FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
TINJAUAN PUSTAKA
FILUM COELENTERATA
1. Pengertian
Kata coelenterata berasal dari bahasa yunani, yaitu coelenterons yang berarti
rongga. Sehingga dapat didefinisikan coelenterata merupakan hewan invertebrate
yang memiliki rongga tubuh yang berfungsi sebagai alat pencernaan
(gastrovaskuler).
2. Ciri-ciri Coelenterata
a) Berbentuk simetri radial/biradial, dengan satu lubang yang berfungsi
sebagai mulut (dikelilingi oleh tentakel).
b) Termasuk fauna invertebrate (tidak bertulang belakang).
c) Mulut langsung berhubungan dengan rongga Gastrovaskuler >> enteron.
d) Sistem saraf terletak disepanjang dinding tubuhnya.
e) Disekitar mulut terdapat tentakel yang berfungsi sebagai anus.
f) Mempunyai 2 bentuk:
i. Polyp : Berbentuk seperti tabung & membuka keatas, sebagian
mulut dikelilingi oleh tentakel dan bagian bawahnya tertutup,
menambatkan diri pada dasar (benthos secyl) & kerangkanya
bersifat calcareous.
ii. Medusa : Tidak mempunyai bagian yang keras. Bentuknya seperti
paying dengan tentakel yang menggantung sepanjang tepi dengan
mulut terdapat pada bagian akhir manubrium. Terdapat gonad,
yang berfungsi sebagai penghasil sel-sel reproduksi.
g) Hidup secara koloni dan soliter, terutama dalam bentuk secyl.
5. Perkembangbiakan Coelenterata
Terdapat dua cara perkembangbiakan pada filum Coelenterata:
1. Sexual
I. Pada Medusa : Gonad menghasilkan sel jantan & sel betina
(hermprodit). Sel jantan dikeluarkan melalui mulut, berenang
masuk ke individu lain yang sama spesiesnya melalui mulut. Sel
jantan & sel betina akan membentuk zygot, lalu membentuk larva
bercilia, berenang melalui mulut menjadi individu baru.
II. Pada Polyp : Gastrodermis menghasilkan sel jantan dan sel betina.
6. Klasifikasi Coelenterata
1. Kelas Hydrozoa
Hidupnya ada yang soliter (terpisah) dan ada yang berkoloni (berkelompok).
Hydrozoa yang soliter mempunyai bentuk polyp, sedangkan yang berkoloni
dengan bentuk polyp dominan dan beberapa jenis membentuk medusa. Contoh
Hydra dan Obellia.
2. Kelas Scyphozoa
Bentuk tubuh Scyphozoa menyerupai mangkuk atau cawan, sehingga sering
disebut ubur-ubur mangkuk. Contoh hewan kelas ini adalah Aurelia Aurita,
berupa medusa berukuran garis tengah 7-10 mm, dengan pinggiran berlekuk lekuk
8 buah. Hewan ini banyak terdapat di sepanjang pantai. Seperti Obelia, Aurellia
juga mengalami pergiliran keturunan seksual dan aseksual. Aurellia memilki alat
kelamin yang terpisah pada individu jantan dan betina. Pembuahan ovum oleh
sperma secara internal di dalam tubuh individu betina.
3. Kelas Anthozoa
Anthozoa adalah hewan yang berbentuk seperti bunga atau hewan bunga.
Anthozoa dalam daur hidupnya hanya mempunyai polyp. Bila dibandingkan,
polyp Anthozoa berbeda dengan polyp pada Hydrozoa. Tubuh kelas ini
mempunyai sifat bilateral simetri. Tubuh lebih pendek dari golongan-golongan
yang lain akan tertambatp pada dasar yang tetap pada eksalatonnya. Anthozoa
yang mempunyai rangka terdiri dari zat citine yang umumnya menghasilkan
rangka-rangka yang pokok yang dilapisi dengan epidermis atau kulit-kulit luar
membentuk struktur dimana merupakan rangka luar yang sesungguhnya.
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
PEMBAHASAN
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
2. Fosil Montlivaltia
Fosil ini termasuk dalam filum Coelenterata, kelas Anthozoa, family
Montlivaltianidae, genus Montlivaltia dengan nama spesies Montlivaltia sp.
Proses pemfosilan fosil ini dimulai dari organisme yang mati, kemudian
tertransportasikan yaitu terbawa oleh media geologi berupa air maupun es. Seiring
dengan berjalannya waktu organisme tersebut tertimbun oleh material material
sedimen yang terakumulasi dalam cekungan sehingga organisme tersebut
terhindar dari makhluk pemangsa. Di dalam cekungan material-material sedimen
semakin bertambah maka tekanan pada organisme yang tertimbun semakin besar
sehingga terjadi proses kompaksi dan membentuk lapisan sedimen. Kemudian
terjadi proses leaching/pencucian dimana bagian tubuh yang kurang resisten
tergantikan oleh mineral yang lebih resisten. Selanjutnya organisme ini
mengalami proses petrifikasi, berupa proses mineralisasi, yaitu penggantian
seluruh mineral penyusun tubuh organisme ini dengan mineral lain. Organisme ini
lalu mengalami proses litifikasi yang merupakan perubahan organisme menjadi
batu oleh adanya bahan-bahan seperti silika, kalsium karbonat, FeO, MnO dan
FeS. Bahan itu masuk dan mengisi lubang serta pori dari hewan atau tumbuhan
yang telah mati. Seiring berjalan waktu organisme tersebut menjadi
keras/membatu dan menjadi fosil.
Proses pemunculan fosil ke permukaan di pengaruhi oleh gaya endogen
dan mengalami pengangkatan. Gaya endogen yang bekerja membuat lapisan
sedimen yang berada dibawah terangkat melalui proses-proses tektonik.
Kemudian dibantu dengan adanya gaya eksogen berupa air hujan atau angin yang
membuat lapisan-lapisan sedimen tererosi sehingga fosil yang berada dalam
lapisan batuan tersingkap ke permukaan dan dikenali sebagai fosil. Fosil ini
memilki bentuk Branching yaitu bentuk fosil yang menyerupai coral. Adapun
bagianbagian fosil yang masih dapat diamati antara lain :
Test adalah bagian keseluruhan dari tubuh fosil.
Hypostoma adalah bagian pada tubuh fosil yang tertambat, bagian ini pada
filum lain disebut holdfast.
Enteron adalah garis pembatas antara ruang chaliks. (Gambar 2)
Fosil ini bereaksi jika ditetesi larutan HCL 0,1 M, sehingga dapat diketahui
bahwa komposisi kimianya berupa kalsium karbonat (CaCO 3), dan berdasarkan
komposisi kimianya fosil ini dapat diketahui lingkungan pengendapannya berada
pada laut dangkal.
Berdasarkan SWG (Skala Waktu Geologi) atau penarikan umur secara relatif ,
fosil ini tergolong dalam zaman Jura Atas atau sekitar 160 - 141 juta tahun yang
lalu. Adapun fungsi dari fosil ini adalah sebagai berikut: sebagai bukti adanya
kehidupan pada masa lampau, untuk menentukan umur relatif suatu
batuan,menentukan lingkungan pengendapan, menentukan top dan bottom, dan
menentukan geomorfologi suatu daerah. Dengan fosil tersebut kita dapat
mengetahui keadaan iklim yang berlangsung pada masa lampau.
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
3. Fosil Hippuritella
Fosil ini termasuk dalam filum Coelenterata, kelas Anthozoa, family
Hippuritellanidae, genus Hippuritella dengan nama spesies Hippuritella resectus
DEFR.
Proses pemfosilan fosil ini dimulai dari organisme yang mati, kemudian
tertransportasikan yaitu terbawa oleh media geologi berupa air maupun es. Seiring
dengan berjalannya waktu organisme tersebut tertimbun oleh material material
sedimen yang terakumulasi dalam cekungan sehingga organisme tersebut
terhindar dari makhluk pemangsa. Di dalam cekungan material-material sedimen
semakin bertambah maka tekanan pada organisme yang tertimbun semakin besar
sehingga terjadi proses kompaksi dan membentuk lapisan sedimen. Kemudian
terjadi proses leaching/pencucian dimana bagian tubuh yang kurang resisten
tergantikan oleh mineral yang lebih resisten. Selanjutnya organisme ini
mengalami proses petrifikasi, berupa proses mineralisasi, yaitu penggantian
seluruh mineral penyusun tubuh organisme ini dengan mineral lain. Organisme ini
lalu mengalami proses litifikasi yang merupakan perubahan organisme menjadi
batu oleh adanya bahan-bahan seperti silika, kalsium karbonat, FeO, MnO dan
FeS. Bahan itu masuk dan mengisi lubang serta pori dari hewan atau tumbuhan
yang telah mati. Seiring berjalan waktu organisme tersebut menjadi
keras/membatu dan menjadi fosil.
Proses pemunculan fosil ke permukaan di pengaruhi oleh gaya endogen
dan mengalami pengangkatan. Gaya endogen yang bekerja membuat lapisan
sedimen yang berada dibawah terangkat melalui proses-proses tektonik.
Kemudian dibantu dengan adanya gaya eksogen berupa air hujan atau angin yang
membuat lapisan-lapisan sedimen tererosi sehingga fosil yang berada dalam
lapisan batuan tersingkap ke permukaan dan dikenali sebagai fosil. Fosil ini
memilki bentuk Tabular yaitu bentuk fosil yang menyerupai tabung. Adapun
bagianbagian fosil yang masih dapat diamati adalah Test adalah bagian
keseluruhan dari tubuh fosil. Hypostoma adalah bagian pada tubuh fosil yang
tertambat, bagian ini pada filum lain disebut holdfast. (Gambar 3)
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
4. Fosil Gyronema
Daftar Pustaka
- Laporan PRAKTIKUM PALEONTOLOGI Makassar 2012 Jurusan
Teknik Geologi Universitas Hasanuddin.
- http://biology-community.blogspot.com/2009/02/proses-
fosilisasi-pada-makhluk-hidup.html
- http://id.wikipedia.org/wiki/Coelenterata
- www.artidefinisi.com/definisi/paleontologi
Tanggal