10
melalui penggabungan usaha enam perusahaan yang memiliki delapan
pabrik
semen dengan kapasitas terpasang 8,9 juta per tahun.
Pada tahun 1989 Indocement menjadi perusahaan publik dan
mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (dahulu disebut Bursa
Efek
Jakarta dan Bursa Efek Stirabaya).
Tahun 1991 Perseroan mengakuisisi Pabrik ke-9 di Palimanan,
Cirebon,
Jawa Barat, yang memiliki kapasitas terpasang 1,3 juta ton semen
per tahun,
penyelesaian pembangunan Terminal Semen Surabaya dan Memulai usaha
Beton Siap-Pakai.
Pada tahun 1994 Indocement mendirikan plant 10 yang lokasinya
bersebelahan dengan plant 9, dan memiliki kapasitas produksi serta
mesin
11
dipertahankan dan pemegang saham langsung dan Indocement dan
meluncurkan produk Semen Portland Komposit (Portland Composite
8) Department Head
9) Section Head
10) Foreman
11) Pelaksana
12) Pembaintu pelaksana
b. Divisi yanig langsung bertanggung jawab kepada General
Manager
Struktur organisasi yang ada di perusahaan PT. Indocement
Tunggal Prakarsa, Thk P-12, yaitu untuk pimpinan tertinggi di P12 adalah seorang General Manager Operation dibantu oleh
Quality System dan Staff selaku asisten dan General Manager
Operation.
19
General Manager membawahi 2 divisi dan 4 department
yang Iangsung bertanggung jawab ke General Manager, 2 divisi
tersebut yaitu:
1) Operation Division
Operation Division bertugas mengawasi operasional
pabrik, yang membawahj 5 Department, yaitu:
a) Mining Department
Departemen ni menangani penambangan bath
kapur, tanah hat, pasir silika dan pasir besi.
b) Production Department
Departemen ini bertugas mengawasi proses
produksi, yang terdiri dan raw mill section, burning
section dan finish mill section.
e) Quality Control Department
1. Sertifikasi
Sebagai perusahaan terbesar kedua di Indonesia, Indocement
sangat memperhatikan sertifikasi standar agar dapat menjadi
jaminan bagi para pelanggan Indocement, baik di dalam negeri
maupun di luar negeri. Beberapa sertifikasi yang telah didapatkan
Indocement yaitu sebagai berikut:
a. Iso 900 1-2000 (Merupakan Standar Mengenai Quality
Management System)
1) Secara. umum ruang lingkup dad sertifikasi ini adalah
sebagai berikut:
a) Pemuasan kebutuhan dan pelanggan
b) Pencegahan penghasilan produk yang tidak diinginkan
e) Peningkatan mum yang berkelaijutan
22
2) Manfaat yang diterima perusahaan sejak di adopsinya
sertifikasi ini antara lain:
a) Meningkatkan keefektifan daribisnis yang diinginkan
b) Meningkatkan citra perusahaan
c) Mengurangi biaya produksi
d) Meningkatkan kemampuan dan kecakapan dan
karyawan
b. ISO 1400 1(Sertifikasi ini merupakan standar mengenai
Environtment Management System)
1) Secaraumum ruang lingkup sertifikasi ini adalah:
a) Sistem Manajemen Lingkungan Perusahaan
b) Meminimalkan pencemaran udara, air dan tanah
e) Mengendalikan sumber daya alam (penghematan)
29
6) Bonus
Pada setiap perhitungan akhir tahun, perusahaan akan
memberikan hadith yang disebut bonus path karyawan
sebagai hasil usaha karyawan sesuai dengan kemampuan
perusaliaan, dengan tetap mempertimbangkan prestasi kerja
dan kondite karyawan.
7) Tunjangan resiko medan kerja
Adalah tunjangan radiasi yang diberikan kepada
karyawan yang bekeija di lokasi yang terpapar radiasi aktif
walaupun kepadanya sudah diberikan alat pelindung din.
Besamya tunjangan radiasi ditentukan melalui surat
keputuisan direksi.
3. Pengakuan Hak dan Kewaj iban
a. Hak perusthaan
1) Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan
ketenagakeijaan adalah wewenang perusahaan, dengan
memperhatikan hal-hal yang diatur dalam Perjanjian Kerja
Bersama.
2) Perusahaan berhak meminta daya kerja yang memadai dan
setiap karyawan sesuai dengan Perjanjian Kerja Bersama.
3) Perusahaan dapat memilih dan mempekerjakan tenaga ahli
untuk suatu pekerjaan tertentu.
b. Hak serikat pekerja
1) Menerima karyawan untuk menjadi anggota Senikat Pekerja
dan mielakukan perlindungan terhadap anggota-anggotanya
2. Proses produksi
a. Pengeringan dan penggilingan awal bahan baku (raw
mill)
b. Pembakaran dan pendinginan klinker (burning and
cooling)
c. Penggilingan akhir (cement mill)
3. Pengepakan (packing)
Secara umum proses pembuatan semen portland dapat
dilihat path gambar 1. Path gambar 1 dapat dilihat bahwa
proses pembuatan semen dimulai penambangan bahan baku di
quarry, kemudian hasil tambang dikirim ke lokasi pabrik
dengan menggunakan overland belt conveyor dan masuk ke
storage hail. Selanjutnya dilakukan proses penggilingan awal
di raw mill. Dan raw mill masuk ke raw mill silo untuk
dilakukan proses homogenisasi. Selanjutnya masuk ke
suspension preheter untuk dilakukan proses pemanasan
bertingkat dan kemudian masuk ice rotary kiln. Setelah ita
masuk ke clinker cooler untuk dilakukan proses pendinginan
dan dilanjutkan ke clinker silo. Dan clinker silo dilanjutkan ke
cement mill untuk dilakukan penggilingan akhir dengan
ditambahk.an dengan gypsum. Setelah ita bahan masuk ke
40
cement silo untuk selaxijutnya dilakukan proses packer baik
dalam bentuk bulk cement maupun bagged cement.
Gambar 1. Proses Pembuatan Semen Portland
3.3.2.1 Penambangan (mining) dan Penyediaan Bahan Baku
Sumber bahan baku yang digunakan PT. Indocement
Umur
Tambang
Keterangan
Limestone
1000
360 juta
100 tahun
Design capacity
Clay
1000
114 u1a
200 lah,.m
Latente
Iron Oroe
1000
18 juta
400 tahun
Silica Sand
1000
13 juta
48 tahun
Silica Sand
99.7
2,6 juta
10 tahun
Silica Sand
300
Desa Sungal dua
Sumber: PT. ITP Thk. P-12 Tarjun
1. Tahapan Penambangan Bath Kapur
Kebutuhan bath kapur untuk produksi semen di
Indocement rata-rata adalah 12000 tonlha. Karena bath kapur
merupakan batuan yang keras, maka diperlukan peledakan untuk
melepaskan batuan induknya. Adapun tahapan penambangan
bath kapur adalah sebagai berikut:
a. Pembersihan (Clearing), yang dilakukan untuk membersihkan
daerah penambangan dan tumbuh-tumbuhan.
b. Pelucutan (Stripping), berfungsi untuk menghilangkan tanah
dan tumbuhan yang melekat pada permukaan batuan dengan
menggunakan buldozer, tanah yang dihilangkan 30 cm dan
permukaan.
c. Pengeboran (Drilling), yang dimaksudkan untuk membuat
lubang tembak untuk memasukkan bahan peledak dengan
4.
42
kedalaman lubang 12 m. Mata bor yang digunakan 3,5 in,
spacing 3 m, burden 3,5 m. Bila specijlc gravity dan material
limestone 2,0 dhasi1kan
stock pile atau storage yang dimiliki oleh PT. Indocement P-12
Taijun:
a. Mix material : 2 x 5 0.000 ton (jada kondisi kering)
b. Pure limestone : 2 x 10.000 ton (pada kondisi basah)
c. Silica : 6.000 ton
d. Latente : 2.500 ton
Di atas Belt Conveyor ditambahkan peralatan Magnetic
Separator dan Metal Detector yang berfungsi untuk menarik
potongan-potongan logam yang terdapat dalam material
menggunakan magnet agar tidak ikut terbawa dan mempengaruhi
proses.
Dalam pembuatan portland cement, supaya semen tidak
cepat mengeras perlu ditambahkan gypsum ke dalam klinker.
Kebutuhan gypsum dipenuhi dengan cara membeli gypsum dan
Petrokimia Gresik.
3.3.2.2 Proses Produksi
Proses produksi semen yang ada pada PT. Indocement
Tunggal Prakarsa, Thk P-12 Taijun Kotabaru Kalimantan selatan
dapat dilthat secara singkat pada flow diagram yang disajikan
pada gambar 2.
46
(2estone
Gambar 2. Flow diagram Proses Produksi Semen
Pada PT. ITP, Thk P- 12 Taijun
teria1jmestone
47
CaO + CO2
MgCO3
MgO +C02
CS
CaOSiO2 + CaO
atau C4AF
52
8) Tahap pembentukan C3S
Proses pembentukan garam silikat ini terjadi pada
temperatur 1250-1450 C. C3S terbentuk sedangkan
C2S mulai turun persentasinya karena berubah menj adj
c3S.
2CaOSiO2+CaO
3CaOSiO2atauC3S
54
dimana material mengalir ke bawah secam gravitasi
dan gas ke atas karena exhaust fan (preheater fan).
Keuntungan utama dan SLC-1 kiln system adaiah
produksi dapat bervaniasi dan 35 sampai lebth dan
100% kapasitas produksi 7500 ton dalam 24 jam
(bahkan lebih).
Untuk operasi produksi rendah atau tahap awal,
dapat dioperasikan ILC saja. Path keadaan ini material
masuk lewat siklon 1 atau 2 dan turun ke ILC calciner
dan bertemu dengan gas bakar yang diarahkan ke
bawah dan tengah calciner. Sebagian raw meal
mengalami kalsinasi awal sebelum memasuki kiln
melewati saluran kiln, path bagian bawah sikion.
SLC Calciner selanjutnya dioperasikan path sant
level produksi lewat 55% dan kapasitas. Raw meal
dan bagian bawah sildon ke arah kiln (ILC)
dilewatkan SLC calciner bersama dengan raw meal
dari sikion aliran SLC. Kalsinasi 90-95 % akan teijadi
di SLC calciner dengan mengatur aunan bahan bakar.
Raw meal yang keluar dan cyclone melewati
pinta pemisah yang path saat produksi penuh
rnengarahkan seluruli material ke SLC. Raw meal dan
aliran calciner setelah melewati siklon kedua dari
bawah juga melewati SLC calciner vessel. Di SLC
calciner dibutuhkan sekitan 45% bahan bakan (bahkan
Kapasitas
On shore 1 Unit mesin pengepakan
2 Unit pemuat semen kantong ke truk
1 Unit pemuat semen eurah ke truk
2.200 kantong per jam
2 x 110 ton per jam
150 ton per jam
Off shore
4 Unit mesin pengepakan
4 Unit pemuat semen kantong ke kapal
1 Unit pemuat semen curahiclinker ke kapal
lUmt Pemuat semen curah pneumatic ke kapal
4 x 2.200 kantong per jam
4 x 110 ton per jam
600 ton per jam
600 ton per jam
Sumber : PT. fTP Thk. P-12 Tarjun
64
Kapa sitas pelabuhan serta vessel capacity untuk masing
masing niiaterial handling beserta fasilitas yang dimiliki dapat
ditihat path label 3.
Tabel 3. Kapasitas Pelabuhan PT. ITP P-12 Taijun
Berth
Vessel capacity
Material Handled
Facilities
Al
D
2.3
D
pijar, (%),
5.0
3.0
3.0
2.5
3.0
larut, (%),
3.0
1.5
1.5
1.5
1.5
maksimuni
35E
minimum
40E
maksimum
8.0
15
7E
5F
atau
+C2F, (%),
25
Sumber: PT. ITP Thk. P-12 Tarjun
69
Catatan syarat utama kimia
D: Tidak dapat dibeirlakukan
: Apabila yang disyaratkan adalah panas hidrasi seperti yang t
ercantum pada tabel syarat fisika tambahan, maka syarat kimia ini
tidak berlaku
F : Apabila yang disyaratkan adalah pemuaian karena sulfat seperti
yang tercantum pada tabel syarat fisika tambahan, maka syarat
kimia ini tidak diberlakukan
Tabel 5. Syarat Tainibahan Kimia
Uraian
Jenis Semen Portland
I
II
ifi
IV
V
C3A, (%), minimum
8*
C3A, (%), maksimum
5**
C3S + C3A, (%), rnaksimum
C,C
Alkali sebagai (Na20 + 0.65 8
K20)
(%), maksimum
060D 060D
060D
o.6oD
060
Sumber : PT. ITP Thk. P-12 Taijun
Catatan syarat kimia tambahan
C : Apabila yang diminta adalah syarat C3S + C3A ini, maka syarat
panas hidrasi seperti yang tercantum pada table syarat fisika
tambahan tidak diminta
D : Hanya berlaku bila semen digunakan dalam beton yang agregatnya
bersifat reaktif terhadap alkali.
* : Untuk ketahanan sulfat sedang
: Untuk ketahanan sulfat tinggi
70
Tabel 6. Syarat Utama Fisika
Uraian
Kehalusan:
Uji permeabilitas uaara dengan
alat Blame (m2/kg), minimum
Waktu pengikatan dengan alat
vicat
awal (menit), minimum
akhir (menit), maksimum
Kekekalan
Pemuaian daiam irniociave (%),
Maksimum
Kuat tekan:
1 han (kg/cm2), minimum
3 han (kg/cm2), minimum
7 han (kg/cm2), minimum
28 han (kg/cm2), minimum
I
280
45
375
0.80
125
200
II
III
IV
280
45
375
0.80
100
(7)F
175
(1 20)F
280
45
375
0.80
125
250
280
45
375
0.80
70
125
V
280
45
375
0.80
85
160
210
Sumber: PT. ITP Tbk. P-i2 Tarjun
Catatan syarat fisika utaxna
F : Syarat kekuatan tekan ini berlaku jika syarat panas hidrasi
seperti
tercantum pada tabel syarat fisika tambahan atau jika syarat C3S +
C3A
seperti tercantum pada tabel syarat kimia tambahan diminta.
71
Tabel 7. Syarat Tambahan Fisika
Pemuaian karena sulfat
tinggi). Padla bahan baku umpan kiln ini berarti semakin tinggi
LOI-nya maka makin sedikit umpan kiln yang menj adj produk
klinker. Karena itu LOI bahan baku maksimal dipersyaratkan
untuk mengurangi inefisiensi proses karena adanya mineralmineral yang dapat diuraikan pada sant pembakaran. Komponen
utama LOI adalah uap air yang berasal dan kandungan air
(moisture) dalam bahan baku (raw mix) clan gas CO2 yang akan
dihasilkan dan proses kalsinasi CaCO3.
b. Insoluble Residue (IR)
Yaitu. impuiritis/zat pengotor yang tetap tinggal setelah
semen tersebut direaksikan dengan asam kiorida dan nairium
karbonat. Insoluble residue dibatasi untuk mencegah
tercampurnya semen portland dengan bahan-bahan alami lainnya
yang tidak dapat dibatasi dan persyaratan fisika.
c. Modulus-modulus semen
Modulus-modulus semen digunakan sebagai dasar untuk
menentukan jenis semen yang akan diproduksi dan digunakan
untuk menghitung perbandingan bahan baku yang digunakan.
1) Hydraulic Modulus
Umumnya nilai HM antara 1,7-2,3; makin tinggi nilai
HM akan menyebabkan kepenluan panas untuk pembakaran
makin banyak, kuat awal tinggi dan panas hidrasi naik Jika
HM < 1,7 maka mum semen rendah karena kekuatan semen
yang dimiliki kurang baik.
CaO
HM=