PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkanhaltersebutperludisusunpetunjukteknis PPTM
sebagaiacuandalampenyelenggaraankegiatanpelayanankesehatan di
puskesmas
B. Tujuan
1) Tujuan Umum :
Tersedianya data daninformasiepidemiologi PTM
sebagaidasarpengambilankeputusandalamperencanaan, pemantauan,
evaluasi program pengendalian PTM, cederadantindakkekerasan
2) Tujuan Khusus :
a. Tersedianya data dan informasi faktor risiko PTM sebagai bahan
perencanaan, pemantauan, penilaian dan evaluasi program pengendalian
PTM
b. Tersedianya informasi faktor risiko PTM secara terus menerus sebagai
dasar penentuan strategi pengendalian PTM
c. Tersedianya informasi faktor risiko PTM sebagai bahan monitoring dan
kewaspadaan dini masyarakat
d. Tersedianya informasi faktor risiko PTM dan cedera sebagai bahan awal
penelitian
e. Tersedianya data dan informasi kunjungan PTM, cedera, dan tindak
kekerasan, sebagai bahan perencanaan, pemantauan, dan evaluasi
kebutuhan sumberdaya dalam pengendalian PTM
f. Tersedianya data dan informasi kasus PTM, cedera, dan tindak
kekerasan sebagai bahan perencanaan, pemantauan, dan evaluasi
pencapaian indikator kinerja pengendalian PTM
g. Tersedianya data dan informasi PTM, cedera, dan tindak kekerasan
sebagai bahan pengembangan kebijakan pengendalian PTM .
Sasaran
1) Pengelola program pengendalian penyakit tidak menular
2) Petugas pelaksana Posbindu
D. Batasan Operasional
1) Mengembangkan dan memperkuat kegiatan pencegahan dan
penanggulangan factor risiko PTM berbasis masyarakat.
2) Mengembangkan dan memperkuat kegiatan deteksi dini (skrining) factor risiko
PTM
3) Meningkatkan tata kelola pelayanan PTM sesuai standar.
4) Meningkatkan monitoring pelaksanaan kegiatan pengendalian PTM.
5) Meningkatkan dan memperkuat manajemen, pemerataan, dan kualitas
peralatan deteksi dini factor risiko PTM dengan merencanakan, menyediakan
dan memanfaatkannya secara optimal.
6) Meningkatkan peran masyarakat dalam melakukan KIE yang benar tentang
factor risiko PTM
7) Meningkatkan advokasi dan sosialisasi (kepada camat, lurah/kepala desa,
tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh perempuan, Lembaga ketahanan
masyarakat desa/dewan kelurahan, Lembaga social masyarakat)
pengendalian PTM
8) MemperkuatProgram PPTM
9) Mengembangkan dan memperkuat system informasi pengendalian PTM
E. Landasan Hukum
1. Undang – undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintah daerah
2. Undang – undang No.36 tahun 2009 tentang kesehatan
3. Kemenkes RI No.1479/MENKES/SK/X/2003 tentang pedoman
penyelenggaraan sistem surveilan epidemiologi penyakit menular dan
penyakit tidak menular terpadu
4. Kemenkes RI No. 430/MENKES/SK/IV/2007 tentang pedoman pengendalian
penyakit kanker
5. Kemenkes RI No. 1022/Menkes/SK/XI/2008 tentang pedoman pengendalian
penyakit paru obstruktif kronik
6. Kemenkes RI No. 1023/MENKES/SK/XI/2008 tentang pedoman pengendalian
penyakit asma
7. Kemenkes RI No. 854/MENKES/SK/IX/2009 tentang pengendalian penyakit
jantung
8. Kemenkes RI No. 796/Menkes/SK/VII/2010 tentang pedoman teknis
pengendalian kanker payudara dan kanker leher rahim
Rencana Program Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Tidak Menular tahun 2010 – 2014
STANDART KETENAGAAN
N KUALIFIKASI
NAMA JABATAN KETERANGAN
O FORMASI
Penanggung jawab
1 Dokter
program UKM
Pengelola program
2 Perawat
PTM
Melaksanakan pelayanan
3 Petugas Pelaksana Perawat
program PTM dan Posbindu
B. Distribusi Ketenagaan
N JU
NAMA POSBINDU JAN FEB MAR APR MEI JUN AGT SEPT OKT NOV DES
O L
1 KAI ZEN 18 23 23 17 22 17 17 22 21 23 21 21
2 DANAU TOBA 17 20 16 22 23 21 19 21 20 19 20 20
3 MOJOPAHIT 10 14 14 13 15 13 12 14 14 12 13 14
4 KENDEDES 17 18 22 18 18 19 18 17 18 18 16 18
A. STANDART Fasilitas
1. Fasilitas dan Sarana
Kegiatan pelayanan Program PTM dilaksanakan di poliklinik
Puskesmas,Polindes, Ponkesdes , Pusling, Posyandu Lansia dan Posbindu.
TATALAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup kegiatan
1) Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM secara
terpadu
2) Persentase Desa/Kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan
Terpadu (Posbindu) PTM
3) Persentase Perempuan usia 30- 50 tahun yang dideteksi dini kanker leher
rahim dan payudara
4) Persentase Kabupaten/kota yang melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa
Rokok (KTR) minimal 50% sekolah
Data dikumpulkan dari data individu peserta Posbindu PTM yang berkunjung
secara manual dan/atau menggunakan sistem informasi PTM. Data yang
dikumpulkan berupa data sosial, data wawancara, data pengukuran, data
konseling, dan rujukan.Data sasaran PTM usia > 15 tahun
C. Pencatatan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisa data, maka dilakukan penyajian
dalam bentuk narasi, tabel, grafik, spot map, area map, dan lainnya
Analisis data dilakukan secara diskriptif menurut variabel orang (umur, jenis
kelamin, pendidikan, dan lainnya), tempat (antar wilayah) dan waktu (antar
waktu).
D. Pengolahan Data
1) Pengolahan dan analisis data dilakukan secara manual dan/atau dengan
bantuan software Sistem Informasi Surveilans PTM
2) Data yang diolah adalah faktor risiko PTM dengan memperhitungkan jumlah
penduduk di suatu wilayah
3) Produk pengolahan dan analisis berupa proporsi hasil pemeriksaan faktor
risiko dan cakupan penduduk yang melakukan pemeriksaan
Proporsi faktor risiko PTM dari peserta Posbindu
Proporsi perokok aktif
Proporsi kurang aktivitas fisik (<150 menit per minggu)
Proporsi kurang konsumsi sayur dan buah (<5 porsi sehari)
Proporsi konsumsi minuman beralkohol sebulan terakhir
Proporsi stres
Proporsi obesitas
Proporsi obesitas sentral
Proporsi hipertensi
LOGISTIK
1) KMS Posbindu
2) Register Posbindu
3) Komputer untuk pengolahan data
KESELAMATAN PASIEN
a. Identifikasi Potensi
Kemungkinan kesalahan penimbangan
Kemungkinan kesalahan pengukuran TB
Kemungkinan blood lancet lupa di ganti
Kemungkinan alat pengukuran GDA,kolesterol error / rusak
c. Pelaporan
Pengaduan alat – alat yang error / rusak dilaporkan ke pengelola barang
puskesmas atau dilaporkan langsung ke dinas kesehatan ( bidang terkait )
KESELAMATAN KERJA
A. TUJUAN
Petugas kesehatan di dalm menjalankan tugas dan kewajibannya dapat
melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi
Petugas kesehatan di dalam menjalankan tugas dan kewajibannya
mempunyai resiko tinggi terinfeksi penyakit menular di lingkungan tempat
kerjanya.untuk menghindari paparan tersebut setiap petugas harus
menerapkan prinsip universal precaution
PENGENDALIAN MUTU
Indikatormutu akan dipantau oleh tim mutu Puskesmas melalui monitoring dan
evaluasi pelaksanaan
PENUTUP
Program PTM terdiri dari program PTM berbasis Posbindu dan program PTM
berbasis FKTP. Pelaksanaan program PTM tersebut melibatkan semua pihak mulai
dari Posbindu PTM, Puskesmas, Dinas Kesehatan kabupaten//kota, dinas
kesehatan provinsi, dan Kementerian Kesehatan. Dalam pelaksanaannya
menggunakan sistem sistem informasi surveilans PTM untuk memudahkan
pengumpulan, pengolahan dan analisa data, diseminasi, dan tindak lanjut.
Dengan pengembangan surveilans PTM yang baik, kondisi riil fakor risiko di
masyarakat Indonesia dapat diketahui secara akurat, lengkap, dan update. Hal ini
akan menjadikan masyarakat lebih mawas diri menuju perilaku hidup sehat, dengan
perilaku CERDIK, yaitu Cek Kesehatan secara berkala, Enyahkan Asap Rokok, rajin
aktivitas fisik, Diet yang sehat, Istirahat yang cukup, dan kelola stress. Selanjutnya,
berbasis data dan informasi yang lebih akurat, program pengendalian PTM dapat
dikembangkan dan diperkuat untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian
akibat PTM.