Anda di halaman 1dari 32

Pertemuan 1

Pengertian Manajemen Strategi

A. Manajemen Strategi diarti sebagai ilmu dan seni

1. Ilmu merupakan penjelasan (explanation) dan peramalan (prediction) suatu fenomena yang
terjadi.

Fenomena adalah peristiwa yang terjadi berkaitan dengan masalah manajemen khususnya
strategi. Contoh peristiwa, dengan strategi penjualan kredit diharapkan volume penjualan
meningkat, kenyataannya tidak mengalami peningkatan sesuai yang diharapkan
(diharapkan naik 35% kenyataan naik hanya 10%).

Manajemen strategi adalah proses memformulasikan,mengimplementasikan/melaksanakan,


memonitoring & evaluasi keputusan keputusan lintas fungsi dari organisasi untuk
mencapai tujuan.

Dengan demikian, manajemen strategi dari ilmu adalah menjelaskan dan memprediksi
kejadian yang berhubungan dengan memformulasikan, mengimplementasi, dan evaluasi
manajemen untuk mencapai tujuan organisasi

2. Seni merupakan keterampilan, keahlian dengan menggunakan instuisi dalam mencapai


tujuan.
Dengan demikian manajemen strategi dari sudut seni adalah ketrampilan dan atau keahlian
dalam menformulasikan, mengimplementasikan dan evaluasi stategi yang ditetapkan dalam
mencapai tujuan.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka fokus dari manajemen strategi mengelola dan
mengintegrasikan fungsi-fungsi; pemasaran (marketing), produksi/operasi (production and
operation), keuangan dan akuntansi (finance and accounting), pengembangan dan
penelitian (research and development), dan sistem informasi (information system) dalam
organisasi untuk mencapai tujuan.
Istilah manajemen strategi sering kali disebut perencanaan strategi (strategic planning)
istilah ini biasanya digunakan dalam dunia usaha. Istilah manejemen strategi digunakan
dalam dunia akademik.
Maksud atau manfaat manajemen strategi adalah membantu manajemen dalam
mengeksplorasi/menggali dan menciptakan peluang baru yang berbeda untuk masa yang
akan datang (long range planning) dalam mencapai tujuan.

B. Langkah-langkah Manajemen Strategi


Dalam Manjemen Strategi terdapat 3 tahap:
1. Merumuskan (formulation) strategi
Penjelasan

Langkah merumuskan strategi sebagai awal, meliputi;

a. menetapakan visi dan misi.

b. mengidentifikasi ekternal: peluang (opportunities),dan ancaman (threats).

c. Menentukan kondisi internal, kelemehan (weaknesses),dan kekuatan (strength).

d. membangun/mengembangkan tujuan jangka panjang.

e. membangun/menyusun berbagai altenatif strategi.

f. memilih strategi yang paling sesuai, impletasikan,dan mejalankan.

g. apakah organisasi akan memperluas pemasaran.

h. apakah akan melakukan merger, dsb

Hal ini disebabkan bahwa tidak ada organisasi yang tidak memiliki sumber daya tidak
terbatas. Jadi manajemen harus komitmen dalam melaksanakan strategi yang telah
diputuskan

• Alat analisis yang digunakan dalam perumusan strategi antara lain, SWOT/TOWS, BSC,
BCG.

• Hasil dari perumusan strategi adalah RENSTRA (dalam jangka 5 tahun atau kurang)

• Jika perumusan strategi dianalogikan dengan sistem informasi, yang terdiri input, proses
dan output dapat digambarkan sbb:

Input, terdiri dari:

1. Visi, misi, goal

2. Kondisi internal (sumber ekonomi & SDM, dll)

3. Budaya organisasi

4. Kepemimpinan

5. Karakteristik

Proses dengan SWOT/TOWS, BSC, BCG.

Output, terdiri dari:

1. Renstra
2. Rencana kerja/program kerja/renov (dalam 1 tahun)

3. Anggaran (1 tahun)

4. Kebijakan yang diperbarui

1. Menerapkan dan menjalankan strategi (Implementing and execution)


Penjelasan
Langkah kedua Mengimplementasikan/menjalankan strategi:
Rencana strategi mencakup berbagai aktivitas dan strategi dalam mencapai visi
perusahaan, dalam jangka panjang.
Untuk itu diturunkan kedalam renov/rkt/program kerja dalam satu tahun kerja.
Didasarkan renov selanjutnya disusunlah anggaran (budgeting).
Dengan demikian budgeting disusun mendasarkan rencana operasional yang dikonversi
dengan nilai uang (rupiah)
Didasarkan budgeting ini dilaksanakan atau dijalankan.
Jadi budgeting berfungsi:
1. Perencanaan
2. Pedoman pelaksanaan yang legal, karena budgeting harus mendapatkan persetujuan
Dewan Komisaris.
3. Alat pengendalian
4. Alat koordinasi

Input dari Implementasi antara lain;


1. Budgeting
2. SOP, SPI
3. Kebijakan-kebijakan
4. Renop
Proses meliputi:
1. Peralatan
2. Sofware
3. Bahan baku
4. SDM (unit organisasi terkait)
Output meliputi:
1. Produk organisasi
2. Jasa yang dihasilkan setiap unit orgnisasi

3. Memonitoring dan evaluasi (evaluation and monitoring)

Penjelasan

Langkah ketiga Monitoring dan evaluasi


Langkah ini dapat dianalogikan dengan fungsi manajemen yaitu controlling
(pengawasan)
Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan
yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan goal/tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Dengan demikian unsur dari pengawasan antara lain:
1. Alat yang digunakan untuk melakukan monitoring
2. Obyek yang akan diukur
3. Pelaksanaan pengukuran/pengawasan
4. Hasil pengawasan/pengukuran
5. Penyajian hasil pengawasan dalam bentuk reporting

Input dari Monitoring;


1 Pelaksanaan dan realisasi pencapaian oleh tiap unit organisasi/obyek yang di
monitoring.
2. Laporan-laporan yang disusun oleh unit organisasi
3. Informasi yang diperoleh formal maupun tidak formal
Proses:
1. SDM (SPI)
2. Peralatan
3. Kuesioner
4. Software
Output;
1. Laporan monitoring yang berisi temuan (baik, kurang, cukup) rekomendasi

Pertemuan 2

Lingkungan Eksternal

Lingkungan Eksternal Organisasi Bisnis

Lingkungan Luar Lingkungan Luar Dekat /khusus;


Jauh (umum):
1 Pesaing
1. Politik Organisasi Bisnis
2. Kekuatan pemasok
2. Sosial Budaya
3. Konsumen
3. Ekonomi
4. Pendatang baru
4. Hukum
5. Kebutuhan modal
5. Teknologi
6. Keunggulan Biaya

7. Inovasi produk
A. Pengertian

Lingkungan eksternal merupakan faktor/variabel penting yang perlu dianalisis dalam


pengambilan suatu keputusan.

Pengenalan dan pemahaman tentang berbagai kondisi serta dampaknya menjadi hal mutlak yang
harus ditelaah lebih lanjut dikarenakan oleh beberapa hal diantaranya:

1. Jumlah dari faktor yang berpengaruh tidak konstan melainkan selalu berubah-ubah.

2. Intensitas dampaknya beraneka ragam.

3. Faktor tersebut bisa jadi suatu kejutan yang tidak dapat diprediksikan sebelumnya betapa
pun cermatnya analisis yang dilakukan.

Kondisi eksternal yang berada di luar kemampuan organisasi untuk mengendalikannya cukup
sulit.

B. Klasifikasi Lingkungan Ekternal

Teori manajemen strategi menyatakan bahwa faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh


terhadap pengambilan keputusan strategi dapat di klasifikasikan 2 jenis yaitu :

1)      Faktor –faktor eksternal yang Jauh.

2)      Faktor-faktor eksternal yang Dekat.

B.1 Lingkungan Eksternal Jauh (Lingkungan Sosial)

Faktor-faktor lingkungan eksternal yang Jauh pada intinya merupakan faktor-faktor yang
bersumber dari luar organisasi dan biasanya timbul terlepas dari situasi operasional yang
dihadapi oleh perusahaan yang bersangkutan, akan tetapi mempunyai dampak pada proses
manajerial dan operasional dalam organisasi (perusahaan) tersebut. Faktor-faktor lingkungan
eksternal yang Jauh meliputi beberapa variabel penting, diantaranya

1.  Faktor Ekonomi

2. Politik-hukum

3. Teknologi

4. Sosiokultural

Penjelasan

B.1.1 Faktor Ekonomi


Faktor ini berdampak secara nyata pada berbagai strategi. Variabel ekonomi mencerminkan
peluang dan ancaman perusahaan. Variabel – variabel ekonomi tersebut antara lain:

1. Tren GNP,

2. tingkat suku bunga,

3. persediaan uang,

4. tingkat inflasi,

5. tingkat pengangguran,

6. pengendalian upah/harga,

7. devaluasi/revaluasi,

8. ketersediaan energy dan biaya,

9. harga minyak dunia.

B.1.2 Politik-Hukum

Arah dan stabilitas faktor politik – hukum merupakan pertimbangan penting bagi para
manajer dalam merumuskan strategi.

Kendala politik dikenakan atas perusahaan melalui;

1. regulasi antitrust,

2. undang – undang perlindungan lingkungan,

3. undang – undang perpajakan, insentif khusus,

4. regulasi perdagangan luar negeri,

5. sikap terhadap perusahaan asing, undang – undang mengenai gaji dan promosi, serta
stabilitas pemerintahan.

B.1.3 Teknologi

Kemajuan teknologi dapat mempunyai dampak segera dan dramatis atas lingkungan
perusahaan.

Variabel teknologi yang perlu diperhatikan diantaranya:

1. total pengeluaran negara revaluasi dan devaluasi,

2. total pengeluaran industri untuk revaluasi dan devaluasi,


3. focus pada usaha –usaha yang berhubungan dengan teknologi,

4. perlindungan paten,

5. terciptanya produk baru,

6. pengembangan baru dalam transfer teknologi dari laboratorium ke pasar,

7. perbaikan produktivitas melalui otomatisasi.

B.1.4 Sosiokultural

Termasuk lingkungan ini meliputi;:

1. Perubahan gaya hidup,

2. harapan karir,

3. aktivisme konsumen,

4. tingkat formasi keluarga,

5. pertumbuhan tingkat populasi,

6. distribusi umur populasi,

7. pergeseran wilayah regional dalam populasi,

8. tingkat harapan hidup, tingkat kelahiran.

B.2 Lingkungan Eksternal Dekat

Faktor lingkungan eksternal dekat mempunyai dampak langsung pada operasionalisasi


perusahaan, seperti terhadap berbagai strategi dan kebijaksanaan eprusahaan.

Dampak langsung ini karena adanya suasana/atmosfir

1. kompetitif dalam suatu usaha, berkaitan dengan peluang yang dapat dimanfaatkan,
khususnya dalam perolehan sumber dana dan sumber daya yang diperlukan dan dalam
memasarkan produk yang dihasilkan.

2. Selain itu pula, faktor-faktor lingkungan eksternal dekat pada umumnya dapat
dikendalikan, atau paling sedikit dipengaruhi oleh perusahaan yang bersangkutan.

B.2.1 Kekuatan – kekuatan yang Memicu Persaingan Industri

1. Ancaman Pendatang Baru


Ancaman pendatang baru tergantung adanya penghalang masuk dan reaksi – reaksi yang
dapat diharapkan dari pesaing- pesaing yang sudah ada. Beberapa penghalang masuk
(barriers to entry) diantaranya:

(a) skala ekonomi, adalah keunggulan biaya yang berhubungan dengan ukuran besar;

(b) diferensiasi produk adalah identifikasi merek menciptakan penghalang masuk dengan
memaksa pendatang untuk memberikan pengeluaran yang cukup besar;

(c) kebutuhan modal adalah kebutuhan untuk menginvestasikan sumber daya keuangan yang
jumlahnya sangat besar, yang utamanya untuk menutup biaya – biaya R&D;

(d) biaya untuk berpindah adalah biaya yang dikeluarkan satu kali oleh pembeli ketika ia
berpindah dari satu pemasok ke pemasok lain;

(e) akses ke saluran distribusi pendatang baru mungkin membutuhkan penghalang masuk
untuk mengamankan distribusi produknya;

(f) independensi ukuran kerugian biaya adalah perusahaan yang sudah mapan mungkin
memiliki keunggulan biaya yang tidak mudah ditiru oleh pendatang baru;

(g) kebijakan pemerintah adalah pemerintah dapat memberikan penghalang masuk ke suatu
indutri dengan menerapkan persyaratan lisensi dan membatasi akses kepada bahan baku.

2. Persaingan di Antara Perusahaan yang Telah Ada

Persaingan yang digerakkan oleh satu perusahaan dapat dipastikan mempengaruhi para
pesaingnya dan mungkin menyebabkan pembalasan atas usaha – usaha perlawanan. Menurut
Porter, intensitas persaingan berhubungan dengan beberapa faktor diantaranya;

1. jumlah pesaing.

2. tingkat pertumbuhan industry,

3. karakteristik produk atau jasa,

4. jumlah biaya tetap,

5.  kapasitas,

6. tingginya penghalang untuk keluar,

7. diversitas (keragaman) pesaing.

3. Ancaman Produk atau Jasa Pengganti


Produk pengganti muncul dalam bentuk berbeda, tetapi dapat memuaskan kebutuhan yang
sama dari produk lain.

4. Kekuatan Penawaran Pembeli

Pembeli mempengaruhi industri melalui kemampuan mereka untuk menekan turunnya harga,
permintaan terhadap kualitas atau jasa yang lebih baik, dan memainkan peran untuk melawan
satu pesaing dengan lainnya.

5. Kekuatan Penawaran Pemasok

Penawaran dapat mempengaruhi industri dengan kemampuan mereka untuk menaikkan harga
atau menurunkan kualitas barang atau jasa yang dibeli.

6. Kekuatan Relatif dari Stakeholder Lain

Kelompok stakeholder dari lingkungan kerja terdri dari pemerintah, serikat kerja, komunitas
local, kreditur (termasuk pemasok), asosiasi perdagangan, kelompok kepentingan khusus dan
pemegang saham. Tingkat kepentingan stakeholder sangat bervariasi pada setiap industri.

C. Lingkungan Ekternal Didasarkan Perspektif Unsur

Jika sebelumnya didasarkan jauh dan dekat, analisis ini didasarkan unsur/elemen.

Lingkungan eksternal adalah semua elemen di luar organisasi yang relevan dapat mempengaruhi
operasi perusahaan.

Unsur-unsur di luar organisasi sulit dikendalikan oleh manajemen.

Organisasi bisnis tidak dapat berdiri sendiri dalam memenuhi kebutuhannya .

Organisasi mengambil input seperti bahan baku, uang, tenaga kerja, dan energi dari lingkungan
eksternal.

Selanjut input tersebut untuk mengubahnya menjadi produk atau jasa sebagai output.

Lingkungan ekternal didasarkan elemen ini dibagi dua;

1. Lingkungan khusus, dan

2. Lingkungan umum

C.1 ELEMEN Lingkungan Khusus

Lingkungan khusus terdiri dari:

1. Konsumen
Elemen konsumen

Konsumen atau pelanggan menukarkan sumber daya yang dimiliki yaitu uang dengan
produk atau jasa. Konsumen disini selain bisa berbentuk lembaga seperti rumah sakit,
sekolah, atau lembaga pemerintah, juga bisa merupakan individu-individu.

Organisasi mengambil atau membeli input seperti bahan baku , jasa, energi peralatan
serta tenaga kerja dari lingkungan luar. Organisasi tergantung pada pemasok yang
menyediakan semua kebutuhan untuk proses produksi.

2. Pemasok

Pemasok terhadap organisasi bisnis antara bahan baku, peralatan, teknologi dan lainnya.
Untuk mendapatkan pasokan bahan baku yang kontinuitas/kelangsungan dan kualitas
diperlukan komunikasi yang baik dengan para pemasok. Kurangnya komunikasi yang
baik dapat berdampak terhadap kelancaran pasokan yang diharapkan

3. Pesaing

Adanya perusahaan yang sudah berada lebih dulu maupun yang sebagai pendatang baru,
merupakan pesaing yang harus dikelola dengan baik

4. Kelompok kepentingan.

Setiap organisasi memiliki kelompok kepentingan yang berbeda-beda. Misalnya rumah


sakit harus memperhatikan kelompok di luar yang berkepentingan terhadap organisasi,
yaitu kelompok dokter, perawat, dan pasien.

Kelompok-kelompok ini dapat memberikan pressure atau tekanan bila organisasi


melakukan kesalahan.

Sebagai contoh sering kita dengar kasus malpraktek suatu rumah sakit atas pasien, yang
banyak mendapat perhatian dari masyarakat.

C.2 Elemen Lingkungan Umum

Lingkungan umum meliputi:

1. Sosial budaya

Termasuk Sosial budaya adalah

1. Elemen-elemen demografi,

2. gaya hidup dan nilai-nilai sosial.


Variabel sosial budaya berkaitan dengan etika, benar-salah, dan tugas-wajib. Perkembangan
penduduk, angkatan kerja, struktur kerja partisipasi kerja dan pendidikan mempengaruhi nilai-
nilai sosial budaya.

Demografi atau keadaan penduduk pada suatu wilayah seperti bertambahnya usia angkatan
kerja. Hal ini membawa perubahan bagi organisasi karena mempengaruhi besarnya pasokan
tenaga kerja. Demografi juga membentuk pasar untuk beraneka produk yang disebabkan oleh
baby boomers atau ledakan bayi.

Gaya hidup juga membawa pengaruh terhadap organisasi. Sebagai contoh meningkatnya pola
hidup konsumtif masyarakat perkotaan mendorong mereka untuk membeli barang-barang
yang bermerk dan selalu up to date. Hal ini mendorong organisasi untuk lebih menghasilkan
produk berkualitas

2. Hukum

Variabel ini kaitannya dengan peraturan atau hukum yang berlakukau di negara, seperti:

a. Undang undang perpajakan

b. Undang undang pendirian usaha

c. Undang undang perbankan

d. Penegakan hukum (law inforsment)

3. Ekonomi

 Variabel ekonomi meliputi:

a. upah,

b. harga yang ditetapkan oleh pemasok dan pesaing serta

c. kebijakan fiskal pemerintah.

Hal tersebut atau penawaran jasa dan kondisi pasar.

Indikator ekonomi mengukur pendapatan, tabungan, investasi, harga, upah, produktivitas,


lapangan organkerja, aktivitas pemerintah serta transaksi ekonomi turut menentukan
keberhasilan organisasi bisnis.

4. Politik

Iklim politik suatu negara berpengaruh terhadap organisasi bisnis. Iklim politik yang
dimaksud mencakup:
a. Persaingan antar kelompok dengan kepentingan yang berbeda, yang masing-masing
mencari peluang untuk mencapai sasarannya sendiri.

b. Adanya tuntutan masyarakat terhadap praktik bisnis yang tidak benar (curang atau tidak
beretika).

c. Peran pemerintah diharapkan menjadi kekuatan politik yang mewakili masyarakat


melalui deregulasi, debirokratisasi, dan dekonsentrasi.

5. Teknologi

Perkembangan teknologi mempengaruhi orgainisasi; meliputi;

a. Perkembangan baru dalam produk atau proses (inovasi produk atau mesin).

b. Pengetahuan seperti kimia, fisika Akuntansi (IFRS) yang mempengaruhi aktivitas


organisasi.

c. Teknologi dapat mempengaruhi secara cepat dan adakalanya masyarakat tidak/belum


siap akan perubahan teknologi.

Inovasi dalam bidang komputerisasi, robot, bioteknologi dan sumber daya alam lainnya
mempengaruhi produktivitas masyarakat.

Pertemuan 3

Analisis Lingkungan Industri

I. Pengertian Lingkungan Industri

Menurut Hitt, et.al (2001),


Lingkungan industri adalah serangkaian faktor-faktor ancaman terhadap organisasi bisnis yang
mencakup;

1. pelaku bisnis baru,

2. supplier,

3. pembeli,

4. pengganti, dan

5. intensitas persaingan di antara para pesaing yang secara langsung mempengaruhi


perusahaan dan tindakan serta tanggapan kompetitifnya.

Secara keseluruhan Interaksi di antara lima faktor ini menentukan laba potensi industri.

Tantangannya

adalah bagaimana memposisikan organisasi bisnis dalam suatu industri, sehingga perusahaan
dapat secara menguntungkan mempengaruhi faktor-faktor itu, atau dimana perusahaan itu dapat
dengan baik mempertahankan/menjaga keberlanjutannya dari pengaruh-pengaruh faktor di atas.

Semakin besar kapasitas perusahaan dapat mempengaruhi lingkungan industri, semakin besar
kemungkinan perusahaan dapat menghasilkan laba di atas rata-rata.

Kaitan dengan lingkungan industri ini, Porter (2008) mengemukakan konsep Competitive
Strategy yang menganalisis persaingan bisnis berdasarkan lima aspek utama yang disebut Lima
Kekuatan Bersaing yang meliputi:

a. Hambatan masuk (pelaku bisnis baru)

Pendatang baru dalam industri akan mempengaruhi kapasitas baru, adanya kemungkinan
merebut pangsa pasar ini jelas mempengaruhi, untuk itu perlu dihambat masuknya. Untuk
memperkecil/menghambat masuknya pendatang baru (Pearce and Robinson, 2008)
memberikan faktor-faktor dipertimbangkan yaitu:

1. Skala Ekonomi (dalam memproduksi produk)

2. Diferensiasi Produk (bahwa produk yang dihasilkan oleh perusaahan memiliki perbedaan
dengan produk sejenis dari pesaing)

3. Persyaratan modal (Lembaga keuangan dan perbankan)

4. Akses terhadap Saluran Distribusi

5. Kebijakan Pemerintah
b. Kekuatan pemasok (supplier)

Faktor pemasok dapat mempengaruhi lancar dan tidaknya operasional suatu bisnis
(perusahaan). Ketersediaan bahan baku atau barang barang produksi lainnya (peralatan)
di pasar sangat penting.
Pemasok yang berkuasa dapat mengurangi profitabilitas suatu industri (perusahaan) yang
tidak dapat menaikkan harga untuk menutup kenaikan kenaikan biaya yang diminta oleh
pemasok atas bahan/barang yang ditawarkan.

c. Kekuatan pembeli (pembeli)

Pembeli dengan kekuatan yang mereka miliki mampu mempengaruhi industri untuk
menurunkan harga produk, meningkatkan mutu produk dan layanan, serta mengadu
domba sesama anggota industri. Pembeli dapat memaksa harga turun, menuntut kualitas
yang lebih tinggi atau pelayanan lebih baik, dan mengadu pemasok yang saling bersaing
sehingga dapat mengurangi laba industri.

d. Ketersediaan barang substitusi (pengganti)

Perusahaan-perusahaan yang berada dalam suatu industri tertentu akan bersaing pula
dengan produk pengganti. Walaupun karakteristiknya berbeda, barang substitusi dapat
memberikan fungsi atau jasa yang sama.

Ancaman produk substitusi kuat bilamana konsumen dihadapkan pada

a. biaya pengalihan yang sedikit dan

b. jika produk substitusi itu mempunyai harga yang lebih murah atau kualitasnya sama
bahkan lebih tinggi dari produk-produk suatu industri

e. Persaingan antar perusahaan (intensitas persaingan)

Persaingan di kalangan anggauta industri terjadi karena mereka berebut posisi. Perebutan
ini dilakukan dengan menggunakan taktik seperti

1. persaingan harga,

2. introduksi produk, dan

3. perang iklan.

Faktor- faktor yang mempengaruhi persaingan dalam suatu industry, adalah;


1. Peserta persaingan banyak dan setara dalam hal ukuran

2. Kekuatan pertumbuhan industri lambat, produk atau jasa yang tidak terdiferensiasi atau
tidak membutuhkan biaya pengalihan.

3. Biaya tetap tinggi atau produk bersifat mudah rusak

4. Penambahan kapasitas harus dalam jumlah besar,

5. Hambatan keluar tinggi,

II. Keunggulan Bersaing

a. Michael Porter (1985) dalam Awwad (2013) menyatakan bahwa keunggulan bersaing
(competitive advantage)
adalah kemampuan yang diperoleh melalui karakteristik dan sumber daya suatu
perusahaan untuk memiliki kinerja yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan lain pada
industri atau pasar yang sama.
b. Keunggulan kompetitif bersumber dari kemampuan perusahaan untuk memanfaatkan
kekuatan internalnya untuk merespon peluang lingkungan eksternal sambil menghindari
ancaman eksternal dan kelemahan internal (Mooney, 2017).
c. Hana (2013) bahwa dalam lingkungan yang sangat kompetitif saat ini, tujuan setiap
organisasi adalah memenangkan persaingan dan mendapatkan pelanggan baru.
d. Keunggulan kompetitif adalah nilai tambah yang dimiliki perusahaan. Yaitu kelebihan
yang membuat organisasi lebih unggul daripada kompetitor lainnya dalam aspek produk
atau pelayanan.
Dari berbagai pernyataan di atas keunggulan kompetisi/bersaing adalah kelebihan-
kelebihan yang dimiliki oleh organisasi (bersumber internal) dibandingkan dengan
pesaingnya.
Seperti:
- Produk sama sama berkualitas harga lebih rendah
- Pelayanan lebih menyenangkan para pembeli dibandingkan pesaingnya
- Lokasi lebih nyaman serta berorientasi gogreen

Rangkuman

Lingkungan industrI merupakan faktor/variabel yang dapat mempengaruhi operasional


organisasi baik jangka pendek maupun panjang yang berimplikasi terhadap capaian profitabilitas
organisasi.

Faktor/ variabel yang dimaksud, meliputi;

1. Pendatang baru

2. Pemasok (supplier)
3. Produk pengganti (subtitusi)

4. Kekuatan pembeli (konsumen )

5. Intensitas persaingan antar anggota industri

Agar perusahaan tetap bertahan dan mampu menjaga keberlanjutan usaha melakukan
strategi keunggulan bersaing (competitive advantage).

Keunggulan bersaing adalah kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh organisasi yang


bersumber pada internal dalam kaitannya dengan produk yang ditawarkan dibandingkan
dengan pihak organisasi lainnya (pesaing).

Perusahaan/organisasi bisnis yang memliki kenggulan kompetitif diperkirakan memiliki


peluang lebih banyak dalam memperoleh profitabilitas.

Pertemuan 4

Pertemuan 6

Perumusan Strategi

PERUMUSAN MISI, VISI, NILAI DASAR, KEYAKINAN DASAR ORGANISASI

A. Pengertian Misi, Visi, Keyakinan Dasar, dan Nilai Dasar

Misi merupakan jalan yang dipilih organisasi untuk menyediakan produk/jasa kepada
pelanggannya.

Perumusan Misi, suatu usaha untuk merumuskan selanjutnya menetapkan peta jalan yang
dipilih dalam menyediakan produk/jasa pada pelanggannya.

Mengapa Dirumuskan? Perusahaan/organisasi dalam menjalani hidupnya tidak/belum


memiliki peta perjalanan (tidak berpeta).

Dengan tersusunnya peta jalan (misi) yang akurat menunjukkan bahwa area atau jalan yang
dilalui memberi kesempatan kepada organisasi untuk menyediakan produk/jasa yang
diperlukan pelanggannya. Sehingga menjajikan kelangsungan hidup dan pertumbuhan
organisasi.

Visi adalah suatu pikiran yang melampaui realitas sekarang, suatu yang akan diciptakan
yang belum pernah ada sekarang, suatu keadaan yang akan diwujudkan yang belum pernah
dicapai sebelumnya.
Keyakinan Dasar/ Filosofi dasar yaitu keyakinan mengenai kebenaran visi dan perjalanan
(misi) yang dipilih untuk mewujudkan visi organisasi. Jadi semua anggota organisasi harus
menyakini atas kebenaran visi dan misi.

Nilai Dasar

• Nilai – nilai yang dijunjung tinggi (dipahami dan dijalankan) oleh organisasi.

• Mencapai visi, merupakan serangkaian perjalanan yang dilaksanakan oleh anggota


organisasi (misi).

Untuk itu diperlukan keyakinan bahwa visi yang akan diwujudkan mengandung kebenaran
yang menjajikan kelangsungan hidup dan kesejahteraan mereka.

Nilai dasar memberikan batasan dalam memilih cara-cara yg dipilih dalam perjalanan
mewujudkan visi. Akhirnya nilai dasar mampu membentuk perilaku semua anggota
organisasi dalam perjalanan mewujudkan visi

B. Hubungan Misi, Visi, Keyakinan, Nilai Dasar

C. Mengapa Oganisasi Memerlukan Misi, Visi, Keyakinan, Dasar dan Nilai Dasar

Mulyadi (2001) menyatakan terdapat 4 faktor, sbb:

1. Adanya perubahan atas perubahan

Kata bijak menyatakan “bahwa didunia ini yang tetap/konstan adalah perubahan”.
Namun demikian faktanya bahwa perubahan itu juga mengalami perubahan. Perubahan
yang dimaksud, yaitu perubahan yang cepat dan radikal dari berbagai bidang.

2. Kecenderungan orang kembali ke prinsip, dasar atau alami


Organisasi dalam menyelesaikan masalah mencari akar permasalahannya. Berikut
ilustrasinya;

Penyumbatan syaraf jantung, oleh karena itu perlu dioperasi yaitu dengan bypass.
Beberapa tahun setelah operasi orang tersebut kembali ke dokter yang sama dengan keluhan
bahwa jantungnya sakit. Hal ini dikarena selama ini orang tsb tidak merubah gaya hidupnya
(pola makan, pola olah raga, dan pola hidup).

Manajemen sebuah perusahaan menghadapi masalah;

a) Waktu penyerahan barang oleh pemasok tidak dapat diandalkan (delivery time)

b) Kualitas bahan yang diterima dari pemasok tidak konsisten

c) Harga bahan dari pemasok berfluktuasi

d) Jumlah diskon yang diperoleh semakin tinggi jika perusahaan membeli dalam jumlah
yang besar

e) Mesin dan peralatan lainnya sering mengalami kerusakan sehingga penyerahan produk
ke pelanggan tidak sesuai yang dijanjikan

Untuk menyelesaikan masalah diatas, manajemen dengan menyediakan persediaan bahan


baku, dan barang jadi yang cukup (solusi ini disebut dengan hit and miss. Dalam menejemen
stratajik diselesaikan dengan hit the target, bukan dengan membentuk persediaan melainkan
dengan Total Quality Approch.

Misal:

dengan memilih pemasok yang telah mendapatkan sertifikat ISO, sedang mengenai kerusakan
mesin dengan “preventive maintenance.

3. Langkah awal penting Dalam Manajemen Strategi


Manajemen strategi adalah proses untuk merumuskan dan mengimplentasikan strategi
untuk menyediakan customer value terbaik melalui misi yang telah ditetapkan.

Terdapat dua pandangan terhadap manajemen strategi, yaitu: tradisional/konvensional dan


kontemporer.

Manajemen strategi konvensional, berpandangan bahwa manajemen organisasi bisnis harus


mampu menjawab pertanyaan sbb;

(1) siapa kita?

(2) sekarang kita ada dimana?


(3) kemana kita akan menuju ke masa depan?

(4) bagaimana kita menuju masa depan tsb?

Manjemen statejik kontemporer berpandangan bahwa manajemen organisasi harus mampu


menjawab pertanyaan sbb;

(1) untuk memenuhi kebutuhan customer kita bertanggungjawab?


(2) bagaimana menyediakan value terbaik untuk memuaskan kebutuhan pelanggan?
(3) imbalan apa yang akan diperoleh dari menyediakan value tsb?

4. Pemusatan Seluruh Sumber Daya Organisasi Ke Perwujudan kondisi organisasi yang


digambarkan dalam Visi.
Aktivitas yang dilakukan:
(i) merumuskan strategi dengan menentukan Visi, Misi, Tujuan dan sasaran (VMTS)
Setelah VMTS, ditetapkan selanjutnya menyusun rencana strategi (dalam 5 tahun)
kedepan.
(ii) implementasi, sosialilasi kepada seluruh anggota organisasi
(iii) melakukan monitoring dan evaluasi atas kinerja.

D. Merumuskan VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

Visi adalah suatu rangkaian kata yang memuat impian, cita-cita, nilai, masa depan dari suatu
organisasi, baik di dalam sebuah lembaga hingga perusahaan.

Visi merupakan sebuah tujuan organisasi dalam bekerja.

Visi tercipta dari hasil pemikiran para pendirinya terkait gambaran masa depan organisasi.

Visi disusun tidak lebih dari satu paragraf.

Visi dapat memiliki fungsi;

1.untuk menentukan langkah ke depan,

2.menginspirasi anggota organisasi,

3. memotivasi anggota agar memberikan kontribusi yang maksimal.

Oleh karena itu, rangkaian kata yang digunakan dalam visi ringkas dan jelas, umumnya
hanya satu kalimat atau tidak lebih dari satu paragraf.

Visi berpengaruh ketika organisasi akan melakukan perubahan.

Visi memperkuat organisasi untuk tetap berjalan sesuai dengan apa yang dicita-citakan,
sehingga visi akan mencegah organisasi menyimpang dari visi.
Empat Komponen Menyusun Visi:

1. Visi dibangun berdasarkan nilai inti. (ADART)


2. Visi perlu mengelaborasi tujuan organisasi.
3. Visi perlu memasukkan gambaran singkat mengenai
bagaimana cara organisasi mencapai tujuannya.
4. Visi perlu merumuskan sasaran umum.

Dari penjelasan mengenai pengertian, peran dan tujuan VMTS, selanjutnya dirumuskan
sebagai berikut:

Faktor penting yang diperhatikan dalam merumuskan VMTS adalah

1. Menentukan nilai dari perusahaan

Perusahaan adalah sama halnya orang yang dihadapkan dengan publik, dimana perusahaan
harus memiliki nilai-nilai tertentu yang berharga.

Nilai-nilai ini sama halnya dengan kualitas diri yang dimiliki seperti ;

Kejujuran, integritas, inovatif, tanggung jawab, tegas,dan lainnya

2.Mengetahui target yang ingin dicapai perusahaan

Manajemen dan Pemilik menentukan target yang ingin dicapai dalam jangka waktu tertentu.

Target perusahaan, merupakan kombinasi antara target dari pemegang saham, manajemen
dan lainnya.

Dengan cara:

Cerdas, terukur, dapat diraih, relevan, dan sesuai tenggat waktu. (waktu yang disediakan)
dengan konsep SMART.

Dengan target akan mendorong, seluruh anggota organisasi lebih bekerja keras dan
termotivasi dengan baik.

Usahakan menetapkan target yang objektif dan terukur yang bisa dilakukan bersama-sama
dengan seluruh anggota organisasi.

3. Membuat visi yang sederhana, jelas, dan mudah dipahami

Susunlah beberapa ide mengenai Visi selanjutnya dikomunikasikan kepada tim perumusan
strategi/vmst.

Visi visi yang didiskusikan merupakan hasil pemikiran yang fokus dan mendalam
Pastikan visi yang didiskusikan telah menunjukkan visi perusahaan sehingga semua anggota
tim bisa mengingatnya dan termotivasi untuk mencapai visi perusahaan.

4. Berpikir jauh ke depan

Visi menggambarkan akan seperti apa perusahaan di masa depan nanti.

Banyak dianggap seperti suatu titik akhir namun sebenarnya tidak seperti itu.

Bagaimanapun suatu bisnis harus terus berinovasi agar bisa terus bergerak maju sesuai
tuntutan pasar yang ada.

Ketika bisnis tidak lagi memiliki inovasi maka bisnis akan berjalan di tempat atau bahkan
menghilang dari peredaran (alias bangkrut).

Berikut contoh merumuskan Visi

Dengan asumsi usaha “Rumah Makan AAA”

Berikut ini hasil pemikiran pemilik yang didiskusikan dengan Tim;

1. Menjadi Rumah Makan yang menyediakan masakan halal, sehat,dan baik

2. Rumah Makan yang berkualitas

3. Rumah Makan yang ramah lingkungan

4. Rumah Makan membahagiakan stakeholder

Dari 4 alternatif kalimat visi di atas didiskusikan dengan tim di pilih adalah alternatif nomor
1 (misalnya):

Yaitu : “Rumah Makan yang Menyediakan Makanan halal, baik dan sehat”

Dengan penjelasan bahwa target kedepan rumah makan ini mengajak/mengedukasi dan
menyediakan makanan kepada publik/konsumen yang halal, baik dan sehat.

Dalam arti;

1. Bahan baku dan bumbu bumbu pendukungnya diperoleh dengan halal, baik dan sehat.

2. Semuanya diproses dengan halal, baik dan sehat.

3. Peralatan yang digunakan dalam memproses diperoleh secara halal, baik dan sehat.

E. Merumuskan Misi Perusahaan


Setelah Visi dirumuskan selanjutnya merumuskan Misi.

Dalam merumuskan misi, Peter Drucker, menyatakan, bahwa organisasi/ perusahaan harus
mengajukan pertanyaan : “in what businesses are we in or should be in?“ (dalam bisnis apa
kita berada, atau seharusnya ada?).

Misi perusahaan memberikan gambaran yang jelas tentang:

a. ciri pokok produk yang ditawarkan

b. teknologi yang digunakan oleh peusahaan,

c. kebutuhan konsumen yang hendak dipenuhi dan konsumen yang hendak dituju,

d. serta karakter pasar dimana perusahaan akan bersaing,

e. komitmen terhadap karyawan,

f. filosofi diri serta citra perusahaan yang diharapkan.

Manfaat Misi Bagi Perusahaan :


a. Membantu memfokuskan sumberdaya secara umum.
b. Membantu memastikan bahwa organisasi tidak terdapat konflik kepentingan.

c. Berfungsi sebagai dasar pemikiran umum untuk mengalokasikan sumberdaya organisasi.


d. Membentuk wilayah tanggung jawab kerja yang luas dalam perusahaan.
e. Berfungsi sebagai dasar pengembangan tujuan perusahaan.

Walaupun misi sudah cukup representatif untuk mendeskripsikan arah yang diinginkan
oleh perusahaan, tetap saja misi masih dipandang sebagai statement yang masih cukup
luas dan abstrak.

Oleh karena itu, untuk menunjukkan arah yang benar-benar representatif, ia harus
diderivasikan dalam bentuk tujuan-tujuan

Memperhatikan penjelasan misi tersebut, maka misi Rumah Makan AAA dibangun sbb;

a. Memperoleh dan menyediakan bahan baku makanan dan bumbunya yang halal, baik dan
sehat.
b. Memperoleh dan menggunakan peralatan masak serta proses pengolahan yang halal, baik
dan sehat.
c. Mensosialisakan produk makanan secara halal, baik dan sehat pada pasar yang dituju.
d. Menjaga rumah makan dan pelayanan yang ramah, dan sehat.
F. Menetapkan Tujuan Perusahaan

Tujuan perusahaan merupakan penjabaran dari visi dan misi perusahaan.

Tujuan perusahaan berisi sesuatu yang akan dicapai/dihasilkan oleh perusahaan dan akan
mengarahkan kinerja perusahaan.

Tujuan perusahaan pada dasarnya berjangka panjang yang harus diselesaikan selama waktu
tertentu dan mengarahkan kinerja perusahaan.

Tujuan perusahaan yang tidak realistis, sangat sulit dicapai atau bahkan mungkin tidak dapat
dicapai agar dihindarkan.

Adapun penetapan tujuan perusahaan adalah :

a. Untuk mencapai keberhasilan usaha.


b. Mengatur dan membentuk kerja sama dengan perusahaan lainnya.
c. Untuk melakukan merger dengan masyarakat lain.
d. Mengundang orang-orang yang mempunyai keahlian untuk bekerja sama.
e. Menjamin adanya fokus tujuan dari berbagai persoalan yang ada di dalam perusahaan.

Manajemen di dalam kegiatan operasionalnya harus dapat mewujudkan tujuan


perusahaan

Dengan memperhatikan penjelasan tersebut tujuan Rumah Makan AAA dapat dibangun
sebagai berikut;

1. Penurunan aset ke arah yang optimal dan memaksimalkan strategi investasi.

2. Omzet penjualan sampai dengan > 40% dari pangsa pasar

3. Proses inovasi berkaitan dengan ide-ide terhadap produksi makanan yang ditawarkan.

4. Kapabilitas atau kemampuan karyawan meningkat.

G. Sasaran Perusahaan

Tujuan utama perusahaan dirinci atau dipecahkan menjadi tujuan yang lebih kecil yang
disebut sasaran. Jadi, sasaran perusahaan adalah penjabaran dari tujuan perusahaan, yaitu
sesuatu yang akan dihasilkan oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu.

Agar sasaran dapat dicapai dengan efektif dan efisien, maka sasaran perusahaan harus dibuat
secara spesifik, terukur, jelas kriterianya, dan disertai indikator yang lebih rinci.

Untuk memudahkan dalam menentukan sasaran usaha, sebaiknya perusahaan memiliki hal-
hal berikut :
a) Sumber daya manusia
Perusahaan harus menentukan apakah pengetahuan dan keterampilan SDM akan
ditingkatkan sesuai dengan tuntutan zaman atau tidak.
b) Sumber daya keuangan
Perusahaan harus dapat menentukan hal berikut :
1. Besarnya tingkat efisien mana yang akan dicapai.
2. Berapa margin bersih yang dinginkan.
3. Berapakah besarnya laba yang diharapkan.
4. Berapa dana yang dibutuhkan untuk investasi.
c) Kemampuan menghasilkan laba
Laba bersih yang akan dicapai hendaknya bisa meningkat melebihi indeks biaya hidup.
Jika tidak demikian, maka perusahaan akan ketinggalan dalam usahanya.
d) Manajemen harus bisa menentukan apakah perusahaannya mempunyai kedudukan di
pasarnya sebagai penguasa pasar atau sebagai pengikut pasarnya saja.
e) Sarana kerja
Sarana kerja yang dimiliki dan digunakan dalam waktu lama akan diganti atau
diperbaiki.
f) Pengembangan usaha
Manajemen perusahaan yang mengelola usahanya perlu meningkatkan penjualan, laba,
aset, unit usaha, dan organisasi kerja.
g) Tanggung jawab
Manajemen perusahaan harus mampu menjawab apakah usahanya semata-mata mencari
keuntungan atau mempunyai tanggung jawab terhadap lingkungan. Sehingga, ia diterima
oleh masyarakat sekitar.

Didasarkan penjelasan tersebut sasaran perusahaan dapat dibangun sebagai berikut

1. Tujuan 1 Penurunan aset ke arah yang optimal dan memaksimalkan strategi investasi,
dengan rincian sasaran:

a. Pendanaan diusahankan 70% dari internal

b. Tingkat profitabilitas di atas rata rata industry (ROA, ROE, NPM, dan PM)

2. Tujuan 2 Omzet penjualan sampai dengan > 40% dari pasar potensiil, rincian sasaran;

a. Promosi offline melalui penyebaran brosur 5.000 brosur.

b. Promosi melalui digital marketing bekerja sama dengan konsultan marketing digital

c. Penjualan meningkat rata rata 10% setiap tahun

3. Tujuan 3. Proses inovasi berkaitan dengan ide-ide terhadap produk makanan yang
ditawarkan. Dengan sasaran yang dirinci:
- Terdapat inovasi produk baru (makanan atau minuman).
- Proses pengolahan yang lebih sehat (penggantian peralatan).
- Meningkatkan loyalitas pelanggan dalam pelayanan
4. Tujuan 4. Kapabilitas atau kemampuan karyawan meningkat.
Tujuan 4 Kapabilitas atau kemampuan karyawan meningkat, dengan sasaran:
a. Cef (cook) yang berkualitas dan integritas
b. Pembantu cef yang integritas dan berkualitas
c. Pramusaji yang sopan satun, ramah dan terampil
Ketiga sasaran di atas dengan cara mengikutkan ;
a. Seminar
b. Whorkshop
c. Pelatihan pelatihan dsbnya
Dari rangkaian diatas hubungan visi, misi, tujuan dan sasaran dapat digambarkan secara
diagram sebagai berikut:

Menurut Porta

1. Market Leader
2. Market Challenger
3. Market follower
4. Market nicher

Value untuk memuaskan Customer -> Satisfication -< Nilai -> Produk -> (depend on
goods, pelayanan) before after.

Pertemuan 7

Perumusan Strategi

Falsafah Strategi (teoritis)

Falsafah

 “Creating the future from the future”


 Melibatkan berbagai fungsi

 Perumusan strategi merupakan fase pertama yang terpisah dari fase perencanaan strategi,


penyusunan program, dan fase penyusunan anggaran.

Change sensing radar yaitu untuk memantau terus  menerus tren perubahan. Yang terjadi di


lingkungan makro, mikro, industri dan lingkungan persaingan.

System ini memungkinkan perusahaan untuk melakukan perencanaan masa depannya


berdasarkan falsafah:

 creating future from the future

Diagram Perumusan Strategi

Manajemen Mengetahui (teoritis)

1. Trendwatching

Pengamatan atas tren perubahan lingkungan makro, lingkungan industri, dan lingkungan persaingan.


Perumusan strategi dapat diibaratkan sebagai change sensing radar yaitu untuk memantau terus
menerus tren perubahan yang terjadi di lingkungan makro, lingkungan industri, dan lingkungan
persaingan. Sistem ini memungkinkan perusahaan untuk melakukan perencanaan masa depannya
berdasarkan falsafah

 creating future from the future

Manajemen Melakukan (teoritis)

2. SWOT analysis

Dari hasil pengamatan tren perubahan lingkungan tersebut kemudian dilakukan SW0T analysis,


dimana pengidentifikasi peluang dan ancaman yang terdapat  dalam tren perubahan tersebut serta
kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam menghadapi peluang dan ancaman tersebut. Hasil
SWOT analysis inilah yang kemudian digunakan sebagai basis untuk memilih strategi
3. Envisioning

Melakukan rekonfirmasi penegasan kembali atau redefinisi perlunya perubahan atau perumusan
kembali atas misi, visi, tujuan, keyakinan dasar, dan nilai dasar perusahaan yang masih
efektif untuk memasuki lingkungan yang teridentifikasi dalam trendwatching.

Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif dan turbulen, hasil pengamatan terhadap tren


perubahan lingkungan sangat menentukan apakah misi dan visi masih sesuai dengan tren
perubahan tersebut. Jika sudah tidak sesuai, maka diperlukan perumusan kembali misi dan visi
perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

4. Pemilihan strategi

Strategi digunakan untuk mengerahkan dan mengarahkan seluruh sumber daya perusahaan untuk
mewujudan visi. Melalui misi perusahaan ketepatan pemilihan strategi akan menjadi penentu
efektivitas dan efisiensi pemanfaatan seluruh sumber daya perusahaan dalam perwujudan visi
perusahaan.

Proses menyusun strategi dapat dimodelkan sebagai berikut:

Tim Strategi

Tim manajemen strategi yang ideal terdiri atas para pengambil keputusan dari ke tiga tingkat
keputusan dalam perusahaan, yaitu:

a. tingkat korporasi (top manajemen)

b. bisnis (middle manajemen)

c. fungsional (lower manajemen)

Karena keputusan strategi mempunyai dampak besar atas suatu perusahaan dan menuntut
komitmen besar atas sumber daya perusahaan, para manajer puncak harus memberikan
persetujuan akhir bagi tindakan strategi.

Ilustrasi
Keputusan korporat : Meningkatkan penjualan

Keputusan fungsional meningkat menjadi : 130 % dari tahun sebelumnya

Keputusan operasional : Wilayah Indonesia barat 15%, Indonesia tengah 10% dan timur 5%

Ilustrasi Perumusan Strategi

Asumsi yang digunakan:

1. Rumah Makan “AAA”

2. Perusahaan didirikan September 2022

3. Di wilayah Jakarta timur, Cicilitan, Kramat jati

4. Memiliki luas tanah dan bangunan 500 m2

5. Pemilik perseorangan

6. VMTS dalam hal ini tidak ada perubahan setelah dilakukan trendwathcing

1. Trendwathcing dari Rumah Makan sbb:

a. Populasi penduduk DKI mengalami penambahan per tahun 5%.

b. Jumlah pasangan muda relatif cukup tinggi hal ini menunjukan masih tersidianya pasar.

c. Diprediksi ada perubahan budaya konsumsi rumah tangga yaitu budaya praktis, karena

pasangan muda semuanya bekerja.

2. Analisis SWOT

Internal

a. Kelemahan;

 .SDM (juru masak dan pramusaji) masih baru

 Belum tersedianya tempat parkir yang ramah anak

 Pendatang baru pada industry kuliner

b. Kekuatan

 Lokasi cukup strategi di pinggir jalan raya Condet, dengan luas 500 m2

 Dekat dengan penyedia bahan baku (pasar induk Kramat jati)


 Kemauan dan pengetahuan pemilik yang fokus untuk mengembangkan usaha kuliner

 Pendanaan yang terjaga dengan baik.

c. Peluang

 Masih tersedianya segmen pasar di DKI

 Populasi pasangan muda yang bekerja semua sehingga dalam memenuhi kebutuhan
makan secara praktis yaitu online atau datang langsung.

d. Ancaman

 Banyaknya penyedia makanan secara online yang dilakukan oleh ibu rumah tangga yang
tidak bekerja kantoran.

 Kondisi ekonomi Indonesia maupun global yang kurang menguntungkan saat ini.

3. Menyusun strategi

 Didasarkan analis SWOT tersebut disusunlah strategi dengan cara menyanding 4 unsur
SWOT tersebut:

3.1 Kekuatan dan Peluang (SO)


 Fokus terhadap pasar yang dituju
 Menyediakan bahan baku yang halal, baik dan sehat.
3.2 Kekuatan dan Ancaman (ST)
 Fokus terhadap pasar yang dituju
 Membangun branding
3.3 Kelemahan dan Peluang (WO)

 Fokus terhadap pasar yang dituju

 Pengembangan SDM

 Pengembangan tempat/fisik dan perlatan

3.4 Kelemahan dan Ancaman (WT)

 Fokus terhadap pasar yang dituju


 Menjaga keberlanjutan usaha

Didasarkan strategi yang dinyatakan di atas, dapat diringkas sbb:

1. Fokus terhadap pasar yang dituju

2. Membangun branding

3. Menyediakan bahan baku yang halal, baik dan sehat dan fisik ramah lingkungan/anak.

4. Pengembangan SDM

5. Menjaga keberlanjutan usaha

Dari strategi besar tersebut selanjutnya disusun rencana strategi dalam upaya mencapai Visi.
Dalam praktik yang ada pada organisasi bisnis biasanya dibuat dalam bentuk buku yang
dinamakan rencana strategi perusahaan.

Isi dari rencana strategi antara lain sebagai berikut:

Bab 1 Pendahuluan

1.1 latar belakang menguraikan pentingnya disusun renstra

1.2 Tujuan dan manfaat renstra

Bab 2 Analisis Lingkungan

2.1 Lingkungan internal

2.1.1 Kekuatan

2.1.2 Kelemahan

2.2 Ekternal

2.2.1 Peluang

2.2.2 Ancaman

2.3 Perumusan Strategi

Bab 3 Rencana Strategi

Bab 4 Penutup
Strategi Aktivitas Sasaran

Membangun branding

Pembuatan dan penyebaran brosur 1.000 brosur

Digital marketing Konsultan yg handal

Penjualan Meningkat 10%

Pengelolan asset yang efisien Profitabilitas 10%

Pengadaan bahan baku Kerjasama pemasok Pemasok berkualitan


yang halal, baik dan sehat dan menguntungkan

Strategi Aktivitas Sasaran

Pengembangan SDM

SDM inti (Chef dan Pelatihan 1 kali


pramusaji)
Pelatihan 1 x
SDM pemasaran
Pelatihan 1 X
SDM administrasi

Menjaga Menjaga kesimbangan Komposisi dana mayoritas internal


keberlanjutan usah pendanaan
Profitabilitas 10%
Memperoleh laba yang
optimum

Pertemuan 8

Anda mungkin juga menyukai