Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

POS PEMBINAAN TERPADU PENYAKIT TIDAK MENULAR (POSBINDU-PTM)


UPTD PUSKESMAS TANAH KALIKEDINDING

A. PENDAHULUAN
Menurut Permenkes No. 45 Tahun 2014 tentang penyelenggaraan surveilans
kesehatan yang dimaksud surveilans faktor resiko adalah kegiatan pengamatan yang
sistematis dan terus menerus terhadap data dan informasi tentang kondisi yang
mempengaruhi atau berkontribusi terhadap terjadinya penyakit atau masalah
kesehatan, sehingga memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan
tindakan pengendalian dan penanggulangan secara efektif dan efisien.
Posbindu PTM merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat (UKBM) dalam pengendalian faktor resiko PTM yang berada dibawah
pembinaan puskesmas. Pelaksana posbindu PTM dapat dilakukan di masyarakat
umum atau kelompok masyarakat khusus (Posbindu PTM Khusus) seperti : tempat
kerja (instansi Pemerintah/UPT/swasta), jamaah haji, terminal/PO Bus, Sekolah,
Lembaga Pemasyarakatan, Komunitas Agama.
Penyelenggaraan Surveilans faktor risiko PTM berbasis posbindu PTM dilakukan
melalui kegiatan pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, diseminasi
sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan untuk menghasilkan informasi yang
objektif, terukur, dapat diperbandingkan antar waktu, antar wilayah, dan antar
kelompok masyarakat sebagai bahan pengambilan keputusan.

B. LATAR BELAKANG
Saat ini, Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian utama
sebesar 36 juta (63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di seluruh dunia, di
mana sekitar 29 juta (80%) justru terjadi di negara yang sedang berkembang (WHO,
2010). Peningkatan kematian akibat PTM di masa mendatang diproyeksikan akan
terus terjadi sebesar 15% ( 44 juta kematian) dengan rentang waktu antara tahun 2010
dan 2020. Kondisi ini timbul akibat perubahan perilaku manusia dan lingkungan yang
cenderung tidak sehat terutama pada negara-negara berkembang. Pada awal
perjalanan PTM seringkali tidak bergejala dan tidak menunjukkan tanda klinis secara
khusus sehingga datang sudah terlambat atau pada stadium lanjut akibat tidak
mengetahui dan menyadari kondisi kelainan yang terjadi pada dirinya.
Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013 menunjukan bahwa 69,6% dari kasus
diabetes melitus dan 63,2% dari kasus hipertensi masih belum terdiagnosis. Keadaan
ini mengakibatkan penanganan menjadi sulit, terjadi komplikasi bahkan berakibat

1│Posbindu PTM
kematian lebih dini. Dalam kurun waktu tahun 1995 -2007, kematian akibat PTM
mengalami peningkatan dari 41,7% menjadi 59,5%. Riset Kesehatan Dasar tahun
2013 menunjukkan prevalensi penyakit Stroke 12,1 per 1000, Penyakit Jantung
Koroner 1,5%, Gagal Jantung 0,3%, Diabetes Melitus 6,9%, Gagal Ginjal 0,2%,
Kanker 1,4 per 1000, Penyakit Paru Kronik Obstruktif 3,7% dan Cidera 8,2%.
PTM dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risikonya, yaitu merokok, diet
yang tidak sehat, kurang aktifitas fisik dan konsumsi minuman beralkohol. Mencegah
dan mengendalikan faktor risiko relatif lebih murah bila dibandingkan dengan biaya
pengobatan PTM. Pengendalian faktor risiko PTM merupakan upaya untuk mencegah
agar tidak terjadi faktor risiko bagi yang belum memiliki faktor risiko, mengembalikan
kondisi faktor risiko PTM menjadi normal kembali dan atau mencegah terjadinya PTM
bagi yang mempunyai faktor risiko, selanjutnya bagi yang sudah menyandang PTM,
pengendalian bertujuan untuk mencegah komplikasi, kecacatan dan kematian dini
serta meningkatkan kualitas hidup.
Salah satu strategi pengendalian PTM yang efisien dan efektif adalah
pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat. Masyarakat diberikan
fasilitas dan bimbingan untuk ikut berpartisipasi dalam pengendalian faktor risiko PTM
dengan dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan deteksi dini,
monitoring faktor risiko PTM serta tindak lanjutnya. Kegiatan ini disebut dengan Pos
pembinaan terpadu (Posbindu) PTM.
Posbindu PTM merupakan wujud peran serta masyarakat dalam melakukan
kegiatan deteksi dini dan monitoring faktor risiko PTM serta tindak lanjutnya yang
dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Kegiatan Posbindu PTM diharapkan
dapat meningkatkan sikap mawas diri masyarakat terhadap faktor risiko PTM sehingga
peningkatan kasus PTM dapat dicegah. Sikap mawas diri ini ditunjukan dengan
adanya perubahan perilaku masyarakat yang lebih sehat dan pemanfaatan fasilitas
pelayanan kesehatantidak hanya pada saat sakit, melainkan juga pada keadaan sehat.
Dalam menyelenggarakan Posbindu PTM diperlukan suatu pedoman yang dapat
menjadi panduan bagi penyelenggaraan kegiatan bagi para pemangku kepentingan
serta pelaksana di lapangan.
C. TUJUAN
C. 1. Tujuan Umum
Terlaksananya pencegahan dan pengendalian faktor risiko PTM berbasis peran
serta masyarakat secara terpadu, rutin dan periodik di Puskesmas Tanah
Kalikedinding

C. 2. Tujuan Khusus
2│Posbindu PTM
C.2.1. Terlaksananya deteksi dini faktor resiko PTM
C.2.2. Terlaksananya monitoring faktor risiko PTM
C.2.3. Terlaksananya tindak lanjut dini
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
D.1. Kegiatan Posbindu PTM meliputi 10 (sepuluh)
kegiatan yaitu :
D.1.1. Kegiatan penggalian informasi faktor resiko dengan wawancara
sederhana tentang riwayat PTM pada keluarga dan diri peserta
D.1.2. Kegiatan pengukuran Berat Badan, tinggi badan, Indeks Massa Tubuh
(IMT) lingkar perut, analisa lemak tubuh
D.1.3. Kegiatan pemeriksaan fungsi paru sederhana
D.1.4. Kegiatan pemeriksaan gula darah
D.1.5. Kegiatan pemeriksaan kolesterol total dan trigliserida
D.1.6. Kegiatan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)
D.1.7. Kegiatan pemeriksaan kadar alkohol pernafasan dan tes amfitamin urin
D.1.8. Kegiatan konseling dan penyuluhan
D.1.9. Kegiatan aktivitas fisik atau olah raga bersama
D.1.10. Kegiatan rujukan ke fasilitas layanan kesehatan dasar
D.2. Anggaran
D.3. Peran Lintas program dan Lintas Sektor
D.3.1. Peran Lintas Program
 Memberikan bimbingan teknis kepada para kader Posbindu PTM
dalam penyelenggaraan
 Memberikan materi kesehatan terkait dengan permasalahan faktor
risiko PTM dalam penyuluhan maupun kegiatan lainnya
 Mengambil dan menganalisa hasil kegiatan Posbindu PTM
 Menerima, menangani dan member umpan balik kasus rujukan
dari Posbindu PTM
 Melakukan koordinasi dengan para pemangku kepentingan lain
terkait
D.3.2. Peran Lintas Sektor
 Melakukan pembinaan
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
E.1. Meja 1 : pendaftaran, pencatatan
E.2. Meja 2 : teknik wawancara terarah
E.3. Meja 3 : pengukuran TB,BB,IMT,Lingkar Perut, dan analisa lemak tubuh
E.4. Meja 4 : pengukuran Tekanan darah, Gula, kolesterol Total, dan
Trigliserida darah, pemeriksaan klinis payudara, Uji Fungsi Paru
sederhana, IVA, kadar alkohol pernafasan dan tes amfitamin urin
E.5. Meja 5 : konseling, edukasi, dan tindak lanjut lainnya
F. SASARAN
Kelompok masyarakat sehat, beresiko dan penyandang PTM baik laki-laki atau
perempuan yang usia 15 tahun ke atas.

3│Posbindu PTM
G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Bulan ke
JADWAL PELAKSANAAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Posbindu

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Setelah pelaksanaan kegiatan posbindu dilakukan evaluasi untuk menilai
kehadiran ( para anggotanya, kader, dan undangan lainnya), mengisi catatan
pelaksanaan, mengidentifikasi masalah yang dihadapi, mencatat hasil penyelesaian
masalah, melakukan tindak lanjut berupa kunjungan rumah bila diperlukan, melakukan
konsultasi teknis dengan pembina Posbindu PTM
I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan Posbindu PTM dilakukan secara
manual dan/atau menggunakan sistem informasi manajemen PTM oleh Petugas
Pelaksana Posbindu PTM maupun oleh Petugas Puskesmas. Petugas Puskesmas
mengambil data hasil pencatatan posbindu PTM atau menerima hasil pencatatan dari
petugas pelaksana posbindu PTM. Hasil pencatatan ini dianalisis untuk digunakan
dalam pembinaan, sekaligus melaporkan ke instansi terkait secara berjenjang. Hasil
pencatatan dan pelaporan kegiatan posbindu PTM merupakan sumber data yang
penting untuk pemantauan dan penilaian perkembangan kegiatan posbindu PTM.
Laporan hasil kegiatan bulanan/ triwulan/ tahunan yang berisi laporan tingkat
perkembangan. Posbindu PTM, proporsi faktor risiko PTM, cakupan kegiatan
Posbindu di tingkat Puskesmas, kab /kota, provinsi dan nasional. Melalui kegiatan
surveilans faktor risiko PTM berbasis posbindu PTM, dilakukan analisis secara
sistematis dan terus menerus terhadap faktor risiko PTM secara efektif dan efisien
melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi
kepada peserta, penyelengara program maupun pihak yang bertanggung jawab
terhadap kegiatan posbindu PTM untuk dilakukan intervensi dalam rangka
pengembangan kegiatan, pencegahan dan pengendalian faktor risiko PTM. ( sumber:
Kemenkes RI, Dir. Pengendalian PTM,2014, Pedoman umum Posbindu PTM ).

4│Posbindu PTM
Kepala UPTD
Puskesmas Tanah Kalikedinding

drg. Rias Ari Mukti, M.Kes


Pembina Tingkat I
NIP. 195710251984032002

5│Posbindu PTM

Anda mungkin juga menyukai