Anda di halaman 1dari 6

1.

Materi tentang determinan perubahan perilaku yaitu Health Belief Model


(HBM)/Model Kepercayaan Kesehatan
Jawab:
Health belief modeldikemukakan pertama kali oleh Resenstock 1966, kemudian
disempurnakan oleh Becker, dkk 1970 dan 1980.Sejak tahun 1974, teori Health belief
modeltelah menjadi perhatian para peneliti.Model teori ini merupakan formulasi
konseptual untuk mengetahui persepsi individu apakah mereka menerima atau tidak
tentang kesehatan mereka.Variabel yang dinilai meliputi keinginan individu untuk
menghindari kesakitan, kepercayaan mereka bahwa terdapat usaha agar menghindari
penyakit tersebut.
Health belief modelmerupakan suatu konsep yang mengungkapkan alasan dari
individu untuk mau atau tidak mau melakukan perilaku sehat (Janz & Becker,
1984).Health belief modeljuga dapat diartikan sebagai sebuah konstruk teoretis mengenai
kepercayaan individu dalam berperilaku sehat (Conner, 2005).
Health belief model adalah suatu model yang digunakan untuk menggambarkan
kepercayaan individu terhadap perilaku hidup sehat, sehingga individu akan melakukan
perilaku sehat, perilaku sehat tersebut dapat berupa perilaku pencegahan maupun
penggunaan fasilitas kesehatan.Health belief modelini sering digunakan untuk
memprediksi perilaku kesehatan preventif dan juga respon perilaku untuk pengobatan
pasien dengan penyakit akut dan kronis.Namun akhir-akhir ini teori Health belief
modeldigunakan sebagai prediksi berbagai perilaku yang berhubungan dengan kesehatan.
Konsep utama dari health belief modeladalah perilaku sehat ditentukan oleh
kepercaaan individu atau presepsi tentang penyakit dan sarana yang tersedia untuk
menghindari terjadinya suatu penyakit. Health belief model(HBM) pada awalnya
dikembangkan pada tahun 1950an Oleh sekelompok psikolog sosial di Pelayanan
Kesehatan Masyarakat Amerika Serikat, dalam usaha untuk menjelaskan kegagalan
secara luas partisipasi masyarakat dalam program pencegahan atau deteksi penyakit.
Kemudian, model diperluas untuk melihat respon masyarakat terhadap gejala-gejala
penyakit dan bagaimana perilaku mereka terhadap penyakit yang didiagnosa, terutama
berhubungan dengan pemenuhan penanganan medis.Oleh karena itu, lebih dari tiga
dekade, model ini telah menjadi salah satu model yang paling berpengaruh dan secara
luas menggunakan pendekatan psikososial untuk menjelaskan hubungan antara perilaku
dengan kesehatan.
Dari pengertian-pengertian mengenai health belief modelyang sudah dijelaskan
diatas dapat disimpulkan bahwa health belief model adalah model yang
menspesifikasikan bagaimana individu secara kognitif menunjukkan perilaku sehat
maupun usaha untuk menuju sehat atau penyembuhan suatu penyakit. Health belief
modelini didasari oleh keyakinan atau kepercayaan individu tentang perilaku sehat
maupun pengobatan tertentu yang bisa membuat diri individu tersebut sehat ataupun
sembuh.
Teori Health belief modelmenghipotesiskan terdapat hubungan aksi dengan faktor
berikut:
1. Motivasi yang cukup kuat untuk mencapai kondisi yang sehat.
2. Kepercayaan bahwa seseorang dapat menderita penyakit serius dan dapat
menimbulkan sekuele.
3. Kepercayaan bahwa terdapat usaha untuk menghindari penyakit tersebut
walaupun hal tersebut berhubungan dengan finansial.
Health belief modeljuga dapat menjelaskan tentang perilaku pencegahan pada
individu.Hal ini menjelaskan mengapa terdapat individu yang mau mengambil tindakan
pencegahan, mengikuti skrining, dan mengontrol penyakit yang ada.

2. Tuliskan salah satu contoh kasus/masalah kesehatan dari Health Belief


Model(HBM)/Model Kepercayaan Kesehatan
Jawab:
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang banyak ditemukan di
sebagian besar wilayah tropis dan subtropis, terutama asia tenggara, Amerika tengah,
Amerika dan Karibia. Host alami DBD adalah manusia, agentnya adalah virus dengue
yang termasuk ke dalam famili Flaviridae dan genus Flavivirus, terdiri dari 4 serotipe
yaitu Den-1, Den-2, Den3 dan Den -4, ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk
yang terinfeksi, khususnya nyamuk Aedes aegypti dan Ae. albopictus yang terdapat
hampir di seluruh pelosok Indonesia. Masa inkubasi virus dengue dalam manusia
(inkubasi intrinsik) berkisar antara 3 sampai 14 hari sebelum gejala muncul, gejala klinis
rata-rata muncul pada hari keempat sampai hari ketujuh, sedangkan
masa inkubasi ekstrinsik (di dalam tubuh nyamuk) berlangsung sekitar 8-10 hari.
Manifestasi klinis mulai dari infeksi tanpa gejala demam, demam dengue (DD) dan DBD,
ditandai dengan demam tinggi terus menerus selama 2-7 hari; pendarahan diatesis seperti
uji tourniquet positif, trombositopenia dengan jumlah trombosit ≤ 100 x 10⁹/L dan
kebocoran plasma akibat peningkatan permeabilitas pembuluh.
Jumlah kasus DBD di Indonesia memiliki kecenderungan mengalami
peningkatan. Berdasarkan laporan Kemenkes tahun 2014, jumlah kasus yang dilaporkan
di Indonesia sebanyak 100.347, serta IR/angka kesakitan sebesar 40 per 100.000
penduduk. Sedangkan tahun 2015, jumlah kasusnya meningkat sebanyak 129.650 dengan
angka IR/angka kesakitan sebesar 51 per 100.000 penduduk. Padahal dalam renstra
Kemenkes untuk angka kesakitan DBD tahun 2015 sebesar <49 per 100.000 penduduk.
Jawa Timur adalah bagian dari yang belum mencapai renstra Kemenkes pada
angka kesakitan DBD. Berdasarkan laporan dalam Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur
2014, angka kesakitan DBD di Jawa Timur sebesar 52 per 100.000 penduduk. Selain
masalah tersebut, jumlah kematian tertinggi juga terjadi di Jawa Timur dengan 283
kematian, dan kemudian diikuti oleh provinsi lain, seperti Jawa Tengah dengan 255 orang
dan Kalimantan Timur dengan 65 orang. Jumlah kasus DBD di Kota Kediri Tahun 2015
sebesar 276 kasus. Hal ini justru terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu 172
kasus di tahun 2014. Sedangkan untuk angka case fatality rate (CFR) mengalami
peningkatan 0,4 % dengan adanya 1 kasus kematian. Hal diatas didasarkan pada Profil
Kesehatan Kota Kediri 2015. Profil tersebut juga menggambarkan dengan jumlah angka
kesakitan/ incident rate (IR) terbanyak berada di wilayah kerja Puskesmas Sukorame
Kecamatan Mojorojo Kota Kediri yaitu sebesar 52 orang, lalu dibawahnya Puskesmas
Pesantren I dengan 44 orang dan Puskesmas Campurejo dengan 43 orang.
Upaya-upaya pencegahan kejadian luar biasa (KLB) sudah seharusnya dilakukan
secara komprehensif. Baik pada tingkat kelompok maupun pada tingkat individu. Salah
satu contohnya pada tingkat kelompok melalui program pemberantasan sarang nyamuk
oleh desa siaga. Tercatat dalam data profil Dinkes Kota Kediri tahun 2015, Desa Siaga
pada wilayah utara Kota Kediri merupakan tertinggi dengan strata purnama. Yaitu 6
berstrata purnama, dan hanya 2 berstata pratama. Selain dari faktor Desa Siaga,
pemberantasan DBD juga bergantung dari tingkatan kelompok yang lebih kecil seperti
rumah tangga. Seperti halnya pada acuan tingkat STBM, rumah sehat dan perilaku Hidup
bersih dan sehat (PHBS). Tercatat berdasarkan data kelurahan di kota Kediri tahun 2015,
kelurahan yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM ) berjumlah 46
Kelurahan. Sedangkan untuk kelurahan yang stop BABS (SBS) berjumlah 22 kelurahan
(47,82%) terdiri dari Mojoroto 40,91%, kota 36,36% dan Pesantren 22,73%. Sedangkan
di Kota Kediri, dari jumlah rumah tangga yang ada, terdapat sebanyak 82.668 jumlah
rumah tangga yang dibina/dipantau sebesar 10.521 dan yang berPHBS 5.535 (52,6%)
dari jumlah rumah tangga yang ada. Dari data tersebut disimpulkan pada tingkat rumah
tangga kondisi lingkungan masih menjadi permasalahan yang memungkinkan angka
kejadian DBD masih tinggi, walaupun tingkat kelompok sebetulnya sudah terdapat
upaya-upaya pencegahan DBD. Oleh karenanya, pada tingkatan individu menjadi hal
yang penting untuk dilihat dan diamati perilaku pencegahan penyakit, bukan hanya pada
tingkat kelompok.
Konsep Health Belief Model memberikan gambaran bahwa terdapat 5 variabel
independen yang diteliti utnuk dilihat hubungan dengan variabel dependen berupa upaya
pencegahan DBD.
Pertama, kerentanan yang dirasakan (Perceived Susceptibility). Penelitian ini
melihat kerentanan dengan memunculkan pendapat pada instrumen berupa: anggapan
kerentaan pada saat berada kondisi lingkungan tertentu, kerentanan pada seluruh usia dan
seluruh orang, dan kerentanan bila tidak melakukan upaya perlindungan DBD. Anggapan
dikategorikan menjadi tingkatan mulai tidak rentan, cukup rentan, dan rentan.
Kedua, keparahan yang dirasakan (Perceived Severity). Pengukuran keparahan
dilihat pada anggapan bahwa DBD bisa menyebabkan kematian, dan kerugian yang
didapat, serta penilaian pada akibat yang ditimbulkan dari DBD. Anggapan keparahan
pada DBD dikategorikan mulai tidak parah, cukup parah, dan parah.
Ketiga, isyarat untuk melakukan tindakan (Cues to action). Penelitian ini
mengaktegorikan isyarat mulai tingkatan tidak pernah, jarang dan selalu mendapatkan
isyarat melakukan tindakan. Isyarat dalam instrumen penelitian memberikan pilihan pada
hal-hal yang mengingatkan melakukan tindakan mulai dari media massa, elektronik, dan
non elektronik.
Keempat, manfaat yang dirasakan (Perceived Benefits). Faktor persepsi manfaat
diperoleh berdasarkan instrumen yang menanyakan tentang anggapan manfaat dari
melakukan pencegahan DBD. Baik 3M (Menguras, mengubur, dan menutup) dan plus
berupa tambahan berupa memakai pelindung diri saat tidur dan sebagainya. Persepsi
manfaat akan dikategorikan menjadi 3 yaitu, anggapan tidak bermanfaat, cukup
bermanfaat, dan bermanfaat.
Kelima, hambatan yang dirasakan (Perceived Barriers). Variabel ini merupakan
lawan dari persepsi manfaat. Persepsi hambatan menggambarkan beberapa kendala yang
dirasa oleh subjek penelitian. Instrumen penelitian ini akan menggambarkan bentuk
persetujuan pada hambatan-hambatan untuk melakukan tindakan pencegahan DBD.
Persepsi hambatan dikategorikan menjadi tidak hambatan, cukup menjadi hambatan, dan
hambatan.
Referensi

http://digilib.uinsby.ac.id/13200/5/Bab%202.pdf

Helmy Bachtiar Attamimy & M. Bagus Qomaruddin. APLIKASI HEALTH BELIEF MODEL
PADA PERILAKU PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE. Jurnal Promkes Vol. 5
No. 2 Desember 2017: 245 – 255

Aryu Candra. Demam Berdarah Dengue: Epidemiologi, Patogenesis, dan Faktor Risiko
Penularan. Aspirator Vol. 2 No. 2 Tahun 2010 : 110 –119

Anda mungkin juga menyukai