I. DESKRIPSI SINGKAT
Modul ini menjelaskan kepada peserta Pelatihan untuk memahami dan mampu
melakukan surveilans terpadu PTM di FKTP sesuai dengan pedoman surveilans
PTM, meliputi Surveilans Faktor Risiko PTM, Surveilans kasus PTM, Monitoring
dan Evaluasi Pelayanan Terpadu PTM di FKTP.
A. Langkah – langkah
1. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan sesi ini (5 menit).
2. Curah pendapat (25 menit)
3. Fasilitator menyampaikan materi dengan menggunakan power point (60
menit).
126
4. Fasilitator memandu praktik surveilans terpadu PTM di FKTP (3 x 45 menit
)
B. Metode
1. Curah pendapat
2. CTJ
3. Latihan pengolahan dan analisis data
4. Latihan pencatatan dan pelaporan
V. URAIAN MATERI
a. Pengertian
b. Tujuan
c. Manfaat
127
Kegiatan surveilans faktor risiko dilakukan dalam kegiatan Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) dan kegiatan pelayanan di FKTP
terhadap penyakit tertentu sesuai dengan jenis, dampak, dan besaran
penyakit, dan kematian akibat PTM.
1. Mekanisme
Pengumpulan data FR PTM dilakukan secara terus menerus minimal
satu sampai 3 bulan sekali. Data dapat diperoleh dari berbagai sumber
yang terjamin rutinitas dan ketersediaan datanya.
2. Sumber Data
a. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
b. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
c. Survei Sosial Ekonomi Nasional (level kabupaten/kota, provinsi,
dan nasional)
d. Riset Kesehatan Daerah
e. Posbindu PTM
f. Survei lain yang rutin dilakukan.
3. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data hasil survei
yang sudah ada (Riskesdas, SDKI, Posbindu PTM dan survei rutin yang
lain). Data tersebut merupakan data agregat/kelompok.
5. Interpretasi data
Hasil analisis diinterpretasi berdasarkan situasi di suatu wilayah,
apakah prevalensi menunjukkan besaran faktor risiko PTM.
6. Diseminasi informasi
Hasil-hasil analisis dan interpretasi dibuat dalam bentuk laporan dan
presentasi. Laporan tersebut dikirimkan oleh unit penanggungjawab
kepada jenjang struktural yang lebih tinggi dan diberi umpan balik ke
unit jenjang dibawahnya, seperti ke dinkes kabupaten/kota dan dinkes
provinsi. Diseminasi informasi ditujukan kepada seluruh stakeholder
yang terkait, seperti jajaran kesehatan, LSM, profesi, perguruan tinggi
dan masyarakat pada umumnya. Untuk jajaran kesehatan, khususnya
dinas kesehatan informasi akan menjadi dasar dalam pengambilan
keputusan dan perencanaan pengendalian PTM serta evaluasi
program.
1. Sumber data
a. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
b. Riset Kesehatan Daerah
c. FKTP
d. Rumah Sakit
2. Pengumpulan data
a. Pengumpulan data surveilans kasus PTM dilakukan mulai di
tingkat FKTP, dinas kesehatan kabupaten/kota dan provinsi serta
pusat dengan mengambil data sekunder. Data tersebut merupakan
data agregat/kelompok, kedepan sedang dikembangkan data
individu melalui SIKDA generik.
b. Pengumpulan data berbasis FKTP dan rumah sakit.
Pengumpulan data kasus PTM dilakukan di seluruh sumber data
PTM yakni FKTP dan RS. Surveilans kasus PTM yang ada di FKTP
adalah melalui LB1. Untuk penyakit jantung dan stroke, DM,
130
penyakit ginjal kronik, asma, PPOK, kanker di tingkat FKTP dapat
dilakukan pengumpulan data suspect, sedangkan di RS sudah dapat
dilakukan pengumpulan data penyakit tersebut diatas berdasarkan
hasil diagnosis. Kegiatan pengumpulan data dilakukan secara
berkala tiap 3 (tiga) - 6 (enam) bulan sekali.
4. Interpretasi data
Hasil analisis diinterpretasi berdasarkan situasi di suatu wilayah,
apakah prevalensi menunjukkan kecenderungan tertentu dan besaran
masalah PTM.
5. Diseminasi informasi
a. Hasil analisis dan interpretasi dibuat dalam bentuk laporan dan
presentasi. Laporan tersebut dikirimkan oleh unit
penanggungjawab kepada jenjang struktural yang lebih tinggi dan
diberi umpan balik ke unit jenjang di bawahnya, seperti ke dinas
kesehatan kabupaten/kota dan dinas kesehatan provinsi.
b. Disseminasi informasi ditujukan kepada seluruh stakeholder yang
terkait, seperti jajaran kesehatan, LSM, profesi, perguruan tinggi
dan masyarakat pada umumnya. Untuk jajaran kesehatan
khususnya dinas kesehatan, informasi akan menjadi dasar dalam
pengambilan keputusan serta perencanaan pencegahan dan
pengendalian PTM dan evaluasi program.
6. Registri PTM
Registri PTM adalah kegiatan pengumpulan data PTM, yang merupakan
bagian dari surveilans PTM.
a. Mekanisme
Pemanfaatan data registri PTM dibutuhkan di level provinsi, baik
berbasis komunitas maupun fasilitas kesehatan. Registri PTM
dilakukan oleh institusi yang bertanggung jawab
b. Sumber data
131
Sumber data adalah seluruh fasilitas kesehatan yang mempunyai
data PTM, yaitu:
- RS
- FKTP
- Laboratorium
- Klinik
- Asuransi
c. Pengumpulan data
1) Pengumpulan data registri PTM dilakukan oleh fasilitas
kesehatan yang mempunyai data PTM di suatu wilayah.
2) Kegiatan pengumpulan data dilakukan secara berkala tiap (3)
tiga bulan sekali (laporan triwulan).
e. Analisis data
Hasil registri PTM dapat dimanfaatkan setelah dilakukan analisis
data.
1) Data yang sudah diverfikasi dan divalidasi, dianalisis untuk
menghasilkan prevalensi, insiden, proporsi dan rasio dari
suatu wilayah.
2) Analisis dilakukan minimal satu tahun sekali untuk melihat
situasi PTM di suatu wilayah.
3) Analisis data dilakukan secara deskriptif menurut variabel
orang (umur, jenis kelamin, suku bangsa, pendidikan,
pendapatan, dan lain-lain), tempat (antar wilayah) dan waktu
(antar waktu).
4) Hasil analisis disajikan dalam bentuk narasi, table, grafik dan
map.
f. Interpretasi data
Hasil analisis diinterpretasi berdasarkan situasi di suatu wilayah,
apakah angka-angka prevalensi menunjukkan kecenderungan
tertentu.
g. Diseminasi Informasi
1) Hasil-hasil analisis dan interpretasi dibuat dalam bentuk
laporan dan presentasi. Laporan tersebut dikirimkan oleh
unit penanggungjawab kepada jenjang struktural yang lebih
tinggi dan diberi umpan balik ke unit jenjang dibawahnya,
132
seperti ke dinas kesehatan kabupaten/kota dan dinas
kesehatan provinsi.
2) Diseminasi informasi ditujukan kepada seluruh stakeholder
yang terkait, seperti jajaran kesehatan, LSM, profesi, perguruan
tinggi dan masyarakat pada umumnya. Untuk jajaran
kesehatan, khususnya dinas kesehatan informasi akan menjadi
dasar dalam pengambilan keputusan dan perencanaan
pengendalian PTM.
1. Monitoring
Monitoring penyelenggaraan pencegahan dan pengendalian PTM
dilakukan terhadap upaya:
a. Pencegahan, dengan indikator menemukan faktor risiko PTM
b. Pengendalian, dengan indikator tidak ada penambahan kasus
baru dan/atau
c. Penanganan, dengan indikator mengurangi angka kecacatan
atau kematian akibat PTM.
2. Evaluasi
Evaluasi penyelenggaraan pencegahan dan pengendalian PTM
dilakukan terhadap upaya:
a. Pencegahan dan pengendalian dengan indikator PTM tidak
menjadi masalah kesehatan di masyarakat
b. Penanganan dengan indikator menurunnya angka kecacatan
kejadian penyakit atau tidak menjadi masalah kesehatan.
VI. KEPUSTAKAAN
1. Buku Petunjuk Teknis Surveilans Terpadu PTM. Kemenkes RI, 2014
2. Juknis Posbindu PTM. Kemenkes RI, 2014
133