Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN SIGI

PUSKESMAS KAMAIPURA
KEC. TANAMBULAVA
Alamat : Jln Poros Palu – Kulawi Km.29 Email: pkmkamaipura@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


POS PEMBINAAN TERPADU PENYAKIT TIDAK MENULAR (POSBINDU-PTM)
PUSKESMAS KAMAIPURA
A. PENDAHULUAN
Menurut Permenkes No. 45 Tahun 2014 tentang penyelenggaraan surveilans
kesehatan yang dimaksud surveilans faktor resiko adalah kegiatan pengamatan yang
sistematis dan terus menerus terhadap data dan informasi tentang kondisi yang
mempengaruhi atau berkontribusi terhadap terjadinya penyakit atau masalah kesehatan,
sehingga memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan tindakan
pengendalian dan penanggulangan secara efektif dan efisien.
Posbindu PTM merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat (UKBM) dalam pengendalian faktor resiko PTM yang berada dibawah
pembinaan puskesmas. Pelaksana posbindu PTM dapat dilakukan di masyarakat umum
atau kelompok masyarakat khusus (Posbindu PTM Khusus) seperti : tempat kerja (instansi
Pemerintah/UPT/swasta), jamaah haji, terminal/PO Bus, Sekolah, Lembaga
Pemasyarakatan, Komunitas Agama.
Penyelenggaraan Surveilans faktor risiko PTM berbasis posbindu PTM dilakukan
melalui kegiatan pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, diseminasi sebagai satu
kesatuan yang tidak terpisahkan untuk menghasilkan informasi yang objektif, terukur,
dapat diperbandingkan antar waktu, antar wilayah, dan antar kelompok masyarakat sebagai
bahan pengambilan keputusan.

B. LATAR BELAKANG
Saat ini, Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian utama sebesar
36 juta (63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di seluruh dunia, di mana sekitar
29 juta (80%) justru terjadi di negara yang sedang berkembang (WHO, 2010). Peningkatan
kematian akibat PTM di masa mendatang diproyeksikan akan terus terjadi sebesar 15% (
44 juta kematian) dengan rentang waktu antara tahun 2010 dan 2020. Kondisi ini timbul
akibat perubahan perilaku manusia dan lingkungan yang cenderung tidak sehat terutama
pada negara-negara berkembang. Pada awal perjalanan PTM seringkali tidak bergejala dan
tidak menunjukkan tanda klinis secara khusus sehingga datang sudah terlambat atau pada
stadium lanjut akibat tidak mengetahui dan menyadari kondisi kelainan yang terjadi pada
dirinya.
Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013 menunjukan bahwa 69,6% dari kasus
diabetes melitus dan 63,2% dari kasus hipertensi masih belum terdiagnosis. Keadaan ini
mengakibatkan penanganan menjadi sulit, terjadi komplikasi bahkan berakibat kematian
lebih dini. Dalam kurun waktu tahun 1995 -2007, kematian akibat PTM mengalami
peningkatan dari 41,7% menjadi 59,5%. Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan
prevalensi penyakit Stroke 12,1 per 1000, Penyakit Jantung Koroner 1,5%, Gagal Jantung
0,3%, Diabetes Melitus 6,9%, Gagal Ginjal 0,2%, Kanker 1,4 per 1000, Penyakit Paru
Kronik Obstruktif 3,7% dan Cidera 8,2%.
PTM dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risikonya, yaitu merokok, diet
yang tidak sehat, kurang aktifitas fisik dan konsumsi minuman beralkohol. Mencegah dan
mengendalikan faktor risiko relatif lebih murah bila dibandingkan dengan biaya
pengobatan PTM. Pengendalian faktor risiko PTM merupakan upaya untuk mencegah agar
tidak terjadi faktor risiko bagi yang belum memiliki faktor risiko, mengembalikan kondisi
faktor risiko PTM menjadi normal kembali dan atau mencegah terjadinya PTM bagi yang
mempunyai faktor risiko, selanjutnya bagi yang sudah menyandang PTM, pengendalian
bertujuan untuk mencegah komplikasi, kecacatan dan kematian dini serta meningkatkan
kualitas hidup.
Salah satu strategi pengendalian PTM yang efisien dan efektif adalah
pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat. Masyarakat diberikan fasilitas dan
bimbingan untuk ikut berpartisipasi dalam pengendalian faktor risiko PTM dengan dibekali
pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan deteksi dini, monitoring faktor risiko
PTM serta tindak lanjutnya. Kegiatan ini disebut dengan Pos pembinaan terpadu
(Posbindu) PTM.
Posbindu PTM merupakan wujud peran serta masyarakat dalam melakukan
kegiatan deteksi dini dan monitoring faktor risiko PTM serta tindak lanjutnya yang
dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Kegiatan Posbindu PTM diharapkan
dapat meningkatkan sikap mawas diri masyarakat terhadap faktor risiko PTM sehingga
peningkatan kasus PTM dapat dicegah. Sikap mawas diri ini ditunjukan dengan adanya
perubahan perilaku masyarakat yang lebih sehat dan pemanfaatan fasilitas pelayanan
kesehatantidak hanya pada saat sakit, melainkan juga pada keadaan sehat. Dalam
menyelenggarakan Posbindu PTM diperlukan suatu pedoman yang dapat menjadi panduan
bagi penyelenggaraan kegiatan bagi para pemangku kepentingan serta pelaksana di
lapangan.
C. TUJUAN
C. 1. Tujuan Umum
Terlaksananya pencegahan dan pengendalian faktor risiko PTM berbasis peran
serta masyarakat secara terpadu, rutin dan periodik di Puskesmas Tinggede
C. 2. Tujuan Khusus
C.2.1. Terlaksananya deteksi dini faktor resiko PTM
C.2.2. Terlaksananya monitoring faktor risiko PTM
C.2.3. Terlaksananya tindak lanjut dini
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
D.1. Kegiatan Posbindu PTM meliputi 10 (sepuluh) kegiatan yaitu :
D.1.1. Kegiatan penggalian informasi faktor resiko dengan wawancara sederhana
tentang riwayat PTM pada keluarga dan diri peserta
D.1.2. Kegiatan pengukuran Berat Badan, tinggi badan, Indeks Massa Tubuh
(IMT) lingkar perut, analisa lemak tubuh
D.1.3. Kegiatan pemeriksaan fungsi paru sederhana
D.1.4. Kegiatan pemeriksaan gula darah
D.1.5. Kegiatan pemeriksaan kolesterol total dan trigliserida
D.1.6. Kegiatan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)
D.1.7. Kegiatan pemeriksaan kadar alkohol pernafasan dan tes amfitamin urin
D.1.8. Kegiatan konseling dan penyuluhan
D.1.9. Kegiatan aktivitas fisik atau olah raga bersama
D.1.10. Kegiatan rujukan ke fasilitas layanan kesehatan dasar
D.2. Anggaran
D.3. Peran Lintas program dan Lintas Sektor
D.3.1. Peran Lintas Program
 Memberikan bimbingan teknis kepada para kader Posbindu PTM
dalam penyelenggaraan
 Memberikan materi kesehatan terkait dengan permasalahan faktor
risiko PTM dalam penyuluhan maupun kegiatan lainnya
 Mengambil dan menganalisa hasil kegiatan Posbindu PTM
 Menerima, menangani dan member umpan balik kasus rujukan dari
Posbindu PTM
 Melakukan koordinasi dengan para pemangku kepentingan lain
terkait
D.3.2. Peran Lintas Sektor
 Melakukan pembinaan
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
E.1. Meja 1 : pendaftaran, pencatatan
E.2. Meja 2 : teknik wawancara terarah
E.3. Meja 3 : pengukuran TB,BB,IMT,Lingkar Perut, dan analisa lemak tubuh
E.4. Meja 4 : pengukuran Tekanan darah, Gula, kolesterol Total, dan
Trigliserida darah, pemeriksaan klinis payudara, Uji Fungsi Paru
sederhana, IVA, kadar alkohol pernafasan dan tes amfitamin urin
E.5. Meja 5 : konseling, edukasi, dan tindak lanjut lainnya
F. SASARAN
Kelompok masyarakat sehat, beresiko dan penyandang PTM baik laki-laki atau
perempuan yang usia 15 tahun ke atas.
G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Bulan ke
JADWAL PELAKSANAAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Posbindu

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Setelah pelaksanaan kegiatan posbindu dilakukan evaluasi untuk menilai
kehadiran ( para anggotanya, kader, dan undangan lainnya), mengisi catatan pelaksanaan,
mengidentifikasi masalah yang dihadapi, mencatat hasil penyelesaian masalah, melakukan
tindak lanjut berupa kunjungan rumah bila diperlukan, melakukan konsultasi teknis dengan
pembina Posbindu PTM
I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan Posbindu PTM dilakukan secara manual
dan/atau menggunakan sistem informasi manajemen PTM oleh Petugas Pelaksana
Posbindu PTM maupun oleh Petugas Puskesmas. Petugas Puskesmas mengambil data hasil
pencatatan posbindu PTM atau menerima hasil pencatatan dari petugas pelaksana posbindu
PTM. Hasil pencatatan ini dianalisis untuk digunakan dalam pembinaan, sekaligus
melaporkan ke instansi terkait secara berjenjang. Hasil pencatatan dan pelaporan kegiatan
posbindu PTM merupakan sumber data yang penting untuk pemantauan dan penilaian
perkembangan kegiatan posbindu PTM.
Laporan hasil kegiatan bulanan/ triwulan/ tahunan yang berisi laporan tingkat
perkembangan. Posbindu PTM, proporsi faktor risiko PTM, cakupan kegiatan Posbindu di
tingkat Puskesmas, kab /kota, provinsi dan nasional. Melalui kegiatan surveilans faktor
risiko PTM berbasis posbindu PTM, dilakukan analisis secara sistematis dan terus menerus
terhadap faktor risiko PTM secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data,
pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada peserta, penyelengara
program maupun pihak yang bertanggung jawab terhadap kegiatan posbindu PTM untuk
dilakukan intervensi dalam rangka pengembangan kegiatan, pencegahan dan pengendalian
faktor risiko PTM
( sumber: Kemenkes RI, Dir. Pengendalian PTM,2014, Pedoman umum Posbindu
PTM ).

Kepala
Puskesmas Kamaipura

dr.Diah Ratnahningsih
NIP. 198212162010012010

Anda mungkin juga menyukai