Anda di halaman 1dari 1

DQS merupakan alat bantu yang mudah dilaksanakan dan dapat disesuaikan dengankebutuhan.

Dan dirancang untuk


pengelola Imunisasi pada tingkat nasional, propinsi,atau kabupaten/kota untuk mengevaluasi aspek-aspek yang
berbeda dari sistimpemantauan program imunisasi di propinsi, kabupaten/kota dan tingkat puskesmas, dalamrangka
untuk menentukan keakuratan laporan imunisasi, dan kualitas dari sistimpemantauan imunisasi. Sehingga, DQS
kemudian dikembangkan untuk diintegrasikanpelaksanaanya dengan pelaksanaan supervisi agarkeakuratan laporan
imunisasi, dankualitas dari sistim pemantauan imunisasi tetap terjaga. Maka didalam checklistsupervisi juga
dimasukkan komponen untuk pemantauan keakuratan data cakupanimunisasi.

Kualitas dan akurasi data imunisasi adalah masalah yang sering ditemukan di puskesmas dan dinas
kesehatan, meskipun cakupan imunisasi tinggi tetapi dengan tidak adanya penilaian kualitas data imunisasi
yang dilaporkan secara rutin tersebut maka persentase cakupan yang tinggi belum tentu kualitas datanya
juga tinggi. Untuk meningkatkan mutu sistem pencatatan dan pelaporan pelaksanaan program imunisasi
menggunakan metode Data Quality Self Assessment (DQS), yang dipakai untuk menilai kualitas sistem
pencatatan dan pelaporan imunisasi dan juga keakuratan data cakupan imunisasi yang dapat
mempengaruhi penacapaian UCI Desa. Metode DQS adalah bertujuan untuk mengevaluasi sistem
pemantauan imunisasi rutin. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis permasalahan imunisasi dari
segi kualitas dan akurasi pelayanan imunisasi khususnya pemantauan program imunisasi dasar lengkap.
Penelitian ini dilakukan dengan studi deskriptif, dengan rancangan cross sectional. Sampel dalam penelitian
ini adalah 18 petugas imunisasi puskesmas dengan desa UCI dan 6 petugas imunisasi puskesmas dengan
desa Non UCI di wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar. Variabel bebas meliputi Akurasi data Kohort
Bayi dengan Laporan Puskesmas, ketersediaan formulir pelaporan imunisasi dan buku register pencatatan
imunisasi bayi (kohort bayi), pencatatan dan pelaporan hasil imunisasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pencatatan dan ketersediaan data imunisasi di sebagian puskesmas dengan kualitas baik, kelemahan
sistem pemantauan pada kualitas sistem pelaporan yaitu hasil imunisasi desa belum dilaporkan tepat waktu
ke puskesmas, supervisi suportif tidak dilaksanakan oleh kepala puskesmas ataupun oleh petugas
imunisasi puskesmas dan arisp WPS tidak diarsipkan dengan baik. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
sebagian besar sistem pencatatan dan ketersediaan data imunisasi dasar lengkap di puskesmas dalam
kategori baik sehingga dapat dijadikan kekuatan untuk meningkatkan kualitas program imunisasi
sedangkan sistem akurasi data, sistem pelaporan, sistem demografi dan sistem penggunaan data di
sebagian puskesmas kurang baik yang merupakan kelemahan dalam sistem pemantauan program
imunisasi.

Anda mungkin juga menyukai