Anda di halaman 1dari 5

BAB III

METODE EVALUASI

3.1 Tolak Ukur Penilaian

Saat ditemukan adanya kesenjangan antara tolak ukur dengan capaian suatu program

maka harus dicari kemungkinan penyebab masalah pada unsur masukan baik dapat

dilihat melalui input, progres, ataupun pada lingkungan tempat tinggalnnya. Sedangkan

untuk menentukan adanya masalah pada hasil keluaran (output) atau dampak dengan

menetapkan indikator yang akan dipakai pada saat akan mengukur keluaran atau dampak

sebagai data dari suatu program kesehatan.

Pada praktikum evapro ini kami mengambil data dari Puskesmas Bernung. Puskesmas

Bernung dapat dijangakau menggunakan motor maupun mobil, tetapi terdapat dua

daerah tertinggal yaitu pada Bukit Dusun dan Dusun Makarsi yang sulit menjangkau

puskesmas ini. Beberapa upaya kesehatan telah dilakukan pada Puskesmas Bernung

yaitu; Program Promosi Kesehatan (Promkes), Program Pencegahan Penyakit Menular

(P2M), Program Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana (KB), Program Upaya

Peningkatan Gizi Masyrakat, Program Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan, dan Program

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

Pada program kesehatan ibu dan anak dan imunisasi pada Puskesmas Bernung terdiri

atas lima indikator, yaitu Imunisasi BCG dengan target capaian program 90%, Imunisasi

Hepatitis dengan target capaian program 90%, kunjungan neonatus ke-3 (KN3) dengan

target capaian program 90%, kunjungan pemeriksaan ibu hamil ke-4 (K4) dengan target
capaian program 90%, dan indikator yang terakhir adalah persalinan oleh nakes (PN)

dengan target capaian program 80%

3.2 Pengumpulan Data

Bahan evaluasi didapat dari laporan Program Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas

Bernung

Cara pengumpulan data didapatkan dengan melakukan kunjungan ke puskesmas

Bernung dan melakukan wawancara terhadap narasumber.

3.3 Cara Analisis

Evaluasi program deteksi hipertensi pada masyarakat usia 15-59 tahun di Wilayah Kerja

Puskesmas Gedong Tataan dilakukan dengan cara berikut:

a. Menetapkan tolak ukur dari pencapaian kebutuhan program

Langkah awal untuk dapat menentukan adanya masalah dari pencapain hasil output

adalah dengan menetapkan tolak ukur atau standar yang ingin dicapai. Nilai standar

atau tolak ukur ini dapat diperoleh dari Standar Pelayanan Minimal Puskesmas

Kabupaten Lampung Selatan 2017.

b. Membandingkan pencapaian keluaran program dengan tolak ukur keluaran

Bila terdapat kesenjangan, ditetapkan sebagai masalah. Setelah diketahui tolak ukur,

selanjutnya adalah membandingkan hasil pencapaian keluaran puskesmas (output)

dengan tolak ukur tersebut. Bila pencapaian tidak sesuai dengan tolak ukur, maka

ditetapkan sebagai masalah

c. Identifikasi penyebab masalah

Berbagai penyebab masalah yang terdapat pada kerangka konsep selanjutnya akan

diidentifikasi. Identifikasi penyebab masalah dilakukan dengan membandingkan


antara tolak ukur atau standar komponen-komponen input, proses, lingkungan dan

umpan balik dengan pencapaian

d. Membuat alternatif pemecahan masalah

Setelah diketahui semua penyebab masalah, dicari dan dibuat beberapa alternatif

pemecahan masalah. Alternatif-alternatif pemecahan masalah tersebut dibuat untuk

mengatasi penyebab-penyebab masalah yang telah ditentukan. Alternatif pemecahan

masalah ini dibuat dengan memperhatikan kemampuan serta situasi dan kondisi

Puskesmas.

f. Menentukan prioritas cara pemecahan masalah

Dari berbagai alternatif cara pemecahan masalah yang telah dibuat, maka akan dipilih

satu cara pemecahan masalah (untuk masing-masing penyebab masalah) yang

dianggap paling baik dan memungkinkan.

Untuk menetapkan alternatif penyelesaian masalah digunakan teknik kriteria matriks.

Kriteria yang digunakan pada teknik ini adalah:

a. Efektivitas jalan keluar

Hal pertama yang dipertimbangkan dalam teknik kriteria matriks untuk memilih

prioritas penyelesaian masalah/ jalan keluar adalah efektivitas. Dalam kriteria ini,

diberikan nilai 1 (paling tidak efektif) hingga nilai 5 (paling efektif). Terdapat

beberapa hal yang dijadikan patokan dalam hal efektivitas, yaitu:

Terdapat beberapa hal yang dijadikan patokan dalam hal efektivitas, yaitu:

1. Besarnya masalah yang dapat diselesaikan (Magnitude, M). Makin besar

masalah yang dapat diatasi oleh suatu jalan keluar, semakin penting prioritas

jalan keluar tersebut.


2. Pentingnya jalan keluar (Importance, I) Makin langgeng suatu masalah dapat

diselesaikan oleh suatu jalan keluar, maka semakin penting prioritas jalan

keluar tersebut.

3. Sensitivitas jalan keluar (Vulnerability, V) Makin cepat suatu jalan keluar

dapat mengatasi suatu masalah, makin sensitif dan makin penting prioritas

jalan keluar tersebut.

b. Efisiensi jalan keluar

Hal kedua yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan prioritas penyelesaian

masalah ialah efisiensi jalan keluar yang diajukan. Pada kriteria ini diberikan nilai 1

(paling efisien) hingga nilai 5 (paling tidak efisien). Nilai efisiensi dikaitkan dengan

biaya (Cost, C) yang diperlukan untuk melaksanakan suatu jalan keluar. Makin besar

biaya yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan suatu jalan keluar, makin tidak

efisien jalan keluar tersebut. Parameter-parameter tersebut diatasi kemudian

ditempatkan dalam tabel dan dihitung nilai prioritasnya berdasarkan rumus berikut:

M x I xV
P=
C

Keterangan :

- P : Priority - V : Vulnerbility

- M : Magnitude - C : Cost

- I : Importance

- V : Vulnerbil

Anda mungkin juga menyukai