Anda di halaman 1dari 14

Lampiran II :

Keputusan Bupati Barito Kuala


Nomor 188.45/149/KUM/2015
Tanggal 10 April 2015
TENTANG IZIN LINGKUNGAN KEGIATAN
PEMBANGUNAN
PERUMAHAN
PIULAN
PERMAI PT. DUA SUGIH PROPERTI
DI
DESA SEMANGAT KARYA, KECAMATAN
ALALAK, KABUPATEN BARITO KUALA,

TELAAHAN

SEBAGAI

DASAR

ARAHAN

PENGELOLAAN

DAN

PEMANTAUAN LINGKUNGAN.
Pembangunan perumahan pada hakikatnya adalah penyelenggaraan
upaya pemenuhan kebutuhan rakyat akan papan. Untuk mencapai
kemampuan

hidup

damai

bagi

setiap

penduduk

agar

dapat

mewujudkan kesejahteraan yang optimal. Pemenuhan akan perumahan


merupakan hak setiap warga Indonesia. Negara dalam hal ini
pemerintah daerah berkewajiban mengupayakan dan memfasilitasi
setiap usaha kearah kondisi tersebut. Fungsi rumah selain sebagai
tempat berlindung dan membentuk keluarga rumah juga sebagai
wahana pendidikan dan penunjang proses tumbuh kembang anggota
keluarga

baik

dari

segi

fisik

mental

maupun

sosial.

Untuk

memfungsikan rumah seperti tujuan tersebut maka harus dipenuhi


beberapa persyaratan rumah yang kondusif. Lingkungan pemukiman
juga punya peran yang penting dalam hal tersebut. Untuk itu
perumahan dan permukiman perlu dikelola dengan baik sehingga
berjalan sesuai dengan fungsinya.
Menyadari

hal

tersebut

maka

pembangunan

perumahan

wajib

melakukan upaya pengelolaan lingkungan agar dampak negatif yang


ditimbulkan seperti pencemaran lingkungan dapat
sehingga

perumahan

sebagai

sarana

pemenuhan

diminimalkan
hidup

bagi

masyarakat secara keseluruhan dapat terwujud. Mengingat dampak


yang ditimbulkan tersebut, berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan

Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/ atau
Kegiatan

yang

Wajib

Melengkapi

Analisis

Mengenai

Dampak

Lingkungan, maka kegiatan ini wajib dilengkapi dokumen UKL dan


UPL. Pembangunan Perumahan Piulan Permai PT. Dua Sugih Properti
berpotensi untuk menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitar,
baik

berupa

dampak

positif

maupun

dampak

negatif,

untuk

meminimalkan dampak yang terjadi dari suatu kegiatan tersebut maka


perlu dilakukan perencanaan pengelolaan lingkungan usaha kegiatan.
Perencanaan pengelolaan tersebut tertuang dalam dokumen sebagai
pedoman

dalam

pengelolaan

dan

pemantauan

lingkungan.

Berdasarkan kepada hasil prakiraan dan evaluasi terhadap dampak


yang muncul akibat kegiatan Pembangunan Perumahan Piulan Permai
PT. Dua Sugih Properti di Desa Semangat Karya, Kecamatan Alalak,
Kabupaten Barito Kuala diperkirakan akan menimbulkan dampak
terhadap lingkungan, baik yang bersifat positif maupun negatif.
Komponen

lingkungan

yang

terkena

dampak

tersebut

meliputi

komponen lingkungan fisikkimia, biologi, sosial ekonomi dan budaya,


serta kesehatan masyarakat dimana besaran dan sifat dampak akan
bervariasi terhadap komponen lingkungan yang satu dengan komponen
yang lainnya baik pada tahap pra konstruksi, tahap konsruksi dan
tahap operasi.
Untuk mengetahui bagaimana suatu komponen lingkungan akan
berubah akibat adanya suatu aktivitas/kegiatan manusia, maka
dilakukan perkiraan dampak lingkungan. Metode perkiraan dampak
yang digunakan adalah pendekatan yang bersifat formal maupun non
formal dengan menggunakan kriteria

atau standar baku mutu

lingkungan yang ada sehingga perlu dilakukan arahan pengelolaan dan


pemantauan. Pengelolaan terhadap dampak ini bertujuan untuk
meminimalkan

dampak

negatif

dan

mengoptimalkan

dampak

positifnya. Dari rencana usaha dan/atau kegiatan yang dilaksanaan ini


berdasarkan rona lingkungan dan dampak yang ditimbulkan maka
pengelolaan yang dilakukan berdasarkan sumber dampak dan jenis

dampak baik pada tahap pra konstruksi, tahap kontruksi dan tahap
operasi, maka program kegiatan yang dilakukan adalah :

A. SUMBER DAN JENIS DAMPAK PADA TAHAP PRA KONSTRUKSI,


KONSTRUKSI, OPERASI DAN PASCA OPERASI
1. Pengelolaan Dampak Terhadap Pembebasan Lahan
Pembebasan lahan diprakirakan berdampak terhadap komponen
sosial ekonomi, terutama terhadap pendapatan rumah tangga. Bagi
mereka yang memiliki tanah atau lahan di lokasi rencana proyek,
maka mereka akan mendapat ganti rugi atas lahan mereka tersebut.
Tetapi jika pada lahan tersebut terdapat usaha atau kegiatan
produktif,

maka

otomatis

pendapatan keluarga.

mereka

akan

kehilangan

sumber

Di sisi lain ganti rugi lahan merupakan

penerimaan uang tunai bagi keluarga yang lahannya terkena tapak


proyek.

Besarnya nilai yang mereka terima tergantung pada luas

lahan masing-masing yang dibebaskan. Dampak positif yang muncul


dapat berlangsung singkat jika penduduk yang menerima ganti rugi
tidak dapat memanfaatkan secara optimal uang tersebut. dan
kelompok masyarakat yang demikian akan berpotensi menyebabkan
munculnya persepsi negatif pada tahapan kegiatan selanjutnya yang
akan berdampak lanjutan terhadap keamanan dan ketertiban
masyarakat

Mengingat lahan yang dibebaskan telah memperoleh

sertifikat, maka dampak kegiatan terhadap komponen lingkungan


mempunyai intensitas yang kecil dan tergolong sebagai dampak
negatif tidak penting.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
Melaksanakan

sosialisasi

kepada

masyarakat

tentang

pembebasan lahan dan rencana pembangunan rumah dan


pemanfaatan lahan secara keseluruhan kepada masyarakat.
Pengukuran lahan dilakukan bersama antara pihak terkait, yaitu
pemilik lahan dan aparat desa/kelurahan.

2. Pengelolaan Dampak Terhadap Sosialisasi dan Perijinan


Kegiatan Sosialisasi diprakirakan

akan menimbulkan

dampak

terhadap persepsi masyarakat, yang dapat berakibat terhambatnya


tahapan

kegiatan

perumahan.

selanjutnya

dari

kegiatan

pembangunan

Mengingat kegiatan ini bersifat kontinyu dan lokasi

disekitarnya merupakan lahan sesuai peruntukkannya serta lahan


adalah milik sendiri, maka dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan
sosialisasi terhadap persepsi masyarakat adalah negatif.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
Sosialisasi kegiatan yang akan dilakukan sehingga masyarakat
dapat mengetahui secara jelas dan lengkap mengenai proyek
pembangunan perumahan dan manfaatnya bagi masyarakat
sekitar.
Upaya sosialisasi ini sudah dilakukan pada masyarakat sekitar
proyek oleh pemrakarsa dengan melakukan pengumuman lewat
media massa dan spanduk tentang pembukaan perumahan dan
temu wicara dengan masyarakat setempat.
Melaksanakan pemanfaatan lahan bekas penggalian material.
3. Pengelolaan Dampak
Pematangan lahan

Terhadap

Pembersihan

lahan

dan

Pembersihan lahan dan pematangan lahan akan menghilangkan


vegetasi yang ada diatasnya, sehingga akan menimbulkan dampak
yang cukup besar terhadap penurunan kualitas habitat dari flora
dan fauna darat.

Penggunaan peralatan pada saat pembersihan

lahan akan menghasilkan gas buang CO dan CO2 serta akan


meningkatkan kebisingan di lokasi proyek. Pembersihan lahan akan
merubah tata ruang yang tadinya adalah daerah berbukit akan
berubah bentuk menjadi permukiman sebagai bentuk pemanfaatan
lahan. Selain itu lahan yang terbuka akan menimbulkan dampak
terhadap komponen lingkungan hidrologis terutama terhadap arah

aliran dan resapan air, sehingga jika curah hujan tinggi akan terjadi
banjir lokal atau genangan air. Selain itu di samping rencana
kegiatan ada pemanfaatan lahan untuk perataan tanah yang akan
dimanfaatkan bagi rencana pembangunan perumahan. Dampak
primer yang ditimbulkan oleh kegiatan pembersihan lahan ini
selanjutnya akan menimbulkan dampak negatif lanjutan kepada
komponen lingkungan lain yaitu kualitas air, biota air, kesehatan
masyarakat dan persepsi masyarakat.
Mengingat jumlah peralatan yang digunakan dan luas lahan yang
dibersihkan relatif kecil sekitar 5,7947 Ha, maka dampak yang
ditimbulkan terhadap komponen lingkungan terutama parameter
kualitas udara, kebisingan, biota darat, hidrologi, kualitas air dan
biota air diprakirakan juga akan mempunyai intensitas yang kecil.
Dengan

demikian

dampak

yang

ditimbulkan

oleh

kegiatan

pembersihan lahan dan pemanfaatan lahan terhadap komponen


lingkungan tergolong dampak negatif tidak penting.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
Melakukan pembersihan dan pematangan lahan sesuai dengan
keperluan proyek.
Penggunaan penutup telinga berupa earplug bagi pekerja.
Mengisolasi air larian dengan membuat saluran keliling yang
bermuara ke kolam retensi.
segera melakukan penanaman penutup atau pelindung untuk
lahan terbuka.
4. Pengelolaan

konstruksi

Dampak

Terhadap

Penerimaan

tenaga

kerja

Kegiatan penerimaan tenaga kerja untuk kegiatan konstruksi akan


menimbulkan dampak terhadap kesempatan kerja, pendapatan
keluarga bagi masyarakat sekitar proyek, yang berlanjut pada
persepsi masyarakat terhadap kegiatan proyek.

Dengan jumlah

tenaga kerja yang dibutuhkan relatif sedikit, maka diperkirakan

kegiatan penerimaan tenaga kerja akan menimbulkan dampak


dengan intensitas yang sangat kecil terhadap komponen lingkungan
kesempatan kerja, pendapatan keluarga bagi masyarakat, serta
sikap dan persepsi masyarakat dan tergolong sebagai dampak
negatif tidak penting.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
Mengutamakan tenaga kerja lokal dalam penerimaan tenaga
kerja.
Melakukan

penerimaan

tenaga

kerja

secara

terbuka

dan

transparan.
Melaksanakan penggajian sesuai standar upah yang ditetapkan.

5. Pengelolaan Dampak Terhadap Mobilisasi peralatan dan material


Kegiatan mobilisasi berupa pengangkutan peralatan

dan bahan-

bahan konstruksi berdampak terhadap lalulintas darat terutama


kemacetan dan kenyamanan berlalu lintas serta meningkatnya
kecelakaan lalulintas, terutama di segmen jalan menuju ke lokasi
proyek. Hilir mudiknya truk-truk pengangkut material konstruksi
juga menyebabkan meningkatnya kadar debu dan gas buang di
sepanjang

jalan

yang

dilewati.

Dampak

primer

yang

timbul

selanjutnya akan menimbulkan dampak negatif lanjutan terhadap


kesehatan masyarakat serta sikap dan persepsi masyarakat.
Mengingat jumlah peralatan dan material yang dimobilisasi relatif
sedikit dan kegiatan berlangsung dalam jangka waktu yang relatif
singkat yakni selama pengangkutan dan bersifat insidentil serta
dilakukan pada jam-jam tidak sibuk, maka kegiatan mobilisasi
peralatan dan material konstruksi diprakirakan akan menimbulkan
dampak negatif dengan intensitas yang kecil dan tergolong dampak
negatif tidak penting terhadap komponen lingkungan terutama
lalulintas, kualitas udara, kebisingan, kesehatan masyarakat serta
sikap dan persepsi masyarakat.

Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi


dampak yang ditimbulkan adalah :
Terhadap penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan
yang mungkin terjadi.
Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan adalah dengan
cara mengurangi kecepatan kendaraan.
Pembatasan muatan sesuai kapasitas alat angkut dan kelas
jalan.
Melakukan pengangkutan pada jam-jam tidak sibuk (sepi) serta
pemasangan rambu dan pengaturan lalulintas yang menuju
lokasi proyek perumahan.
6. Pengelolaan
penunjang

Dampak

Terhadap

Pembangunan

dan

fasilitas

Pembangunan Perumahan dan fasilitas penunjang diperkirakan


akan meningkatkan debu, gas polutan dan kebisingan serta akan
merubah ruang, tanah dan lahan serta kondisi hidrologis. Dampak
primer yang timbul akan menimbulkan dampak sekunder dan
tersier

terhadap komponen kualitas air, biota air, kesehatan

masyarakat, sikap dan persepsi masyarakat. Mengingat pekerjaan


pembangunan

Perumahan

Piulan

Permai

berlangsung

cukup

singkat dengan jumlah peralatan yang digunakan relatif sedikit,


maka kegiatan ini diprakirakan akan menimbulkan dampak dengan
intensitas yang kecil terhadap komponen lingkungan kualitas udara
dan kebisingan dengan luas sebaran dampak yang relatif sempit.
Kegiatan pembangunan Perumahan Piulan Permai juga diperkirakan
akan

menimbulkan

dampak

terhadap

sifat

fisik

tanah

berakibat menurunnya infiltrasi air ke dalam tanah.

yang

Selain itu

pembangunan Perumahan Piulan Permai akan menghambat atau


merubah arah aliran permukaan sehingga akan menyebabkan
timbulnya genangan-genangan air pada tempat-tempat tertentu,
meningkatkan sedimentasi dan perubahan kualitas air. Perubahan
kualitas

lingkungan

selanjutnya

akan

menimbulkan

dampak

lanjutan terhadap biota air, kesehatan masyarakat serta sikap dan


persepsi masyarakat. Mengingat lahan yang akan digunakan sebagai
tempat pembangunan Perumahan Piulan Permai dan fasilitas umum
relatif kecil, serta adanya usaha untuk mengatasi perubahan pada
komponen hidrologis dengan cara pembuatan saluran/drainase
keliling setiap jalan lingkungan dan jalan utama, maka dampak
yang

timbul

terhadap

parameter

lingkungan

diperkirakan

mempunyai intensitas yang kecil.


Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
Perawatan peralatan yang digunakan sehingga kebisingan, gas
buang dan ceceran minyak dapat diminimalkan.
Penggunaan penutup telinga berupa earplug bagi pekerja,
pemberlakuan peraturan-peraturan K3.
meminimalkan

perubahan

tata

guna

lahan

dan

kondisi

hidrologis dengan melakukan pembangunan Perumahan Piulan


Permai sesuai dengan keperluan dan tetap menyediakan lahan
terbuka hijau yang cukup

dan tetap mempertahankan lahan

tersebut tidak kedap air (sistem panggung

untuk halaman

sebaiknya dipavingblok),
Menanam pohon penghijauan dan tanaman hias di sekitar tapak
proyek.
Serta pembuatan saluran drainase keliling diseluruh jalan
lingkungan dan jalan utama perumahan.
7. Pengelolaan Dampak Terhadap Pemakaian/Hunian Rumah
Kegiatan yang berhubungan dengan pemakaian rumah adalah
mobilisasi penghuni rumah dan tamu.

Kegiatan ini diperkirakan

akan menimbulkan dampak terhadap kualitas udara, kebisingan


dan transportasi darat serta penciptaan lapangan kerja dan
kesempatan berusaha.
Dampak mobilisasi penghuni komplek dan tamu terhadap kualitas
udara melalui pembakaran/operasional mesin kendaraan, dimana

pada proses tersebut akan menghasilkan atau mengeluarkan


sejumlah polutan ke udara seperti debu, SO2, dan NO2, sehingga
akan menambah kandungan senyawa-senyawa tersebut di udara.
Operasional kendaraan juga akan menghasilkan bunyi, sehingga
akan meningkatkan nilai kebisingan di lokasi perumahan dan
sekitarnya.

Mobilisasi

penghuni

rumah

dengan

menggunakan

kendaraan akan menambah jumlah kendaraan yang melintas,


sehingga

berpotensi

untuk

meningkatkan

gangguan

terhadap

transportasi darat berupa kemacetan dan kecelakaan lalulintas.


Penghuni rumah dan tamu yang tidak menggunakan kendaraan
sendiri untuk mobilisasinya memerlukan jasa angkutan baik berupa
roda empat maupun roda dua atau lainnya. Keperluan akan jasa
angkutan

ini

akan

menciptakan

lapangan

kerja

baru

bagi

masyarakat sekitar terutama dalam hal penyediaan jasa angkutan.


Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
Melakukan penanaman pohon terutama yang berfungsi untuk
menyerap bahan pencemar udara dan meredam bunyi sebagai
bentuk RTH.
Pengaturan lalulintas (pemasangan rambu-rambu) pada jalan
komplek

serta

memberikan

kesempatan

berusaha

bagi

masyarakat sekitar untuk berusaha terutama yang berhubungan


dengan pemakaian/penghunian rumah.
Pengelolaan sampah diwajibkan menggunakan metode 3 R
( Reduce, Reuse dan Recycle).
Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau sesuai dengan ketentuan Ijin
Lokasi dan Ijin terkait.
8. Pengelolaan Dampak Terhadap Aktivitas Dapur
Limbah padat dari dapur ini kalau dibuang secara langsung akan
berdampak terhadap estetika

dan kualitas udara (bau tidak

sedap/busuk) yang selanjutnya dapat berdampak lanjutan terhadap


kesehatan penghuni rumah dan masyarakat sekitar. Kegiatan dapur

berupa pencucian bahan makanan dan peralatan dapur lainnya


akan menghasilkan limbah cair yang berdampak negatif terhadap
kualitas air badan air penerima.

Limbah cair tersebut banyak

mengandung bahan organik yang walaupun tingkat toksisitasnya


tergolong rendah, namun dalam proses dekomposisinya akan
menimbulkan bau tidak sedap dan merupakan media hidup yang
baik bagi organisme patogen, sehingga akan menimbulkan dampak
lanjutan

terhadap

kesehatan

masyarakat.

Dalam

proses

dekomposisinya bahan organik juga memerlukan sejumlah oksigen


terlarut

yang diambil dari perairan dan akan menghasilkan

senyawa-senyawa kimia yang bersifat toksik bagi organisme perairan


seperti NH3 dan H2S sehingga akan mengganggu keseimbangan
ekologis badan air penerima limbah. Dalam aktivitasnya dapur
menggunakan beberapa alat masak dan pemanas yang pada saat
operasionalnya akan menghasilkan asap beserta berbagai senyawa
polutan udara

yang berpengaruh

negatif terhadap

parameter

kualitas udara. Penurunan terhadap kualitas udara ini akan


berdampak lanjutan terhadap penghuni rumah dan masyarakat
sekitar.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
Meminimalkan limbah padat dan cair dengan cara efisiensi
penggunaan air.
Menyediakan tempat sampah disetiap blok kavling perumahan.
Pengelolaan sampah dari rumah tangga hingga ke TPS atau TPA
dilakukan dengan cara kerjasama dengan pihak ketiga.
9. Pengelolaan Dampak Terhadap Aktivitas MCK
Kegiatan MCK dengan menggunakan bahan detergen serta bahan
lainnya akan menghasilkan limbah cair yang banyak mengandung
bahan-bahan

kimia

yang

dapat

berdampak

negatif

terhadap

parameter kualitas air, berupa peningkatan kandungan fosfat dan


senyawa lainnya di perairan.

Peningkatan kandungan fosfat ini

akan mempengaruhi kesimbangan N/P diperairan sehingga unsur N


akan menjadi faktor pembatas pada ekosistem perairan. Senyawasenyawa lainnya yang terdapat dalam limbah cair tersebut juga akan
masuk ke perairan sehingga akan menurunkan nilai kualitas air
dan mengganggu kehidupan organisme perairan yang ada di
dalamnya serta manusia yang mengkonsumsinya.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :

Membuat septic tank sesuai standar sanitasi.

Membuat saluran pembuangan air limbah secara terintegrasi.

Membuat sumur resapan.

10. Pengelolaan Dampak Terhadap Aktivitas sosial masyarakat


Aktivitas sosial ekonomi penghuni rumah berpotensi memunculkan
dampak penting terhadap parameter sosial ekonomi, sosial budaya,
kesehatan masyarakat, persepsi masyarakat serta keamanan dan
ketertiban.
Keberadaan penghuni rumah didalam interaksinya di masyarakat
akan membangkitkan perekonomian masyarakat sehingga akan
menumbuhkan

lapangan

kerja

dan

kesempatan

berusaha

masyarakat, sehingga akan berdampak positif terhadap parameter


sosial ekonomi.

Disamping itu keberadaan penghuni rumah di

masyarakat sekitar proyek dengan berbagai latar belakang budaya


dan daerah di dalam interaksinya akan mewarnai dan berpengaruh
terhadap sosial budaya masyarakat setempat. Sedangkan dampak
kegiatan

ini

terhadap

kesehatan

masyarakat

adalah

adanya

penularan penyakit pada masyarakat sekitar atau antar penghuni


rumah. Penyakit-penyakit yang kemungkinan dapat menular adalah
penyakit yang ditularkan oleh serangga/vektor (malaria, demam
berdarah, filarias dan lain-lain) dan penyakit lainnya yang berbasis
lingkungan.

Persepsi masyarakat yang timbul dari kegiatan ini sangat tergantung


dari dampak yang timbul pada parameter lainnya seperti sosial
ekonomi, sosial budaya dan kesehatan masyarakat.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
Melakukan pertemuan antar warga secara rutin misal bulanan
guna pemecahan permasalahan perumahan atau pemeliharaan
komplek perumahan.
Melakukan atau membuat dan mengaktifkan pos pelayanan
seperti kesehatan serta keamanan dan ketertiban.

B. REKOMENDASI KELAYAKAN LINGKUNGAN


Dari hasil analisis prakiraan dampak penting dan evaluasi dampak
penting, maka kegiatan Pembangunan Perumahan Piulan Permai PT.
Dua Sugih Properti di Desa Semangat Karya, Kecamatan Alalak,
Kabupaten

Barito

Kuala

dapat

dinilai

layak

dengan

beberapa

pertimbangan sebagai berikut :


1. Dari aspek ketataruangan, keberadaan kegiatan Pembangunan
Perumahan Piulan Permai PT. Dua Sugih Properti di Desa Semangat
Karya, Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala tidak menyalahi
aturan pada Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan nomor 9
tahun 2000 tentang RTRW Kalimantan Selatan Tahun 2000-2015
dan Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala nomor 6 tahun
2012.
2. Aspek teknis kegiatan Pembangunan Perumahan Piulan Permai PT.
Dua Sugih Properti di Desa Semangat Karya, Kecamatan Alalak,
Kabupaten Barito Kuala telah didesain sedemikian rupa sehingga
terjamin keamanannya dan akan dibangun sesuai dengan prosedur
perijinan yang akan diperoleh.
3. Penanganan dampak terhadap lingkungan dapat ditangani dengan
segera dan tidak memerlukan teknologi yang sangat canggih namun
lebih bersifat penanganan yang dilakukan secara umum bila

memang dampak tersebut terjadi. Dari dampak yang timbul telah


diberikan rancangan dan rumusan tindakan yang bersifat mudah
dilakukan baik melalui pendekatan teknis, pendekatan sosialekonomi-budaya maupun pendekatan institusi.
4. Dari

aspek

kemitraan

dengan

pihak

masyarakat

terutama

masyarakat di wilayah Desa Semangat Karya Kecamatan Alalak,


menjadi wilayah administrasi proyek yang mendapat dampak
langsung telah dapat dilakukan komunikasi dan pendekatan atau
sosialisasi

bersama yang menguntungkan kedua belah pihak

sehingga proses pengelolaan dampak pada aspek adanya gesekan


atau ketidaksepahaman dengan masyarakat sekitar dapat segera
diminimalisir.

Dari beberapa pertimbangan tersebut, maka kegiatan Pembangunan


Perumahan Piulan Permai PT. Dua Sugih Properti di Desa Semangat
Karya,

Kecamatan Alalak,

Kabupaten Barito Kuala

layak

bagi

lingkungan.
BUPATI BARITO KUALA,

H. HASANUDDIN MURAD

Anda mungkin juga menyukai