Anda di halaman 1dari 16

Berdasarkan Mutsikiwa dan Marumbwa (mengutip pernyataan) ketika

konsumen membeli produk, niat mereka adalah untuk menggunakan dan / atau
mengkonsumsi produk tanpa kesulitan apapun, sehingga instruksi kemasan
bertindak sebagai "manual" dicetak dengan pesan tentang bagaimana untuk
memaksimalkan utilitas yang disediakan oleh produk. Sebelum membeli,
konsumen mencari dan mengevaluasi informasi yang berkaitan dengan
penggunaan produk, tanggal kadaluwarsa, bahan, volume, berat, dan pembuangan
(Kupiec dan Revell, 2001).
Tinjauan Tentang Keputusan Pembelian
Proses Keputusan Pembelian
Pengenalan
kebutuhan

Pencarian
informasi

Penilaian
alternatif

Keputusan
membeli

Pasca
pembelian

Gambar 2.3. Tahapan dalam proses keputusan pembelian


(Sumber: Kotler, P. 2004:179).
1. Tahap pengenalan kebutuhan
Tahap pengenalan masalah atau tahap pengenalan kebutuhan ini terjadi
saat konsumen menyadari perbedaan antara situasi yang ada dengan situasi
yang diinginkannya atau diharapkan yaitu timbulnya desakan atau dorongan
dalam diri konsumen atau dari luar, jadi konsumen mengetahui kebutuhan dan
keinginannya yang belum terpenuhi atau terpuaskan.
2. Tahap pencarian informasi
Tahap ini berkaitan dengan pencarian informasi tentang sumber-sumber
dan menilainya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang dirasakan.
Perhatian utama pemasar adalah sumber informasi utama yang akan dicari
konsumen dan kepentingan relatifnya terhadap keputusan pembelian
sesudahnya.
3. Tahap evaluasi dan pemilihan alternatif. Ini meliputi dua tahap yaitu:
a) Menetapkan tujuan pembelian.
b) Menilai serta mengadakan seleksi terhadap alternatif pembelian
berdasarkan tujuan pembelian.
4. Tahap keputusan membeli
1

2
Keputusan membeli disini merupakan proses dalam pembelian yang nyata,
jadi setelah tahap-tahap dimuka telah dilakukan maka konsumen harus
mengambil keputusan apakah membeli atau tidak.
5. Tahap perilaku sesudah pembelian
Semua tahap yang ada dalam proses pembelian sampai dengan tahap
kelima yang bersifat operatif bagi perusahaan, perasaan dan perilaku sesudah
pembelian sangat penting. Perilaku mereka dapat mempengaruhi penjualan
ulang dan juga mempengaruhi ucapan-ucapan pembeli kepada pihak lain
tentang produk perusahaan.
Hubungan Desain Kemasan Dengan Pengambilan Keputusan
Desain kemasan yang baik adalah mempunyai komposisi yang baik
misalnya pemilihan warna, penentuan ilustrasi yang dapat menjadikan suatu
barang menarik dan dapat menjadi suatu alat stimulus kepada konsumen agar
dapat tertarik atau dengan kata lain kemasan merupakan alat point of purchase
menurut Shimp dalam Tjiptono, F. (2000:32), point of purchase adalah elemen
promosi seperti pajangan, poster, petunjuk atau tanda dan berbagai materi promosi
yang lain termasuk kemasan yang baik didalam sebuah toko yang dirancang untuk
mempengaruhi pikiran pelanggan pada momen pembelian. Seorang konsumen
dalam membeli barang tentulah menginginkan barang yang telah ia beli
mempunyai kemudahan dalam penggunaannya.
Seorang konsumen dalam membeli barang tentulah menginginkan barang
yang telah ia beli mempunyai kemudahan dalam penggunaannya. Disinilah peran
kemasan terutama kemasan primer dari suatu produk mempunyai pengaruh yang
sangat penting misalnya, kemasan yang mudah dibuka dan di tutup kembali alam
penggunaan produk tersebut sehingga konsumen akan memperoleh kepuasan dan
apabila konsumen telah mendapat kepuasan dalam mengkonsumsi suatu produk
maka ia akan menjadi konsumen yang loyal terhadap produk tersebut.
Kemasan sebagai pelindung atau wadah dari suatu produk juga
mempunyai peran yang besar dalam pemasaran guna lebih banyak menarik
konsumen atau calon pembeli. Kemasan dapat membentuk dan merubah wajah
atau penampilan suatu produk atau barang menjadi menarik dengan berbagai
model yang berbeda untuk diandalkan dalam persaingan merebut pasar, maka

3
memiliki model yang menawan akan berpengaruh besar dalam mengikat
konsumen dan mendorongnya untuk mengadakan pembelian atas produk tersebut.
Kerangka berpikir:
H1
Warna Kemasan (X1)
1. Menarik
2. Kreatif
Bahan Kemasan (X2)
1. Kuat dan Tahan Lama
2. Ramah Lingkungan

H2
Keputusan Pembelian (Y)
H3

Tipografi Kemasan (X3)


1. Kejelasan Bentuk Huruf
2. Keterbacaan
Instruksi Kemasan (X4)

H4

1. Pengenalan Kebutuhan
2. Pencarian Informasi
3. Evaluasi Alternatif
4. Keputusan Pembelian
5. Perilaku Pasca Pembelian

H5

1. Informasi Spesifikasi
Produk
2. Prosedur
PenggunaanBerfikir
Gambar
2.6: Kerangka

Keterangan:
= menunjukkan hubungan parsial
= menunjukkan hubungan simultan

Hipotesis
1. Variabel warna kemasan, bahan kemasan, instruksi kemasan dan tipografi
kemasan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
produk Ades.
2. Variabel warna kemasan berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan
pembelian produk Ades.
3. Variabel bahan kemasan berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan
pembelian produk Ades.

4
4. Variabel tipografi kemasan berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan
pembelian produk Ades.
5. Variabel instruksi kemasan berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan
pembelian produk Ades.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian diskriptif
kuantitatif.
Populasi
Populasi dalam penelitian ini merupakan populasi infinit atau populasi
yang tidak diketahui jumlah populasinya secara pasti. Populasi dalam penelitian
ini

adalah

seluruh

mahasiswa

Universitas

Sebelas

Maret

yang

telah

mengkonsumsi Ades.
Sampel
Populasi pada penelitian ini jumlahnya tidak terbatas. Supramono dan
Haryanto (2003:62) menyatakan bahwa untuk menentukan jumlah sampel
minimum pada populasi yang tidak terbatas dapat menggunakan rumus, sebagai

berikut:
Keterangan:
n = jumlah sampel
Z = nilai standar normal yang besarnya tergantung ,
bila = 0,01 Z = 1,96
p = estimasi proporsi populasi
q =1p
d = penyimpangan yang ditolelir sebesar 10%
Untuk memperoleh n (jumlah sampel) yang besar dan nilai p belum
diketahui, maka dapat digunakan p = 0,5 dengan = 0,01.
Dengan demikian, jumlah sampel (n) yang mewakili populasi dalam
penelitian ini adalah:

Pada penelitian ini jumlah sampel yang digunakan dibulatkan menjadi


100 orang sampel. Menurut Sugiyono (2010:56), pada penelitian elemen
populasinya tidak diketahui/ tidak terhingga (~) dan yang akan dijadikan sampel
adalah 100, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan

untuk bisa

dijadikan sampel.
Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan teknik
pengambilan sampel teknik non probability sampling yaitu teknik pengambilan
sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel. Metode yang digunakan adalah metode:
1. Quota Sampling. Menurut Nasution (2003:97) teknik quota sampling

merupakan metode memilih sampel yang mempunyau ciri-ciri tertentu dalam


jumlah atau kuota yang diinginkan sesuai dengan kriteria yang ditentukan.
2. Accidental

Sampling. Menurut pendapat Sugiyono, (2010:124) teknik

Accidental Sampling merupakan teknik pengambilan berdasarkan kebetulan,


yaitu para pelanggan yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti pada saat
dilakukan penelitian di lokasi penelitian, dapat digunakan sebagai sampel, dan
dipandang cocok sebagai sumber data.
Alasan penggunaan teknik sampling diatas dikarenakan pada penelitian
ini elemen populasinya tidak diketahui/ tidak terhingga (~). Sedangkan cara
pengambilan data adalah dengan memberikan kuesioner kepada responden yang
pada saat dilaksanakan penelitian berada pada lokasi penelitian. Kemudian
populasi yang ada dipilih kelompok yang memenuhi syarat tertentu yang
selanjutnya mempunyai peluang untuk menjadi sampel. Maka sampel yang akan
diambil berdasarkan suatu kriteria dan pertimbangan tertentu. Karakteristik
responden yang akan diambil sebagai sampel dalam penelitian ini yaitu
mahasiswa Universitas Sebelas Maret baik laki-laki maupun perempuan yang
sudah melakukan pembelian produk Ades minimal dua kali. Responden tersebut

6
dianggap mampu untuk menjawab pertanyaan yang diajukan melalui kuesioner
dan sudah melakukan pembelian produk Ades.
Analisis Data dan Uji Hipotesis
Analisis Regresi
Analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi berganda dengan persamaan sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5
Keterangan:
Y =

Keputusan Pembelian

X1 =

Warna Kemasan

X2 =

Bahan Kemasan

X3 =

Tipografi Kemasan

X4 =

Instruksi Kemasan

Pengukuran.
a

= Bilangan konstanta

= Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan).

Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui variabel bebas secara bersama-sama
mempunyai berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Adapun
langkah-langkah dari uji F adalah sebagai berikut :
1) Hipotesis
Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = 0
Berarti tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama variabel
independen (warna kemasan, bahan kemasan, tipografi kemasan , instruksi
kemasan) terhadap variabel dependen (keputusan pembelian).
Ha : b1 b2 b3 b4 b5 0
Berarti

ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama variabel

independen (warna kemasan, bahan kemasan, tipografi kemasan , instruksi


kemasan) terhadap variabel dependen (keputusan pembelian).
2) Tingkat signifikasi (
3) Rumus uji F

)=5%

Keterangan:
R2 = Koefisien determinasi
n

= Jumlah observasi

= Jumlah variabel

4) Kriteria pengujian
Ho diterima dan Ha ditolak apabila F

hitung

hitung

Ft abel atau probabilitas nilai F

tabel

atau probabilitas nilai F

atau signifikan 0,05.


Ho ditolak dan Ha diterima apabila F
atau signifikansi 0,05.
Uji F dalam penelitian ini menggunakan software SPSS 17, yaitu
dengan melihat tabel ANOVA dalam kolom sig, jika probabilitas < 0,05, maka
dapat dikatakan terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama
variabel bebas (warna kemasan, bahan kemasan, tipografi kemasan , instruksi
kemasan) terhadap variabel terikat (keputusan pembelian) dan model regresi
bisa dipakai untuk memprediksi variabel terikat.
Uji t
Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel.
Adapun langkah-langkah dari uji t adalah sebagai berikut:
1) Hipotesis
Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = 0
Berarti tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial variabel independen
(promotional mix) terhadap variabel dependen (keputusan mahasiswa).
Ha : b1 b2 b3 b4 b5 0
Berarti ada pengaruh yang signifikan secara parsial variabel independen (warna
kemasan, bahan kemasan, tipografi kemasan , instruksi kemasan) terhadap
variabel dependen (keputusan pembelian).
2) Tingkat signifikasi (
3) Rumus uji t

) = 5%

Keterangan:
= Koefisien regresi

= Standar error koefisien regresi


4) Kriteria pengujian
Ho diterima dan Ha ditolak apabila t

hitung

hitung

tabel

atau probabilitas nilai t

atau signifikan 0,05.


Ho ditolak dan Ha diterima apabila t

tabel

atau probabilitas nilai t

atau signifikansi 0,05.


Uji t dalam penelitian ini menggunakan software SPSS 17, yaitu
dengan melihat tabel coefficients pada kolom sig. Jika probabilitas nilai t atau
signifikansi < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh secara
parsial

antara variabel bebas (warna kemasan, bahan kemasan, tipografi

kemasan , instruksi kemasan) terhadap variabel terikat (keputusan pembelian).


Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)
Hasil perhitungan Adjusted R2 dapat dilihat pada output Model Summary.
Pada kolom Adjusted R2 dapat diketahui berapa prosentase yang dapat dijelaskan
oleh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Dan sisanya dipengaruhi
atau dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model
penelitian ini.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengujian Hipotesis
Analisis Regresi Ganda

9
Setelah diolah dengan menggunakan software SPSS 17.0 for
windows diperoleh nilai koefisien regresi sebagai berikut:
Tabel 4.4. Koefisien Regresi
Coefficientsa
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
.159
3.194
Warna
.619
.204
.269
Bahan
.478
.190
.217
Tipografi
.491
.244
.173
Instruksi
.428
.158
.255
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber: data primer yang diolah (2013)

T
.050
3.042
2.513
2.011
2.708

Sig.
.960
.003
.014
.047
.008

Analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis


regresi berganda dengan persamaan sebagai berikut:
Y = 0,159+ 0,619 X1 + 0,478 X2 + 0,491 X3 + 0,428 X4
Keterangan
Y : keputusan pembelian
X1 : warna kemasan
X2 : bahan kemasan
X3 : tipografi kemasan
X4 : instruksi kemasan
Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat diinterpretasikan
sebagai berikut:
a. Konstanta / intersep sebesar 0,159 secara matematis menyatakan bahwa jika
nilai variabel bebas X1, X2, X3 dan X4 sama dengan nol maka nilai Y adalah
0,159. Dalam penelitian ini nilai variabel bebas X1, X2, X3 dan X4 tidak
mungkin sama dengan nol dan nilai Y tidak mungkin negatif. Nilai 0,159
dalam penelitian ini artinya Ades tanpa menerapkan desain kemasan sudah
memiliki keputusan pembelian sebesar 0,159 unit.
b. Koefisien regresi variabel perencanaan warna kemasan (X 1) sebesar 0,619
artinya perencanaan realisasi produk mempunyai pengaruh yang positif
terhadap variabel keputusan pembelian. Koefisien 0,619 berarti bahwa

10
peningkatan satu unit variabel warna kemasan dengan asumsi variabel bebas
lain konstan akan menyebabkan kenaikan keputusan pembelian sebesar 0,619
unit.
c. Koefisien regresi variabel bahan kemasan (X2) sebesar 0,478 artinya bahan
kemasan mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel keputusan
pembelian. Koefisien 0,478 berarti bahwa peningkatan satu unit variabel
proses yang terkait dengan pelanggan dengan asumsi variabel bebas lain
konstan akan menyebabkan kenaikan keputusan pembelian sebesar 0,478
unit.
d. Koefisien regresi variabel tipografi kemasan (X3) sebesar 0,491 artinya desain
dan pengembangan mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel
keputusan pembelian. Koefisien 0,491 berarti bahwa peningkatan satu unit
variabel tipografi kemasan dengan asumsi variabel bebas lain konstan akan
menyebabkan kenaikan keputusan pembelian sebesar 0,491 unit.
e. Koefisien regresi variabel instruksi kemasan (X4) sebesar 0,428 artinya
instruksi kemasan mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel
keputusan pembelian. Koefisien 0,428 berarti bahwa peningkatan satu unit
variabel instruksi kemasan dengan asumsi variabel bebas lain konstan akan
menyebabkan kenaikan keputusan pembelian sebesar 0,428 unit.
Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui variabel bebas secara bersama-sama
mempunyai berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.
Tabel 4.5. Anova
ANOVAb
Model

Sum of
Squares

df

Mean
Square

1 Regression
589.051
4
147.263 18.280
Residual
765.309
95
8.056
Total
1354.360
99
a. Predictors: (Constant), instruksi, bahan, tipografi, warna.
b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian.
(Sumber: data primer yang diolah, 2013)

Sig.
.000a

11
Berdasarkan tabel 4.5 ANOVA tersebut bisa dilihat bahwa nilai
probabilitas dalam kolom Sig. adalah 0,000; di mana nilai ini lebih kecil dari 0,05
dan nilai F-hitung dalam kolom F adalah 18,280. Nilai F-hitung ini lebih besar
dari 2,699, maka bisa disimpulkan bahwa Ho ditolak yang artinya terdapat
pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel implementasi
desain kemasan yang terdiri dari 4 sub variabel yaitu warna kemasan (X 1), bahan
kemasan (X2), tipografi kemasan (X3) dan instruksi kemasan (X4) terhadap
keputusan pembelian Ades (Y).
Uji t
Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel.
Tabel 4.6. Coefficients
Coefficientsa

Model

Standardize
Unstandardized
d
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta

(Constant)
.159
3.194
Warna kemasan
.619
.204
Bahan kemasan
.478
.190
Tipografi
.491
.244
Instruksi
.428
.158
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
(Sumber: data primer yang diolah, 2013)

.269
.217
.173
.255

t
.050
3.042
2.513
2.011
2.708

Sig.
.960
.003
.014
.047
.008

Berdasarkan tabel coefficients 4.6 bisa dilihat bahwa:


1.

Nilai probabilitas warna kemasan (X1) adalah 0,003. Nilai probabilitas ini
lebih kecil dari 0,05 dan nilai t hitung lebih besar dari t tabel (3,042>1,985).
Tabel distribusi t dicari pada = 0,05 dengan df 95 (n-k-1 atau 100-4-1),
maka Ho ditolak, sehingga terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
antara variabel warna kemasan (X1) terhadap variabel keputusan pembelian

2.

konsumen (Y).
Nilai probabilitas bahan kemasan (X2) adalah 0,014. Nilai probabilitas ini
lebih kecil dari 0,05 dan nilai t hitung lebih besar dari t tabel (2,513>1,985).

12
Tabel distribusi t dicari pada = 0,05 dengan df 95 (n-k-1 atau 100-4-1),
maka Ho ditolak, sehingga terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
antara variabel bahan kemasan (X2) terhadap variabel keputusan pembelian
3.

konsumen (Y).
Nilai probabilitas tipografi kemasan (X3) adalah 0,047. Nilai probabilitas ini
lebih kecil dari 0,05 dan nilai t hitung lebih besar dari t tabel (2,011>1,985).
Tabel distribusi t dicari pada = 0,05 dengan df 95 (n-k-1 atau 100-4-1),
maka Ho ditolak, sehingga terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
antara variabel tipografi kemasan (X3) terhadap variabel keputusan

4.

pembelian konsumen (Y).


Nilai probabilitas instruksi kemasan (X4) adalah 0,008. Nilai probabilitas ini
lebih kecil dari 0,05 dan nilai t hitung lebih besar dari t tabel (2,708>1,985).
Tabel distribusi t dicari pada = 0,05 dengan df 95 (n-k-1 atau 100-4-1),
maka Ho ditolak, sehingga terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
antara variabel instruksi kemasan (X4) terhadap variabel keputusan

pembelian konsumen (Y).


Analisis Determinasi (R2)
Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui prosentase sumbangan
pengaruh variabel independen (X1,X2,.....Xn) secara serentak terhadap variabel
dependen (Y). Koefisien ini menunjukkan seberapa besar prosentase variasi
variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi
variabel dependen.
Tabel 4.7 model summary b
Model Summaryb
Model
1

R Square

.659

.435

Adjusted R
Square
.411

Std. Error of the


Estimate
2.838

a. Predictors: (Constant), instruksi, bahan, tipografi, warna


b. Dependent Variable: keputusan pembelian

Durbin-Watson
1.828

13
Menurut Santoso, S. (2001) bahwa untuk regresi dengan lebih dari dua
variabel independen digunakan Adjusted R2 sebagai koefisien determinasi Hasil
perhitungan

Adjusted R2 dapat dilihat pada output Model Summary. Nilai

koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0,411 sehingga dapat diartikan


bahwa 41,1% keputusan pembelian dipengaruhi oleh Desain kemasan. Sedangkan
sisanya sebesar 58,9% (100%-41,1%) dipengaruhi faktor lain seperti pengaruh
lingkungan dan perbedaan individu. Kotler, P.(2004), Menyatakan bahwa
pengaruh lingkungan yang mempengaruhi seseorang dalam memutuskan
pembelian barang atau jasa meliputi: kelas sosial, pengaruh pribadi, dan keluarga.
Sedangkan perbedaan individu meliputi sumber daya konsumen, motivasi dan
keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup dan demografi.
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
Simpulan
1.

Terdapat pengaruh yang signifikan antara warna kemasan (X1), bahan


kemasan (X2), tipografi kemasan (X3), instruksi kemasan (X4) secara simultan
terhadap keputusan pembelian produk Ades di Universitas Sebelas Maret

2.

Tahun 2013.
Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara warna kemasan (X1), terhadap

3.

keputusan pembelian produk Ades di Universitas Sebelas Maret Tahun 2013.


Bahan kemasan (X2) telah ditemukan memiliki pengaruh terhadap keputusan

4.

pembelian produk Ades di Universitas Sebelas Maret Tahun 2013.


Hasil pengujian menunjukan bahwa tipografi kemasan (X3), memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk Ades di

5.

Universitas Sebelas Maret Tahun 2013.


Instruksi kemasan (X4) ditemukan memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian produk Ades di Universitas Sebelas Maret
Tahun 2013.

Implikasi
1.

Hasil penelitian menunjukan bahwa masing-masing variabel warna kemasan,


bahan kemasan, tipografi kemasan, dan instruksi kemasan memiliki pengaruh
terhadap keputusan pembelian AMDK Ades. Variabel warna kemasan
memiliki pengaruh paling besar dari pada variabel lainnya terhadap keputusan
pembelian AMDK Ades.

14
2.

Warna kemasan produk Ades yang menarik, kreatif dan sesuai tema produk
mampu membuat konsumen tertarik untuk mengkonsumsi AMDK Ades.
Tepatnya warna kemasan dalam kegiatan pemasaran mampu meningkatkan
jumlah volume penjualan dan keputusan konsumen untuk membeli AMDK

3.

Ades.
Tipografi kemasan memiliki pengaruh kedua setelah warna kemasan hal ini
disebabkan AMDK Ades menggunakan tulisan yang jelas dan mudah dibaca
sehingga konsumen tidak perlu berfikir lama untuk melakukan keputusan

4.

pembelian.
Variabel Instruksi kemasan mempengaruhi keputusan pembelian AMDK Ades
setelah warna kemasan, bahan kemasan, tipografi kemasan. Instruksi kemasan
dalam AMDK Ades seperti cara penggunaan dan informasi tentang produk
AMDK Ades telah mempermudah konsumen untuk melakukan keputusan

5.

pembelian untuk produk air minum dalam kemasan.


Bahan kemasan yang digunakan AMDK Ades membuat konsumen
memutuskan untuk membeli karena mudah diremukkan dan ramah
lingkungan (go green). AMDK Ades memposisikan diri sebagi produk
AMDK dengan bahan kemasan yang ramah lingkungan, sehingga konsumen
tertarik untuk membeli AMDK Ades dikarenakan satu-satunya AMDK yang
berwawasan ramah lingkungan di Indonesia.

Saran
Bagi Perusahaan
Setelah menyimpulkan hasil penelitian, peneliti mengajukan saran-saran
kepada perusahaan sebagai berikut:
1. Mengingat variabel warna kemasan mempunyai pengaruh yang positif terhadap
keputusan pembelian produk Ades di UNS, maka perusahaan AMDK Ades
perlu membuat warna label AMDK Ades yang hijau putih untuk warna putih
diganti dengan warna bening sehingga selain menunjukkan go green juga
menunjukkan kealamian AMDK Ades.
2. Penilaian konsumen Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) terhadap
bahan kemasan Ades yang ramah lingkungan juga memberikan dampak positif
terhadap keputusan pembelian Ades. Maka perusahaan AMDK Ades walaupun
sudah menggunakan bahan kemasan ramah lingkungan, Ades juga harus
mempertimbangkan kualitas dari isi produk.

15
3. Tipografi kemasan juga ditemukan sebagai faktor penting yang mempengaruhi
konsumen mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), untuk itu
perusahaan AMDK Ades perlu merubah tulisan yang ada di dalam AMDK
Ades jangan ditulis dengan huruf standart tetapi ditulis dengan huruf yang
sudah dimodifikasi tetapi juga mudah dibaca sehingga konsumen akan tertarik
begitu melihatnya.
4. Dari hasil penelitian, variabel instruksi kemasan mempunyai pengaruh yang
positif terhadap keputusan pembelian AMDK Ades pada mahasiswa
Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), maka perusahaan AMDK Ades
perlu menambah instruksi kemasan tentang petunjuk penyimpanan Ades.

DAFTAR REFERENSI
Arikunto, S. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
_________. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta.
Hasan, A. (2008). Marketing. Yogyakarta: Medpress.
Kasiram, Moh. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif -Kuantitatif, Malang :
UIN Malang Press.
Klimchuk & Krasovec. (2007). Desain Kemasan. Alih bahasa: Bob Sabran.
Jakarta: Erlangga.
Kotler & Keller. (2009). Manajemen Pemasaran. Edisi ketiga belas jilid 2 Alih
Bahasa: Adi Maulana dan Yayat Sri Haryati. Jakarta : Erlangga.
Mutsikiwa, M & Marumbwa, J. (2013). The Impact of Aesthetics Package Design
Elements on Consumer Purchase Decisions: A Case of Locally Produced
Dairy Products in Southern Zimbabwe. Journal of Business and
Management. 8 (5), 64-71. Diperoleh 10 Agustus 2013, dari
www.iosrjournals.org.
Nasution. (2003). Metode Research. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Priyatno, D. (2008). Mandiri Belajar SPSS (Stastistical Product and Service
Solution) untuk Analisis Data dan Uji Statistik. Yogyakarta: Mediakom.
__________. (2009). 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17. Yogyakarta:
Andi.
__________. (2010). Paham Analisa Statistik Data Dengan SPSS. Yogyakarta:
Mediakom.
Ruslan, R. (2008). Manajemen Public Relatoins & Media Komunikasi. Jakarta :
PT Rajagro Persada.

16
Shah, Ahmad, & Ahmad. (2013). Role of Packaging in Consumer Buying
Behavior: A study of University Students of Peshawar Region KPK
Pakistan. International Review of Basic and Applied Sciences. 1 (2), 35-41.
Diperoleh 13 Agustus 2013, dari www.irbas.academyirmbr.com.
Silayoi, P. dan Speece, M. (2004). Packaging and purchase decisions An
exploratory study on the impact of involvement level and time pressure
in Bangkok Thailand. British Food Journal, 106 (8), 607-627. Diperoleh
10 Agustus 2013, dari www.emeraldinsight.com/0007-070X.htm.
Stanton, W.J. (2005). Prinsip-prinsip Pemasaran, Jakarta: Erlangga.
Santoso, S. (2001). SPPSS Versi 10. Jakarta: Alex Media Komputindo.
Slamet, Yulius. (2006). Metode Penelitian Sosial. Surakarta : LPP UNS dan UNS
Press.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
________. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sulistyo, J. (2012). 6 Hari Jago SPSS 17. Yogyakarta: Cakrawala.
Supramono dan Haryanto. (2003). Desain Proposal Penelitian Studi Pemasaran.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Swastha, B. (2000), Azas-Azas Marketing, Edisi pertama.Yogyakarta: BPFE.
Tjiptono, F. (2000), Startegi Pemasaran Modern. Yogyakarta: Andi.
Totalia, S.A & Hindrayani, A. (2010). Teknik Pengolahan Data. Surakarta: UNS
Press.

Anda mungkin juga menyukai