Perhitungan indeks kapasitas dalam kajian ini mengacu pada Perka BNPB Nomor
01 tahun 2012 tentang pedoman umum pengakajian risiko bencana. Indikator
perhitungan indeks kapasitas yang diusulkan oleh Perka BNPB tersebut
didasarkan indikator yang terdapat pada Hyogo Framework for Action (HFA)
yang telah disepakati oleh lebih dari 160 negara di dunia. Lingkup kawasan
terendah untuk kajian indeks kapasitas adalah kabupaten/kota. Indikator penilaian
indeks kapasitas tersebut adalah sebagai berikut :
Sumber : Asumsi
Berdasarkan Perka BNPB Nomor 02 Tahun 2012, lingkup kawasan kajian terkecil
untuk indeks kapasitas adalah kabupaten/kota, sehingga untuk kajian ini besarnya
nilai indeks kapasitas untuk setiap kecamatan di Kabupaten Cilacap akan sama.
Indilator nomor 2 adalah peringatan dini dan kajian risiko bencana. Mengingat
frekuensi kejadian bencana kekeringan pada Kabupaten Cilacap cukup tinggi,
maka sudah banyak pihak dari berbagai bidang keilmuan melakukan kajian risiko
bencana kekeringan pada wilayah ini. Namun, hasil kajian tersebut belum dirasa
tersebar luaskan kepada masyarakat secara luas sehingga upaya mitigasi yang
dilakukan untuk bencana kekeringan ini belum berjalan dengan maksimal.
Sehingga untuk indikator ini tingkat ketahannya berada pada level 1 dan tergolong
tingkat ketahanan rendah.
Indikator keempat adalah pengurangan faktor risiko dasar, yaitu ancaman, dan
kerentanan. Sejauh ini belum ada upaya nyata untuk mengurangi faktor risiko
dasar tersebut baik dari segi aturan, maupun upaya mengurangi faktor risiko dasar
secara structural. Sehingga untuk indikator ini tingkat ketahanannya berada pada
level 1 dan tergolong tingkat ketahanan rendah.
Indeks Kapasitas=0,2 x kelas indeks aturankelembagaan +0,2 x kelas indeks kajian risiko bencana+ 0