Anda di halaman 1dari 5

DINAMIKA TROFIK DI EKOSISTEM AKUATIK

Pendahuluan
Hubungan makan-memakan di tingkatan ekosistem dapat digambarkan
sebagai diagram berupa analisis jaring-jaring makanan atau dinamika trofik.
Diagram dimulai dengan fotoautotorf yang hidup dengan menggunakan
substansi anorganik dan energi sinar matahari untuk proses sintesis biomassa.
Fotoautotrof akan dikonsumsi oleh herbivora, yang merupakan konsumen 1.
Selanjutnya, herbivora akan dikonsumsi oleh karnivora tingkat 1 yang
selanjutnya akan dikonsumsi oleh karnivora tingkat 2. Karena banyaknya jenis
organisme di berbagai tingkatan trofik, maka diagram ini akan saling terhubung
dan membentuk jaring-jaring makanan.
Tingkatan Trofik dan Kedudukan Trofik
Konsep dari dinamika trofik ditunjukkan sebagai hubungan antara tingkat
trofik yang digambarkan sebagai aliran energi, dengan menunjukkan gambaran
ekosistem yang terhubung dengan sumber energi surya dan metabolisme
organisme individual. Analisis hubungan trofik berbasis energi mengarah pada
perhitungan efisiensi transfer energi dan fenomena lain yang berhubungan
dengan analisis berbasis energi.
Konsep awal tingkatan trofik memiliki banyak kecacatan, salah satu yang
jelas yaitu adanya jenis organisme tertentu yang seringkali tidak dapat
dikategorikan ke satu tingkat trofik. Ini biasanya ditemukan pada karnivora
tingkat tinggi yang memakan beberapa tingkatan trofik di bawahnya, termasuk
herbivora dan beberapa karnivora, pada waktu yang sama. Gambaran yang
sekarang ini mengharuskan spesies ditentukan dengan tingkatan trofik yang
kecil.
Masalah selanjutnya, adanya organisme yang menggunakan Particulate
Organic Matter (POM) atau Dissolved Organic Matter (DOM) sebagai makanan.
Analisis jaring-jaring makanan modern menampilkan hubungan makan-memakan
sebagai rantai makanan detrital, yang merupakan pelengkap penting dari
konsep tradisional rantai makanan grazer yang berdasar pada fotoautotrof.
Dimasukkannya rantai makanan detrital ini memberikan gambaran realistis
mengenai bakteri di dalam ekosistem. Bakteri seringkali merupakan konsumen
detrital serta langsung dan pengurai zat organik. Konsep hubungan makanmemakan modern memperlihatkan kelompok organisme yang bervariasi yang
menempati posisi yang tidak utuh di rantai makanan grazer dan terhubung
dengan rantai makanan detrital yang menempatkan bakteri sebagai produsen
biomassa tingkat 1.
Penggunan Persekutuan Trofik untuk Analisis Struktur Trofik Jaring
Makanan
Persekutuan trofik tersusun dari seluruh organisme dalam jaring-jaring
makanan yang memiliki sumber makanan dan predator yang mirip. Penerapan
konsep ini menyederhanakan analisis dan pemodelan jaring makanan.
Kekurangan konsep persekutuan trofik adalah perubahan kebiasaan makan
sebuah spesies selama pertumbuhan dan perkembangannya. Untuk kasus
1

seperti itu, ada pembenaran untuk menempatkan spesies muda di golongan


berbeda dari spesies tuanya.
Penjelasan mengenai persekutuan organisme dapat dimodelkan dengan
jaring makanan perairan terbuka. Karbon masuk ke jaring makanan melalui
kolam DOM dan POM atau melalui persekutuan fotosintesis dan meninggalkan
jaring makanan sebagai seminetasi POM di dasar danau atau pelepasan gas CO 2
ke air sebagai produk respirasi. Model jaring makanan ditampilkan sebagai
interaksi dalam waktu instan. Pada kenyataannya, aliran massa dari satu
tingkatan ke tingkatan yang lain terjadi dalam waktu yang berbeda-beda.
Walaupun begitu, jaring makanan ini sudah mampu menampakkan perubahan
utama yang mencatat metabolisme ekosistem dan efisiensi transfer massa atau
energi melalui jaring makanan.
Efisiensi Transfer Trofik
Struktur trofik jaring makanan sangat dipengaruhi kehilangan energi yang
terjadi di antara tingkatan trofik. Kondep dinamika trofik yang berbasis transfer
energi, memerlukan kehilangan energi sebagai panas yang menjadi kehilangan
energi terbesar. Faktor ekologis memperkenalkan inefisiensi nonmetabolik
berhubungan dengan mortalitas nongrazing, ekspor materi organik dari sistem
dan eliminasi.
Semua organisme harus melakukan respirasi untuk melanjutkan hidup.
Respirasi melibatkan pelepasan energi kimia dari materi organik. Energi yang
dilepaskan digunakan sebagai bagian sistesis biomassa baru dan juga digunakan
untuk mempertahankan fungsi metabolisme dasar.
Rasio biomassa yang disintesis dengan biomassa yang diolah sebagai
makanan disimbolkan dengan K1, yaitu efisiensi gross growth.K1 jarang
melampaui 0.30-0.35 dalam kondisi alami, dan seringkali berada di bawahnya.
Effisiensi net growth suatu organisme (K2) didefinisikan sebagai rasio biomassa
yang diproduksi dengan jumlah biomassa yang terasimilisasi. Effisiensi ini
memiliki nilai maksimum 50% untuk organisme kecil, namun lebih kecil untuk
organisme yang lebih besar. Efisiensi transfer trofik adalah rasio produksi
biomassa di satu tingkatan trofik ke produksi biomassa tingkatan selanjutnya
yang lebih rendah. Variabilitas temporal dari efisiensi transfer trofik cukup tinggi,
karena ketidakstabilan banyak faktor yang dapat memengaruhi efisiensi transfer
trofik.
Kualitas dan Kuantitas Makanan
Heterotrof mengonsumsi biomassa atau materi organik tidak hidup yang
diperoleh dari biomassa. Fotoautotrof mengasimilasi elemen secara terpisah dari
air, atau jika memiliki akar maka dari sedimen. Karakteristik rasio karbon,
nitrogen, dan fosfor seringkali menjadi focus utama dalam analisis karena karbon
adalah bahan baku fotosintesis serta nitrogen dan fosfor adalah dua elemen
tambahan yang sering kurang suplainya saat proses konversi produk fotosintesis
ke tipe molekul lain yand dibutuhkan untuk sintesis protoplasma.
Ketidakseimbangan rasio elemen di satu tingkatan trofik dapat menciptakan
ketidakseimbangan atau inefisiensi pada tingkatan trofik selanjutnya.
Struktur Trofik Jaring Makanan di Perairan Terbuka dan Sekitar Pantai
2

Di perairan terbuka suatu danau, autotroph dominan adalah fitoplankton.


Predator teratas akan membentuk biomassa sampai dibatasi oleh keterbatasan
makanan. Ini dinamakan batasan bottom up karena tingkatan trofik di
bawahnya mengatur peningkatan biomassa di tingkatan trofik di atasnya.
Sementara predator teratas dikontrol dari bawah ke atas, makanan mereka
dikontrol dari atas ke bawah. Batasan Top down melibatkan pembatasan
biomassa populasi dari tingkatan trofik yang menjadi makanan untuk predator
tinggi yang banyak.
Efisiensi Transfer kaitannya dengan Gradien Ukuran di Jaring Makanan
Pelagik
Di jaring makanan pelagik, seluruh autotrof kecil dan predator melebihi
ukuran mangsanya. Maka, aliran materi dan energi dari jaring makanan pelagic
adalah dari organisme kecil menuju organisme yang lebih besar yang terjadi
secara progresif. Efisiensi transfer seluruh jaring makanan sejalan dengan
gradien ukuran organisme yang menunjukkan hubungan trofik masing-masing
dan jumlah tingkatan trofik dalam jaringan.
EUTROFIKASI DANAU DAN RESERVOI

Definisi
Eutrofikasi adalah proses peningkatan kesuburan air dengan nutrient tanaman
melimpah, yang didominasi unsur fosfor dan nitrogen, yang mengarah kepada
peningkatan pertumbuhan alda, perifiton, atau makrofita.
Pendahuluan
Status trofik suatu perairan dapat dinilai menggunakan informasi konsentrasi
nutrient pembatas (fosfor), klorofil (indicator biomassa fitoplankton), dan
transparansi (bergantung pada biomassa alga dan resuspension sedimen, yang
diwujudkan sebagai kedalaman Secchi).
Kategori
Trofik
Oligotrofik
Mesotrofik
Eutrofik

Total Ratarata
(g chl-a l-1)
< 10
10 - 35
> 35

Rata-Rata
(g chl-a l-1)

Maks
(g chl-a l-1)

Mean Secchi
Depth (m)

< 2.5
2.5 - 8
>8

<8
8 - 25
> 25

>6
6-3
<3

Eutrofikasi telah menjadi ancaman terhadap kualitas sumber air bersih secara
global. Beberapa solusi telah diterapkan dan memberikan hasil, seperti dengan
memanajemen emisi nutrisi manusia dan membatasi angkutan nutrisi ke
resipien. Jadi, eutrofikasi tidak mustahil untuk diperbaiki.
Dasar Eutrofikasi
Perairan merupakan sistem terbuka yang di dalamnya terdapat organisme
autotrof yang didominasi alga dan makrofita, yang mengubah karbon anorganik
ke dalam bentuk materi organik menggunakan energi radiasi matahari. Sebagai
pelengkap unsur karbon, terdapat nutrient lain berupa oksigen, hidrogen,
nitrogen, fosfor, sulfur, silika, dan trace metal yang dibutuhkan untuk produksi
primer. The Law of the Minimum menyatakan bahwa nutrien yang diserap
3

tumbuhan adalah proporsional dengan jumlah nutrien yang tersedia untuk suplai
yang terkecil terhadap kebutuhan tanaman.
Alga membutuhkan nutrien dalam rasio yang secara signifikan berbeda dengan
komposisi elemental lingkungannya. Suplai fosfor yang tinggi meningkatan
pertumbuhan alga. Sedangkan peningkatan suplai nitrogen tidak terlalu
berpengaruh. Selain nutrisi, pertumbuhan alga membutuhkan waktu dan cahaya
yang cukup.
Perubahan Produsen Primer
Indikasi yang popular digunakan untuk menunjukkan eutrofikasi adalah
perkembangan massa cyanobacteria. Setiap spesies yang mengalami bloomforming memiliki kombinasi tertentu yang mengikuti tahapan sebagai berikut.
1. Nutrien. Cyanobacteria yang mengalami bloom-forming memiliki
kemampuan mengeksploitasi nutrien cadangan yang tidak tersedia untuk
kebanyakan alga.
2. Cahaya. Kebutuhan cahaya untuk cyanobacteria melakukan fotosintesis
cukup rendah.
3. Kehilangan biomassa yang rendah.
Faktor utama yang memengaruhi domiasi cyanobacteria adalah keterlibatan
sumber nutrien yang tidak tersedia di produksi akuatik, penurunan laju
pergantian nutrien, dan penurunan efisiensi transfer energi dari produsen primer
ke tingkatan trofik lebih tinggi.
Perubahan Konsumen
Peningkatan produksi primer mendukung peningkatan produksi dan biomassa
konsumen. Perubahan structural fitoplankton yang merupakan tingkatan
pertama, memiliki pengaruh kuat terhadap herbivora pelagic dengan penguatan
atau penekanan pada satu atau yang lain dari golongan zooplankton.
Dengan adanya peningkatan nutrien, berimbas pada peningkatan produsen.
Peningkatan produsen selanjutnya akan meningkatkan konsumen, begitu
seterusnya sampai pada ikan yang merupakan konsumen tertinggi di ekosistem
perairan. Walaupun biomassa total ikan cenderung meningkat selama
eutrofikasi, komposisi spesies berubah ke arah yang tidak diinginkan. Alasan
yang jelas, yaitu penurunan kemampuan melihat predator akibat peningkatan
kekeruhan air.
Oligotrofikasi
Pada observasi pada pemulihan danau dari eutrofikasi menunjukkan status trofik
danau buka merupakan fungsi linear dari angkutan nutrien eksternal. Angkutan
nutrien eksternal yang sama mendukung biomassa yang lebiht inggi selama
oligotrofi daripada selama eutrofikasi.
Pada Tahap 1, ketersediaan fosfor yang tinggi dibuang dari danau tanpa ada
pengurangan alga. Pada tahap ini, alga tidak bias bergantung terhadap
ketersediaan fosfor. Tahap 2, peningkatan alga mengarah pada kedalaman yang
lebih dalam untuk mengeksploitasi gradien nutrien vertikal karakteristik danau
terstratifikasi. Tahap 3 merupakan periode penurunan biomassa yang signifikan
yang terjadi secara proporsional terhadap pengurangan suplai. Tahap 4,
4

komposisi fitoplankton berubah dan sebuah kestabilan baru muncul. Jumlah


cyanobacteria yang tadinya melimpah menjadi berkurang. Ledakan
pertumbuhan menghilang. Keragaman spesies dan kestabilan sistem meningkat.

Anda mungkin juga menyukai