PENDAHULUAN
Saat ini System Surveilans belum berjalan dengan baik karena berbagai faktor
yang harus segera di tangani dan di selesaikan bersama. Efektivitas beberapa program
penting di tingkat kabupaten masih menghadapi masalah karena kapasitas terbatas
mendefinisikan masalah lokal yang nyata, pemahaman definisi, keterampilan pada
pembuatan policy berbasis bukti, penyediaan data yang valid dan dapat diandalkan
belum optimal
1.2.2 Bagaimana Sistem Kewaspadaan Dini Dan Respon (SKDR) Penyakit Potensial
KLB ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui apa itu Metode Qip
1.3.2 Untuk mengetahui Sistem Kewaspadaan Dini Dan Respon (Skdr) Penyakit
Potensial Klb
1.3.3 Untuk mengetahui Konsep Dasar Implementasi Sk Dest Kota Kupang Dalam
Penanggulangan Covid 19 Dan Penyakit Lainnya
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
b) Program HIV
1) Logistik kurang terpenuhi, masih berharap pemenuhan logistik dari
provinsi
2) Pencatatan Pelaporan Puskesmas yang belum tepat waktu
3) Beberapa puskesmas terkendala terkait ketepatan pengiriman laporan
via online dikarenakan laptop programer tidak mensupport aplikasi
SIHA Online
4) Minimnya Layanan ARV bagi penderita HIV
5) Koordinasi antar atasan dan staf belum maksimal
6) Koordinasi dengan petugas petugas gudang yang belum maksimal
7) Programer HIV yang double job
d) Program Diare
1) Kurangnya koordinasi programer Diare ke Programer Dinas
Tentang Program Diare
e) Program DBD
1) Alat Fogging di dinas kesehatan sudah banyak yang rusak
2) Pelaksanaan kegiatan fogging tidak maksimal
f) Program ISPA
4
1) Sering terjadi pergantian Programer Terlatih
2) Banyak Programer dari Non PNS dan tidak ada pendaping dari PNS
3) Pengiriman Laporan Tidak Tepat Waktu
4) Kegiatan tidak masuk di BOK puskesmas yang mengakibatkan
programer puskesmas kurang termotivasi dalam melaksanakan
kegiatan
g) Program Hepatitis
1) Program Hepatitis di Kabupaten Buton Tengah belum terlaksana
(belum ada logistik)
2. Current Situation
a) Tujuan dan Aktivitas : Memilih masalah dengan tepat dan menentukan
target peningkatan seperti Mengumpulkan data (untuk mengukur kinerja
proses ) , Membuat problem statement , Menentukan target peningkatan
b) Keluaran : Problem Statement dan Target penyelesaian. Target waktu
penyelesaian sangat tergantung akar masalah yg akan di intervensi
3. Analysis
a) Tujuan dan aktivitas : Analysis Masalah Kesehatan (Analisis akar penyebab
masalah dengan Analysis FishBone diagram ) seperti , Analisis penyebab
dan akibat ,Identifikasi tindakan yg berkaitan dengan akar masalah ,
Memilih akar masalah dengan impact terbesar , Verfikasi akar masalah
b) Keluaran : Akar penyebab /masalah dengan impact terbesar
4. Countermeasure
a) Tujuan dan aktivitas : Merencanakan dan melaksanakan langkah-langkah
penanggulangan yang akan mengkoreksi/ mengintervensi akar penyebab
masalah seperti mengembangkan langkah langkah penanggulangan,
mengembangkan rencana aksi serta menerapkan langkah-langkah
penanggulangan
5
b) Keluaran : Cost benefit analysis,Countermeasure matrix dan Barier and
analysis, Action plan
5. Result
a) Tujuan dan Aktivitas : mengkonfirmasi bahwa masalah dan akar
penyebabnya telah menurun/ada perubahan dan peningkatan target telah
terpenuhi yaitu sebelum dan sesudah perbandingan menggunakan indikator
yang sama (gunakan grafik atau bagan yang sama), jika ya maka pergi ke
Langkah 6 (standardisasi), jika Tidak kemudian kembali ke Langkah 3 dan
4
b) Keluaran : Hasil intervensi (Perbandingan indicator yg sama sebelum dan
sesudah intervensi)
6. Standardization
Pada tahap ini menggambarkan hasil yang diukur menunjukkan bahwa target
telah tercapai atau belum.
a) Tujuan dan Aktivitas : Mencegah suatu masalah serta akar masalahnya
terjadi terulang lagi, memastikan tindak lanjut, menggunakan proses yang
sedang distandarkan atau pertimbangan untuk replikasi area lain.
b) Keluaran : Daftar Check list, Sistem monitoring, Buat pedoman, Pola
piker→ kebiasaan
7. Future plan
a) Tujuan dan aktivitas : Evaluasi Perencanaan dan efektifitas Tim, melakukan
review untuk lessons learned, rencanakan action plan lebih lanjut
b) Keluaran : REVIEV P-D-C-A Lessons learned (Plan-Do-Checkt-Act)
Semua program dapat dilakukan dengan baik bila adanya : DUKUNGAN
PIMPINAN, TIM EFEKTIF, EVIDENT BASE, KOMITMEN
2.2. Sistem Kewaspadaan Dini Dan Respon (SKDR) Penyakit Potensial KLB
Situasi Global Covid-19 dan Hepatitis Akut yang tidak diketahui penyebabnya
kasus Di Indonesia pengamatan SKDR upaya yang dilakukan yaitu update sistem
DTO. Instruksi Presiden nomor 4 tahun 2019
6
Peningkatan Kemampuan dalam Mencegah, Mendeteksi, dan Merespons Wabah
Penyakit, pandemi Global, dan
Kedaruratan Nuklir, Biologi, dan Kimia.
Jenis Surveilans Kesehatan berdasarkan Penyelenggaraan :
1. Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR), Early Warning Alert Response and
Systems (EWARS) / Indicator Based Surveillance (IBS)
Sistem yang mendeteksi adanya ancaman indikasi KLB penyakit menular yang
dilaporkan secara mingguan, yang dapat menampilkan alert atau sinyal peringatan dini
adanya peningkatan kasus penyakit melebihi nilai ambang batas di suatu wilayah . Alert
atau sinyal peringatan dini yang muncul pada sistem bukan berarti sudah terjadi KLB
tetapi merupakan pra-KLB yang mengharuskan petugas untuk melakukan respon cepat
agar tidak terjadi KLB.
a) Diare Akut
Merupakan BAB yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (pada umumnya
3 kali atau lebih per hari dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 7
hari)
b) Malaria Konfirmasi
c) Tersangka Demam Dengue
7
d) Pneumonia
e) Diare Berdarah
f) Tersangka Demam Tifoid
Penyakit yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi, dengan gejala demam
naik turun, gangguan pencernaan, dan kadang disertai gangguan kesadaran.
g) Jaundice Akut
h) Merupakan Kumpulan gejala yang terdiri dari kulit dan sklera berwarna kuning
dan urine berwarna gelap yang timbul secara mendadak . Jaundice Akut
menangkap penyakit yang tidak termasuk di dalam daftar 23 penyakit SKDR,
misalnya Hepatitis A, Yellow Fever, dsb.
i) Tersangka Chikungunya
j) Tersangka Flu Burung pada Manusia
k) Tersangka Campak
l) Tersangka Difteri
m) Tersangka Pertussis
n) AFP (Lumpuh Layuh Mendadak)
o) Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies
p) Tersangka Antrax
q) Tersangka Leptospirosis
r) Tersangka Kolera
s) Kluster Penyakit ygtdklazim
t) Tersangka Meningitis/Encephalitis
u) Tersangka Tetanus Neaonatorum
v) Tersangka Tetanus
w) ILI
x) HFMD
8
c) Petugas dari laboratorium dan Rumah Sakit memberikan laporan ke website
SKDR
d) Petugas di Dinkes Kabupaten/Kota memverifikasi alert di website SKDR --
> kunjungan langsung dan/atau memeriksaan hasil ke laboratorium (bila
perlu) --> hasil verifikasi dimasukkan ke website SKDR
e) Dinkes Provinsi dan Pusat dapat mengakses laporan tersebut di website
SKDR
9
tersebut, diperlukan kegiatan pengamatan terus menerus, dan dilaksanakan secara
sistematis terhadap penyakit atau masalah kesehatan tersebut serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya agar dapat dilakukan tindakan perbaikan atau penelitian, melalui
kegiatan pengumpulan, pengolahan dan analisis/interpretasi data, desiminasi
informasi dan komunikasi ke berbagai pihak terkait. Mendukung program
penanggulangan penyakit dan masalah kesehatan, dalam rangka Perencanaan,
Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan kegiatan kesehatan terhadap penyakit atau
masalah-masalah kesehatan serta kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan
dan penularan penyakit perlu dilakukan surveilans epidemiologi kesehatan . Kegiatan
pokok surveilans epidemiologi kesehatan antara lain :
10
Melakukan Pengawasan Kegiatan Surveilans Epidemiologi Kesehatan.,
Melakukan Koordinasi internal dan eksternal, dan Memberikan Rekomendasi
Kepada Pengambil Kebijakan.
4) Anggota Tim
TIM PENGEMBANGAN SURVEILANS, MONITORING DAN EVALUASI
MASALAH KESEHATAN :
1. Tugas Tugas
a. Melakukan penyiapan instrumen pengumpulan data
b. Melakukan pengumpulan data
c. Melakukan penyelidikan epidemiologi terhadap rumor kesehatan
d. Melakukan investigasi
e. Melakukan analisis data secara deskriptif dan analitik
f. Melakukan kajian dan evaluasi masalah kesehatan serta rekomendasi
g. Melaksanakan kewaspadaan dini kasus berpotensi KLB/Wabah
h. Membuat Laporan hasil kegiatan tim
Koordnator : Kepala Bidang P2P
Sekretaris : Sub Koordinator Program Surveilans dan Imunisasi
Anggota :
a. Sub Koordinator Program P2PM, dan Staf
b. Sub Koordinator Program P2PTM, dan Staf
c. Staf Program Surveilans dan Imunisasi
11
e. Melakukan pelayanan kesehatan
f. Membuat rekomendasi kepada program terkait
g. Membuat laporan hasil kegiatan tim
Koordinator : Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan
Sekretaris : Kepala IFK Kota Kupang
Anggota :
a. Sub Koordinator Program Pelayanan Kesehatan Primer dan Tradisional,
dan staf
b. Sub Koordinator Program Pelayanan Kesehatan Rujukan, dan staf
c. Sub Koordinator Program Peningkatan Mutu Kesehatan, dan staf
d. Sub Koordinator Program KIA dan Gizi Masyarakat, dan staf
12
Tugas Tugas
a. Menyusun perencanan program dan alokasi penganggaran kegiatan
b. Menyusun bahan Advokasi untuk mendapatkan dukungan kebijakan dari
pemerintah daerah
c. Melakukan sosialisasi kebijakan pemerintah daerah tentang perkembangan
penanganan masalah kesehatan
i. Membuat Laporan hasil kegiatan tim
Koordinator : Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (KESMAS)
Sekretaris : Sub Koordinator Program Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
Anggota :
a. Kasubag Umum dan Kepegawaian, dan Staf
b. Kasubag Keuangan dan Perlengkapan, dan Staf
c. Sub Koordinator Program Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat, dan
staf
d. Sub Koordinator Program KIA dan Gizi Masyarakat, dan staf
e. Staf Program Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
f. Tim Sistim Informasi Kesehatan (SIK) Bidang pada Dinas Kesehatan
Kota Kupang
5)Tujuan
a. Terciptanya tatanan prosedur penyelenggaraan surveilans epidemiologi yang
terintegrasi antara unit/bagian/bidang penyelenggara surveilans dengan
laboratorium, sumber-sumber data, penelitian, kajian dan penyelenggara program
kesehatan lainnya, sehingga penanggulangan penyakit menular atau masalah
kesehatan dapat segera ditangani.
b. Memberikan rekomendasi pengendalian penyakit menular atau masalah
kesehatan secara tepat
c. Mendukung diperolehnya keputusan tentang pengendalian penyakit menular atau
masalah kesehatan lainnya secara tepat
13
Ketua Tim Pelaksana
Tim Pengembangan Surveilans, Monitoring Dan Evaluasi Masalah Kesehatan :
a. Tim Perencanaan, Advokasi Dan Sosialisasi Dan Tim Verifikasi, Analisis,
Pengembangan Tatalaksana Kasus
14
Data Yang Digunakan Adalah
Sesuai Data Situasi S/D Minggu Ke-19 (15 Mei 2022) serta diperoleh dari
BIDANG P2P DAN FASKES SE-KOTA KUPANG
15
Stunting disebabkan oleh faktor multidimensi sehingga penanganannya perlu dilakukan
oleh multisektor :
a. Praktek pengasuhan yang tidak baik
b. Terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC Ante Natal Care, Post
Natal dan pembelajaran dini yang berkualitas
c. Kurangnya akses ke makanan bergizi
d. Kurangnya akses air bersih dan sanitasi
Dampak stunting
1. Dampak Kesehatan
a. Gagal tumbuh (berat lahir rendah, kecil, pendek, kurus)
b. Hambatan perkembangan kognitif dan motorik
c. Gangguan metabolik pada saat dewasa à risiko penyakit tidak menular
(diabetes, obesitas, stroke, jantung)
3. Dampak Ekonomi
Potensi keuntungan ekonomi dari investasi penurunan stunting di Indonesia: 48 kali
lipat
16
2. Penanganan : STIMULASI – PENGASUHAN dan PENDIDIKAN
BERKELANJUTAN
18
2) Melakukan pengumpulan data;
3) Melakukan penyelidikan epidemiologi terhadap rumor kesehatan;
4) Melakukan investigasi;
5) Melakukan evaluasi masalah secara deskriptif ;
6) Melaksanakan kewaspadaan dini kasus berpotensi klb/wabah;
7) Membuat laporan hasil kegiatan tim
b. Tim Verifikasi Dan Analisis Data Serta Pengembangan Tatalaksana Kasus
1. Melakukan verifikasi terhadap laporan yang dibuat oleh Tim Pengembangan
Surveilans, Monitoring dan Evaluasi Masalah Kesehatan
2. Melakukan analisis data secara deskriptif dan analitik;
3. Membuat laporan hasil kegiatan tim
c. Tim Pengembangan Kinerja Laboratorium
1. Melakukan pengumpulan sampel
2. Melakukan pemeriksaan khusus
3. Melakukan rujukan sampel
4. Pengembangan kapasitas laboratorium
5. Membuat laporan hasil pemeriksaan.
19
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Surveilans epidemiologi kesehatan adalah suatu kegiatan pengamatan yang
sistematis dan terus menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit
atau masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan
penularan penyakit atau masalah kesehatan untuk memperoleh dan memberikan
informasi guna mengarahkan tindakan pengendalian dan penanggulangan secara
efektif dan efisien
3.2. Saran
Dengan adanya pembahasan mengenai Integrasi Surveilans, diharapkan
pembaca dapat memahami lebih lanjut tentang “Integrasi Surveilans” dan
dapat memanfaakannya dalam kehidupan sehari-hari.
20