien.
2. Interview/Anamnesa
a. Suatu komunikasi dengan tujuan tertentu untuk memperoleh data tentang keadaan
pasien dan melaksanakan tindakan yang akurat.
b. Merupakan kegiatan yang selalu dilakukan oleh perawat kepada pasien saat
pelaksaan asuhan keperawatan.
Prinsip yang perlu diterapkan perawat :
1). Hindari komunikasi yang terlalu formal atau tidak tepat.
2). Hindari interupsi / gangguan yang timbul akibat lingkungan yang gaduh.
3). Hindari responn dengan kata hanya yadan tidak ; mengakibatkan komunikasi tidak berjalan
dengan baik.
4). Jangan memonopoli pembicaraan.
5). Hindari hambatan personal.
3. Komunikasi melalui Komputer
c. Computer merupakan alat komunikasi cepat dan akkurat dalam manajemen
keperawatan saat ini.
BAB V
STRATEGI PEMBINAAN STAF
dibina dan ditingkatkan pengetahuan dan keterampilan ,sikap dan mental serta penampilan secara
berencana ,terprogram ,dan berkesinambungan dari waktu-kewaktu.
Manusia sebagai mahluk social dengan segala kelemahannya,tidak akan pernah terlepas
dari bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
Tingkat dan jenis kebutuhan .disisi lain ,perhatian terhadap sikap dasar dari manusia akan
membantu dalam menyiasati dan mengantisipasi sebagaimana seseorang diperlakukan dalam
konteks pembinaan kinerjanya.
Douglas Mc Gregor dalam teorinya (x dan y) menyatakan bahwa pada hakekatnya
terdapat 2 sikap dasar manusia,yaitu sikap dasar yang dilandasi teori X dan sikap dasar yang
dilandasi teori Y sikap dasar manusia yang dilandasi teori X diasumsikan bahwa pada prinsipnya
kebanyakan manusia tidak suka menerima tanggung jawab ,malas dan s elalu ingin aman saja .
Disamping itu kebanyakaan mereka mempunyai tujuan sebagaimana telah ditetapkan
sendiri dengan upaya yang diarahkan oleh diriya sendiri. Pimpinan yang mendasarkan tindakan
pada teori Y akan lebih terbuka ,dan mendorong bawahnnya atau staf nya untuk berprakarsa
,berinsiantif ,dan tumbuh secara aktif.
A. Manajemen bangsal sebagai unjung tombak dalam peningkatan kinerja
Bangsa atau ruangan pasien adalah bagian penting yang tidak terpisahkan dari suatu tatanan
rumah sakit .dapat dikatakan bangsal sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan rumah sakit dan
ikut menentukan baik-buruknya rumah sakit atau mutu pelayanan yang diberikan kepada
konsumen dirumah sakit .
Dibangsal ini bergabung perawat pelakasanaan asuhan keperawatan yang monopoli waktu pasien
secara terus menerus selama 24 jam ,bahkan tengah malam pun perawat dengan dedikasinya
yang tinggi dengan setia mendampingi pasiennya dan melayani ,memenuhi kebutuhannya ,serta
memecahkan permasalahnya yang dihadapi pasiennya ,sungguh mulia tugas perawat .
Berbicara tentang kepengurusan atau manajemen staf, berarti mencakup sejak dan memilih
calon tenanga yang qualified sampai dengan pembinaan dan pengembangaanya .dalam memilih
calon yang berkualitas ,dibutuhkan tenanga sesuai dengan kualifikasi yang diperlukan untuk
setiap posisi dalam unit kerja ,selanjutnya memberi kesempatan kepada staf baru, berorientasi,
melatihnya dalam melaksanakan tugas-tugas melalui instruksi, dan membelajarkannya melalui
pekerjaan langsung kepasien.
Dalam rangka meningkatkan kinerja staf perawatan ,chintya Chew dalam tulisannya berjudul Be
A better Boss yang dimuat dalam the Straits Tunes ,11 juli 1988 menyatakan bahwa ada sebelas
hal yang harus dilakukan oleh pimpinan terhadapan bawahan atau staf untuk dapat meningkatkan
kinerjanya ,yaitu
1. Pemberian instruksi yang jelas .
2. Belajar untuk menjadi pendengar yang baik .
3. Menghargai staf yang berprestasi
4. Mengetahui kapan dan dimana memberi kritik .
5. Memberi perhatian terhadap pengembangan karier bawahan.
6. Pemberian Tantangan
7. Selalu melakukan komunikasi dengan bawahan.
8. Menghargai bawahan dan mereka adalah orang yang dibutuhkan .
9. Tetaplah konsisten
10 Berlakulah adil
11.Tahu bagaimana berkata tidak
Dan uraian diatas maka dibutuhkan jiwa kepimpinan (leadership) bagi setiap perawat . jadi
motivasi perawat adalah memiliki kerja keras berkualitas . selain ,itu seorang perawat harus
memiliki budaya kerja (etos kerja) yang menyangkut professional ,proposional ,procedural
,proaktif ,produktif dan progresif .
BAB VI
PENILAIAN KINERJA PERAWAT
Penilaian dan pegembagan terhadap karyawan adalah salah satu kegiatan yang harus di
lakukan oleh kepala bangsal untuk mendukung kinerja perawat /perawat dan pada akhirnya
diharapkan akan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan ,evaluasi di gunakan untuk
megetahui perkembagan pelayanan keperawatan yang di lakukan.
Keberhasilan dan pelayanan keperawatan sangat ditentukan oleh kinerja para perawat
oleh karena itu evaluasi oleh kinerja perawat perlu dan harus selalu dilaksanakan melalui suatu
system yang tersandar sehingga hasil dan evaluasi lebih objektif.
Kepala bangsal keperawatan mempunyai tanggung jawab menggerakkan perawat
pelaksana .oleh karena itu kepala bangsal keperawatan juga memiliki tugas un tuk melakukan
evaluasi terhadap kinerja perawat yang bekerja di bangsal tersebut .pada bab ini diuraikan
berbagai metode penilaian /evaluasi yang dapat diterapkan dalam keperawatan ,mencakup
evaluasi keperawatan dan evaluasi kinerja perawat.
A. Evaluasi Asuhan Keperawatan
Keperawatan bertujuan agar pasien memperoleh pelayanan yang lebih efektif dan lebih
efisien dalam memenuhi kebutuhannya sehingga pasien memperoleh kepuasan dan status
kesehatan meningkat. Efektif dan efisien dalam asuhan keperawatan telah disesuaikan dengan
kebutuhan pelayanan,kemampuan pasien, dan kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan.
Instrumen audit keperawatan bertujuan untuk mengevaluasi keefektifan asuhan
keperawatan serta menetapkan kelengkapan Asuhan dan keakuratan pencatatan asuhan
keperawatan. Disamping itu ,audit keperawatan juga mencakup kegiatan pencatatan dan
pelaporan ,penerapan dan pelaksanaan prosedur /teknik keperawatan, peningkatan kesehatan
fisik dan emosi melalui pendidikan kesehatan.
Dalam hal itu juga memerhatikan empat hal yang bertujuan untuk menilai keberhasilan
asuhan keperawatan ,pertama ,pemenuhan kebutuhan pasien ,meliputi kebutuhan oksigen ,cairan,
makanan eliminasi, istirahat /aktivitas/tidur intetuksi social,perlindugan dan bahaya, kehidupan
normaldan kebutuhan terhindar dan peyimpagan kesehatan.
Langkah langkah dalam audit keperawatan dimulai dengan penentuan aspek-aspek yang
dinilai dan pendekatan yang akan digunakan ,lalu megidentifikasi kekurangan dan menentukan
langkah perbaikan,menentukan standar ,menetapkan criteria hasil yang di harapkan.
Untuk memperoleh hasil yang optiomal melaksanakn audit keperawatan , sebaiknya
kegiatan ini dikerjakan secara rutin/periodic.
B. Evaluasi Kinerja Perawat
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan evaluasi kinerja perawat
untuk memperoleh hasil evaluasi kinerja perawat untuk memperoleh hasil evaluasi secara
optiomal ,antara lain aspek-aspek yang akan dinilai ,pelaksana penilaian ,masalah yang dihadapi
dalam penilaian .metode-metode dalam penilaian dan management by objective (mob).
1. Aspek yang Dinilai
Evaluasi terhadap kinerja perawat dapat dilakukan dengan memenilai bberbagai hal yang
berkaitan dengan pekerjaan perawat ,yaitu kualitas pekerjaan yang diselesaikan, kuantitas
pekerjaan ,tanggung jawab dalam melaksanakan kuantitas pekerjaan ,dan inisiatif serta ketepatan
dalam bekerja. Faktor lain yang dapat dinilai adalah kecepatan dalam bekerja,tingkat
kemandirian ,perilaku selama bekerja,kehadiran/ pemanfaatan waktu.
Di samaping itu evaluasi kinerja perawat juga dapat dilakukan dengan menilai berbagai
aspek yang disesuaikan dengan tingkat atau jabatan perawat, aspek tersebut ,antara lain prestasi
kerja ,tanggung jawab, ketaatan, kejujuran , kerjasama, prakarsa dan kepemimpinan.
Pegumpulan data atau informasi yang selanjutnya digunakan sebagai bahan penilaian kinerja
terhadap perawat ,dapat di peroleh melalui kuisioner ( daftar pertanyaan) wawancara, observasi (
peninjauan langsung ) ,atau kombinasi ketigannya .
2. Pelaksana penilaian
Pelaksanaan penilaian pada umumnya disesuaikan dengan kebutuhan penilaian .evaluasi
penilaian.untuk mencapai hasil penilaian yang objektif ,evaluasi kinerja terhadap perawat dapat
dilakukan oleh berbagai unsure, yaitu penyelia atu atau atasan langsung , perawat sendiri
,perawat lain ,komsultan penelitian kerja ,dan dpat juga dilakukan oleh pasien atau keluarga
pasien.
3. Masalah dalam penilaian
Sering dalam melakukan penilaian kinerja, perawat dihadapkan pada berbagai masalah,
permasalahan yang dapat dijumpai dalam melaksanakan evaluasi kinerja terhadap perawat
adalah terdapatnya kelonggaran atau kekerasan, kecendrugan ke pusat dan halo error/halo effect.
4. Metode penilaian
Metode yang dapt digunakan dalam melakukan penilaian terhadap kinerja perawat ,antara
lain penilaian beririentasi masa lain yang dapat dibuat dengan menggunakan rating scale, check
list, critical incident menthod, field review menthod performance test and observations, dan
dengan berdasarkan metode penilaian kelompok.
5. Management by objectives
Adalah bahwa setiap tingkat organisme masing- masing pejabat /pimpinan hendaknya
menetapkan suatu tujuan yang konkret sedimikian rupa sehimgga tujuan tersebut mampu
menunjang tercapainya tujuan organisasi secara keseluruhan .
Mbo merupakan alat untuk meningkatkan kinerja bagi perawat /perawat , yaitu melalui
penilaian terhadap presentasi kera( performance appraisal).
Kelebihan management by objectif adalah perawat mengetahui apa yang diharapkan,
tujuan yang di susun realities, koordinasi kegiatan menjadi lebih baik, dan pimpinan mampu
membina kerjasama antar perawat. Mespkipun demikian manegent tak pernah terlepas dan
kekurangan, antara lain waktu yang relative lebih lama, dan manejer / pimpinan kurang suka atau
segan melakukan pekerjaan administrasi.beberapa hal yang menjadikan management by
objective efekrif dari pimpinan tertinggi, menyusun tujuan masing-masing sesuai tingkatannya
adanya partisipasi bawahan dalam menyusun tujuan, adanya otonomi dalam pelaksanaan, dan
perlu dilakukan peninjauan kembali terhadap tujuan yang dicapai.
C. Evaluasi Penampilan Kinerja Perawat di Indonesia
Pelaksanaan penilaian kinerja perawat di Indonesia, khususnya bagi perawat pegawai
negeri sipil meliputi hal-hal berikut :
1 penilaian umum ,yang berlaku bagi sertiap pegawai negeri sipil , mencakup penilaian atas
kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab , ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa , dan
kepemim[pinan. Yang dilaksanankan setiap akhir tahun.
2. penilaian jabatan fungsional perawat berdasarkan keputusan menteri menteri Negara
perdayagunaan aparatur Negara No.94/ kep/ Men .pan ./ 11 / 2001 tanggal 7 november
2001 tentang jabatan fungsional perawat dan angka kreditnya. Penilaian ini dilaksanakan
setiap 6 bulan sekali .penilaian angka kredit lebih dtekankan , untuk memenuhi persyarat
kenaikan pangkat / jabatan .penilaian jabatan fungsional meliputi penilaian pendidikan,
pelayanan keperawatan pegabdian masyarakat , pegembagan profesi , dan kegiatan
mendukung pelaksanaan tugas pelayanan keperawatan .oleh karena itu , organisasi
profesi ( ppni) harus berperan aktif untuk terus mengupayakan system evaluasi yang tepat
untuk menilai kinerja perawat .
D. Simpulan
Evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan bisa dilaksanakan menggunakan metode audit
keperawatan . metode ini perlu diterapkan dan di kembangkan di masing-masing unit pelayanan
keperawatan disesuaikan dengan misi dan visinya penilaian terhadapkinerja perawat harus
memperhatikan aspek- aspek yang dinilai agar adanya kejelasan apakah menilai perawat, dan
metode yang pergunakan .
BABVII
SUPERVISI DALAM KEPERAWATAN
ditetapkan. Sebagian yang lain menganggap kegiata supervise hanya akan menimbulkan
kegelisahan pada anak buah karena pada akhirnya adalah proses menyalahkan oleh
pemimpin terhadap anak buahnya tanpa adanya solusi.
Padahal sebenarnya supervisi merupakan bagian dan fungsi pengarahan (directing) dalam
fungsi manajemen, sebagai satu cara efektif untuk mencapai tujuan pelayanan di suatu tatanan
rumah sakit termasuk tatanan pelayanan keperawatan. Supervise juga merupakan suatu media
untuk mempertahankan agar segala kegiatan yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan
lancar.
Supervise keperawatan merupakan suatu proses pemberian sumber-sumber yang
dibutuhkan perawat untuk menyelesaikan tugas dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan. Dengan supervise memungkinkan seorang manajer keperawatan dapat menemukan
berbagai kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di ruang yang
bersangkutan melalui analisis secara komprehensif bersama-sama dengan anggota perawat
secara efektif dan efisien. Denngan supervise pula seorang manajer keperawatan akan mampu
menghargai potensi setiap anggotanya terasuk pasien dan mampu menerima perbedaan serta
kekurangan serta memanfaatkannya. Jadi, melalui kegiatan supervise seharusnya kualitas atau
mutu pelayanan keperawatan menjadi focus dan tujuan utama.
A. Pengertian Supervisi
Supervise sebagai suatu pengamatan secara langsung terhadap pelaksanaan yang bersifat rutin
(Admuro, 1998 dalam Cahyati, 2000).
Dimensi supervise sebagai suatu proses kemudahan sumber-sumber yang diperlukan untuk
penyelesaian tugas (Swansburg, 1990).
mendorong,
mempebaiki,
mempercayai,
dan
mengevaluasi
secara
McFarland, Leonard dan Moris (1984), mengaitkan supervise keperawatan sebagai suatu proses
kegiatan pemberian dukungan sumber-sumber (resources) yang dibutuhan perawat dalam
menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Secara khusus supervise dikaitkan dengan suatu disiplin ilmu tertentu dalam hal ini keperawatan.
Kesimpulan : supervise merupakan suatu kegiatan yang mengandung dua dimensi pelaku,
yaitu pemimpin dan annggota. Jadi, dalam supervise semua orang terlibat bukan sebagai
pelaksana pasif, namun secara bersama sebagai mitra kerja yang memliki ide-ide, pendapat, dan
pengalaman yang perlu didengar.
Harus dilakukan secara objektif dan mampu memacu terjadinya penilaian diri (self evaluation)
Bersifat progresif, inovativ, fleksibel, dapat mengembangkan potensi masing-masing orang yang
terlibat
Bersifat konstruktif dan kreatif dalam pengembangan diri disesuaikan dengan kebutuhan
Harus dapat meningkatan kinerja bawahan dalam upaya meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan.
C. Kompetensi yang Dimiliki Supervisi
1. Kemampuan memberikan pengarahan dan petunjuk dengan jelas sehingga dapat dimengerti oleh
staf.
2. Supervisor harus mampu memberikan saran, nasihat dan bantuan yang benar-benar dibutuhkan
oleh staf dan pelaksana keperawatan
3.
Kemampuan dalam memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja staf dan
pelaksana keperawatan.
4.
Kemampuan memberikan latihan dan bimbingan yang diperlikan oleh staf dan pelaksana
keperawatan.
5.
Kemampuan dalam melakukan penilaian secara objektif dan benar terhadap kinerja
keperawatan.
D. Teknik Supervisi
Cara melakukan supervise dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.
Supervise langsung dilakukan pada kegiatan yang sedang berlangsung. Pada supervise
kotemporer, seorang supervisor dapat terlibat kegiatan secara langsung agar proses pengarahan
dan pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai perintah.
Supervise dapat juga dilakukan secara tidak langsung. Biasanya dilakukan melalui
laporan baik tertlis maupun lisan. Cara tidak langsunng ini memungkinkan terjadinya salah
pengertian (misunderstanding) dan salah persepsi (misperception) karena supervisor tidak
melihat secara langsung kegiatan-kegiatan yang dilakukan.
E. Kesimpulan
Supervisi merupakan suatu proses yang tidak dapat dilakukan tanpa adanya perencanaan
terlebih dahulu. Supervise dilakukan untuk mencapai tujuan keperawatan dan menciptakan
kepuasan bagi seluruh pihak yang terlibat (anajer keperawatan, staf dan pelaksana keperawatan,
pasien dan keluarga).
Fish
Ada kesalahan di dalam gadget ini
Ada kesalahan di dalam gadget ini
Pengikut
Arsip Blog
2011 (1)
o Maret (1)
2010 (2)
Template Travel. Gambar template oleh suprun. Diberdayakan oleh Blogger.