Anda di halaman 1dari 29

DOKUMEN RENCANA AKSELERASI DIGITALISASI

EKONOMI UNTUK PENGUATAN EKONOMI


MASYARAKAT DI MASA PANDEMI COVID-19

Oleh:
Yuwanita Dewi Prashintasari, S. Kom
Perencana Ahli Muda

PEMERINTAH KABUPATEN
BATANG TAHUN 2021

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pandemi Covid-19 yang tercatat mulai masuk ke wilayah Kabupaten Batang sejak awal
tahun 2020 sampai dengan saat ini Pandemi Covid-19 masih belum berakhir. Meskipun kurva
penambahan kasus positf Covid-19 sudah mulai melandai, namun masih diperlukan upaya
yang keras untuk pengendalian penyebaran Covid-19. Bukan hanya di sektor kesehatan,
Pandemi Covid-19 juga memberikan guncangan besar terhadap aspek sosial ekonomi
masyarakat, yang tentunya berimplikasi pada pencapaian Visi-Misi Bupati dan Wakil Bupati
Batang yang ditandai dengan menurunnya capaian indikator makro Kabupaten Batang
khususnya Pertumbuhan Ekonomi, Angka kemiskinan dan Tingkat Pengangguran Terbuka
(TPT). Kondisi ekonomi Kabupaten Batang mengalami kontraksi sebesar minus 1,29% pada
tahun 2020 setelah pada tahun sebelumnya mencapai angka 5,39%. Pandemi Covid-19 juga
berdampak pada meningkatnya angka kemiskinan sebesar 0,78% dan TPT sebesar 2,76%
pada tahun 2020 dibandingkan tahun 2019.
Beberapa kebijakan dalam rangka pengendalian penyebaran Covid-19 telah diambil
oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Batang diantaranya melalui Surat Edaran Sekretaris
Daerah Kabupaten Batang Nomor: 800/062/2020 tentang Penyesuaian Sistem Kerja Aparatur
Sipil Negara dalam Upaya Pencegahan Penyebaran COVID-19 di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Batang, dimana ASN menjalankan tugas kedinasan dengan bekerja dari rumah.
Selanjutnya Peraturan Bupati Batang Nomor 55 tahun 2020 tentang Penerapan Disiplin dan
Penegakan Protokol Hukum Kesehatan sebagai Upaya Pencegahan dan Pengendalian Corona
Virus Disease-19 (COVID-19) di Kabupaten Batang, serta Instruksi Bupati Batang Nomor
009 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2
Corona Virus Disease (COVID-19) di Kabupaten Batang, mengharuskan adanya pembatasan
interaksi fisik (physical distancing). Adanya kebijakan tersebut, telah merubah perilaku dan
pola pikir masyarakat. Masyarakat dihimbau untuk belajar, beribadah, dan bekerja dari rumah.
Interaksi yang semula dilakukan secara tatap muka (face to face) kini telah mengalami
pergeseran paradigma. Pandemi Covid-19 telah mengubah cara kerja, beraktivitas, belajar,
hingga bertransaksi menjadi serba online. Hal ini berdampak pada meningkatnya populasi

2
dunia maya (cyber space) sebagai konsekuensi logis dari adanya penggunaan akses internet
yang semakin masif. Pembangunan teknologi informasi dan komunikasi menjadi hal yang
sangat krusial, serta menjadi momentum untuk melakukan transformasi digital di setiap lini
kehidupan. Pembatasan interaksi sosial dianggap sebagai upaya pencegahan terbaik dalam
menekan laju penyebaran (flatenning the curve) Covid-19. Covid-19 telah menghadirkan
realitas baru, yakni semakin masifnya dunia digital. Masifnya dunia digital di Kabupaten
Batang dapat dilihat pada terus meningkatnya pertumbuhan sektor informasi dan komunikasi
pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Batang tahun 2020, dan tetap
tumbuh positif sebesar 17,13 persen di masa pandemi. Pandemi Covid-19 menunjukkan
bahwa fungsi dan ketersediaan infrastruktur digital menjadi sangat krusial. Perkembangan
digitalisasi yang semakin masif harus dibarengi pula dengan ketersediaan infrastruktur TIK
yang memadai. Namun bukan hanya infrastruktur TIK semata, literasi digital masyarakat juga
menjadi hal penting yang harus diperhatikan.
Digitalisasi dianggap sebagai peluang untuk mendongkrak perekonomian di masa
pandemi ini. Oleh karena itu, pentingnya menyusun sebuah perencanaan dan strategi untuk
percepatan digitalisasi ekonomi di Kabupaten Batang dalam upaya pemulihan ekonomi
Kabupaten Batang sebesar 5,9 persen di tahun 2022.

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi digitalisasi ekonomi di Kabupaten Batang saat ini?
2. Strategi apa yang akan diambil untuk percepatan digitalisasi ekonomi di Kabupaten
Batang?
3. Bagaimanakah rekomendasi penyusunan perencanaan program dan anggaran sebagai
implementasi dari pelaksanaan strategi tersebut?

C. Tujuan
Tujuan penyusunan dokumen perencanaan ini adalah un tu k me ru mu s k an strategi
jangka menengah percepatan digitalisasi ekonomi untuk penguatan ekonomi masyarakat
dampak Covid 19 dalam rangka mendorong tercapainya pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Batang.

D. Metodologi Penelitian
3
Metode penelitian menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif adalah metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakana untuk meneliti pada
kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan
sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbal. Teknik pengumpulan dengan
trianggulasi (gabungan), analisi data bersifat induktif/kualitatif dan hasil penelitian kualitatif
lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

E. Sumber Data

1. Data Primer

Dalam mengumpulkan data, peneliti melakukan wawancara secara langsung dengan


pemangku kebijakan.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari subjek penelitian,
dalam hal ini diperoleh dari dokumen, laporan maupun informasi dari website yang
relevan dengan tujuan penyusunan.

F. Teknik Analisis Data dan Kerangka Pikir

1. SWOT

Analisis SWOT adalah evaluasi terhadap semua kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman, yang terdapat pada individu atau organisasi.

a. Unsur-Unsur Analisis SWOT


1) Kekuatan (Strenght)
Analisis terhadap unsur kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan. Misalnya saja
menganalisis tentang kelebihan apa saja yang dimiliki perusahaan seperti dari segi
teknologi, kualitas hasil produksi, lokasi strategis, atau unsur kekuatan lainnya yang
lebih menekankan pada keunggulan perusahaan. Biasanya dalam analisis SWOT
perusahaan cenderung akan membuat sebanyak mungkin daftar kekuatan sebagai
upaya kompetisi.

2) Kelemahan (Weakness)

Selain melihat unsur kekuatan perusahaan, sangat penting untuk mengetahui apa
kelemahan yang dimiliki perusahaan. Untuk mengetahui kelemahan perusahaan bisa
dengan melakukan perbandingan dengan pesaing seperti apa yang dimiliki perusahaan
4
lain namun tidak dimiliki perusahaan Anda. Jika ingin membuat daftar kelemahan
perusahaan secara lebih obyektif bisa dengan testimoni konsumen yang umumnya
lebih mengetahui apa yang kurang dari sebuah perusahan.

3) Peluang (Opportunity)

Unsur peluang biasanya dibuat pada saat awal membangun bisnis. Ini karena
bisnis dibentuk berdasarkan peluang atau kesempatan untuk menghasilkan
keuntungan. Unsur peluang termasuk daftar apa saja yang memungkinkan bisnis
mampu bertahan dan diterima di masyarakat, baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang.

4) Ancaman (Threats)

Analisis terhadap unsur ancaman sangat penting karena menentukan apakah bisnis
dapat bertahan atau tidak di masa depan. Beberapa hal yang termasuk unsur ancaman
misalnya banyaknya pesaing, ketersediaan sumber daya, jangka waktu minat
konsumen, dan lain sebagainya.

2. USG
       Urgency, Seriousness, Growth (USG)  adalah salah satu alat untuk menyusun urutan
prioritas isu yang harus diselesaikan. Caranya dengan menentukan tingkat urgensi,
keseriusan, dan perkembangan isu dengan menentukan skala nilai 1 – 5 atau 1 – 10. Isu
yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas. Untuk lebih jelasnya,
pengertian urgency, seriousness, dan growth dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang tersedia
serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang
menyebabkan isu tadi.
b. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul
dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat
yang menimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak
dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang
dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih serius bila dibandingkan dengan suatu
masalah lain yang berdiri sendiri.
c. Growth

5
Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan
kemungkinan masalah penyebab isu akan makin memburuk kalau dibiarkan.
Kerangka Pikir

Kondisi Saat ini

1. Analisis Faktor
Internal

USG

Alternatif Strategi
StrategiTerpilih
Terpilih
Strategi

RencanaRencana
ProgramProgram
dan anggaran

Analisis Faktor
Eksternal

Percepatan
Digitalisasi Ekonomi

Sumber : Analisis Penyusun

6
BAB II
ANALISIS PERMASALAHAN

A. KONDISI DIGITALISASI EKONOMI BATANG

Sejak adanya Pandemi Covid-19, digitalisasi ekonomi menjadi alternatif untuk tetap
berjalannya aktivitas ekonomi dimasa Pandemi di Batang. Pemerintah Daerah Kabupaten
Batang pun terus mendorong masyarakat untuk beradaptasi dengan dunia digital untuk tetap
memperluas peluang pemasaran di masa pandemi. Beberpa upaya telah dilakukan
Pemerintah Kabupaten Batang selain melalui penyediaan infrastruktur TIK, adalah
mendorong para pedagang pasar tradisional di Kabupaten Batang untuk mulai beradaptasi
dengan digitalisasi pasar melalui pelatihan khusus bagi para pedagang pasar agar mereka
dapat memanfaatkan berbagai aplikasi pemasaran digital. Selain difokuskan pada
pemanfaatan pasar daring, pelatihan juga difokuskan pada sistem pembayaran daring inovasi
Bank Indonesia bernama QRIS.

Marketplace
Pemerintah Kabupaten Batang melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Koperasi juga telah membangun sebuah marketplace “Dotukura” sebagai sarana jual beli
online bagi masyarakat Batang. Aplikasi dotukara merupakan inovasi belanja secara online
yang memanfaatkan iformasi teknologi (IT) yang bisa diunduh melalui smartphone. Dimasa
pendemi ini, adanya aplikasi ini diharapkan akan mengurangi masyarakat keluar rumah saat
mencari barang barang kebutuhan sehari hari. Aplikasi itu berisi seluruh produk yang dijual
di Pasar Induk Batang. Mulai dari arang, daging, ikan hingga sayur mayur. Untuk tahap
pertama, pihaknya memusatkan kegiatan jual belinya di pasar Batang. Barang yang dibeli
melalui aplikasi tersebut pun berkualitas pasar modern, karena tim admin akan memastikan
kebersihan dan sterilitas barang yang dibeli konsumen. Saat ini ada 1.500 pedagang yang
jadi mitra Dotukura. Di Pasar Induk Batang sendiri juga sudah 200 jenis barang. Dalam
aplikasi tersebut, semua pengelolaan dilakukan oleh anggota paguyuban pasar, mulai proses
transaksi jual beli, kurir hingga pembayaran, sehingga lebih cepat dan praktis.

Infrastruktur Digital
Saat ini, di Kabupaten Batang terdapat Menara komunikasi sebanyak 212 menara

7
telekomunikasi yang tersebar di 15 Kecamatan di Kabupaten Batang. Jumlah ini meningkat
jika dibandingkan dengan tahun 2018 sebanyak 180 menara telekomunikasi.
Tabel 1.1
Jumlah Menara Telekomunikasi Menurut Kecamatan dan Ketinggian di Kabupaten Batang,
2020
Kecamatan Ketinggian/Elevation (meter)
Subdistrict Jumlah
< 50 50 - 70 70 +
  Total

(1) (2) (3) (4) (5)


1 Wonotunggal 2 2 5 9
2 Bandar 5 6 6 17
3 Blado 1 2 8 11
4 Reban 1 1 3 5
5 Bawang 4 1 6 11
6 Tersono 1 1 3 5
7 Gringsing 1 18 9 28
8 Limpung 1 6 3 10
9 Banyuputih 2 4 11 17
10 Subah 6 6 9 21
11 Pecalungan 1 3 4 8
12 Tulis 2 4 5 11
13 Kandeman 8 5 5 18
14 Batang 12 14 5 31
15 Warungasem 1 5 4 10
Jumlah 2020 48 78 86 212
Total 2019 48 78 86 212
2018 31 63 86 180
Sumber : DPUPR Kab. Batang, 2021

Sedangkan jumlah infrastruktur jaringan internet yang dikelola oleh Dinas


Komunikasi dan Informatika Kabupaten Batang adalah sebagai berikut :

Tabel 1.2
Jumlah Infrastruktur Jaringan Internet yang Dikelola oleh Dinas
Komunikasi dan Informatika Kabupaten Batang
RINCIAN 2020
Jumlah Perangkat Daerah yang tersambung dengan jaringan 31
local internet Dinas Komunikasi dan Informatika dengan

8
menggunakan fiber optik
Jumlah desa yang tersambung dengan jaringan local internal 7
dinas Komunikasi dan Informatika melalui wireless/radio
Jumlah titik Free Wifi yang dikelola Dinas Komunikasi dan 51
Informatika
Sumber : Dinas Komunikasi dan Informatika Kab. Batang, 2021

Jumlah Jaringan Komunikasi


Jumlah jaringan komunikasi di Kabupaten Batang dalam periode tahun 2018-2020
terus mengalami peningkatan, dari sebesar 110 titik menjadi 120 titik.

Jumlah jaringan komunikasi


122
120 120
118
116
115
114
112
110 110
108
106
104
2018 2019 2020

Jumlah jaringan komunikasi

Sumber : Dinas Komunikasi dan Informatika Kab. Batang, 2021

Blankspot
Kondisi infrastruktur TIK di Kabupaten Batang masih belum maksimal yang ditandai
dengan masih terdapatnya beberapa blankspot di beberapa wilayah di Kabupaten Batang.
Dari 248 desa di Kabupaten Batang terdapat 21 desa di 6 (enam) Kecamatan yang
merupakan blankspot area sehingga masyarakat pada daerah tersebut tidak dapat mengakses
internet.
A. Peta Blankspot di Kabupaten Batang
No. Kecamatan Desa Titik Koordinat
1 Wanar -07.07122,109.95621
2 Satrian -6.9899771,109.9686202
TERSONO
3 Kranggan -07.00496,109.95947
4 Sidalang -07.06797,109.96604
5 REBAN Mojotengah -7.13464, 109.88042
6 Cablikan -7.1091022,109.8630675

9
7 Ngroto -7.1099498,109.8665482
8 Ngadirejo -7.106026,109.8678613
9 Gombong -7.0026173, 109.8589602
10 PECALUNGAN Siguci -7.0186011,109.8242665
11 Keniten -7.0383922,109.8839161
12 SILURAH -07.08515,109.76738
13 SODONG -07.06285,109.76777
WONOTUNGGAL
14 GRINGGINGSARI -7.0493691,109.7510733
15 SIGAYAM -6.9842413,109.7612705
16 Pranten -7.1927062,109.9021666
17 BAWANG Kebaturan -7.1338003,109.9342457
18 Sibebek -7.0835545,109.9108945
19 Desa Kembanglangit -7.1109592,109.8154542
20 BLADO Desa Kalisari -7.1100649,109.8552076
21 Desa Gondang -7.111444,109.8285272
Sumber : Dinas Komunikasi dan Informatika Kab. Batang, 2021

Penggunaan Internet di Batang selama Pandemi


Pengguna internet di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, mengalami peningkatan seiring
aktivitas bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH) dan pembelajaran jarak jauh
(PJJ). peningkatan jumlah pengguna internet baru mulai terasa sejak awal Maret hingga
Desember 2020 lalu, dengan persentase peningkatan mencapai 33 persen atau 300 pemasang
baru. Pertumbuhan pengguna internet meningkat karena meningkatnya kebutuhan
masyarakat terhadap akses internet, khususnya pelajar dan mahasiswa, serta pekerja yang
melaksanakan WFH. Bahkan sampai dengan akhir Desember 2021, pengguna internet
diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan sebesar 30 persen.

B. KEBIJAKAN YANG TELAH DIAMBIL PEMERINTAH DAERAH


KABUPATEN BATANG

Beberapa kebijakan dalam rangka pengendalian penyebaran Covid-19 telah diambil


oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Batang diantaranya melalui Surat Edaran Sekretaris
Daerah Kabupaten Batang Nomor: 800/062/2020 tentang Penyesuaian Sistem Kerja
Aparatur Sipil Negara dalam Upaya Pencegahan Penyebaran COVID-19 di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Batang, dimana ASN menjalankan tugas kedinasan dengan bekerja
dari rumah. Selanjutnya Peraturan Bupati Batang Nomor 55 tahun 2020 tentang Penerapan
10
Disiplin dan Penegakan Protokol Hukum Kesehatan sebagai Upaya Pencegahan dan
Pengendalian Corona Virus Disease-19 (COVID-19) di Kabupaten Batang, serta Instruksi
Bupati Batang Nomor 009 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat (PPKM) Level 2 Corona Virus Disease (COVID-19) di Kabupaten Batang,
mengharuskan adanya pembatasan interaksi fisik (physical distancing). Pemerintah
Kabupaten Batang juga telah melakukan refocusing anggaran dalam rangka penanggulangan
dampak Covid-19 yang difokuskan pada penguatan sistem kesehatan, penguatan jaring
pengaman sosial dan pemulihan ekonomi. Upaya penguatan sistem kesehatan antara lain
melalui deteksi dini serta penanganan dan pengobatan penyakit, Peningkatan upaya promotif
dan preventif melalui Promkes, germas dan PHBS; perlindungan tenaga medis dan
perlindungan kelompok rentan. Upaya pemulihan ekonomi daerah dan jaring pengaman
sosial antara lain melalui peningkatan investasi dan peningkatan nilai tambah pada sektor
unggulan Kabupaten Batang seperti industri pengolahan, pertanian, perdagangan serta
pariwisata, penguatan kewirausahaan dan UMKM, peningkatan ketahanan pangan,
peningkatan kesempatan kerja dan produktivitas tenaga kerja. Ekonomi juga akan tumbuh
dengan didukung dengan pembangunan infrastruktur pendukung dalam upaya meningkatkan
distribusi barang dan jasa ekonomi. upaya pemulihan kondisi sosial dan penguatan
perlindungan sosial yang dilakukan melalui mengurangi beban pengeluaran masyarakat
dengan memberikan kemudahan akses berupa bantuan atau stimulan pendidikan, kesehatan,
pangan, rumah layak, dan akses KB, optimalisasi pemberdayaan masyarakat, serta bantuan
sosial/subsidi untuk masyarakat miskin, penanganan masalah kesejahteraan sosial dan
jaminan sosial dan jaminan kesehatan warga miskin. Selain upaya-upaya tersebut, kebijakan
berikutnya adalah refocusing dan realokasi anggaran guna percepatan penanganan Covid-19
sesuai dengan beberapa ketentuan terkait realokasi anggaran baik yang bersumber dari dana
transfer maupun penyesuaian Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Daerah.
Kebijakan-kebijakan tersebut diharapkan dapat mengurangi dampak dari sisi kesehatan,
sosial dan ekonomi masyarakat, meskipun di sisi lain beberapa kebijakan seperti physical
distancing berdampak pada penurunan aktivitas ekonomi masyarakat.

11
C. PERUMUSAN ALTERNATIF
A. Analisis Lingkungan Strategis
Untuk menentukan strategi yang paling tepat, perlu dilakukan analisa lingkungan
yang mempertimbangkan seluruh faktor lingkungan internal yang terdiri atas kekuatan
dan kelemahan, serta faktor lingkungan eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman
yang dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Batang melalui analisis SWOT. Penentuan
bobot setiap faktor mulai dari 1 (sangat penting) sampai dengan 0 (tidak penting)
disesuaikan dengan hasil pengumpulan data, wawancara bersama dengan para pembuat
kebijakan. Bobot dihitung, 0.0 (tidak penting) sampai 1.0 (sangatpenting). Begitu pula
pemberian nilai untuk Kekuatan (strength) dan Kelemahan (weakness). Jumlah bobot
untuk Peluang (opportunity) dan Tantangan (threat) adalah 1.00.
Berikut ini akan disajikan analisis SWOT (Strength, Weakneses, Opportunity dan
Threat) dengan menggunakan Internal Analysis Faktor Summary (IFAS) sebagai alat
analisis.
a. Analisis Lingkungan Internal
Kekuatan (strength)
- Jaringan komunikasi sudah terbangun sebesar 89,23 persen, dan 94 persen desa
di kabupaten Batang sudah terkoneksi jaringan selular dengan 190 BTS yang
tersebar di wilayah Kabupaten Batang
- Infrastruktur TIK dan digital menjadi salah satu prioritas dalam RPJMD
Kabupaten Batang dalam mendukung terwujudnya Smart City.
- Adanya regulasi yang mendukung pembangunan infrastruktur TIK di Batang.
- Batang telah memiliki marketplace sebagai sarana jual beli online.
Kelemahan (weakness)
- Belum meratanya akses internet di Batang.
- Kemampuan APBD Kabupaten Batang yang terbatas.
- Masih terbatasnya kapasitas dan jumlah SDM bidang komunikasi dan informasi.
Pembobotan dan rating untuk faktor internal
Tabel 3.2 Internal Analysis Faktor Summary ( IFAS)
Faktor Bobot Rate Skor
Kekuatan/Kelemahan
Kekuatan (S) Jaringan komunikasi sudah
0,18 5 0,9
terbangun di Kab. Batang

12
Infrastruktur TIK dan
digital menjadi salah satu
0,12 3 0,36
prioritas dalam RPJMD
Kabupaten Batan
Adanya regulasi yang
mendukung pembangunan 0,12 4 0,48
infrastruktur TIK
Batang telah memiliki
marketplace sebagai sarana 0,08 4 0,32
jual beli online
Kelemahan (W) Belum meratanya akses
0,17 4 0,68
internet di Batang
Kemampuan APBD
Kabupaten Batang yang 0,2 4 0,8
terbatas
Masih terbatasnya kapasitas
dan jumlah SDM bidang 0,13 3 0,39
komunikasi dan informasi
1   3,93
Sumber : Analisis Penyusun
b. Analisis Lingkungan Eksternal
Peluang (opportunities)
- Pemanfaatan Dana desa dapat mendorong tumbuhnya ekonomi digital di daerah
pedesaan.
- Akselerasi transformasi dan pembangunan infrastruktur digital akan
mewujudkan inklusi masyarakat di wilayah prioritas pembangunan, dan
mendorong kesetaraan, misalnya membuka lapangan pekerjaan bagi perempuan
dan kalangan disabilitas untuk berpartisipasi dalam mata rantai perdagangan
elektronik/e-commerce.
- Masyarakat Batang pada umumnya telah akrab dan familiar dengan teknologi
informasi.
- Banyaknya provider yang menyediakan layanan internet di wilayah Kabupaten
Batang.
- Masyarakat Batang telah banyak yang memiliki laptop maupun ponsel..
- Adanya dukungan dari sektor swasta terhadap pembangunan infrastruktur
digital di Kabupaten Batang.
- Adanya dukungan dari Perguruan Tinggi yang berlokasi di Batang.
13
Ancaman (threats)
- Dari 239 desa dikabupaten Batang baru 145 desa yang menerapkan smart
village, artinya masih cukup banyak masyarakat Batang yang belum bisa
memanfaatkn teknologi secara maksimal.
- Masih terdapat 21 desa di Kabupaten Batang yang merupakan blankspot area.
- Masyarakat belum sepenuhnya paham dan menyadari pentingnnya pemanfaatan
teknologi untuk menunjang aktivitas ekonomi.
- Digitalisasi berdampak pada meningkatnya kebutuhan anggaran untuk membeli
kuota internet.
Pembobotan dan rating untuk faktor eksternal

Tabel 3.3 Eksternal Analisis Faktor Summary ( EFAS)


Faktor Bobot Rate Skor
Kekuatan/Kelemahan
Peluang (O) Pemanfaatan Dana desa
dapat mendorong
0,12 4 0,48
tumbuhnya ekonomi digital
di daerah pedesaan
Akselerasi transformasi dan
pembangunan infrastruktur
0,13 4 0,52
digital akan mewujudkan
inklusi masyarakat
Masyarakat Batang pada
umumnya telah akrab dan
0,05 3 0,15
familiar dengan teknologi
informasi
Banyaknya provider yang
menyediakan layanan
0,08 4 0,32
internet di wilayah
Kabupaten Batang
Masyarakat Batang telah
banyak yang memiliki 0,05 3 0,15
laptop maupun ponsel
Adanya dukungan dari
sektor swasta terhadap
0,12 3 0,36
pembangunan infrastruktur
digital di Kabupaten Batang
Adanya dukungan dari 0,1 3 0,3
14
Perguruan Tinggi yang
berlokasi di Batang
Tantangan (T) masih cukup banyak
masyarakat Batang yang
0,1 3 0,3
belum bisa memanfaatkn
teknologi secara maksimal
Masih terdapat 21 desa di
Kabupaten Batang yang 0,1 3 0,3
merupakan blankspot area
Masyarakat belum
sepenuhnya paham dan
menyadari pentingnnya
0,1 3 0,3
pemanfaatan teknologi
untuk menunjang aktivitas
ekonomi
meningkatnya kebutuhan
anggaran untuk membeli 0,05 2 0,1
kuota internet
1 3,28
Sumber : Analisis Penyusun

Tabel 3.4 Posisi Rencana Percepatan Digitalisasi Ekonomi dilihat dari aspek
Strenght, Weaknesses, Opportunity dan Threat

IFAS 3,93 EFAS 3,28

Total Skor Kekuatan 2,0 Total Skor 2,28


(S) 6 Peluang (O)

Total Skor 1,8 Total Skor 1,00


Kelemahan (W) 7 Ancaman (T)

S-W 0,1 O-T 1,28


9
Sumber : Analisis Penyusun
Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat menentukan posisi Rencana Percepatan
Digitalisasi Ekonomi dalam diagram berikut :

15
Diagram Posisi posisi Rencana Percepatan Digitalisasi Ekonomi

KW III KW I

(1,2
W 8 ;
S
0,19
)

KW IV KW II

T
Memperhatikan diagram diatas, bahwa posisi Rencana Percepatan Digitalisasi
Ekonomi berada diantara Kekuatan (S), Kelemahan (W), Peluang (O) dan tantangan (T)
berada pada Kuadran I, yang bermakna bahwa Percepatan Digitalisasi Ekonomi
memiliki peluang yang sangat besar untuk di jalankan dalam upaya mendukung
penguatan ekonomi daerah utamanya di masa pandemi seperti saat ini.

B. Strategi Akselerasi Digitalisasi Ekonomi

Setelah memetakan analisis lingkungan strategis (kekuatan, kelemahan, peluang


dan ancaman) yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Batang dalam upaya akselerasi
digitalisasi ekonomi melalui optimalisasi kolaborasi antar pemangku kepentingan,
diperoleh strategi alternatif yang dapat diambil. Terdapat 4 (empat) langkah
penentuan strategi yaitu: 1) Strategi SO menggunakan kekuatan internal organisasi
untuk memanfaatkan peluang eksternal, 2) Strategi ST menggunakan kekuatan
internal organisasi untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal,
3) Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan
memanfaatkan peluang eksternal, dan 4) Strategi WT bertujuan untuk mengurangi

16
kelemahan internal dengan menghindari ancaman eksternal.

1) Strategi SO

- Meningkatkan dukungan infrastruktur TIK dengan menyelesaikan


pembangunan jaringan sesuai keperluan dan penuntasan blankspot area.

- Melibatkan sektor swasta, akademisi dan masyarakat dalam upaya


percepatan digitalisasi ekonomi.

2) Strategi ST

- Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pemanfaatan teknologi


informasi.

- Mendorong masyarakat untuk memanfaatkan teknologi informasi sebagai


media promosi dan pemasaran.

- Meningkatkan layanan free wifi.

3) Strategi WO

- Meningkatkan penyediaan infrastruktur TIK melalui alternatif


penganggaran di luar APBD dengan melibatkan dukungan sektor swasta dan
masyarakat.

- Meningkatkan literasi digital melalui kolaborasi antar pemangku


kepentingan ( Pemerintah Daerah, Media, Komunitas, Akademisi dan
Swasta)

- Peningkatan kapasitas SDM bidang komunikasi dan informasi.

- Penambahan usulan formasi Pranata Komputer pada pengadaan Calon


Aparatur Sipil Negara (CASN).

4) Strategi WT

- Berkolaborasi dengan sektor swasta dalam penyediaan layanan wifi gratis.

- Kolaborasi antara Pemeritah Kabupaten Batang dengan akademisi dan


swasta untuk melakukan pendampingan terhadap masyarakat dalam
pemanfaatan.teknologi informasi.
Tabel 3.5 Matriks SWOT

Kekuatan (S) Kelemahan (W)

17
1. Jaringan komunikasi 1. Belum meratanya
sudah terbangun akses internet di
sebesar 89,23 persen, Batang
dan 94 persen desa di 2. Kemampuan APBD
kabupaten Batang Kabupaten Batang
sudah terkoneksi yang terbatas
jaringan selular dengan
3. Masih terbatasnya
190 BTS yang tersebar
kapasitas dan jumlah
di wilayah Kabupaten
SDM bidang
Batang
komunikasi dan
2. Jaringan komunikasi informasi
sudah terbangun
sebesar 89,23 persen,
dan 94 persen desa di
kabupaten Batang
sudah terkoneksi
jaringan selular dengan
190 BTS yang tersebar
di wilayah Kabupaten
Batang

3. Adanya regulasi yang


mendukung
pembangunan
infrastruktur TIK di
Batang

4. Batang telah memiliki


marketplace sebagai
sarana jual beli online

Peluang (O) Strategi S-O Strategi W-O

1. Pemanfaatan Dana 1. Meningkatkan 1. Meningkatkan


desa dapat mendorong dukungan penyediaan
18
tumbuhnya ekonomi infrastruktur TIK infrastruktur TIK
digital di daerah dengan melalui alternatif
pedesaan menyelesaikan penganggaran di luar

2. Akselerasi pembangunan APBD dengan

transformasi dan jaringan sesuai melibatkan dukungan

pembangunan keperluan dan sektor swasta dan

infrastruktur digital penuntasan blankspot masyarakat.

akan mewujudkan area. 2. Meningkatkan literasi


inklusi masyarakat di 2. Melibatkan sektor digital melalui
wilayah prioritas swasta, akademisi kolaborasi antar
pembangunan, dan dan masyarakat pemangku
mendorong dalam upaya kepentingan
kesetaraan, misalnya percepatan ( Pemerintah Daerah,
membuka lapangan digitalisasi ekonomi. Media, Komunitas,
pekerjaan bagi Akademisi dan
perempuan dan Swasta)
kalangan disabilitas 3. Peningkatan kapasitas
untuk berpartisipasi SDM bidang
dalam mata rantai komunikasi dan
perdagangan informasi.
elektronik/e-
4. Penambahan usulan
commerce
formasi Pranata
3. Masyarakat Batang Komputer pada
pada umumnya telah pengadaan Calon
akrab dan familiar Aparatur Sipil Negara
dengan teknologi (CASN).
informasi

4. Banyaknya provider
yang menyediakan
layanan internet di
wilayah Kabupaten
Batang

19
5. Masyarakat Batang
telah banyak yang
memiliki laptop
maupun ponsel

6. Adanya dukungan dari


sektor swasta
terhadap
pembangunan
infrastruktur digital di
Kabupaten Batang

7. Adanya dukungan dari


Perguruan Tinggi yang
berlokasi di Batang

Tantangan (T) Strategi S-T Strategi W-T

1. Dari 239 desa 1. Meningkatkan 1. Berkolaborasi dengan


dikabupaten Batang kemampuan sektor swasta dalam
baru 145 desa yang masyarakat dalam penyediaan layanan
menerapkan smart pemanfaatan wifi gratis.
village, artinya masih teknologi informasi. 2. Kolaborasi antara
cukup banyak 2. Mendorong Pemeritah Kabupaten
masyarakat Batang masyarakat untuk Batang dengan
yang belum bisa memanfaatkan akademisi dan swasta
memanfaatkn teknologi informasi untuk melakukan
teknologi secara sebagai media pendampingan
maksimal promosi dan terhadap masyarakat
2. Masih terdapat 21 pemasaran. dalam
desa di Kabupaten 3. Meningkatkan pemanfaatan.teknologi
Batang yang layanan free wifi. informasi.
merupakan blankspot
area

3. Masyarakat belum
sepenuhnya paham
20
dan menyadari
pentingnnya
pemanfaatan teknologi
untuk menunjang
aktivitas ekonomi

4. Digitalisasi
berdampak pada
meningkatnya
kebutuhan anggaran
untuk membeli kuota
internet

Sumber : Analisis Penyusun

D. PENGKAJIAN DAN PENENTUAN ALTERNATIF

Setelah dapat dihasilkan rumusan strategi berdasarkan analisis SWOT sebagaimana


pada tahapan sebelumnya, maka langkah selanjutnya adalah mengkaji kelompok strategi
yang dinilai paling relevan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi sekaligus
mencapai tujuan yang diinginkan.

Sebelum melangkah pada tahap pengkajian, terlebih dahulu akan dilakukan


simplifikasi rumusan strategi dengan mempertimbangkan kedekatan substansi antar
rumusan strategi yang telah diperoleh pada tahapan sebelumnya, sehingga kemudian
dapat dihasilkan rumusan strategi baru yang lebih komprehansif serta dapat mewadahi
rumusan strategi lama yang memiliki kedekatan substansial tersebut, yaitu dengan
melakukan teknik pemetaan sederhana sebagaimana digambarkan dalam grafik berikut :

21
Gambar 1.1. Proses Simplifikasi Strategi Hasil Analisis SWOT

RUMUSAN STRATEGI LAMA STRATEGI BARU

Meningkatkan dukungan infrastruktur Meningkatkan pemerataan akses


digital dengan menyelesaikan infrastruktur digital dan penuntasan

pembangunan jaringan sesuai keperluan blankspot area

dan penuntasan blankspot area.


Melibatkan sektor swasta, akademisi dan Mengembangkan kolaborasi pentahelix
masyarakat dalam upaya percepatan dalam penyediaan infrastruktur digital

digitalisasi ekonomi. dan peningkatan literasi digital

Meningkatkan kemampuan masyarakat Peningkatakan literasi digital


dalam pemanfaatan teknologi informasi. masyarakat

Mendorong masyarakat untuk Peningkatan kualitas SDM bidang


memanfaatkan teknologi informasi komunikasi dan informasi

sebagai media promosi dan pemasaran.


Meningkatkan layanan free wifi.
Meningkatkan penyediaan infrastruktur
TIK melalui alternatif penganggaran di
luar APBD dengan melibatkan dukungan
sektor swasta dan masyarakat.
Meningkatkan literasi digital melalui
kolaborasi antar pemangku kepentingan (
Pemerintah Daerah, Media, Komunitas,
Akademisi dan Swasta)

Peningkatan kapasitas SDM bidang


22
komunikasi dan informasi.
Penambahan usulan formasi Pranata
Komputer pada pengadaan Calon
Aparatur Sipil Negara (CASN).
Berkolaborasi dengan sektor swasta
dalam penyediaan layanan wifi gratis.
Kolaborasi antara Pemeritah Kabupaten
Batang dengan akademisi dan swasta
untuk melakukan pendampingan terhadap
masyarakat dalam pemanfaatan.teknologi
informasi.

Sumber : Analisis penyusun

Berdasarkan proses simplifikasi strategi dapat diperoleh sejumlah 5 (lima) alternatif


strategi baru sebagai pilihan untuk percepatan digitalisasi ekonomi di Kabupaten Batang,
yaitu :

1. Meningkatkan pemerataan akses infrastruktur digital dan penuntasan blankspot area;

2. Mengembangkan kolaborasi pentahelix dalam penyediaan infrastruktur digital dan


peningkatan literasi digital;

3. Peningkatakan literasi digital masyarakat;

4. Peningkatan kualitas SDM bidang komunikasi dan informasi.

Dari keempat strategi diatas akan dikaji lebih lanjut guna menentukan 1 (satu)
strategi terbaik untuk percepatan digitalisasi ekonomi di Kabupaten Batang melalui
skoring dengan melihat keterkaitan strategi dengan unsur-unsur kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman yang telah diidentifikasi dan dilakukan skoring sebelumnya,
kemudian mengakumulasikan jumlah skor pada tiap-tiap unsurnya. Semakin besar skor
yang diperoleh, artinya strategi tersebut dianggap semakin mampu menjawab
permasalahan yang ada.

Pengkajian pilihan strategi terbaik untuk meningkatkan efektivitas penerapan SAKIP


di Kabupaten Semarang akan dilakukan dengan menggunakan metode USG yang
didasarkan pada 3 (tiga) aspek penilaian, yaitu : aspek tingkat urgensitas/keterdesakannya
untuk segera dilakukan (aspek Urgency/U), aspek keseriusan dampak yang diakibatkan
oleh strategi terhadap tujuan penyusunan rencana (aspek Seriousness/S), serta aspek
23
dampak strategi tersebut di masa mendatang terhadap pencapaian tujuan rencana (aspek
Growth/G).

Pengkajian alternatif strategi terbaik berdasarkan ketiga aspek tersebut dapat


disimulasikan sebagaimana dalam tabel berikut :

Tabel 3.6 Pengkajian Alternatif Solusi Terbaik dengan Menggunakan Metode


USG

Total
Scoring (Dalam Skala 1-5)
Skor
No. Alternatif Strategi

Urgency Seriousness Growth

1. Meningkatkan pemerataan akses


infrastruktur digital dan penuntasan 5 5 3 13
blankspot area

2. Mengembangkan kolaborasi pentahelix


dalam penyediaan infrastruktur digital dan 5 5 5 15
peningkatan literasi digital

3. Peningkatakan literasi digital masyarakat 5 4 3 12

4. Peningkatan kualitas SDM bidang


4 4 3 11
komunikasi dan informasi

Sumber : Analisis Penyusun

Berdasarkan hasil pengkajian alternatif dengan menggunakan bantuan metode USG


diatas, maka dapat diketahui bahwa pilihan strategi Mengembangkan Kolaborasi
Pentahelix dalam Penyediaan Infrastruktur Digital dan Peningkatan Literasi
Digital berhasil mendapatkan total skor tertinggi, yaitu sebesar 15.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Mengembangkan Kolaborasi


Pentahelix dalam Penyediaan Infrastruktur Digital dan Peningkatan Literasi
Digital merupakan strategi yang paling tepat/relevan untuk diprioritaskan guna
percepatan digitalisasi ekonomi di Kabupaten Batang.

24
III. PENUTUP

A. KESIMPULAN
Covid-19 berdampak besar terhadap kondisi ekonomi Kabupaten Batang khususnya
pada 3 (tiga) sektor unggulan dengan kontribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten
Batang karena hambatan pada proses distribusi dan pemasaran sebagai konsekuensi
adanya kebijakan social distancing dan physical distancing. Oleh karena itu, untuk
pemulihan kondisi ekonomi Batang, diperlukan suatu solusi yang menjawab
permasalahan terkait hambatan distribusi dan pemasaran dengan tetap mematuhi
kebijakan pembatasan aktivitas sosial. Dalam hal ini, digitalisasi ekonomi menjadi salah
satu kebijakan yang telah diambil Pemerintah Kabupaten Batang sebagai satu solusi,
namun demikian diperlukan adanya sebuah akselerasi dalam prosesnya. Beberapa
alternatif strategi telah disusun dan dipilih berdasarkan pembobotan dan kriteria tingkat
urgensi dan potensi keberlanjutan pada masing-masing alternatif strategi, sehingga
diperoleh strategi dengan niali tertinggi yaitu “Mengembangkan Kolaborasi Pentahelix
dalam Penyediaan Infrastruktur Digital dan Peningkatan Literasi Digital”.

B. REKOMENDASI
Sebagai implementasi dari strategi yang telah dipilih, maka direkomendasikan
beberapa respon kebijakan sebagai berikut:
1) Rekomendasi rencana pelaksanaan strategi “Mengembangkan Kolaborasi
Pentahelix dalam Penyediaan Infrastruktur Digital dan Peningkatan Literasi
Digital” beserta peran dari masing-masing pihak yang terlibat yaitu Pemerintah
Daerah, Swasta (Dunia Usaha), Akademisi, Komunitas (Masyarakat) dan Media
dalam upaya percepatan digitalisasi ekonomi sebagai berikut:
1. Kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten Batang dengan sektor swasta
25
penyedia sinyal selular dan masyarakat (desa) dalam pemerataan infrastruktur
TIK di area blankspot dengan sumber dana APBDes.
Dalam kolaborasi ini peran masing-masing pihak adalah sebagai berikut:
 Pemerintah Kabupaten Batang sebagai fasilitator, yang memfasilitasi
skaligus sebagai mediator antara investor dengan pihak desa yang
merupakan area blankspot.
 Desa sebagai penyedia menara telekomunikasi sederhana melalui sumber
dana APBDes.
 Pihak swasta (Telkomsel) sebagai penyedia sinyal selular.
Melalui kolaborasi ini anfaat yang diperoleh Pemerintah Kabupaten
Batang adalah terlaksanya pemerataan infrastruktur telekomunikasi di
wilayah Batang tanpa membebani APBD karena penyediaan menara selular
dibangun oleh pihak Desa melalui sumber dana APBDes, sedangkan
penyediaan sinyal selular disediakan oleh pihak swasta sebagai bentuk
Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan. Sedangkan keuntungan
yang diperoleh pihak penyedia sinyal selular adalah branding image bagi
perusahaan penyedia sinyal selular. Sementara pihak desa juga tidak
dirugikan, karena manfaat yang diperoleh dari pemanfaatan teknologi
komunikasi.
2. Digitalisasi pasar melalui penyediaan Wifi gratis melalui kolaborasi
Pemerintah Daerah dengan pihak swasta (IPO Surge).
Dalam kolaborasi ini peran masing-masing pihak adalah sebagai berikut:
 Pemerintah Daerah memberikan fasilitasi kepada pihak swasta terkait
perijinan.
 Pihak swata menyediakan Wifi gratis pada pasar-pasar di Kabupaten
Batang.
Manfaat yang diperoleh melalui kolaborasi ini penyediaan Wifi gratis
tanpa membebani APBD, karena penyediaan Wifi dilakukan oleh pihak swasta.
Keuntungan yang lain adalah Pemerintah Daerah mendapatkan pendapatan
sewa dari penyewaan barang milik daerah serta bagi hasil dari pihak swasta
yang didapat melalui iklan berbayar. Sedangkan pihak swasta mendapatkan
keuntungan karena dapat memanfaatkan aset Pemerintah yang strategis serta
mendapatkan keuntungan dari iklan berbayar.

26
3. Membangun ekosistem talenta digital untuk penguatan literasi digital di
masyarakat melalui kolaborasi Pemerintah Daerah, akademisi, swasta,
komunitas serta media.
Dalam kolaborasi ini peran masing-masing pihak adalah sebagai berikut :
 Pemerintah Daerah berperan sebagai konseptor ekosistem talenta digital,
penyedia sarana prasaran TIK dan akses internet.
 Akademisi berperan sebagai mitra fasilitator, sekolah menengah atau
Perguruan Tinggi yang memiliki program pengabdian kepada masyarakat
untuk turun langsung mendampingi masyarakat.
 Swasta berperan sebagai sponsor atau ikut berperan sebagai pelatih
teknologi kepada masyarakat.
 Komunitas berperan sebagai akselerator, dalam hal ini komunitas
merupakan orang-orang dengan minat yang sama dan relevan dengan
literasi digital.
 Media berperan untuk mempercepat menyebarnya informasi terkait
ekosistem talenta digital dan membangkitkan semangat untuk belajar
teknologi digital kepada masyarakat.
Manfaat yang diperoleh melalui kolaborasi ini adalah meningkatnya
pengetahuan masyarakat terhadap penggunan teknologi sehingga akan
mempercepat transformasi digital dalam hal ini digitalisasi ekonomi di
Kabupaten Batang.
2) Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap rencana yang telah
disusun.
3) Rencana program dan anggaran yang telah disusun agar diintegrasikan dalam
dokumen Renja masing-masing Perangkat Daerah terkait.
4) Rencana Program dan Anggaran sebagai berikut :

27
Manfaat / relevansi Dengan Perencanaan Pembangunan
1. Rekomendasi-rekomendasi diatas akan disampaikan kepada Kepala Bapelitbang
Kabupaten Batang sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan di
RKPD dan Renja Perangkat Daerah terkait;
2. Dengan adanya penyusunan kebijakan diharapkan akan mempercepat penguatan dan
pemulihan ekonomi Kabupaten Batang, sehingga berimplikasi pada peningkatan
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Batang sebesar 5,9 persen di tahun 2022.

DAFTAR REFERENSI
1. Indonesia. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang
Klasifikasi, Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan dan Keuangan Daerah. Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1447. Kementerian Dalam Negeri.
Jakarta.
2. Bapelitbang Kabupaten Batang. 2017. Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kabupaten Batang Tahun 2017-2022. Pemerintah Kabupaten Batang, Batang.
3. Badan Pusat Statistik Kabupaten Batang. 2021. Kabupaten Batang Dalam Angka
2021. Badan Pusat Statistik, Batang.
4. kemenkopmk.go.id. (2021, 20 Pebruari). Pentahelix, Lima Unsur Kekuatan Dalam
Pengembangan Potensi Desa dan Kawasan Perdesaan Kian Mendapatkan Respon
Positif. Diakses pada 22 Maret 2021, dari https://www.kemenkopmk.go.id/pentahelix-
28
lima-unsur-kekuatan-dalam-pengembangan-potensi-desa-dan-kawasan-perdesaan-kian
5. liputan6.com. (2020, 30 November). Surge Bakal Hadirkan Akses Internet Gratis di
Ruang Publik. Diakses pada 23 Maret 2021, dari
https://www.liputan6.com/tekno/read/4421346/surge-bakal-hadirkan-akses-internet-
gratis-di-ruang-publik.

29

Anda mungkin juga menyukai