Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas


segala rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan
kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang selalu kita nantikan
syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah pada praktikum
paleontologi dengan judul “Proses Pemfosilan”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca
untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Yogyakarta, 26 Oktober 2018

Juhair Al-Habib
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kira-kira 550 juta tahun yang longsoran lumpur terjadi di dasar laut purba.
Tumbuhan dan binatang tersangkut pada proses tersebut ke dasar laut yang lebih dalam
dan terjebak dalam lapisan sedimen lumpur yang kemudian mengalami lithifikasi
menjadi serpih. Selanjutnya serpih megalami pengangkatan membentuk pegunungan
yang tinggi. Pada batuan tersebut ditemukan sejumlah sisa-sisa organisme tadi yang
beberapa jenis diantaranya masih tetap hidup sampai sekarang sedang lainnya telah
musnah.

Sisa-sisa kehidupan di masa lampau yang telah mengalami pembatuan disebut fosil.
Fosil yang tertua adalah jejak yang sangat kecil dari organisme yang menyerupai bakteri
yang pernah hidup sekitar 3000 juta tahun lalu. Cabang ilmu geologi yang mempelajari
tentang kehidupan yang pernah ada di masa lampau disebut paleontologi. Paleontologi
sangat membantu ahli geologi dalam melakukan interpretasi mengenai sejarah bumi.

Tidak bisa kita pungkiri bahwa seluruh oprganisme yang hidup memiliki
keanekaragaman bentuk baik itu fisik maupun secara biogen, untuk itu perlu kita
meneliti dan memahami bagaimana asal usul dari organisme tersebut, adakah hubungan
yang menjadi jawaban akan sebuah rantai hidup tersebut.

B. TUJUAN
1. Dapat memahami apa itu filum coelenterata
2. Dapat menjelaskan apa itu filum coelenterata
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Filum Coelenterata


Coelenterata berasal dari kata Koilos ( cekung ) dan enteron ( dalam )
sehingga Coelenterata dapat diartikan sebagai binatang yang mempunyai cekungan
pada bagian dalamnya atau disebut juga semacam kantong berlapiskan endoderm.
Filum ini meliputi golongan invertebrate yang berjumlah sangat banyak dengan
bentuk-bentuk yang sangat beragam. Perkembangbiakan bisa dilakukan baik secara
sexual maupun asexual. Hidup di lingkungan aquatic secara sesile ( menambat ) bisa
berkoloni maupun soliter.
Dinding tubuh hewan ini terdiri dari 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoglea dan
endoderm. Secara umum kehidupan ini memiliki dua bentuk yang berbeda yaitu,
Polyp dan Medusa. Bentuk Polyp menyerupai tabung dna hidup secara menambat
dan memiliki satu atau lebih lingkaran dari Tentakel. Bentuk Medusa meupakan
makhluk yang berenang dengan bebas, berbentuk seperti payung dan memiliki
sejumlah tentakel sepanjang tepi dari tubuhnya dengan mulut terletak pada bagian
tengahnya.

Gambar 1 Coelenterata Polyp dan Coelenterata Medusa


B . KLAS HYDROZOA
Hydrozoa berasal dari kata hydra, artinya hewan yang bentuknya seperti ular.
Umumnya hidup soliter atau berkoloni. Soliter berbentuk polip dan yang berkoloni
berbentuk polip dan medusa.
Hydrozoa hidupnya ada yang soliter (terpisah) dan ada yang berkoloni
(berkelompok). Hydrozoa yang soliter mempunyai bentuk polip, sedangkan yang
berkoloni dengan bentuk polip dominan dan beberapa jenis membentuk medusa.
Dominan hidup di laut dengan kantong perut tidak terbagi (satu). Mulut
dikelilingi tentakel, tetapi bagian dasarnya tidak memiliki gullet. Keturunannya
sebagai perubahan antara polyp dan medusa. Diameter 2-6 mm. hidup di kedalaman
8000 meter. Sebagian besar hydrozoa mempunyai tubuh keras yang tersusun oleh
zat tanduk atau zat gampingan (calcareous). Hanya beberapa yang hidup di air tawar,
hydrozoa ini tidak mempunyai rangka karena rangkanya tersusun oleh calcareous.
Hydrozoa hidup pada zaman Kambrium.

1 . Ordo Hydroida
Merupakan hydrozoa dengan bentuk polyp yang berkembang baik hidup
dengan soliter maupun koloni. Walauun begitu ada yng berbentuk medusa.
Bentuk luar dari rangkanya berbentuk dendritik dan berkomposisi zat
gampingan.
Fosil tertua dari hydroid berumur kambrium bawah yang ditemukan di
Amerika Utara dan Australia. Tempat tinggalnya adalah laut dangkal.

Gambar 2 Ordo Hydroida


2. Ordo Milleporida
Memiliki bentuk tubuh polyp, kadang sering disebut juga dengan koral.
Dikenal sebagai salah satu pembentuk reef (terumbu). Memiliki rangka
gampingan. Serta tumbuh ke atas secara vertikal. Bentuk polypnya
bermacam-macam dan mempunyai fungsi sendiri, yaitu gastrozoid (polyp
pemakan) dan dactylozoid (polyp pelindung). Hidup di daerah dengan iklim
tropis dan berada dilaut dengan kedalaman smapai 30 m. Tinggi
pertumbuhan tidak lebih dari 0,5 m serta tersusun oleh rangka bersifat
gampingan. Diperkirakan muncul pada zaman trias.

Gambar 3 Ordo Milleporid


3. Ordo Stylasterida
Shrock & Twenhofel (1952) memasukkan ordo ini menjadi satu dengan
ordo Milleporida. Ordo ini merupakan hydrozoa yang hidup berkoloni
dengan bentuk tidak teratur atau menyerupai ranting-ranting pohon. Tubuh
tersusun oleh rangka gampingan yang keras. Masing-masing gastrozoid
dihubungkan oleh suatu system kanal.
Gambar 4 Ordo Stylasterida

C. KLAS STROMATOPORIDA
Tubuh tersusun oleh rangka bersifat gampingan yang disebut dengan
coenosteum. Struktur dalam sama untuk semua jenis, hanya dari ukuran tubuh yang
membedakan.
Hidup berkoloni dihubungkan dengan coenosteum. Terdapat dua tipe koloni,
yaitu:
 Hydrozoid, merupakan koloni berbentuk masif, pipih atau spherical dengan
permukaan atasnya berbuku-buku.
 Beatricoid, merupakan koloni berbentuk tabung dengan permukaan undulating
(tidak rata) dengan sebuah sumbu tengah yang berbentuk tabung pula.
Hidup dilingkungan marine pada dasar laut yang dangkal. Stromaporida
merupakan kehidupan yang telah punah, diperkirakan hidup pada masa paleozoikum
sampai mesozoikum. Taksonomi dari kelas ini tidak jelas.

D. KLAS SCHYPOZOA
Schypozoa merupakan jenis coelenterate dengan bentuk medusa. Hidup
secara soliter dan berenang. Tubuhnya berbentuk payung. Diameter tubuh dapat
mencapai lebih dari 2 meter, dengan tentakel mencapai 40 meter. Hidup pada
Kambrium Tengah-Resen. Fosil dijumpai dalam bentuk cetakan. Golongan ini oleh
para ahli dibagi menjadi empat ordo.
1. Ordo Stauromedusae
Hidup secara menambat dengan mengunakan mulut yang bertangkai
pada dasar laut, terdapat didaerah laut dingin dekat pantai. Bentuknya
menyerupai piala ( goblet-shaped), belum ada fosil yang ditemukan.

Gambar 5 Stauromedusae
2. Ordo Cubomedusae
Bentuk tubuhnya menyerupai bel-kubus, memiliki empat atau lebih
tentakel dengan penyebaran sepanjang laut yang hangat. Fosilnya pertama
kali ditemukan pada batugamping Solenhofen yaitu Medusina quodrata
berumur Jura.

Gambar 6 Ordo Cubomedusae


3. Ordo Coronata

Hidup dilaut dalam, fosilnya ditemukan pada batugamping Bavaria yang


berumur Jura. Contoh fosil adalah Comptostroma roddyi.

Gambar 7 Ordo Coronata


4. Ordo Discomedusae
Berbentuk medusa, hidup dengan penyebaran yang sangat luas di laut.
Dikenal dengan ikan ubur-ubur. Contoh Rhizostoma yang hidup sampai
sekarang.

Gambar 8 Ordo Discomedusae


E. KLAS ANTHOZOA
Golongan ini sebagian besar hidup soliter, selebihnya hidup secara berkoloni.
Mempunyai bentuk tubuh seperti bunga (Anthos), dimana pada bagian atas tubuhnya
terdapat mulut yang dikelilingi tentakel-tentakel. Mulutnya dihubungkan sampai
kebagian dalam tubuhnya dengan gullet. Tubuh mempunyai eksoskeleton (Theca).
Pada theca terdapat sekat vertikal (Septa) dan Horisontal (Tabula). Berkembang biak
dengan dua cara, yaitu bertunas (lateral building) atau membelah diri (caicyl
building).
1. Sub-klas Octocorallia
Merupakan golongan yang beciri khas memiliki 8 buah tentakel dan 8
mesentris. Tidak memiliki septa dan koralit-koralit berhubungan satu sama lain
dengan menggunakan saluran-saluran yang berbentuk tabung. Contoh Tubipora
musica ( resen ).

2. Sub-kelas Zoantharia
Merupakan koral yang hidup berkoloni maupun soliter, dimana cirri
khasnya adalah septanya bersusun dalam enam siklus. Rangkanya selalu
memperlihatkan struktur prismatic menjarum. Subklas dibagi menjadi empat
ordo :

a. Ordo Pterocorallia (sin. Rugosa, Tetracorallia)


Pterocorallia umumnya hidup soliter, walaupun ada yang hidup
secara koloni. Ciri khas golongan ini memiliki septa yang tersusun dalam
4 kuadran. Ordo ini juga dicirikan dengan melimpahnya tabula. Bentuk ini
kadang-kadang disebut dengan rugosa, sering disebut juga sebagai koral
tanduk (horn corals) dan hidup mulai dari ordovisium bawah serta punah
da zaman perm. Contoh : Zapherentis.
Gambar 9 Ordo Pterocorallia

b.Ordo Tabulata
Golongan ini hidup pada zaman paleozoikum yang telah punah.
Bentuk tubuhnya dicirikan adanya theca yang berbentuk tabung, tabula
sangat banyak dan berkembang sangat baik. Pada dindingnya ditembusi
oleh lubang-lubang halus disebut mural pores. Contoh Favosites (
Ordovisum Bawah – Perm ).

Gambar 10 Ordo tabulate


c. Ordo Heterocorallia
Hidup dari paleozoikum sampai mesozoikum dan telah mengalami
kepunahan. Komposisi gampingan, dapat berbentuk sederhana, bercabang
atau masif. Yang hidup berkoloni dan tidak mempunyai septa atau tidak
berkembang baik.
d. Ordo Cyclocorallia
Ordo ini dicirikan dengan bentuk septa bersiklus enam. Diantara
masing-masing keenam protosepta tumbuh septa ordo kedua berjumlah enam
pula. Diantara protosepta dan septa ketiga terdapat 12 bua, demikian
seterusnya.

Anda mungkin juga menyukai