Anda di halaman 1dari 34

Penilaian Mandiri Kualitas

Data Rutin (PMKDR)


Sistem Informasi Kesehatan

1
TAK KENAL …..
TAK SAYANG
BIODATA
NAMA LENGKAP YUDI EVRIYANTO, SKM, M.KES

TTL LUMAJANG / 13 APRIL 1969

I N S TAN S I DINKES PROVINSI JAWA TIMUR

BIDANG/SEKSI PPKM/INFORMASI & LITBANGKES


ALAMAT KANTOR JL. A. YANI 118, SURABAYA
EMAIL KANTOR infolitbangke.jatim@gmail.com
JL. RUNGKUT MENANGGAL
ALAMAT RUMAH
HARAPAN, R-20, SURABAYA
NOMOR HP 08123104504
E-MAIL PRIBADI y_evri_y@yahoo.co.id
TUJUAN PELATIHAN

3
ISI MATERI PELATIHAN
Materi Inti 1 Pengukuran Kualitas Data Melalui
Telaah Laporan
1 Konsep PMKDR
2 Pengukuran kelengkapan data
3 Pengukuran akurasi data
4 Pengukuran konsistensi internal data
5 Pengukuran konsistensi eksternal data

Dilengkapi…
Latihan praktik Komputer 4
Pokok Bahasan 1.

KONSEP PMKDR

6
PMKDR
 Penilaian Mandiri Kualitas Data Rutin : suatu metode
yang dirancang untuk staf pengolah data dan program
kesehatan pada tingkat nasional, provinsi, atau
kabupaten/kota dalam menilai kualitas data rutin dan
meningkatkan kualitas data.
 PMKDR : penilaian yang bersifat mandiri dan berbasis
problem solving (menghasilkan pemecahan masalah)
 PMKDR meliputi : kelengkapan, keakuratan,
konsistensi, dan kualitas komponen sistem
pemantauan program.
Tujuan Umum PMKDR

Meningkatkan kualitas data


sehingga data dapat menjadi
landasan bukti/fakta, yang dapat
dimanfaatkan untuk mendukung
sistem pemantauan dan evaluasi
dan perencanaan serta
pengambilan kebijakan

8
Tujuan Khusus PMKDR

1. Meningkatkan kualitas data.


2. Menerapkan penilaian laporan data rutin,
verifikasi data, dan penilaian sistem
pemantauan dalam pengukuran kualitas
data.
3. Meningkatkan akurasi dan
kelengkapan data program kesehatan
untuk tindakan lanjut di setiap jenjang
administrasi
9
Ruang Lingkup PMKDR

10
PENGUKURAN KUALITAS DATA
TELAAH LAPORAN RUTIN:
MELALUI: TELAAH LAPORAN RUTIN
1. KELENGKAPAN
2. AKURASI
3. KONSISTENSI
(internal & eksternal)
11
Pelaksanaan telaah laporan rutin

 Dilaksanakan oleh staf program atau


petugas SIK terhadap data yang dilaporkan
oleh unit yang lebih rendah (pusat menilai
provinsi, provinsi menilai kab/kota, dan kab/kota
menilai puskesmas)

 Penilaian dilakukan terhadap keseluruhan


unit (tidak dilakukan pengambilan sampel).

12
PERSIAPAN TELAAH LAPORAN RUTIN
Sebelum melakukan telaah laporan,
persiapkan hal berikut …..

1 Menetapkan Program dan Indikator serta definisi operasional


indikator yang akan dinilai kualitas datanya
(misal program Kes.Ibu: indikator PN dan K1)
(misal program TB: indikator CNR)
2 Data bulanan: cakupan dan tanggal laporan masuk
3 Data tahunan: 1.Jumlah sasaran (estimasi maupun riil)
2. Cakupan 3 th terakhir
3. Cakupan hasil survei (jika ada) 13
Contoh Program dan Indikator…

14
Pokok Bahasan 2.

PENGUKURAN
KELENGKAPAN:

1. Kelengkapan unit melapor


2. Ketepatan waktu melapor
15
16
17
Contoh penyajian kelengkapan
laporan & ketepatan waktu melapor

Gambar Kelengkapan dan Ketepatan Waktu Provinsi Melaporkan Capaian CNR Kasus baru TB Per Triwulan
Semua provinsi melaporkan capaian CNR Kasus Baru TB setiap triwulan
sepanjang tahun 2011 (100%). Ketepatan waktu melapor masih rendah,
triwulan-1 sebesar 69,7%, triwulan-2 sebesar 69,7%, triwulan-3 sebesar
48,5%, dan triwulan-4 sebesar 57,6%. Secara nasional ketepatan waktu
18
melapor adalah 61,4%
Pokok Bahasan 3.

PENGUKURAN AKURASI
DATA:

Tidak adanya data pencilan

19
Catatan: 1) Data pencilan dapat terjadi jika program tidak berjalan dengan optimal, cakupan terlalu rendah.
2) Data pencilan dapat terjadi jika ada wabah atau KLB atau penyakit yang dipengaruhi oleh
musim, sehingga cakupan terlalu tinggi.
3) Untuk memastikan penyebab pencilan harus dilakukan verifikasi data, karena ukuran kualitas
data menurut pencilan sangat subjektif, bisa jadi data pencilan adalah data yang benar 20
Contoh penyajian akurasi data

Gambar Data Capaian CNR TB Menurut Provinsi tahun 2011


Dari 33 Provinsi, rata-rata capaian CNR Kasus Baru TB adalah 55 per
100.000 penduduk (lihat garis warna Biru). Sebagian besar capaian CNR
Kasus Baru TB berkisar antara 40 sampai 70 per 100.000 penduduk (Garis
Hijau). Ada satu provinsi yang capaian CNR Kasus Baru TB nya sangat tinggi
karena berada di atas 2 SD (di atas garis merah-1) yaitu Sulawesi Utara.
Untuk memastikan akurasi datanya, perlu dilakukan verifikasi terhadap data
di Sulut (yang terlalu tinggi di atas 2 SD) dan terhadap wilayah yang
21
memiliki data yang terlalu rendah di bawah 2 SD
Pokok Bahasan 4.
PENGUKURAN
KONSISTENSI INTERNAL:
1.Konsistensi dari tahun ke
tahun
2. Konsistensi antar indikator
22
23
Contoh penyajian konsistensi dari tahun ke tahun

Ada 7 provinsi yang cakupan imunisasi DPT-HB3 nya meningkat (di


atas 33% dari nilai rata-rata nasional) yaitu Jambi, Sumatera
Selatan, Lampung, Jawa Barat, Kalimantan Tengah, Maluku dan
Papua. Ada pula 3 provinsi yang cakupan imunisasi DPT-HB3 nya
menurun (di bawah 33% dari nilai rata-rata nasional) yaitu DKI
Jakarta, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Barat. 24
2.Konsistensi Antar Indikator

25
Contoh Program dan Indikator…

26
Contoh penyajian konsistensi antar indikator

Rasio Cakupan Imunisasi DPT-HB3 Terhadap Cakupan Imunisasi


DPT-HB1
Ada 18 provinsi yang rasionya melebihi 33% dari nilai rata-rata yaitu
Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kalimantan Barat,
Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi
Tengah, Sulawesi Tenggara, NTT, Maluku, Papua, Maluku Utara,
Gorontalo, Bangka Belitung, Papua Barat, Kep Riau dan Sulawesi
Barat. 27
Pokok Bahasan 5.
PENGUKURAN
KONSISTENSI EKSTERNAL:
1.Konsistensi Data Sasaran Program
2. Konsistensi Data Cakupan Program

28
Tidak relevan untuk TB dan program lain yang
sasarannya dihitung di tingkat nasional dan
digunakan seragam seluruh Indonesia 29
Tidak relevan untuk TB dan program lain yang
tidak memiliki data survei 30
Contoh penyajian konsistensi sasaran program

Rasio Sasaran Bayi Dibanding Angka Proyeksi

Rata-rata rasio sasaran bayi dibanding angka proyeksi adalah 0,98 (garis
Biru) artinya sasaran bayi hampir sama dengan angka proyeksi. 5 provinsi
sasaran bayinya terlalu tinggi (Kepri, Jambi, Sumsel, Lampung, dan Sulbar).
3 provinsi sasaran bayinya terlalu rendah (DKI, Jatim, dan Malut). Ke-8
31
Provinsi tersebut harus diverifikasi.
Contoh penyajian konsistensi cakupan program

Rasio Cakupan Imunisasi laporan rutin


dibanding hasil survei di Provinsi X tahun
2010

Rata-rata rasio adalah 1,1 (garis Biru) artinya cakupan imunisasi laporan
rutin lebih tinggi 10% dari data survei. 2 kabupaten memiliki rasio terlalu
tinggi (Wleri dan Sempur). 2 kabupaten memiliki rasio terlalu rendah
(Pisangan dan Sentulan). Ke-4 kabupaten tersebut perlu diverifikasi untuk
32
mengetahui penyebab terlalu tingginya perbedaan dengan data survei
Contoh penyajian konsistensi cakupan program
Perbandingan Cakupan Imunisasi laporan rutin dibanding hasil survei

Laporan Rutin terlalu rendah Laporan Rutin terlalu tinggi

Perbandingan cakupan Imunisasi laporan rutin dibanding hasil survei


33
ditampilkan dalam nilai sesungguhnya
Perbandingan Cakupan K1 Laporan Rutin dengan
Hasil Survei di Wilayah X

Laporan rutin tahun 2000 – 2010 vs hasil survei tahun 2005 dan
2007. Tahun 2005 cakupan K1 laporan rutin lebih tinggi, namun
tahun 2007 laporan data rutin sama dengan data survei.
Dapat disimpulkan kualitas data rutin cukup baik. 34
TERIMA KASIH

35

Anda mungkin juga menyukai