Bab I
mencapai
tujuan.
Pada
dasarnya
pendekatan
sistem
merupakan
penerapan sistem ilmiah dalam manajemen. Dengan cara ini dapat diketahui
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku dan keberhasilan suatu organisasi
atau sistem.
Konsep sistem sangat berguna sebagai cara berpikir dalam suatu
kerangka
analisa.
Konsep
tersebut
memberi
pengertian
lebih
mendasar
mengenai perilaku dari suatu sistem dalam mencapai tujuannya sehingga kaitan
antara faktor-faktor teknologi, ekonomi, sosial dan politik makin lama makin erat,
gerakan disalah satu bidang akan mempunyai pengaruh pada bidang lain. Hal
tersebut mencerminkan kompleksitas dari lingkungan.
Dalam mengambil keputusan sring kali dihadapkan pada berbagai kondisi
antara lain unik, tidak pasti, dinamis, jangka panjang dan kompleks. Dalam
pendekatan normatif, ktriteria yang tepat untuk menyatakan bahwa suatu
keputussan itu baik apabila seluruh informasi telah dimanfaatkan secara penuh,
dasar-dasar rasionalitasnya telah diikuti dengan baik, dan proses perpindahan
dari satu tahap ke tahap lainnya telah berjalan dengan konsisten.
Mngambil
atau
membuat
keputusan
adalah
suatu
proses
yang
BAB III
Pengukuran
Pengukuran dalam kehidupan sehari-hari berbeda denngan pengukuran
dalam penelitian. Tujuan pengukuran dalam penelitian adalah menyediakan data
dengan kualitas sebaik mungkin dan kesalahan sekecil-kecilnya untuk menguji
hipotesis, melakukan estimasi, prediksi, atau deskripsi. Pengukuran dalam
penelitian idak hanya mencakup aspek kuantittif saja tetapi juga aspek kualitatif.
Pengukuran kuantitatif adalah penempatan angka-angka atau nilai dalam kajian
empiris berdasarkan aturan tertentu. Pengukuran kualitatif adalah penempatan
kde atau lambang yang tidak memiliki unsur niali atau skor dalam kejadian
empiris beradasrkan aturan tertentu.
Skala pengukuran merupakan sepernagkat aturan yang diperlukan utuk
mengkuantitatifkan
data
dari
pengukuran
suatu
variable.
Pada
sebuah
alat
ukr dengan
skala
tertentu
yang
dapat
dipergunakan.
Guna
mendukung berbagai bidang penelitian baik yang bersifat exact maupun non
exact maka dikenal 5 macam skala pengukuran. Lima macam skala pengukuran
tersebut adalah:
1. Skala nominal, Skala nominal hanya bisa membedakan suatu yang
kualitatif dan menghasilkan data nominal.
2. Skala ordinal, ukuran ini untuk mengurutkan objek dari yang terendah
hingga tertinggi dan sebaliknya.
3. Skala interval, skala yang memiliki unsur jarak dan angka kualitatif yang
tidak memiliki angka nol mutlak.
4. Skala Rasio, skala yang memiliki smeua ciri suatu skala interval disamping
itu memiliki titik nnol sejati.
5. Skala perbandingan berpasangan, skala ini digunakan untuk menentukan
kepentingan rlatif dari elemen-eelemen dan kriteria-kriteria yang ada.
Proses pengukuran dikatakan dapat dimengerti jika orang lain selain orang
yang mendesain alat ukur juga mengerti prosedur dari pengukuran tersebut.
Oleh karenaa itu, diperlukan beberapa informasi untuk memudahkan interpretasi
dari suatu pengukuran. Yaitu pedoman penggunaannya, instruksi rinci mengenai
penggunaannya, penilaian atau scoring, bukti korelasi antar pertanyaan, dll.
BAB IV
tersebut.
situasi
keputusan
expected value/ nilai haarapan. Expected value adalah nilai dari hasil keputusan
setiap state of nature yang akan terjadi.
Informasi yang sempurna untuk sebuah kejadian yang tidak pasti adalah
informasi yang dapat menghilangkan selurruh ketidakpastian yang melingkupi
hasil kejadian tersebut. Jadi setelah menerima informasi tersebut, hasil yang
akan muncul dapat diketahui dengan pasti. Nilai ini dapat dimanfaatkan
pengambil keputusan dalam mengalokasikan biaya untuk melakukan usaha atau
kajian dalam rangka mendapatkan informasi tambahan tersebut.
BAB V
bersifat
subjektif.
Contoh
lain
penerapan
metode
bayes
dalam
pembaantu
untuk
menggunakan rancnag bangun model yang telah terdefinisi dengan baik pada
tahapan proses. Berbeda dengan metode bayes, MPE akan menghasilkan nilai
alternatif yang perbedaannya lebih kontras. Teknik perbandingan indeks kinerja
merupakan indeks gabungan yang dapat digunakan untuk menentukan penilaian
atau peringkat dari berbagai alternatif berdasarkan berbagai kriteria.
Metode delphi adalah modifikasi dari teknik brainwriting dan survei. Dalam
metode ini, panel digunakan dalam pergerakan komunikasi melalui beberapa
kuisioner yang tertuang dalam tulisan. Pendekatan delphi memiliki tiga group
yang berbeda yaitu, pembuat keputusan, staf dan responden. Pembuat
keputusan akan bertanggung jawab terhadap keluaran dari kajian delphi. Sebuah
grup kerja tersusun atas staf dan pembut keputusan bertugas mengembangkan
dan menganalisa semua kuisioner, evaluasi pengumpulan data dan merevisi
kuisioner yang diperlukan. Tugas staf koordinato adalah mengontrol staf dalam
pengetikan, mailing kuisioner, membagi dan proses hasil serta penjadwalan
pertemuan. Responden adalah orang yang ahli dalam masalah dan siapa saja
yang setuju untuk menjawab kuisioner.
BAB VI
berpasangan.
AHP
memiliki
banyak
keunggulan
dalam
level
hierarki,
perlu
dilakukan
perbandingan
berpasangan
untuk
BAB VII
Penilaian Kinerja Rantai Pasok
Konsep nilai tambah adalah suatu perubahan nilai yang terjadi karena
adanya perlakuan terhadap suatu input pada suatu proses produksi. Ada dua
cara untuk menghitung nilai tambah yaitu nilai tambah untuk pengolahan dan
nilai tambah untuk pemasaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tambah
untuk pengolahan dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu faktor teknis dan
faktor pasar. Dengan kata lain, nilai tambah menggambarkan imbalan bagi
tenaga kerja, modal dan manajemen yang dapat dinyatakan secara matematik.
Risikko rantai nilai pasok dapat didefinisikan sebagai kerugian yang dikaji
dari sisi kemungkinan terjadinya, sis kemungkinan penyebabnya dan sisi
akibatnya dalam rantai pasok sebuah perusahaan dan lingkungannya. Analisi
risiko rantai pasok merupakan bagian dari manajemen rantai pasok yang haarus
dilakukan untuk menghindari atau mengurangi terjadinya kegagalan bisnis
dalam kondisi yang penuh ketidakpastian. Proses manajemen resik yang umum
terjai pada suatu perusahaan yaitu, identifikasi resiko, pengkajian resiko,,
pengambilan keputusan dan implementasi pada kegiatan manajemen risiko serta
pengawasan resiko.
SCOR adalah suatu model referensi proses yang dikembangkan oleh
dewan rantai pasokan sebagai alat diagnosa supply chain management. SCOR
dapat digunakan
untuk
mengukur performa
rantai
pasokan
perusahaan,
pengukuran
mengukur
performa
performa/kinerja
suatu
rantai
rantai
pasokan
pasokan
perusahaan
(referensi
sebagai
untuk
standar
Buku Merah
Bab III
Konsep Dan Struktur Dasar Sistem Fuzzy
Banyak permasalahan dunia nyata yang tidak bisa hanya dikodekan dalam
dua nilai, tapi lebih cenderung dipetakan oleh logika bahsa yang memerlukan
pengolahan informasi yang tidak lengkap, tidak tepat, kabur, dan tidak pasti.
Disanalah sistem fuzzy yang terdiri ata komputasi logika dan gugus fuzzy dapat
dimodelkan. Dengan logika fuzzy wilayah input dicirikan oleh istilah linguistik,
bukan dengan angka atau bilangan.
Sistem Fuzzy merupakan penduga numerik yang terstruktur dan dinamik.
Sistem ini mempunyai kemampuan untuk mengembangkan sistem intelijen
dalam lingkungan yang tidak pasti, dan tidak tepat. Sistem ini menduga suatu
fungsi dengan llogika fuzzy. Logika fuzzy merupakan bagian dari logika boolean,
yang digunakan untuk menangani konsep derajat kebenaran, yaitu nilai
kebenaran antara benar dan salah. Logika fuzzy sering menggunakan informasi
linguistik dan verbal. Dalam logika fuzzy terdapat beberapa proses, yaitu
penentuan gugus fuzzy, penerapan aturan if-then, serta proses inferensi fuzzy.
Gugus fuzzy merupakan pengembangan dari gugus biasa yang hanya
bernilai ganda (two-valued) terutama untuk menanngani konsep kebenaran
parsial yang akan memungkinkan kita memodelkan ketidakpastian pada bahasa
alami. Kekaburan dalam bahasa alami akan ditekankan oleh istilah llinguistik
yang digunakan untuk menerangkan objek atau situasi tertentu. Mislakan pada
frase: ketika hari sangat mendung, akan sangat mungkin untuk terjadi hujan,
yang mudah dipahai oleh otak manusia. Gugus fuzzy bersama dengan sistem
penalaran fuzzy, menyediakan alat bantu yang memungkinkan sistem komputasi
memahami istilah-istilah samar serta menalarkannya.
Proses pengambilan keputusan merupakan proses penyelesaian masalah
yang menghasilkan tindakan. Dari dasar pemikiran inilah telah banyak teknik
pengambilan keputusan dimodifikasi berbasis fuzzy agar memenuhi pasyarat
adanya ketidaklengkapan dan ketidakpastian informasi pada proses pemilihan
tersebut. Ada dua pendekatan dimana pendekatan pertama menerngkan
pengambilan keputusan sebagai hasil perpotongan (interseksi) antar tujuan
(goal) dan kendala yang didefinisikan oleh gugus fuzzy. Pendekatan kedua
menyatakan bahwa pengambilan keputusan merupakan gabungan tujuan dan
kendala menggunakan rata-rata fuzzy.
Bab VII
atau
hierarki
informasi
dilakukan
yang
dengan
sedang
cara
diamati,
mengidentifikasi
yang
dimulai
dari
hierarki.
Penggunaan
metode
fuzzy
memungkinkan
pengambil