Anda di halaman 1dari 2

KASUS

Keluarga Tn.Y (42 th) mempunyai istri Ny.H (32 th), An.A (26 th) dan
An.W (23 th). Keluarga Tn.Y berasal dari suku sunda. Bahasa yang digunakan
adalah bahasa sunda. Hasil wawancara dengan keluarga, sejak beberapa tahun
yang lalu An.W mengalami hal-hal yang aneh, An.W sering mengamuk tidak
jelas dan jika menangis sampai histeris. Keluarga menganggap An.W ada yang
mempermainkan, setelah di wawancara lebih dalam lagi, An.W sedari kecil
bersifat manja dan pintar, kebiasaan An.W dari dulu hanya membaca buku
sampai-sampai makan pun harus di suapi oleh Ny.H hingga An.W dewasa
bahkan sampai An.W akan memasuki universitas. Ketika An.W akan memasuki
universitas, dirinya mendaftarkan diri ke salah satu PTN yang terbaik di kota
Bandung, An.W sudah yakin sekali dirinya akan diterima di PTN tersebut.
Hingga setelah pengumuman keluar ternyata hasil tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan, ternyata An.W tidak keterima di PTN tersebut, sebaliknya teman
An.W yang bisa dikatakan biasa-biasa saja diterima di PTN tersebut. An.W
belum bisa menerima kalau dirinya tidak diterima dan merasa kesal pada
temannya karena sejak SMA dia tidak menyukai temannya itu, sejak saat itu
An.W sering marah-marah tidak jelas dan mengamuk. Selama ini An.W sudah
menjalani beberapa pengobatan, An.W sempat di bawa ke RSJ, seharusnya
anak W di rawat tetapi keluarga tidak menyetujui nya dengan alasan malu
hingga akhirnya An.W melakukan rawat jalan, tetapi tidak ada perubahan
mungkin karena kontrol yang tidak teratur dan seharusnya anaknya dirawat.
Hingga akhirnya keluarga melakukan pengobatan ke orang-orang pintar
karena mereka bersikuku bahwa anaknya di permainkan.

Intervensi Keperawatan
Setelah membaca kasus di atas, menurut saya kasus di atas mempunya
diagnosa keperawatan dengan ketidakpatuhan dalam pengobatan
berhubungan dengan sistem nilai yang di yakini. Intervensi yang dapat
dilakukan adalah dengan cultural care repartening/reconstruction atau
merubah budaya klien karena budaya yang dimiliki klien bertentangan
dengan kesehatan. Perawat dapat melakukan intervensi dengan peran
transkultural sebagai berikut :
1. Memberikan

kesempatan

kepada

keluarga

Tn.Y

untuk

memahami informasi yang diberikan dan melaksanakannya.


2. Menjelaskan terminologi gejala pasien ke dalam bahasa
kesehatan yang dapat di pahami keluarga.
3. Berikan informasi pada keluarga mengenai sistem pelayanan
kesehatan.
4. Memberikan informasi mengenai kepatuhan dalam pengobatan.

Anda mungkin juga menyukai