Anda di halaman 1dari 30

Pengenalan Alat dan Bahan

Biokimia Perairan
Siska Nurfitriani, 230110150013
Perikanan A , Kelompok 01
ABSTRAK
Alat laboratorium adalah alat yang akan membantu dan memfasilitasi
proses penelitian. Dalam penggunaan alat laboratorium dibutuhkan pengetahuan
yang cukup, baik itu mencakup

nama alat, prinsip kerja, hingga Standart

Operational Prosedure (SOP) supaya praktikum berjalan dengan baik dan benar
agar menghasilkan data yang akurat dan tepat. Begitupun dengan pengenalan
bahan yang digunakan, agar lebih memudahkan praktikan dalam melakukan
praktikum dan cara penanganannya sesuai Material Safety Data Sheet (MSDS).
Pada praktikum ini terdapat alat dan bahan laboratorium yang digunakan dalam
praktikum, alat laboratorium tersebut diantaranya Spektrofotometer, Hot Plate,
Inkubator, water Bath, dan Lemari Pendingin, Sedangkan bahan-bahan yang
digunakan yaitu Asam Sulfat (H2SO4), Natrium Hidroksida (NaOH), Amonium
Hydroxida (NH4OH), Asam Asetat (CH3COOH), dan Aquades.
Kata Kunci : Alat Laboratorium, Spektrofotometer, Hot Plate, Inkubator, water
Bath, dan Lemari Pendingin
ABSTRACT
Laboratory tool is a tool that will assist and facilitate the research process.
In the use of laboratory tools required considerable knowledge, whether it
includes the name of the tool, the working principle, and Standard Operational
Procedure (SOP) in order practicum walk properly in order to produce accurate
and precise data. Likewise with the introduction of the materials used, in order to
make it easier for the practitioner in doing practical and appropriate way of
handling MSDS. In the lab, there are tools and laboratory materials used in lab,
lab instrument Among them Spectrophotometer, Hot Plate, Incubators, water Bath
and Refrigerators, while the materials used is sulfuric acid (H2SO4), sodium

hydroxide (NaOH), Hydroxida ammonium (NH 4 OH), Acetic Acid (CH3COOH),


and distilled.
Keywords : Laboratory Equipment, Spectrophotometer, Hot Plate, Incubators,
water Bath, and Refrigerators
PENDAHULUAN
Biokimia adalah ilmu yang mempelajari segala bentuk perubahan molekul
atau perubahan struktur kimia yang terjadi pada makhluk hidup.

Biokimia

merupakan cabang ilmu dari ilmu kimia dan ilmu biologi, sehingga biokimia
memiliki konsep dasar yaitu kimia (hubungan struktur, fungsi dan reaksi reaksi)
dan biologi (mahluk hidup, pertembuhan, dan reproduksi). Pada umumnya
biokimia membahas tentang biomolekul (karbohidrat, protein, lemak dan asam
nukleat) dan mineral. Biokimia memerlukan penelitian untuk menguji adanya
enzim, karbohidrat, protein, lipid dan lain lain maka dari itu alat alat dan bahan
kimia sangat membantu dalam proses praktikum biokimia.
Pengenalan alat dan bahan kimia yang digunakan untuk praktikum
biokimia sangat penting. Melalui pengenalan alat dan bahan laboratorium
praktikan dapat mengetahui cara kerja alat dan bahan laboratorium, selain itu
dapat mengetahui penggunaan alat dan bahan yang baik dan benar. Hal terpenting
dari pengenalan alat dan bahan praktikum ini yaitu untuk menjaga keselamatan
praktikan saat melakukan penelitian,

jika kesalahan dalam praktikum dapat

diminimalisir maka data yang akan di dapat lebih tepat dan lebih akurat.
Tujuan dari praktikum ini diantaranya untuk memperoleh data yang valid
untuk dianalisa, dan untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan praktikum
biokimia perairan.
METEDOLOGI
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium FHA (Fisiologi Hewan Air),
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Waktu praktikum
dilakukan pada hari Selasa, 10 Oktober 2016 pukul 15.30 WIB .

Adapun alat yang di perkenalkan dalam praktikum biokimia ini adalah


spektrofotometer, inkubator, hot plate, lemari pendingin, weighing scoops, labu
erlenmeyer, pipet tetes, labu ukur, water bath, gelas kimia, corong, penjepit
tabung reaksi, plat tetes, rak tabung reaksi, tabung sentrifugal, statif dan klem
buret, dan kawat kasa. Sedangkan bahan yang di perkenalkan adalah Natrium
Hidroksida (NaOH), Natrium Klorida (NaCl), Asam Sulfat (H 2SO4), Asam
Klorida (HCl), Kalium Hidroksida (KOH), Amoniak Pekat (NH 4OH), Etanol
(C2H3OH), Klorofrom (CHCl3),

metilin biru, Kobalt Klorida (CoCl6 H2O),

Aluminium Sulfat (AlSO4), Asam Asetat (CH3COOH), dan Aquadest.


HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dapat , alat dan bahan praktikum yang di perkenalkan
adalah sebagai berikut :
a. Alat-Alat Praktikum
Alat-alat praktikum yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Spektrofotometer
Menurut Cairns (2009), Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur
transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Tiap
media akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada
senyawa atau warna yang terbentuk. Senyawa yang menyerap cahaya dalam
daerah tampak (senyawa berwarna) mempunyai elektron yang lebih mudah
ditunjukkan dari pada senyawa yang menyerap pada panjang gelombang lebih
pendek (Herliani 2008).

Gambar 1. Spektrofotometer

Sumber : Dokumentasi Pribadi


Prinsip kerja Spektrofotometer berdasarkan hukum Lambert Beer, bila
cahaya monokromatik (Io) melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya
tersebut diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi dipancarkan (It).
Transmitan adalah perbandingan intensitas cahaya yang ditransmisikan ketika
melewati sampel (It) dengan intensitas cahaya mula-mula sebelum melewati
sampel (Io).Persyaratan hukum Lambert Beer, antara lain sebagai berikut:
1)
2)

Radiasi yang digunakan harus monokromatik,


Energi radiasi yang diabsorpsi oleh sampel tidak menimbulkan reaksi

3)
4)

kimia,
Sampel (larutan) yang mengabsorbsi harus homogen,
Tidak terjadi fluoresensi atau phosporesensi, dan indeks refraksi tidak
berpengaruh terhadap

konsentrasi, jadi larutan tidak pekat (harus

encer).
Standar Operasional Prosedur (SOP) dari spektrofotometer adalah sampel
dilarutkan dalam pelarut, lalu sampel dimasukkan dalam kuvet dalam keadaan
tertutup, dimulai dengan dihasilkannya cahaya monokromatik dari sumber sinar,
cahaya tersebut kemudian menuju ke kuvet (tempat sampel/sel), banyaknya
cahaya yang diteruskan maupun yang diserap oleh larutan akan dibaca oleh
detektor yang kemudian menyampaikan ke layar pembaca (Hadi 2009). Larutan
yang akan diamati melalui spektrofotometer harus memiliki warna tertentu. Hal
ini dilakukan supaya zat di dalam larutan lebih mudah menyerap energi cahaya
yang diberikan.
2.

Inkubator
Inkubator merupakan alat untuk menjaga suhu ruagan agar suhu tetap

konstan/stabil. Fungsinya untuk menumbuhkan kultur sel/jaringan pada suhu


tertentu. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran
suhu untuk inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10 70o C.

Gambar 2 . Inkubator
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Prinsip kerjanya yaitu mengubah energi listrik menjadi energy panas.
Kawat nikelin akan menghambat aliran elektron yang mengalir sehingga
mengakibatkan peningkatan suhu kawat. Standar Operasional Prosedur (SOP) dari
inkubator adalah memilih mode operasi normal operation dengan menekan
tombol Set selama 3 detik, mode operasi yang aktif akan menyala. Pilih mode
operasi mode 1 dengan memutar tombol push/turn sambil menekan tombol set,
setelah tombol set dilepas, layar control akan menunjukkan mode operasi tipe 1.
Selanjutnya mengatur set point temperature dengan menekan tombol set dan putar
tombol push/turn untuk memilih set point temperature yang diinginkan.
Pengontrol akan memulai memanaskan oven, ditunjukkan dengan simbol heater
berwarna orange. Selanjutnya mengatur kecepatan kipas dengan memutar tombol
push/turn searah jarum jam sampai simbol kipas menyala pada display, sambil
menekan tombol push/turn untuk mengatur kecepatan kipas sampai dengan 50%.
Kemudian putar tombol push/turn searah jarum jam sampai monitor temperatur
menyala pada display. Tekan tombol set dan putar tombol push/turn untuk
mengatur temperature monitor.
3.

Hot Plate
Hot

plate

merupakan

piringan

panas

yang

di

gunakan

untuk

menghomogenkan suatu larutan secara lebih cepat dengan suhu dan stirrer adalah
magnet pengaduk yang mengaduk pada hotplate. Alat ini di gunakan untuk
membuat larutan stok, dan sebelum bekerja perlu di hitung dahulu jumlah padatan

atau larutan pekat yang diperlukan, sehingga perlu di timbang. Jumlah mol zat
dalam larutan bergantung pada konsentrasi dan volumenya. Satuan konsentrasi
yang umum di pakai adalah molar (m). Kemolaran suatu zat adalah jumlah mol
zat dalam tiap liter larutan (Syukri 1999).

Gambar 3. Hot Plate


Sumber : Dokumentasi Pribadi
Prinsip kerja dari hot plate sendiri yaitu mengomogenkan larutan dengan
putaran dan suhu, pengadukan dengan bantuan batang magnet hot plate dan
magnetic stirrer seri SBS-100, dimana satuan stir ini rpm dan suhu yang
dihasilkan satuannya celcius.
Standar Operasional Prosedur (SOP) dari hot plate yang pertama adalah
menyimpan erlenmeyer berisi media yang akan di aduk di atas Hot plate.
Kemudian meletakkan kapsul magnet kedalam Erlenmeyer, lakukan pengaturan
waktu, dan kapsul magnetpun akan bergerak mengaduk media tersebut dengan
merata. Bidang beputar tersebut dapat dibuat baik dengan magnet berputar atau
dengan satu set eletktromagnet statis yang diletakkan dibawah bejana dengan
cairan. Magnetic stirrer seringkali dilengkapi dengan lempengan pemanas untuk
memanaskan cairan dalam bejana .
4.

Lemari Pendingin
Lemari pendingin merupakan alat yang digunakan untuk menempatkan

suatu zat dalam perlakuan suhu yang rendah (dingin). Lemari pendingin ini
memiliki ruang yang tertutup sehingga ketika pintunya tidak dibuka, suhu rendah
di dalam tidak akan terpengaruh oleh suhu ruangan. Fungsinya mengendalikan

aktivitas dan pertumbuhan mikroba dalam media kultur serta untuk menjaga
media uji coba agar tidak rusak.

Gambar 4. Lemari Pendingin


Sumber : Dokumentasi Pribadi
Prinsip kerjanya yaitu mengawetkan media uji coba dengan mengubah
energi listrik menjadi energi dingin. Suhu dalam lemari pendingin bisa di atur
sesuai yang kita inginkan, prinsipnya sama seperti penguapan eter yaitu jika pada
eter yang menguap hilang, maka pada lemari pendingin, zat pendingin yang telah
menguap tidak dibuang tetapi dimampatkan oleh sebuah pompa sehingga mencair
kembali dan melewati beberapa siklus. Siklus akan berulang terus-menerus
sehingga lemari pendingin seakan-akan berfungsi mengambil kalor dari bahanbahan makanan dalam lemari pendingin dan membebaskan kalor-kalor ini ke
lingkungan.
Standar Operasional Prosedur (SOP) dari alat ini adalah sambungkan stop
kontak ke stavolt bersumber arus 220 volt. Kemudian atur suhu pendingin (cek
suhu) sesuai yang diperlukan. Bahan-bahan yang akan disimpan diberi nama,
tanggal penyimpanan dan lain-lain. Masukkan bahan-bahan dengan rapih dan
teratur. Bahan-bahan yang sudah tidak dipergunakan segera dikeluarkan dari
lemari pendingin. Untuk mencegah kontaminasi bakteri , bersihkan lemari
pendingin seminggu sekali.

5.

Weighing Scoops
Alat ini terbuat dari kaca borosilikat dan memiliki permukaan dasar yang

datar sehingga dapat ditempatkan pada keseimbangan dan ditimbang. Fungsinya


untuk menimbang bubuk dalam jumlah yang sangat kecil.

Gambar 5. Weighing Scoops


Sumber : http://www.scilabware.com/Sample-Handling/Weighing/Glass-scoop/p94-100-414/
Prinsip alat kerjanya yaitu menimbang kuantitas berat dengan volume atau
jumlah yang sangat kecil. Standar Operasional Prosedur (SOP) yaitu pastikan
bahwa weighing scoops sudah menyala, pastikan skala yang ada pada display
menunjukkan angka nol. Letakkan benda yang akan diukur massanya pada bagian
depan weighing scoops, kemudian baca skala yang tertera pada display.
6.

Labu Erlenmeyer
Labu Erlenmeyer adalah alat laboratorium yang terbuat dari jenis gelas

borosilikat, labu erlenmeyer ada yang dilengkapi dengan tutup dan tanpa tutup.
Tutup labu dan mulut labu erlenmeyer terbuat dari kaca asah. Labu erlenmeyer
mempunyai kapasitas ukuran volume dari 0 200 mL. Alat ini biasanya
digunakan untuk mendapatkan larutan zat tertentu yang nantinya hanya digunakan
dalam ukuran yang terbatas hanya sebagai sampel dengan menggunakan pipet.
Dalam sistem pengenceran, untuk zat yang tidak berwarna, penambahan aquadest
sampai menunjukkan garis meniskus berada di leher labu. Untuk zat yang

berwarna, penambahan aquades hingga dasar meniskus yang menyentuh leher


labu (meniskus berada di atas garis leher).

Gambar 6. Labu Erlenmeyer


Sumber : Dokumentasi Sendiri
Prinsip kerja dari labu erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk
pencampuran reaksi dengan pengocokkan kuat sedangkan labu erlenmeyer tanpa
tutup asah biasanya digunakan untuk mencampurkan reaksi dengan kecepatan
lemah.
Standar Operasional Prosedur (SOP) dari alat ini yaitu masukkan larutan
yang akan di uji kedalam labu Erlenmeyer. Kemudian goyangkan labu erlenmeyer
untuk menghasilkan reaksi yang diinginkan.
7.

Pipet Tetes
Pipet Tetes adalah alat yang mempunyai bentuk pendek atau panjang dan

dilengkapi dengan karet penghisapnya. Fungsinya memindahkan larutan dari satu


wadah ke wadah lainnya dengan skala kecil kemudian meneteskannya pada bahan
lain.

Gambar 7. Pipet Tetes


Sumber : Dokumentasi Pribadi
Prinsip kerjanya yaitu memipet cairan secara kurang teliti dengan
memasukkan larutan dari tempat satu ke tempat lain. Mengambil larutan dengan
menekan

thumb

knob

sampai

hambatan

melepaskan/meneteskan dengan melepas thumb knob.

pertama,

kemudian

Standar

Operasional

Prosedur (SOP) dari alat ini adalah tekan karet penghisapnya lalu masukkan ke
dalam cairan yang akan diambil. Lepaskan tekanan pada karet penghisap agar
cairan masuk ke dalam pipet, tekan karet penghisap untuk mengeluarkan cairan .
8.

Labu Ukur
Labu ukur adalah alat yang berupa labu dengan leher yang panjang dan

bertutup, ukurannya mulai dari 1mL 2 L. Fungsinya untuk membuat larutan


dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan larutan. Prinsip kerjanya, labu
ukur memiliki ketelitian tinggi sehingga sering digunakan untuk mengukur larutan
secara teliti

Gambar 8. Labu Ukur


Sumber : Dokumentasi Pribadi
Standar Operasional Prosedur (SOP) dari alat ini yaitu masukan larutan
yang akan diencerkan atau padatan yang akan dilarutkan, tambahkan cairan yang
dipakai sebagai pelarut sampai setengah labu terisi, kocok kemudian penuhkan
labu sampai tanda batas. Sumbat labu, pegang tutupnya dengan jari, kocok dengan
cara membolak-balikkan labu Sampai larutan homogen .
9.

Water Bath
Water bath merupakan sebuah peralatan yang diisi air sebagai alat

pemanas

dan

suhunya

diatur

dengan

thermostat.

Peralatan

ini

dapat

mempertahankan/menciptakan suhu konstan pada kondisi tertentu. Fungsinya


untuk menciptakan suhu panas yang konstan dan menguapkan zat/larutan dengan
suhu tidak terlalu tinggi

Gambar 9. Water Bath


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Prinsip kerjanya yaitu pada saat saklar diposisi ON maka arus listrik dari
sumber akan memberi suplay listrik ke heater. Heater yang diberi arus listrik
memberikan panas pada alat, suhu semakin tinggi dan berhenti naik sampai suhu
yang diinginkan.
Standar Operasional Prosedur (SOP) dari alat ini yaitu hubungkan
instrument dengan sumber arus melalui stabilizer, tekan tombol power dari off ke
on, isi air kira-kira 90% dari total volume water bath. Kemudian atur suhu sesuai
dengan kebutuhan, setelah selesai tekan tombol on ke off, lalu buang air setelah
digunakan, dan kemudian tutup alat dengan plastik pengaman.
10. Gelas Kimia (Beaker Glass)
Gelas Kimia terbuat dari tipe kaca borosilikat yang terbuat dari silica dan
oksida boron yang tahan terhadap panas. Mempunyai kapasitas ukuran volume
dari 0 1000 ml. Fungsinya sebagai tempat untuk menyimpan atau melarutkan
zat dan sebagai tempat memanaskan sampel. Prinsip kerjanya yaitu melihat skala
pada sisi beaker glass yang digunakan untuk mengukur larutan secara tidak teliti

Gambar 10. Gelas Ukur


Sumber: Dokumentasi Pribadi
Standar Operasional Prosedur (SOP) dari alat ini yaitu Larutan dituangkan
ke dalam beaker glass secara perlahan, ukur volumenya dengan mengamati skala
pada badan gelas. Jika ingin memasukkan larutan asam terlebih dahulu masukkan
akuades di beaker glass tersebut.

11. Corong
Corong adalah sebuah benda berbentuk kerucut dengan bentuk lubang di
ujung benda yang lebar dan lubang sempit dan panjang di ujung lainnya. Corong
terbuat dari kaca borosilikat yang tahan panas. Corong berfungsi untuk
memindahkan zat dari wadah yang besar ke wadah yang diameternya lebih kecil.

Gambar 11. Corong


Sumber : https://indonesian.alibaba.com/product-detail/glass-funnel200215617.html
Prinsip kerja dari corong yaitu berdasarkan perbedaan diameter mulut
corong, diameter besar untuk memasukan cairan dan diameter kecil untuk
mengeluarkan cairan. Standar Operasional Prosedur (SOP) yaitu siapkan corong
yang akan digunakan, letakkan corong diatas wadah yang diameternya lebih kecil,
larutan dituangkan kedalam corong dan larutan tersebut akan masuk kedalam
wadah yang diinginkan.
12. Penjepit Tabung Reaksi
Penjepit tabung reaksi adalah alat yang terbuat dari kayu keras dengan
jepitan pegas baja dipoles nikel dengan diameter 10 -25 mm . Penjepit tabung
reaksi berfungsi Untuk menjepit tabung reaksi.

Gambar 12. Penjepit Tabung Reaksi


Sumber : Dokumentasi Pribadi
Sedangkan prinsip kerja dari alat ini adalah menjepit tabung reaksi.
Standar Operasional Prosedur (SOP) dari alat ini yaitu siapkan penjepit yang
akan di gunakan, jepit tabung reaksi pada bagian dekat mulut tabung pada saat
sedang melakukkan pemanasan atau pembakaran, dan peganglah penjepit tabung
reaksi dengan erat supaya tidak lepas.
13. Plat tetes
Plat tetes adalah alat yang terbuat dari porselen berbentuk persegi,
biasanya alat ini terdapat 12 cekungan diatasnya untuk menyimpan sempel
praktikum. Plat tetes berfungsi Untuk menyimpan sampel praktikum .

Gambar 13. Plat Tetes


Sumber : http://alatpendidikan.com/Pelat-Tetes

Prinsip kerja dari alat ini tempat penyimpanan sampel dalam skala yang
kecil. Standar Operasional Prosedur (SOP) dari alat ini yaitu siapkan plat tetes
yang akan digunkan, teteskan bahan yang akan di uji kedalam plat tetes
menggunakan pipet tetes, dan sampel siap untuk diamati .
14. Rak Tabung Reaksi
Rak tabung reaksi adalah alat yang terbuat dari kayu ataupun stainless
dengan diameter tabung 15 mm, untuk 12 tabung. Rak tabung reaksi berfungsi
untuk menyimpan tabung reaksi .

Gambar 14. Rak Tabung Reaksi


Sumber : Dokumentasi Sendiri
Prinsip kerja dari rak tabung reaksi yaitu alat ini digunakan sebagai wadah
tabung reaksi karena memiliki rongga-rongga yang bisa digunakan untuk
menyimpan tabung-tabung reaksi. Standar Operasional Prosedur (SOP) dari alat
ini yaitu siapkan rak tabung reaksi yang akan digunkan , siapkan tabung reaksi
yang akan di simpan, simpan beberapa tabung reaksi yang telah diisi larutan yang
telah di campur.
15. Tabung sentrifugal
Tabung sentrifugal adalah alat yang terbuat dari kaca borosilikat yang
tahan panas. Tabung sentrifugal berfungsi untuk memisahkan antara larutan
dengan endapan, contohnya koloid.

Gambar 14. Tabung Sentrifugasi


Sumber : https://indonesian.alibaba.com/product-detail/medical-disposablecentrifuge-tube-for-laboratory-use-584434701.html
Prinsip kerja alat ini yaitu Sebagai pemisahan larutan dengan endapan.
Dengan prinsipnya adalah perbadaan massa jenisnya. Standar Operasional
Prosedur (SOP) dari alat ini yaitu siapkan tabung sentrifugasi yang akan di
gunakan,

masukkan sampel atau bahan yang akan diuji kedalam tabung

sentrifugasi, kocoklah larutan yang ada di dalam tabung sentrufugal, lalu tunggu
beberapa saat maka endapan sampel akan tampak di ujung bawah tabung.
16. Statif dan Klem Buret
Statif adalah alat yang terbuat dari besi, sedangkan klem adalah alat yang
trebuat dari besi yang dilapisi karet. Statif berfungsi untuk sebagai penyanggah
buret, sedangkan Klem buret berfungsi untuk menjepit buret.

Gambar 16. Statif dan Klem Buret

Sumber :
http://nurul.kimia.upi.edu/arsipkuliah/web2012/0909466/perangkat_titrasi.html
Prinsip Kerja dari statif dan klem buret yaitu Statif sebagai penyangga
buret sedangkan klem seperti penjepit, sehingga digunakan untuk menahan buret
agar tidak jatuh. Standar Operasional Prosedur (SOP) dari alat ini yaitu siapkan
statif dan klem buret yang akan diinginkan, Letakan buret pada penjepit buret
(klem buret) yang sudah terpasang pada statif, sehingga alat tersebut siap untuk
digunakan.
17. Kawat kasa
Kawat kasa adalah alat yang terbuat dari kawat yang dilapisi asbes dengan
ukuran yang bervariasi seperti 14x14 cm, 16x16 cm, 20x20 cm, 30x30 cm. Kawat
kasa berfungsi untuk meratakan panas pada sempel percobaan.

Gambar 17. Kawat Kasa


Sumber : http://saranaperagasekolah.indonetwork.co.id/product/kawat-kasa4496411
Prinsip kerja dari alat ini yaitu Sebagai alas dalam penyebaran panas yang
berasal dari suatu pembakar. Sedangkan Standar Operasional Prosedur (SOP) dari
alat ini yaitu siapkan kawat kasa yang akan digunkana, letakkan wadah di atas
kawat kasa untuk melakukan pemanasan larutan, maka alat siap untuk digunakan .
b. Bahan-Bahan yang digunakan Praktikum
1. Natrium Hidroksida (NaOH)
Natrium hidroksida merupakan zat padat berwarna putih, mudah menyerap
uap air, udara, Sangat basa, keras, rapuh, lembab, cepat menyerap karbondioksida,
berupa padatan, bersifat racun dan korosif. Natrium hidroksida termasuk bahan
berbahaya yang dapat menyebabkan luka bakar pada kulit dan mata.

Gambar 18. Natrium Hidroksida (NaOH)


Sumber : http://www.ilmukimia.org/2013/05/Natrium Hidroksida.html
Cara penanganan dan pertolongan pertama Natrium Hidroksida (NaOH)
diantaranya Jangan sampai terjadi kontak langsung dengan kulit dan mata, Jika
terjadi cucilah dengan bagian yang terkena NaOH dengan air yang banyak dan
sabun selama 15 menit, Jika terhirup pindah ketempat yang berudara segar, dan
jika tertelan jangan dimuntahkan, minumlah air putih sebanyak-banyaknya, bila
perlu minumlah susu untuk menetralisir racun, jika berlanjut segeralah hubungi
dokter. Dan tempat penyimpanan natrium hidroksida yaitu simpanlah di tempat
yang kerinng , sejuk, dan tidak langsung terpapar sinar matahari.
2.

Natrium Klorida (NaCl)


Natrium klorida merupakan zat padat berwarna putih, berbentuk kristal.

Natrium klorida disebut juga garam dapur, Massa molar 58,44 gr/mol, kerapatan
2,16 gr/ cm3, titk leleh 8010C, titik didih 14650C, larut dalam air, tingkat osmotik
tinggi . berbahaya Dapat menyebabkan tekanan darah tinggi jika dikonsumsi
secara berlebihan .

Gambar 19. Natrium Klorida (NaCl)


Sumber : https://indonesian.alibaba.com/product-detail/sodium-chloride-naclprice-1931620281.html
Cara penanganan dan pertolongan pertama diantaranya jika terkena kulit
dan mata di bilas dengan air bersih sebanyak-banyaknya selama 15 menit, jika
terkena pakaian lepaslah pakaian tersebut,

jika terhirup carilah tempat yang

memiliki udara yang lebih segar, dan jika tertelan jangan di paksakan untuk
muntah tetapi berilah air putih sebanyak-banyaknnya dan jika perlu berikan susu
untuk menetralisir racun bila berlanjut segeralah hubungi dokter. Dan tempat
penyimpanan natrium klorida yaitu simpanlah di tempat yang kerinng, sejuk, dan
tidak langsung terpapar sinar matahari.
3.

Asam sulfat (H2SO4)


Asam sulfat merupakan zat cair tak berwarna, tidak berbau, larut dalam

air, sangat osmotik, beracun dan sangat korosif. Asam sulfat sangat berbahaya
bagi kesehatan , asam sulfat juga dapat menimbulkan luka bakar pada kulit, mata,
dan dapat merusak pakaian.

Gambar 20. Asam Sulfat (H2SO4)


Sumber : Dokumentasi Pribadi
Cara penanganan dan pertolongan pertama diantaranya jika terkena kulit
dan mata di bilas dengan air bersih sebanyak-banyaknya selama 15 menit ,jika
terkena pakaian lepaslah pakaian tersebut,

jika terhirup carilah tempat yang

memiliki udara yang lebih segar, dan jika tertelan jangan di paksakan untuk
muntah tetapi berilah air putih sebanyak-banyaknnya dan jika perlu berikan susu
untuk menetralisir racun bila berlanjut segeralah hubungi dokter. Dan tempat
penyimpanan asam sulfat yaitu simpanlah asam sulfat pada ruangan yang kering,
hindari penyimpanan yang langsung terpapar sinar matahari, hindari kontak
langsung dengan H2SO4 , dan bekerjalah dalam lemari asam dan ruangan yang
berventilasi baik.
4.

Asam klorida (HCl)


Asam klorida merupakan zat cair, bersifat racun, korosif, dan dalam wujud

uap dapat merusak kulit, mata, dan alat pernafasan, mempunyai stabilitas tinggi
sangat reaktif dengan logam, sangat korosif . Berbahaya bagi kesehatan jika
terkena kontak degan mata, kulit, dan jika dihirup dan tertelan.

Gambar 21. Asam Klorida (HCl)


Sumber : https://indonesian.alibaba.com/product-detail/industry-grade-32hydrochloric-acid-hcl-thickener-60137375188.html
Cara penanganan dan pertolongan pertama diantaranya Jika terkena kulit
dan mata basuh dengan air bersih

minimal 15 menit. Jika terhirup pindah

ketempat yang berudara segar, dan jika tertelan jangan dimuntahkan, minumlah
air putih sebanyak-banyaknya , bila perlu minumlah susu untuk menetralisir racun
, jika berlanjut segeralah hubungi dokter . Dan tempat penyimpanan asam klorida
yaitu simpanlah di tempat yang kerinng , sejuk, dan tidak langsung terpapar sinar
matahari .
5.

Kalium Hydroxida (KOH)


Berwarna putih/kuning, berbahaya mudah terbakar, korosif. Berbahaya

bagi kesehatan, mudah terbakar. Gunakan masker saat bekerja dengan KOH untuk
menghindari terjadi kebakaran.

Gambar 22. Kalium Hydroxida (KOH)


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Cara penanganan dan pertolongan pertama diantaranya jika terkena kulit


dan mata basuh dengan air minimal 15 menit. Jika terhirup pindah ketempat yang
berudara segar, dan jika tertelan jangan dimuntahkan, minumlah air putih , bila
perlu minumlah susu untuk menetralisir racun

dan segeralah kedokter jika

efeknya berlanjut. Dan tempat penyimpanan KOH yaitu simpanlah di tempat


yang kerinng , sejuk, dan tidak langsung terpapar sinar matahari
6.

Amonium Hydroxida (NH4OH)


Larutan pekat gas amoniak dalam air, dan berwujud uap atau cair.

Amonium Hydoxida dapat berbahaya bagi kesehatan, jika terkena kulit dan mata
dapat menyebabkan iritasi. Dalam wujud uap dapat mengganggu alat pernafasan.
Amonium Hydroxida jika tertelan sangat berbahaya.

Gambar 23. Amonium Hydroxida (NH4OH)


Sumber : http://www.chemistrylearner.com/ammonium-hydroxide.html
Cara penanganan dan pertolongan pertama diantaranya jika terkena kulit
dan mata di bilas dengan air bersih sebanyak-banyaknya selama 15 menit , jika
terhirup carilah tempat yang memiliki udara yang lebih segar , dan jika tertelan
jangan di paksakan untuk muntah tetapi berilah air putih sebanyak-banyaknnya
dan jika perlu berikan susu untuk menetralisir racun, jika berlanjut segeralah
hubungi dokter. Dan tempat penyimpanan amoniak pekat yaitu simpanlah di
tempat yang kering, sejuk, dan tidak langsung terpapar matahari .

7.

Etanol (C2H3OH)
Etanol sering disebut alkohol, berbentuk cairan, mudah menguap, dan tak

berwarna.

Etanol mempunyai sifat mudah terbakar dan digunakan sebagai

pelarut. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat di temukan pada
termometer.

Gambar 24. Etanol (C2H3OH)


Sumber : http://www.wisegeek.com/what-is-ethanol-alcohol.htm
Cara penanganan dan pertolongan pertama diantaranya Jika terkena kulit
dan mata basuh dengan air bersih

minimal 15 menit. Jika terhirup pindah

ketempat yang berudara segar, dan jika tertelan jangan dimuntahkan, minumlah
air putih sebanyak-banyaknya , bila perlu minumlah susu untuk menetralisir racun
, jika berlanjut segeralah hubungi dokter . Dan Tempat penyimpanan asam klorida
yaitu simpanlah di tempat yang kerinng , sejuk, dan tidak langsung terpapar sinar
matahari .
8.

Klorofrom (CHCl3)
Kloroform merupakan zat cair tak berwarna, mudah menguap dan berbau

khas. Kloroform juga digunakan sebagai obat bius dalam laboratorium, kloroform
bersifat racun bagi tubuh. Kloroform kebanyakan digunakan sebagai pelarut
nonpolar di laboratorium.

Gambar 25. Kloroform (CHCl3)


Sumber : http://www.internetdict.com/id/answers/what-is-chloroform-usedfor.html
Cara penanganan dan pertolongan pertama diantaranya Jika terkena kulit
dan mata basuh dengan air bersih

minimal 15 menit. Jika terhirup pindah

ketempat yang berudara segar, dan jika tertelan jangan dimuntahkan, minumlah
air putih sebanyak-banyaknya , bila perlu minumlah susu untuk menetralisir racun
, jika berlanjut segeralah hubungi dokter . Dan tempat penyimpanan klorofrom
yaitu simpanlah di tempat yang kerinng , sejuk, dan tidak langsung terpapar sinar
matahari .
9.

Metilin Biru
Metilin berwujud zat padat berwarna biru tua. Bahan kimia ini digunakan

sebagai pewarnaan inti sel kain mori, dan kain katun. Metilin biru berbahaya bagi
kesehatan karena dapat memicu gangguan saluran pernafasan dan iritasi kulit.

Gambar 26. Metilen biru


Sumber : http://www.indonetwork.co.id/product/methylene-blue-metilen-biru5639236

Cara penanganan dan pertolongan pertama diantaranya Jika terkena kulit


dan mata basuh dengan air bersih

minimal 15 menit. Jika terhirup pindah

ketempat yang berudara segar, dan jika tertelan jangan dimuntahkan, minumlah
air putih sebanyak-banyaknya , bila perlu minumlah susu untuk menetralisir racun
, jika berlanjut segeralah hubungi dokter . Dan tempat penyimpanan metilin biru
yaitu simpanlah di tempat yang kerinng , sejuk, dan tidak langsung terpapar sinar
matahari .
10. Kobalt Klorida (CoCl6H2O)
Kobalt klorida merupakan zat padat, kristal berwarna merah, sangat mudah
menyerap air, dan dapat mengikat uap air. Kobalt klorida digunakan untuk
menguji kelembaban udara. Kobalt Klorida berbahaya bagi kesehatan karena
dapat menyebabkan sesak nafas dan gangguan alat pernafasan lainnya.

Gambar 27. Kobalt Klorida (CoCl6H2O)


Sumber : https://indonesian.alibaba.com/photo-products/cobalt-2-chlorideimages.html
Cara penanganan Jangan sampai terjadi kontak langsung dengan kulit dan
mata. Jika terjadi cucilah dengan bagian yang terkena NaOH dengan air yang
banyak dan sabun selama 15 menit, Jika terhirup pindah ketempat yang berudara
segar, dan jika tertelan jangan dimuntahkan, minumlah air putih sebanyakbanyaknya , bila perlu minumlah susu untuk menetralisir racun , jika berlanjut
segeralah hubungi dokter. Dan tempat penyimpanan Kobalt klorida yaitu
simpanlah di tempat yang kerinng , sejuk, dan tidak langsung terpapar sinar
matahari .

11. Aluminium sulfat (AlSO4)


Berbentuk kristal berwarna putih, larut dalam air. Aluminium sulfat
digunakan sebagai pengganti tawas. Aluminium Sulfat dapat menyebabkan iritasi
saluran pernafasan, iritasi, saluran gastrointestinal, iritasi kulit seperti kemerahan,
gatal, sakit, dan iritasi mata.

Gambar 28. Aluminium Sulfat (AlSO4)


Sumber : https://www.indotrading.com/showcase/aluminium-sulfat
Cara penanganan dan pertolongan pertama diantaranya jika terkena kulit
dan mata bilaslah dengan air sebanyak-banyaknya selama 15 menit, jika terhirup
maka carilah tempat yang mempunyai udara lebih segar , jika tidak bisa bernafas
atau sesak beri nafas buatan dan oksigen , dan jika tertelan jangan di paksakan
untuk muntah tetapi berilah air putih sebanyak-banyaknnya dan jika perlu berikan
susu untuk menetralisir racun , jika berlanjut segeralah hubungi dokter . Tempat
penyimpanan aluminium sulfat yaitu letakan pada rak yang tertutup rapat. Dan
tempat penyimpanan Aluminium Sulfat yaitu simpanlah ditempat sejuk, kering,
dan berventilasi, dan hindarkan dari substansi yang tidak kompertibel.
12. Asam Asetat (CH3COOH)
Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana,
setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam
lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H + dan CH3COO-. Asam
Asetat mudah terbakar, pH asam, dan larut dalam air. Asam Asetat bersifat
Korosif yang dapat menyebabkan kerusakan organ, beracun dalam air, dan
membahayakan janin.

Gambar 29. Asam asetat (CH3COOH)


Sumber : http://www.amazine.co/25619/apa-itu-asam-asetat-ketahui-carapembuatan-manfaatnya/
Cara penanganan dan pertolongan pertama diantaranya jika terkena kulit
dan mata bilaslah dengan air sebanyak-banyaknya selama 15 menit, jika terhirup
maka carilah tempat yang mempunyai udara lebih segar , jika tidak bisa bernafas
atau sesak beri nafas buatan dan oksigen , dan jika tertelan jangan di paksakan
untuk muntah tetapi berilah air putih sebanyak-banyaknnya dan jika perlu berikan
susu untuk menetralisir racun , jika berlanjut segeralah hubungi dokter . Tempat
penyimpanan aluminium sulfat yaitu letakan pada rak yang tertutup rapat. Dan
tempat penyimpanan asam asetat yaitu simpanlah ditempat sejuk, kering, dan
berventilasi.
13. Aquades
Aquades adalah air murni atau H2O, yaitu air hasil destilasi atau air hasil
penyulingan, H2O hampir tidak mengandung mineral. Sedangkan air mineral
adalah pelarut yang universal, yang mudah menyerap atau melarutkan berbagai
partikel mineral anorganik, logam berat dan mikroorganisme yang ditemuinya.

Gambar 30. Aquadest


Sumber : Dokumentasi Pribadi
Aquades berbentuk cairan, berwarna putih bening, aquades tidak beracun
dan tidak berbahaya. Aquades berfungsi sebagai pelarut yang baik, dan sebagai
penjelas warna pada indikator praktikum. Aquadest tidak berbahaya bagi
kesehatan.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian tersebut dapat di simpulkan bahwa alat
laboratorium yang sering digunakan diantaranya Spektrofotometer, Hot Plate,
Inkubator, water Bath, dan Lemari Pendingin. Sedangkan alat-alat tambahan
diantaranya Weighing Scoops, Labu Erlenmeyer, Pipet Tetes, Labu Ukur, Corong,
Plat tetes, Rak Tabung Reaksi, Tabung Sentrifugal, Statif dan Klem Buret dan
Kawat kasa. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan yaitu Asam Sulfat (H2SO4),
Natrium Hidroksida (NaOH), Amonium Hydroxida (NH 4OH), Asam Asetat
(CH3COOH), dan Aquades. Dan bahan-bahan tambahannya yaitu Asam klorida
(HCl), Kalium Hydroxida (KOH), Etanol (C2H3OH), Klorofrom (CHCl3), Metilin
Biru, Kobalt Klorida (CoCl6H2O), dan Aluminium sulfat (AlSO4). Pada masingmasing alat laboratorium memiliki fungsi dan cara kerja yang berbeda sesuai
dengan Standar Operasional Prosedur (SOP), begitu pula dengan bahan-bahan
yang digunakan memiliki cara penanganan yang berbeda-beda pula sesuai dengan
MSDS (Material Safety Data Sheet).
DAFTAR PUSTAKA

http://staff.uny.ac.id-sites-defaul-files-Biokimia.pdf.

(Diakses pada tanggal 13

Oktober 2016 pukul 20.15 WIB)


http://www.otomanas.com/jurnal-tentang-pengenalan-alat-laboratorium-kimia
(Diakses pada

tanggal 15 Oktober 2016 pukul 08.14 WIB)

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/198108192008012TUSZIE_WIDHIYANTI/2__Pengantar_Pengelolaan_Lab_edited,_.pdf
(Diakses pada tanggal 13 Oktober 2016 pukul 20.25 WIB)
http://www.pintarbiologi.com/2014/08/bahan-bahan-kimia-di-lab-yangberbahaya.html (Diakses pada tanggal 15 Oktober 2016 pukul 08.25 WIB)
https://indonesian.alibaba.com/product-detail/glass-funnel-200215617.html
(Diakses pada

tanggal 15 Oktober 2016 pukul 08.36 WIB)

http://alatpendidikan.com/Pelat-Tetes (Diakses pada tanggal 15 Oktober 2016


pukul 08.45 WIB)
https://indonesian.alibaba.com/product-detail/medical-disposable-centrifuge-tubefor-laboratory-use-584434701.html (Diakses pada tanggal 15 Oktober 2016
pukul 09.00 WIB)
http://nurul.kimia.upi.edu/arsipkuliah/web2012/0909466/perangkat_titrasi.html
http://saranaperagasekolah.indonetwork.co.id/product/kawat-kasa-4496411
(Diakses pada tanggal 15 Oktober 2016 pukul 09.15 WIB)
http://www.ilmukimia.org/2013/05/Natrium

Hidroksida.html

(Diakses

pada

tanggal 15 Oktober 2016 pukul 09.45 WIB)


http://www.chemistrylearner.com/ammonium-hydroxide.html

(Diakses

pada

tanggal 15 Oktober 2016 pukul 09.55 WIB)


http://www.wisegeek.com/what-is-ethanol-alcohol.htm (Diakses pada tanggal 13
Oktober 2016 pukul 10.08 WIB)

Anda mungkin juga menyukai