Anda di halaman 1dari 4

BAB III

HASIL DAN DISKUSI


Indikator Keluaran dan Tolak Ukur
Program yang kami evaluasi dari Puskesmas Kecamatan Jatinegara adalah program
penanggulangan demam berdarah (P2 DBD). Dalam menjalankan P2 DBD, puskesmas
tersebut sudah memiliki beberapa program antara lain fogging, PSN 30 menit, 3M, dan PE.
Untuk menilai keberhasilan programnya, Puskesmas Jatinegara menggunakan beberapa
indikator keluaran, yaitu:
Indikator Keluaran
Incidence Rate (IR)
Case Fatality Rate (CFR)

Tolak Ukur (Target)


Pencapaian (Tahun 2014)
30%
85,6%
<1% (menurut Renstra 1,08%
2013)

Prioritas Masalah
Masalah yang dialami oleh Puskesmas Jatinegara dalam mencapai target P2 DBD
adalah lebih dari satu. Oleh sebab itu, diperlukan penentuan prioritas masalah dengan metode
scoring. Penentuan prioritas masalah dari DBD ini berdasarkan 2 indikator utama yang telah
disebutkan diatas yaitu Incidence Rate (IR) dan Case Fatality Rate (CFR).
No

Daftar

Importancy

IxT

Masalah

1.

Incidence

P
5

S
5

RI
1

DU
1

SB
3

PB
1

PC
1

T
3

R
3

675

2.

Rate (IR)
Case Fatality

625

xR

Rate (CFR)
Berdasarkan hasil penghitungan prioritas masalah dengan metode scoring, maka kami
menyimpulkan Incidence Rate merupakan prioritas masalah yang perlu lebih diperhatikan
daripada Case Fatality Rate di Puskesmas Jatinegara. Incidence Rate difokuskan karena
prevalensi DBD di masyarakat kecamatan Jatinegara sangat banyak (mencapai hingga 85%
dari target seharusnya 30%). Diharapkan juga dengan terselesaikannya masalah ini,
masyarakat akan menikmati keuntungan lebih besar dan merata.

Kerangka Konsep Masalah

Penyebab Masalah
Secara garis besar, penyebab masalah dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu, masalah
pada puskesmas dan masalah di masyarakat. Masalah pada puskesmas antara lain dana
fogging yang terbatas (hanya untuk 100 kali penyemprotan dimana kenyataannya diperlukan
jauh lebih banyak) dan kader yang belum kompeten terutama dalam pemahaman mengenai
demam berdarah. Masalah di masyarakat meliputi lingkungan tempat tinggal yang kumuh
dan miskin, kesadaran akan kebersihan yang sangat kurang, gizi buruk, dan sosioekonomi
yang rendah.
Prioritas Penyebab Masalah
Dengan metode nominal group technique yang telah dilakukan oleh kelompok kami,
penyebab masalah diurutkan dari yang paling prioritas hingga yang kurang prioritas. Hal ini
penting dalam menentukan alternatif pemecahan masalah selanjutnya. Berikut hasil
pengurutan penyebab masalah:
1.
2.
3.
4.
5.

Kesadaran akan kebersihan yang rendah


Lingkungan tempat tinggal dan sosioekonomi yang buruk
Kader yang belum kompeten
Gizi buruk
Dana fogging yang tidak memadai

Alternatif Pemecahan Masalah

Dari beberapa penyebab masalah diatas, ada 2 cara pemecahan masalah yang kami
usulkan, antara lain:
1. Gotong Royong Lingkungan
Gotong royong lingkungan adalah rancangan program dimana setiap minggu satu
kelurahan diwajibkan untuk secara serentak melakukan gotong royong bersama
meliputi pembersihan sampah, selokan, dan rumah warga. Kegiatan ini wajib dan
diawasi langsung oleh Pemerintah Daerah DKI Jakarta. Dengan total 8 kelurahan di
Jatinegara, maka program ini akan selesai setelah 2 bulan. Setelah 2 bulan akan ada
pemberian penghargaan kelurahan terburuk dimana kelurahan tersebut diwajibkan
memasang spanduk yang kelihatan jelas bahwa lingkungannya sangat berisiko DBD.
Program ini dilakukan 6 kali selama 1 tahun.
2. Menyebar Nyamuk Rekayasa
Program ini bertujuan untuk mengurangi nyamuk Aedes Aegypti yang membawa virus
DBD dengan cara menambahkan bakteri Wolbachia ke nyamuk yang terpilih. Bakteri
Wolbachia di dalam tubuh nyamuk akan mennghambat repilkasi virus DBD. Nyamuknyamuk tersebut kemudian disebar ke masing-masing wilayah dengan periode
tertentu. Diharapkan nantinya nyamuk dengan virus DBD bisa dihilangkan dari
wilayah Jatinegara.
3. Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi simpan pinjam bertujuan untuk memberdayakan dana yang ada di
masyarakat. Salah satu alokasinya untuk kegiatan yang terkait DBD seperti fogging.
Koperasi simpan pinjam ini perlu mendapatkan dukungan dari pemerintah dan
terkhususnya puskesmas terdekat untuk koordinasi dan pengumpulan dana dalam
jumlah cukup. Koperasi ini didesain dan dilaksanakan berdasarkan rekomendasi dari
para ahli dalam bidang manajemen dan keuangan.
Prioritas Jalan Keluar
Untuk menentukan prioritas jalan keluar, harus melihat beberapa variabel yaitu
Effectiveness, Magnitude, Importancy, Vulnerability, dan Efficiency. Berikut adalah
penghitungan dari beberapa jalan keluar diatas:
No
.
1.
2.
3.

Daftar Alternatif Jalan Keluar


Gotong Royong Lingkungan
Menyebar Nyamuk Rekayasa
Koperasi Simpan Pinjam
(Fogging)

Efektivitas
M
I
V
5
3
3
3
1
1
1
1
1

Efisiensi
C
3
5
1

Prioritas
MxIxVxC
15
0,6
1

Dari penghitungan diatas, jalan keluar terpilih sebagai usulan tambahan dalam upaya
peningkatan P2 DBD di Puskesmas Jatinegara adalah program gotong royong lingkungan.
Kesimpulan dan Saran
1. Masalah dalam pelaksanaan program pemberantasan dan penanggulangan penyakit
menular Demam Berdarah Dengue(DBD) di Puskesmas Kecamatan Jatinegara tahun
2014 adalah Insidensi Penyakit Demam Berdarah yang Dengue
2. Penyebab masalahnya adalah :
a. Kesadaran akan kebersihan yang rendah
b. Lingkungan tempat tinggal dan sosioekonomi yang buruk
c. Kader yang belum kompeten
d. Gizi buruk
e. Dana fogging yang tidak memadai
3. Alternatif pemecahan masalah bagi pelaksaaan program tersebut adalah
a. Gotong Royong Lingkungan
b. Menyebar nyamuk rekayasa
c. Koperasi Simpan Pinjam
4. Pemecahan masalah yang terpilih adalah Gotong Royong Lingkungan
Rencana Program Pemecahan Masalah Terpilih adalah Gotong Royong Lingkungan.
Gotong royong penting untuk membangun kesadaran dan kepedulian masyarakat terutama
akan lingkungan sekitarnya. Gotong royong ini dilaksanakan minimal 2 bulan sekali dengan
pengawasan puskesmas kelurahan setempat ditujukan untuk semua daerah dibawah
pengawasan puskesmas kelurahan termasuk rumah susun, rumah masyarakat umum dan
daerah permukiman padat penduduk. Gotong royong ini juga menggandeng pihak pemerintah
daerah DKI Jakarta sebagai pengawas umum kegiatan ini dan bertanggung jawab langsung ke
suku dinas kesehatan Jakarta Timur.

Anda mungkin juga menyukai