PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk dapat lebih memahami perilaku manusia, kita perlu memahami
struktur sosial, kerangka masyarakat yang sudah terbentang sebelum kita
dilahirkan .
Di dalam realitas kehidupan masyarakat, kita tidak bisa melepaskan
diri dari pembedaan-pembedaan posisi sosial. Selalu saja akan kita dapatkan
gambaran struktur sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Struktur sosial
inilah yang kemudian membagi secara definitif, baik individu maupun
kelompok, tentang status dan peran yang mesti ditunaikan (power
distribution). Dan dalam kenyataannya membicarakan struktur sosial tidak
bisa lepas begitu saja dari kenyataan bahwa kehidupan sosial masyarakat
selalu membentuk sistem yang saling berkaitan satu sama lain.
Kehidupan manusia berlangsung dalam suatu wadah yang dinamakan
masyarakat. Masyarakat ditinjau dari dua sudut, yaitu sudut statis dan sudut
dinamikanya. Sudut statis atau sudut struktural dinamakan dengan struktur
sosial. Secara harfiah, struktur bisa diartikan sebagai susunan atau bentuk.
Struktur tidak harus dalam bentuk fisik, ada pula struktur yang berkaitan
dengan sosial. Menurut ilmu sosiologi, struktur sosial adalah tatanan atau
susunan
sosial
yang
membentuk
kelompok-kelompok
sosial
dalam
kesempatan kali ini saya akan menjelaskan lebih jauh mengenai struktur
sosial dan interaksi dalam fenomena kehidupan manusia di masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
1)
2)
3)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Struktur Sosial
2.1.1 Pengertian Struktur Sosial
Istilah struktur berasal dari kata structum (bahasa Latin) yang berarti
menyusun. Dengan demikian, struktur sosial memiliki arti susunan
masyarakat. Adapun penggunaan konsep struktur sosial tampaknya
beragam.
Para ahli sosiologi memiliki pendapat yang berbeda beda dalam
mendefinisikan struktur sosial. George C. Homan mengaitkan struktur social
dengan perilaku social elementer dalam kehidupan sehari hari. Sementara
itu, Talcott Persons berpendapat bahwa struktur social aalah keterikatan
antarmanusia. Ahli lain, Coleman, melihat struktur social sebagai sebuah
pola hubungan antarmanusia dan kelompok manusia. Berbeda dengan ketiga
ahli itu, Kornblum menekankan konsep struktur social pada pola perilaku
individu dan kelompok, yaitu pola perilaku yang berulang ulang yang
menciptakan hubungan antarindividu dan antarkelompok dalam masyarakat.
Soerjono soekanto melihat struktur social sebagai sebuah hubungan
timbal balik antara posisi posisi sosial dan antara peranan peranan
social. Sementara itu, Abdul Abdul Syani melihat struktur sosial sebagai
sebuah tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat. Di dalam tatanan sosial
tersebut terkandung hubungan timbal balik antara status dan peranan
(dengan batas batas perangkat unsur unsur sosial tertentu). Status dan
peranan
stabilitas,
keteraturan,
dan
integrasi
sosial
yang
bangsawan.
Achieved status merupakan status atau kedudukan seseorang yang
diperoleh usaha-usaha yang disengaja. Misalnya, setiap orang bisa
seorang dokter.
Assigned status merupakan status atau kedudukan yang diberikan.
Misalnya, gelar kehormatan yang diberikan kepada seseorang
karena dianggap berjasa.
2. Peranan
Dalam setiap peranan akan terdapat suatu perangkat peran (role
set) yang menunjukkan bahwa dalam suatu status tidak hanya
mempunyai satu peran tunggal, tetapi sejumlah peran yang
berhubungan. Misalnya, seorang anak juga seorang murid, dan ia
seorang teman, seorang ketua OSIS, dan masih banyak perangkat
peran lainnya yang ia sandang. Jadi, dapat dilihat bahwa setiap
individu menduduki status atau kedudukan tertentu dalam masyarakat,
serta
menjalankan
suatu
peranan.
Ketika
seorang
individu
Stratifikasi
Sosial
Tertutup
(Closed
Social
Stratification)
Stratifikasi ini adalah stratifikasi dimana anggota dari setiap strata sulit
mengadakan mobilitas vertikal. Walaupun ada mobilitas tetapi sangat
2.2.2
Kelompok Sosial
timbal balik. Ada dua hasrat pokok manusia sehingga ia terdorong untuk
hidup berkelompok, yaitu:
1. Hasrat untuk bersatu dengan manusia lain di sekitarnya
2. Hasrat untuk bersatu dengan situasi alam sekitarnya
C.
perilaku.
3. Kelompok sosial ini bersistem dan berproses.
D. Macam-Macam Kelompok Sosial
1. Klasifikasi Tipe-tipe Kelompok Sosial
Menurut Soerjono Soekanto dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
macam, yaitu:
a. Berdasarkan besar kecilnya anggota kelompok
10
sosial
yang
11
12
3.
4.
13
paguyuban
(gemeinschaft)
dan
patembayan
14
sehingga
dapat
saling
tolong-menolong.
Misalnya
15
bersifat
mekanis
seperti
sebuah
mesin.
Bentuk
sistem
peraturan
memengaruhi
keputusan
dan
pelaksanaannya.
16
17
8.
sejalan
dengan
kemajuan
peradaban
manusia,
sistem
Kerumunan (Crowd)
Kerumunan adalah sekelompok individu yang berkumpul secara
kebetulan di suatu tempat pada waktu yang bersamaan. Ukuran utama
adanya kerumunan adalah kehadiran orang-orang secara fisik. Sedikit
banyaknya jumlah kerumunan adalah sejauh mata dapat melihat dan
selama telingan dapat mendengarkannya. Kerumunan tersebut segera
berakhir setelah orang-orangnya bubar. Oleh karena itu, kerumunan
merupakan suatu kelompok sosial yang bersifat sementara (temporer).
Secara garis besar Kingsley Davis membedakan bentuk
kerumunan menjadi:
19
a.
b.
20
norma-norma
yang
berlaku.
Misalnya
aksi
adalah
bertentangan
dengan
norma-norma
Publik
Berbeda dengan kerumunan, publik lebih merupakan kelompok
yang tidak merupakan kesatuan. Interaksi terjadi secara tidak langsung
melalui alat-alat komunikasi, seperti pembicaraan pribadi yang
berantai, desas-desus, surat kabar, televisi, film, dan sebagainya. Alat
penghubung semacam ini lebih memungkinkan suatu publik
mempunyai pengikut-pengikut yang lebih luas dan lebih besar. Akan
tetapi, karena jumlahnya yang sangat besar, tidak ada pusat perhatian
yang tajam sehingga kesatuan juga tidak ada.
21
mengklasifikasikan
masyarakat
setempat,
dapat
Lembaga Sosial
22
mengatur
perilaku
para
anggota
masyarakat.
Ada
pendapat
lain
masalah
dalam
masyarakat
khususnya
menyangkut
23
aturan yang
sebagai proses
Lembaga Keluarga
Lembaga keluarga merupakan lembaga sosial yang terkencil yang
terbentuk atas dasar perkawinan dan hubungan darah. Macam-macam
fungsi lembaga keluarga adalah sebagai berikut..
25
b.
Lembaga Politik
26
Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan adalah lembaga atau tempat berlangsungnya
proses pendidikan dengan tujuan mengubah tingkah laku individu ke
arah yang lebih baik. Macam-macam fungsi lembaga pendidikan
menurut horton dan hunt adalah sebagai berikut.
d.
27
e.
Lembaga Agama
Lembaga agama adalah lembaga yang mengatur mengenai kehidupan
manusia dalam beragama. Macam-macam fungsi lembaga agama
menurut Bruce J. Cohen adalah sebagai berikut.
f.
Lembaga Budaya
Lembaga budaya adalah lembaga publik yang terdapat dalam suatu
negara yang berfungsi sebagai pengembangan budaya, ilmu
pengetahuan, lingkungan, seni, dan pendidikan masyarakat.
2.2.4 Kebudayaan
A. Pengertian Kebudayaan
28
29
digunakan
untuk
mengatur
masalah-masalah
kemasyarakatan.
30
Alat-alat teknologi
Sistem ekonomi
Keluarga
Kekuasaan politik
Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
1. Sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para
anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam
sekelilingnya
2. Organisasi ekonomi
3. Alat-alat dan lembaga-lembaga
atau
petugas-petugas
untuk
Wujud Kebudayaan
31
c.
2.
Komponen Kebudayaan
Berdasarkan wujudnya tersebut, Budaya memiliki beberapa elemen
32
adalah
ciptaan-ciptaan
abstrak
yang
memilik karier.
Sistem kepercayaan
Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun system
kepercayaan
atau
keyakinan
terhadap
sesuatu,
hal
ini
akan
33
Bahasa
Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk
setiap walayah, bagian dan negara memiliki perbedaan yang sangat
komplek. Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen
komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sifat unik dan
komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebut.
Jadi keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan
dipahami agar komunikasi lebih baik dan efektif dengan memperoleh
nilai empati dan simpati dari orang lain.
34
tindakan yang berupa kerja sama, tetapi juga bisa berupa persaingan dan
pertikaian.
B. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Agar interaksi sosial dapat terjadi, dibutuhkan beberapa syarat.
Menurut Gilin dan Gilin seperti dikutip oleh Soerjono Soekanto, syarat
terjadinya interaksi sosial adalah sebagai berikut.
1. Kontak Sosial
Kata kontak berasal dari kata con atau cum (Bahasa Latin:
bersama-sama) dan tango (Bahasa Latin: menyentuh). Jadi, secara
harfiah kontak artinya adalah sama-sama menyentuh. Secara fisik
kontak sosial baru terjadi apabila terjadi hubungan badaniah. Akan
tetapi, sebagai gejala sosial tidak harus berarti suatu hubungan
badaniah. Karena seseorang dapat mengadakan hubungan dengan
pihak lain tanpa saling menyentuh seperti saat saling menyapa dan
berbicara dengan menggunakan bahasa isyarat.
Kontak sosial adalah hubungan antara satu pihak
dengan pihak lain yang merupakan awal terjadinya
interaksi
sosial
dan
masing-masing
pihak
salingg
35
36
37
e. Empati
Empati adalah kemampuan mengambil atau memainkan peranan secara
efektif dan seseorang atau orang lain dalam konsidi yang sebenarbenarnya, seolah-olah ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain
tersebut seperti rasa senang, sakit, susah, dan bahagia. Empat hampir
mirip dengan sikap simpati. Perbedaannya, sikap empati lebih menjiwai
atau lebih terlihat secara emosional.
f. Motivasi
Motivasi adalah dorongan, rangsangan, pengaruh, atau stimulus yang
diberikan seorang individu kepada individu yang lain sedemikian rupa
sehingga orang yang diberi motivasi tersebut menuruti atau
melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional, dan penuh
tanggung jawab.
38
2. Proses Disasosiatif
Interaksi sosial disosiatif merupakan bentuk interaksi sosial yang
menghasilkan sebuah perpecahan. Ada beberapa bentuk interaksi sosial
disosiatif, antara lain sebagai berikut:
39
a. Persaingan (competition)
Persaingan adalah proses sosial yang ditandai dengan adanya saling
berlomba atau bersaing antar individu atau antar kelompok tanpa
menggunakan ancaman atau kekerasan untuk mengejar suatu nilai
tertentu supaya lebih maju, lebih baik, atau lebih kuat.
b. Kontravensi (contravention)
Kontravensi adalah suatu bentuk proses sosial yang berada di antara
persaingan dan konflik.
c. Konflik
Konflik adalah suatu proses sosial di mana orang perorangan atau
kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuan dengan jalan
menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman atau kekerasan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kedinamisan manusia telah menjadikannya hidup berkelompok
kelompok dan membentuk suatu masyarakat yang selalu berinteraksi serta
terorganisasi. Kemampuan berinteraksi inilah yang menjalin hubungan
40
sosial
adalah
cara
bagaimana
suatu
masyarakat
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di
atas dengan sumber sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di
pertanggung jawabkan. Untuk itu, penulis membuka diri terhadap kritik
maupun saran yang sifatnya membangun.
41
DAFTAR PUSTAKA
Dhohiri, Taufik Rahman., Tarsius Wartono, dkk. 2007. Sosiologi 1 Suatu Kajian
Kehidupan Masyarakat. Jakarta : Yudhistira
Heslin, James M. 2007. Sosiologi Dengan Pendekatan Membumi. Jakarta :
Erlangga
https://id.wikipedia.org/wiki/Lembaga_sosial
http://www.artikelsiana.com/2015/02/pengertian-kebudayaan-definisi-paraahli.html
Maryati, Kun., dan Juju Suryawati. 2006. Sosiologi Untuk SMA dan MA Kelas XI.
Jakarta : Esis
42
43