A. Perlindungan Hutan
Untuk menjaga kawasan konservasi agar tetap berfungsi sesuai peruntukannya dan mencegah perusakan kawasan sebagai akibat
dari berbagai gangguan dan ancaman dapat ditekan seminimal mungkin maka pada tahun 2008 dilakukan berbagai upaya perlindungan dan
pengamanan kawasan, antara lain dengan kegiatan operasi rutin, operasi intelegen, operasi fungsional dan gabungan Polisi Kehutanan.
Patroli rutin dilakukan oleh petugas Polisi Kehutanan di lapangan yang ditempatkan pada Pos-pos jaga di kawasan konservasi sedangkan
operasi fungsional dan operasi gabungan dilaksanakan oleh POLHUT Mobil yang ada di Seksi Konservasi Wilayah setiap bulannya serta
dilakukan secara terpadu dengan mengikutsertakan aparat keamanan dari Kepolisian, Kodim dan unsur Pemda setempat.
Kegiatan perlindungan dan pengamanan hutan diarahkan pada upaya pencegahan, penanggulangan berbagai macam gangguan yang
dapat merusak atau menurunkan fungsi kawasan konservasi dan mengurangi keanekaragaman hayati serta ekosistemnya, baik yang
dilindungi Undang-undang maupun yang tidak dilindungi. Di wilayah kerja Balai KSDA Kalimantan Selatan sampai dengan saat ini masih
terdapat berbagai gangguan seperti perladangan liar, penggembalaan liar, pemukiman liar, pencurian hasil hutan, pertambangan, pembuatan
pelabuhan, pertambakan, perburuan serta perambahan.
Pada tahun 2008 ini dengan telah dibentuknya Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Manggala Agni Kalimantan Selatan
sebanyak 2 (dua) Daerah Operasi tahun 2005, kegiatan pengendalian kebakaran hutan pada tahun ini lebih diintensifkan. Kegiatan
pengendalian kebakaran hutan di wilayah kerja Balai KSDA Kalimantan Selatan disamping terlibat langsung dalam pemad aman juga
melakukan kegiatan patroli pencegahan kebakaran hutan, apel siaga, penyuluhan dan kampanye pengendalian kebakaran hutan.
Anggota Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Manggala Agni, Balai KSDA Kalimantan Selatan sebanyak 8 regu dengan
jumlah keseluruhan sebanyak 120 orang, terdiri dari 96 orang dari unsur masyarakat dan 24 orang unsur Pegawai Negeri Sipil. Mereka saat
ini ditempatkan di Daerah Operasi Tanah Laut dan Tanah Bumbu yang dipimpin oleh Kepala Daerah Operasi.
Selama tahun 2008, luas lahan yang terbakar di Kalimantan Selatan mencapai 376 ha. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 8
berikut ini.
Tabel 8. Data kebakaran hutan di wilayah Kalimantan Selatan
Luas (Ha)
No Uraian
Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008
5. HP (Hutan Produksi) - - 5
Dari tabel 8. diatas dapat dilihat bahwa luas lahan yang terbakar selama tahun 2008 relatif sedikit dibandingkan selama tahun 2006
dan 2007.
20
C. Konservasi Kawasan
Kegiatan konservasi kawasan yang dilaksanakan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Selatan pada tahun anggaran 2008
antara lain berupa penyusunan desain fisik TWA Pulau Kembang, valuasi ekonomi calon TN Pegunungan Meratus, evaluasi fungsi status
kawasan CA Selat Laut, Selat Sebuku dan Teluk Kelumpang. Karena adanya penundaan anggaran DIPA BKSDA Kalsel tahun 2008 sebesar
24,42% maka kegiatan tersebut tidak dapat dilaksanakan.
Kegiatan konservasi keanekaragaman hayati yang dilaksanakan oleh Balai KSDA Kalimantan Selatan tahun 2008 antara lain survey
potensi TSL di luar KPA/KSA dalam rangka pengusulan kuota di Kab. HSS dan Banjar, survey potensi dan habitat penyu di Kab. Kotabaru,
reinventarisasi bekantan di SM Pulau Kaget, inventarisasi bekantan di Kab. HSS dan Batola, identifikasi potensi flora fauna di P. Suwangi CA
Selat Laut, pembinaan pengedar dan penangkaran TSL, pemeliharaan lanjutan budidaya anggrek di Kab. HSS, pemeliharaan lanjutan model
penangkaran burung belibis di Danau Panggang. Karena adanya penundaan anggaran DIPA BKSDA Kalsel tahun 2008 sebesar 24,42% maka
kegiatan tersebut tidak dapat dilaksanakan.
Untuk kegiatan pemanfaatan jasa lingkungan pada tahun 2008 telah dilaksanakan kegiatan pemberdayaan kader konservasi, pameran
KSDA tk. Propinsi dan pameran KSDA tk. Kabupaten.
Kegiatan pemanfaatan jasa wisata alam yang berjalan secara kontiniu baru pada Taman Wisata Alam Pulau Kembang yang
pengelolaannya dilaksanakan oleh pihak kedua yaitu CV. Sinar Kencana. Untuk TWA Pulau Bakut saat ini dalam tahap rencana
pengembangan.
21
BAB V. PERMASALAHAN DAN LANGKAH STRATEGIS
A. Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka mencapai visi dan misi Balai KSDA
Kalimantan Selatan antara lain adalah sebagai berikut :
1. Manajemen pemerintahan di Balai KSDA Kalimantan Selatan yang belum berjalan optimal dan efisien. Hal ini disebabkan masih kurang
memadainya kemampuan sumber daya manusia, khususnya yang berada di Seksi Konservasi Wilayah. Selain itu faktor luasnya
wilayah kerja juga ikut berpengaruh terhadap kinerja Balai KSDA Kalimantan Selatan. Untuk itu diperlukan peningkatan kemampuan
SDM melalui berbagai pendidikan dan pelatihan, serta mendorong staf untuk dapat mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Selain itu untuk mengoptimalkan manajemen, diperlukan kepemimpinan yang kuat yang dapat menggerakkan SDM yang ada secara
optimal.
2. Penegakan hukum sebagai kata kunci dari keberhasilan upaya perlindungan hutan, belum berjalan sesuai harapan. Tidak efektifnya
penegakan hukum terutama disebabkan oleh kurangnya kemauan untuk melakukan tindakan. Sebaliknya, justru banyak faktor yang
mendukung lemahnya penegakan hukum, antara lain: lemahnya kelembagaan, peraturan perundangan yang kurang realistis,
lemahnya sistem pengawasan serta penyalahgunaan wewenang. Upaya penegakan hukum dalam pengendalian penebangan liar dan
perambahan kawasan konservasi sudah dilakukan sesuai dengan UU Nomor 5 tahun 1990, UU Nomor 23 tahun 1997 dan UU Nomor 41
tahun 1999. Namun upaya ini belum memberikan hasil yang memadai karena kendala dalam penyidikan (pembuktian sesuai kaidah
hukum) sehingga hukumannya masih bersifat administratif. Ke depan, diperlukan komunikasi dan koordinasi yang lebih intensif
dengan instansi penegak hukum, baik kepolisian, kejaksaan maupun pengadilan, agar tercapai kesepahaman dalam upaya penegakan
hukum bidang kehutanan.
3. Pengelolaan kawasan konservasi di Kalimantan Selatan yang belum optimal, sehingga keamanan kawasan belum dapat terjaga dengan
baik. Hal ini disebabkan kawasan belum dikelola oleh organisasi yang langsung memangku kawasan.
4. Belum berjalannya mekanisme reward (penghargaan) dan punishment (sanksi) yang berdampak pada melemahnya kinerja SDM yang
sebenarnya punya kemampuan. Hal ini dapat terjadi karena belum adanya sanksi yang tegas terhadap SDM yang malas serta belum
berjalannya mekanisme pemberian reward (penghargaan) terhadap SDM yang rajin dan berkemampuan. Untuk itu diperlukan
mekanisme reward dan punishment dengan memberikan penghargaan maupun nilai lebih kepada staf yang berprestasi serta
memberikan punishment (sanksi) kepada staf yang melanggar peraturan perundangan.
5. Dukungan masyarakat dan pihak-pihak terkait dalam upaya konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya belum memadai,
sehingga dalam upaya konservasi sumber daya alam hayatai dan ekosistemnya Balai KSDA masih berjalan sendiri. Sehingga
diperlukan penguatan jejaring kerja (networking) dengan seluruh stakeholders, sehingga dukungan terhadap upaya konservasi dapat
meningkat. Selain itu perlu juga diintensifkan kegiatan penyuluhan kepada seluruh lapisan mesyarakat.
6. Satwa sitaan hasil operasi maupun hasil penyerahan masyarakat saat ini belum dapat ditangani dengan baik. Salah satu penyeba bnya
adalah belum adanya pusat penampungan satwa serta pusat rehabilitasi yang berdekatan (Nyaru Menteng dan BOSF Samboja), satwa
yang mereka rehabilitasi telah melampaui daya tampung (overload).
Matrik permasalahan strategis dan prioritas Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalsel dapat dlihat pada lampiran laporan tahun an ini.
B. Langkah Strategis
Langkah strategis yang perlu dilakukan dalam mengatasi permasalahan sebagaimana dikemukakan didepan antara lain adalah :
1. Diperlukan peningkatan kemampuan SDM melalui berbagai pendidikan dan pelatihan, serta mendorong staf untuk dapat menempuh
jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Selain itu, untuk mengoptimalkan manajemen, diperlukan kepemimpinan yang kuat yang dap at
menggerakkan SDM yang ada secara optimal.
2. Diperlukan komunikasi dan koordinasi yang lebih intensif dengan instansi penegak hukum, baik kepolisian, kejaksaan maupun
pengadilan, agar tercapai kesepahaman dalam upaya penegakan hukum bidang kehutanan.
3. Perlu segera diwujudkan organisasi pengelola yang langsung memangku/menangani kawasan konservasi (Balai/Loka kawasan
konservasi).
4. Diperlukan mekanisme reward dan punishment dengan memberikan penghargaan maupun nilai lebih kepada staf yang berprestasi
serta memberikan punishment (sanksi) kepada staf yang melanggar peraturan perundangan.
5. Diperlukan penguatan jejaring kerja (networking) dengan seluruh stakeholders, sehingga dukungan terhadap upaya konservasi dapat
meningkat. Selain itu, perlu juta diintensifkan kegiatan penyuluhan kepada seluruh lapisan masyarakat.
6. Perlu dikaji kemungkinan pendirian Pusat Penampungan Satwa (PPS) dan Pusat Rehabilitasi Satwa.
23
BAB VI. RENCANA TAHUN DEPAN
Rencana Anggaran dan Belanja Balai KSDA Kalimantan Selatan pada tahun 2009 ini diharapkan dapat dipenuhi dari anggaran DIPA 29 dan
DIPA BA 69 Tahun Anggaran 2009, baik yang luncuran maupun murni. Dari DIPA 29 tahun anggaran 2009 ini, Balai KSDA Kalimantan
Selatan mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp. 8.377.125.000.,- terbagi kedalam 4 (empat) program yang selengkapnya dapat dilihat
pada Tabel. 9 dibawah ini :
B. Rencana Kegiatan
Pada tahun 2009, Balai KSDA Kalimantan Selatan telah merencanakan berbagai program dan kegiatan guna mencapai visi dan misi yang
telah ditetapkan. Program dan kegiatan yang telah direncanakan untuk dilaksanakan pada tahun 2009 ini adalah :
1. Program Penerapan Kepemerintahan Yang Baik
a. Pengelolaan gaji, honorarium dan tunjangan.
b. Penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran
c. Pelayanan publik atau birokrasi
2. Program Pemantapan Keamanan Dalam Negeri (Pengamanan Kawasan Hutan)
a. Operasi Pengamanan Hutan
b. Penguatan Kapasitas Kelembagaan Perlindungan Hutan
c. Penyelesaian Kasus Hukum Pelanggaran/Kejahatan Kehutanan
3. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
a. Pengendalian Kebakaran Hutan, meliputi :
- Pencegahan, Pemadaman, Penanganan Pasca Karhut dan Penyelamatan
- Penguatan Kapasitas Kelembagaan Pengendalian Kebakaran
b. Pengelolaan Taman Nasional dan Kawasan Konservasi Lainnya (KSA/KPA/TB) dan Hutan Lindung, meliputi :
- Pengelolaan kawasan Konservasi Lainnya dan Taman Buru
- Pembinaan habitat
c. Pengelolaan Keanekaragaman Hayati dan Ekosistemnya, meliputi :
- Pengelolaan jenis dan genetik
- Inventarisasi Flora dan Fauna
- Pembinaan, Penangkaran dan Peredaran Tumbuhan dan Satwa Liar
d. Pengembangan Jasa Lingkungan dan Wisata Alam
- Pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan
- Pengembangan pemanfaatan wisata alam
- Pengembangan bina cinta alam
- Pengembangan pemanfaatan jasa lingkungan
e. Perencanaan dan Pengendalian Pengelolaan Kawasan Konservasi
- Penyusunan program dan rencana kerja/teknis/program
- Penguatan kelembagaan
4. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pengelolaan SDA Hayati dan Ekosistemnya
a. Peningkatan efektivitas pengelolaan kawasan konservasi
b. Penyusunan, penyempurnaan dan sosialisasi peraturan perundang-undangan
25
Lampiran 1. Kawasan Konservasi Di Kalimantan Selatan
KAWASAN KONSERVASI DI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2008
Luas
Nama Penataan
No. Surat Usulan dari SK. Penunjukan Kawasan Penetapan Penataan Batas
Kawasan Zonasi
(ha)
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Cagar Alam Surat Gubernur SK. Mentan 257,90 - SK. Menhutbun 1981/1982
Gunung No.124/EK tanggal 7 No.109/Kpts/Um/II/1979 No.336/Kpts-II/1999
Kentawan Maret 1978 tanggal 10 Februari 1979; tanggal 24 Mei 1999;
luas 245 ha; luas 257,9 ha;
fungsi Cagar Alam Sungai fungsi Cagar Alam
Selatan
2. Cagar Alam Surat Gubernur KDH SK. Mentan 66.650,00 - SK. Menhut 1982-1984
Teluk Tk. I Kalsel No.827/Kpts/Um/9/1981 No.329/Kpts-II/1987
Kelumpang, No.522/780/EK tanggal 24 September tanggal 14 Oktober
Selat Laut tanggal 7 Mei 1981 1981; 1987;
dan Selat luas 66.650 ha; luas 66.650 ha;
Sebuku fungsi Cagar Alam fungsi Cagar Alam
1 2 3 4 5 6 7 8
5. Suaka Surat Gubernur KDH SK. Mentan 63,60 - SK. Menhutbun 1981/1982
Margasatwa Tk. I Kalsel No.II-1- No.701/Kpts/UM/II/1976 No.337/Kpts-II/1999
Pulau Kaget 3.3-3447 tanggal 17 tanggal 6 Nopember 1976; tanggal 24 Mei 1999;
Desember 1974; luas 85 ha; fungsi Cagar luas 63,60 ha; fungsi
SK. Gubernur KDH Alam Cagar Alam
Tk. I Kalsel No.BE-
20/I-1-2-6-900
tanggal 19 Mei 1976
Perubahan fungsi
SK. Menhutbun
No.772/Kpts-II/1999
tanggal 27 September
1999; luas 63,60 ha; fungsi
Suaka Margasatwa
6. Suaka Surat Gubernur KDH SK. Mentan 6.000,00 - SK. Mentan 1994/1995
Margasatwa Tk. I Kalsel No.II-2-6- No. 64/Kpts/Um/2/1974 No.424/Kpts/Um/10/
Pleihari 383 tanggal 17 Maret tanggal 13 Pebruari 1974; 1975 tanggal 23 Okto-
Tanah Laut 1973 luas 50.000 ha; ber 1975;
fungsi Suaka Margasatwa luas 35.000 ha; fungsi
Suaka Margasatwa
Perubahan fungsi
SK. Menhut
No. 695/Kpts-II/1991
tanggal 11 Oktober 1991;
luas 6.000 ha;
fungsi Suaka Margasatwa
1 2 3 4 5 6 7 8
7. Suaka - SK. Menhutbun 2.975,00 - - 2001
Margasatwa No.453/Kpts-II/1999
Kuala Lupak tanggal 17 Juni 1999
8. Taman Surat Gubernur KDH SK. Mentan 1.500,00 - SK. Mentan 1994/1995
Wisata Alam Tk. I Kalsel No.II-2-6- No.64/Kpts/Um/2/1974 No.424/Kpts/Um/10/
Pleihari 383 tanggal 17 Maret tanggal 13 Pebruari 1974; 1975 tanggal 23 Okto-
Tanah Laut 1973 luas 50.000 ha; ber 1975;
fungsi Suaka Margasatwa luas 35.000 ha; fungsi
Suaka Margasatwa
Perubahan fungsi
SK. Menhut
No. 695/Kpts-II/1991
tanggal 11 Oktober 1991;
luas 6.000 ha;
fungsi Suaka Margasatwa
1 2 3 4 5 6 7 8
10. Taman Surat Gubernur SK. Menhut 18,70 - - -
Wisata Alam No.660/107A- No. 140/Kpts-II/2003
Pulau Bakut Sekr/Bapedalda tanggal 21 April 2003;
tanggal 11 Maret luas 18,70 ha;
2002 fungsi Taman Wisata Alam
Keterangan:
*) Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam dikelola oleh UPTD Taman Hutan Raya Sultan Adam yang bertanggung jawab kepada Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan
Selatan.
Lampiran 2: Matrik permasalahan strategis dan prioritas di Balai KSDA Kalimantan Selatan Tahun 2008.
II. Konservasi - Peredaran tumbuhan dan satwa liar - Pengawasan lebih intensif peredaran
Keanekaragaman Hayati (TSL) illegal. TSL (Bandara dan Pelabuhan Laut)
dan penegakan hukum.
- Koordinasi dengan instansi terkait
seperti karantina hewan, karantina
ikan, bea dan cukai, Dinas
Perikanan dan Kelautan dan
Kepolisian
- Pembinaan terhadap pengusaha-
pengusaha pemanfaatan TSL.
- Peningkatan kualitas SDM bidang
konservasi keanekaragaman hayati.
Lanjutan: Matrik permasalahan strategis dan prioritas di Balai KSDA Kalimantan Selatan Tahun 2008.
1 2 3 4 5
II. Penyidikan dan - Frekuensi operasi pengamanan relatif - Peningkatkan kegiatan patroli rutin
Perlindungan Hutan kurang. dan menambah frekuensi Operasi
Pengamanan.
IV. Penanggulangan - Jumlah personil relatif masih kurang bila - Pembentukan Masyarakat Peduli Api
Kebakaran Hutan dibandingkan intensitas kejadian dan kerjasama dengan masyarakat
kebakaran yang tinggi dan wilayah kerja dan pihak lainnya, seperti Korem,
yang luas. Dinas Kehutanan, BPK setempat.
V. Wisata Alam dan - Kegiatan wisata alam/ekowisata masih - Melakukan koordinasi dengan Dinas
Pemanfaatan Jasa sangat kurang dan masih banyak Pariwisata Daerah, Bupati/Gubernur
Lingkungan potensi yang belum tergali dan Dinas Kehutanan dalam
pengembangan TWA dan pariwisata
alam.
VI. Kesekretariatan - Sumber daya manusia masih sangat - Diusulkan penambahan sumberdaya
kurang. manusia.
1. Cagar Alam 1) ± 116 Ha dirambah untuk tambak ikan dan udang oleh Surat Keterangan Tanah dari Kepala Desa setempat.
Teluk Kelumpang Masyarakat.
(28.549 Ha)
2) ± 2.117 Ha dirambah untuk perkebunan besar swasta Pelepasan Kawasan Hutan Produksi yang dapat di Konversi
oleh PT. SMART Tbk. untuk perkebunan kelapa sawit:
a. Surat Menhut No.43/Menhut-VII/1994 tanggal 11 Januari
1994,
b. SK. Menhut No.326/Kpts-II/1994 tanggal 5 Agustus 1994,
c. SK. Menhut No.106/Kpts-II/1996 tanggal 22 Maret 1996,
d. SK. Dirjen INTAG No.39/Kpts/VII-4/1998 tanggal 16 Maret
1998.
4) 36,3 Ha dipinjam pakai dengan kompensasi untuk Penggunaan Areal Cagar Alam Teluk Kelumpang untuk
pelabuhan khusus batubara atas nama PT. Arutmin Pembangunan Pelabuhan Khusus Batubara:
Indonesia (Pelabuhan khusus batubara di Air tawar Surat Menhut No.S.513/Menhut-IV/2008 tanggal 03
seluas 24,84 Ha dan di Sembilang seluas 11,46 Ha; ± September 2008 Perihal Perpanjangan Ijin Pinjam Pakai
314 Ha Areal Penggunaan Lain (APL) diusulkan oleh Kawasan Hutan Di CA. Teluk Kelumpang Untuk Pelabuhan
PT.Arutmin Indonesia sebagai areal pengganti untuk Khusus Batubara Air Tawar dan Sembilang Atas Nama PT.
ditunjuk menjadi Cagar Alam). Arutmin Indonesia.
Lanjutan: Kondisi Faktual di Lapangan Kawasan Konservasi di Kalimantan Selatan Tahun 2008..
1 2 3 4
2. Cagar Alam 1) ± 5.070 Ha dirambah untuk tambak ikan dan udang - Surat Keterangan Tanah dari Kepala Desa setempat.
Selat Laut oleh Masyarakat. - Diusulkan fungsinya menjadi Suaka Margasatwa dan ada
(25.600 Ha) upaya rehabilitasi dan kemitraan.
2) ± 1.807 Ha dirambah untuk perkebunan besar swasta Pelepasan Kawasan Hutan Produksi dapat di Konversi untuk
oleh PT. SMART Tbk. perkebunan kelapa sawit:
a. SK. Dirjen INTAG No.128/Kpts/VIII-3/1991 tanggal 17
Desember 1991,
b. SK. Menhut No.326/Kpts-II/1994 tanggal 5 Agustus 1994,
c. Surat Menhut No.281/Menhut-II/1994 tanggal 4 Maret
1994.
3) ± 25 Ha pabrik minyak goreng beserta pelabuhannya Surat Bupati Kotabaru Nomor : 647/19/ PEMB-IMB/2006
oleh PT. SMART Tbk. tanggal 28 Agustus 2006 tentang Izin Mendirikan Bangunan
Bulking Station Kernel Cruishing Plant dan Refimeri Plant
PT.SMART,Tbk.
4) ± 9 Ha dirambah untuk pelabuhan khusus batubara a. SK. Bupati Kotabaru No.015 Tahun 2000 tanggal 30
oleh PT. Satui Baratama. September 2000,
b. Surat Rekomendasi Kepala Kantor Pelabuhan
No.7232/115/PSBL.00 tanggal 18 Agustus 2000,
c. Dinas Perhubungan, Pemkab Kotabaru
No.552.3/451/Dishub tanggal 29 Desember 2001.
Lanjutan: Kondisi Faktual di Lapangan Kawasan Konservasi di Kalimantan Selatan Tahun 2008..
1 2 3 4
5) ± 4 Ha dirambah untuk pelabuhan khusus batubara a. SK. Bupati Kotabaru No.021 Tahun 2000,
oleh PT. Diantara/PT. Dian Unggul Baratama. b. Surat Rekomendasi Kepala Kantor Pelabuhan
No.7232/114/P.SBL.000 tanggal 15 Agustus 2000.
6) ± 12 Ha dirambah untuk pelabuhan khusus batubara a. SK. Bupati Kotabaru No.474 Tahun 2002,
oleh PT. Borneo Internusa (PT. BIN). b. Surat Rekomendasi Kepala Kantor Pelabuhan Simpang
Empat Batulicin No.PP.726/1/1/ PSBL.01 tanggal 20
Februari 2002.
c. Berada di dalam CA. Selat Laut Berdasarkan Tata Batas
Kawasan.
d. Berada di luar CA. Selat Laut berdasarkan SK. Menhutbun
No.453/Kpts-II/1999.
7) 578,8 Ha diubah fungsi menjadi Hutan Produksi dapat Perubahan fungsi sebagian Cagar Alam menjadi Hutan
di Konversi (578,8 Ha dipinjam pakai dengan Produksi dapat di Konversi:
kompensasi untuk pabrik semen atas nama PT. a. Surat Menhut No.489/Menhut-VIII/1997 tanggal 30 April
Indocement Tunggal Prakarsa; 1.198 Ha HPK 1997,
sebagai areal pengganti akan ditunjuk menjadi Cagar b. Surat Menhutbun No.412/Menhutbun-VII/1999 tanggal 3
Alam; areal pengganti yang telah ditatabatas luasnya Mei 1999,
522,5 Ha sehingga masih terdapat kekurangan c. SK. Menhutbun No.478/Kpts-II/1999 tanggal 29 Juni 1999.
sebesar 675,5 Ha).
1 2 3 4
11) ± 5 Ha dirambah untuk pelabuhan khusus batubara Desa Salino, Kab. Kotabaru.
oleh PT.BSS (PT. Bersama Sejahtera Sakti).
14) ± 5 Ha dirambah untuk pelabuhan khusus batubara Ijin dari BAPPEDA Kabupaten Tanah Bumbu.
oleh PT. Astri Prima Sarjiman/PT. Deli Pratama
Pelabuhan.
1 2 3 4
3. Cagar Alam 1) ± 4.238 Ha dirambah untuk tambak ikan dan udang - Surat Keterangan Tanah dari Kepala Desa setempat.
Selat Sebuku oleh Masyarakat. - Diusulkan fungsinya menjadi Suaka Margasatwa dan ada
(12.500 Ha) upaya rehabilitasi dan kemitraan.
2) ± 1.050 Ha diubah fungsi menjadi Hutan Produksi Perubahan fungsi sebagian Cagar Alam menjadi Hutan
Tetap (230,5 Ha dipinjam pakai tanpa kompensasi Produksi Tetap:
untuk eksploitasi bahan galian batubara atas nama a. Surat Menhut No.23/Menhut-VII/1998 tanggal 8 Januari
PT. Bahari Cakrawala Sebuku). 1998
b. SK. Menhut No.164/Kpts-II/1998 tanggal 26 Februari 1998
c. Surat Menhut No.321/Menhut-VII/1998 tanggal 27 Februari
1998
3) ± 3.000 Ha berupa persawahan dan bangunan irigasi. Peta RBI Tahun 1985 areal tersebut merupakan areal
persawahan
4. Cagar Alam Teluk 1) ± 1.500 Ha dirambah untuk tambak ikan dan udang Surat Keterangan Tanah dari Kepala Desa setempat.
Pamukan oleh Masyarakat.
(20.618,838 Ha)
1 2 3 4
3) ± 3 Ha dirambah untuk pemukiman oleh Pemukiman liar di CA. Gunung Kentawan terdiri dari 3 Kepala
Masyarakat. Keluarga
7. Suaka ± 1.350 Ha dirambah untuk tambak ikan dan udang oleh Surat Keterangan Tanah dari Kepala Desa setempat.
Margasatwa Kuala Masyarakat.
Lupak (2.975 Ha)
8. Suaka ± 168 Ha dirambah untuk tambak ikan dan udang oleh Surat Keterangan Tanah dari Kepala Desa setempat.
Margasatwa Masyarakat.
Pleihari Tanah
Laut (6.000 Ha)
9. Taman Wisata 1) 206 Rumah (Pemukiman) oleh Masyarakat. Pemukiman liar di TWA. Pleihari Tanah Laut: 175 buah
Alam Pleihari warung tradisional, 30 buah rumah semi permanen, 1 buah
Tanah Laut (1.500 rumah permanen dalam tahap pembangunan.
Ha)
2) ± 50 Ha dirambah untuk perladangan oleh Surat Keterangan Tanah dari Kepala Desa setempat.
Masyarakat.
Lanjutan: Kondisi Faktual di Lapangan Kawasan Konservasi di Kalimantan Selatan Tahun 2008.
1 2 3 4
3) ± 30 Ha dirambah untuk area pengembalaan oleh Pengembalaan liar di TWA. Pleihari Tanah Laut: Jumlah
Masyarakat. sapi ± 200 ekor, jumlah kandang ± 15 buah.
Lampiran 4 : Keadaan Penataan Batas dan Pengukuhan Kawasan Konservasi
KEADAAN PENATAAN BATAS DAN PENGUKUHAN KAWASAN KONSERVASIDI WILAYAH KERJA BKSDA KALSEL TAHUN 2008
Panjang Batas (km) Di Tata Batas Rekonstruksi Batas
No. Kawasan Konservasi Luas (ha) Keterangan
Batas Alam Batas Buatan (Tahun) Terakhir (Tahun)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 CA.Gunung Kentawan 257.9 2.85 4.28 1981/1982 2003
2 CA.Sungai Bulan dan Sungai Lulan 1857.63 - 55.4 1991/1992 -
3 CA.Teluk Kelumpang, Selat Laut dan Selat Sebuku 66650 - 282.105 1982-1984 2007
4 CA.Teluk Pamukan 20618.838 - 209.82 1991/1992 2003
5 SM.Kuala Lupak 2975 - 14.2 2001 2008
6 SM.Pleihari Tanah Laut 6000 - 88.2 1994/1995 2004
7 SM.Pulau Kaget 63.6 2.58 1.38 1981/1982 2003
8 TWA.Pleihari Tanah Laut 1500 - 23 1994/1995 2003
9 TWA.Pulau Bakut 18.7 - - - -
10 TWA.Pulau Kembang 60 - - - -
Lampiran 5: Usulan Calon Kawasan Konservasi
USULAN/CALON KAWASAN KONSERVASI SAMPAI DENGAN MARET 2006, BALAI KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM KALIMANTAN SELATAN
No. Nama Perkiraan Status sekarang Lokasi Kabupaten Potensi Kawasan Keadaan sekarang Status usulan Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
A. KAWASAN KONSERVASI DARAT
1. Meratus Hulu Barabai 18,350.00 Hutan lindung; dikelola Kab. Kotabaru, Kab. Hulu Hutan pegunungan; areal Kondisi hutan alam Taman Nasional Survei potensi tahun 1997 oleh BKSDA V
oleh Pemda. Sungai Selatan dan Kab karst dengan gua-gua pegunungan masih baik. Banjarbaru; Rekomendasi Gubernur
Hulu Sungai Tengah. alam; air terjun; daerah Kepala Daerah Tk.I Kalsel No.
tangkapan air (hulu) banyak 522/00658/Eko tgl. 14 Maret 1998;
sungai penting di Kalsel; Rekomendasi Bupati Kepala Daerah
areal hutan terbaik di Tingkat II Hulu Sungai Selatan No.
Kalsel; keanekaragaman 522/01992/Eko tgl. 5 November 1997;
flora fauna tinggi; tingkat Rekomendasi Bupati Kepala Daerah Tk.II
endemisme tinggi; hutan Hulu Sungai Tengah No. 522/116/Eko tgl.
alam Agathis terakhir di 5 November 1997; Rekomendasi Bupati
Kalsel; 38 jenis fauna Kepala Daerah Tk.II Kotabaru No.
dilindungi. 500/2153/Eko tgl. 25 Oktober 1997;
Diusulkan BKSDA V Banjarbaru dengan
Surat usulan Nomor : 1568/VI-
BKSDA.V/PM/1997 tgl 25 Juli 199;
Diusulkan untuk menjadi kawasan
konservasi dalam National Conservation
Plan for Indonesia, Vol.V Kalimantan
dengan nama Meratus Hulu Barabai dan
2. Meratus Hulu Tanjung 46,250.00 Hutan lindung; dikelola Kab. Tabalong Pelestarian tipe hutan Kondisi hutan alam Cagar Alam Survei potensi tahun 2005 oleh BKSDA V
oleh Pemda. dataran tinggi dan fungsi pegunungan masih baik. Banjarbaru; Diusulkan untuk menjadi
hidroorologi. kawasan konservasi dalam National
Conservation Plan for Indonesia, Vol.V
Kalimantan dengan nama Meratus Hulu
Tanjung dan luasan yang lebih besar.
3. Pulau Kadap 54,375.00 Kawasan budidaya (RTRW Kab. Banjar dan Kab. Tapin Ekosistem lahan basah Sebagian kawasan telah Cagar Alam Diusulkan oleh Dinas Kehutanan Provinsi
Provinsi Kalsel) (hutan rawa gambut); rusak akibat kebakaran Kalimantan Selatan untuk menjadi
habitat dari satwa bekantan yang terjadi setiap tahun kawasan konservasi.
yang merupakan satwa pada musim kemarau dan
dilindungi endemik penebangan.
Kalimantan dan maskot
Kalimantan Selatan; juga
merupakan habitat dari 9
jenis satwa dilindungi
lainnya.
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
4. Lahan Basah Sungai Negara 82,835 Hutan Produksi dapat di 3 Kabupaten: Tapin, Hulu 3 tipe ekosistem: ekosistem Terancam oleh penebangan Taman Wisata Alam Survei potensi tahun 1997 oleh BKSDA V
Konversi (RTRW Provinsi Sungai Selatan, dan Hulu rawa gambut,hutan sungai liar, perburuan liar, Banjarbaru.
Kalsel) Sungai Utara. dan danau yang pengembalaan ternak,
merupakan habitat satwa perambahan dan
dilindungi seperti bekantan pemukiman.
(Nasalis larvatus ), rusa
sambar (Cervus unicolor ),
bangau tontong
(Leptoptilus javanicus) ,
pecuk ular (Anhinga
melanogaster) termasuk
jenis-jenis migran (jenis-
jenis burung air) dan
bantiung (Gallinula
tenebrosa) /jenis endemik
lahan basah kalsel; potensi
wisata: wisata alam
(penjelajahan, atraksi satwa,
berburu foto), wisata tirta
(bersampan dan
memancing), wisata budaya
(tradisi balap kerbau rawa).
6. Kepulauan Sambar Gelap 1,000.00 Hak milik perorangan Kab. Kotabaru Ekosistem terumbu karang; Pemegang hak milik Taman Wisata Laut atau Diusulkan untuk menjadi kawasan
pemandangan alam yang memperoleh hak untuk Stasiun perlindungan Flora konservasi pada tahun 1992 & 1996; dua
indah; tempat bertelur pengambilan telur penyu Fauna (penyu hijau, penyu kali penilaian potensi: 1989 oleh
penyu hijau dan penyu dari Pemerintah Kab. sisik dan terumbu karang) Direktorat Pelestarian Alam, Ditjen PHPA
sisik; 5 jenis burung, 2 jenis Kotabaru; 60% terumbu & tahun 1998 oleh BKSDA V Banjarbaru.
reptilian dan 16 jenis biota karang berada dalam
laut dilindungi. keadaan rusak; Kerusakan
terumbu karang akibat
abrasi air laut dan jangkar
kapal nelayan.
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
7. Pulau Pamalikan 687.50 Berdasarkan RTRW Provinsi Kepulauan Laut Kecil Ekosistem terumbu karang; Terdapat pengambilan telur Suaka Margasatwa Diusulkan untuk menjadi kawasan
Kalsel, Kep. Laut Kecil (Matasiri), Kab. Kotabaru, habitat berbagai jenis ikan penyu oleh perorangan konservasi pada tahun 1992 dan 1996;
(termasuk Pulau Pamalikan) Kec. Pulau Sembilan yang memiliki nilai berdasarkan keputusan proses tersebut sampai pada tahap
adalah Hutan Produksi ekonomis tinggi; habitat Bupati Kotabaru; kondisi memohon rekomendasi dari Bupati
yang dapat dikonversi dan tempat peneluran terakhir terumbu karang Kotabaru; survei potensi tahun 1990;
penyu hijau dan penyu belum diketahui. survei potensi tahun 2002.
sisik; berbagai jenis biota
laut pembentuk dan
penghuni terumbu karang
yang dilindungi.
8. Pulau Kunyit dan Pulau 4.000,00 – 6.000,00 Hak milik perorangan untuk Kab. Kotabaru, Kec. Pulau. Ekosistem terumbu karang; Terdapat pengambilan telur Taman Wisata Laut atau Survei potensi tahun 2000 oleh BKSDA
Kerayaan daratan Laut Barat dan Kec. Pulau 5 jenis burung; 3 jenis penyu secara liar di P. lokasi percontohan Kalsel.
Laut Selatan reptilia; 37 jenis biota laut Kerayaan Kecil oleh perlindungan flora-fauna
yang dilindungi; habitat sebagian masyarakat; 52,2 serta ekosistem terumbu
dan tempat bertelur penyu % - 72,8 % terumbu karang karang
sisik dan penyu hijau; sampai kedalaman 5 m
memiliki keindahan alam masih dalam kondisi baik;
berupa pantai, laut dan kerusakan terumbu karang
terumbu karang. yang diakibat-kan oleh
abrasi dan sedimentasi,
pembongkaran karang
untuk menangkap ikan,
penambangan karang
untuk bahan bangunan
serta terkait jangkar dan
lunas kapal.
9. Pulau Denawan 625.00 Dalam proses Kepulauan Sembilan, Kab. Ekosistem terumbu karang; Belum diketahui Stasiun pelestarian penyu Survei potensi tahun 1990 Ditjen PHKA .
pengumpulan data Kotabaru, Kec. Pulau tempat peneluran penyu sisik dan penyu hijau
Sembilan hijau dan penyu sisik.
3
Lampiran 6: Kejadian Kebakaran Hutan dan Lahan di Prop. Kalsel
KEJADIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2008
KEJADIAN
GROUND CHECK
KEBAKARAN
BULAN HOTSPOT DAN LOKASI APL HL HP HPK HPT KK
HUTAN DAN LAHAN*
KEBAKARAN (Ha)
(Ha)
Januari - - - - - - - -
Februari - - - - - - - -
Maret - - - - - - - -
April - - - - - - - -
Mei 10 3 13 - - - - -
Juni 29 7 34 - - - - 2
Juli 25 15 32 8 - - - -
Agustus 50 22 58 9 5 - - -
September 121.5 26.5 148 - - - - -
Oktober 55 - 55 - - - - -
November 8 - 8 - - - - -
Desember 4 - 4 - - - - -
Total 302.5 73.5 352 17 5 - - 2
Keterangan :
* = Kejadian Kebakaran Hutan dan Lahan yang Dilakukan Pemadaman Oleh DAOPS Tanah Laut dan DAOPS Tanah Bumbu
APL = Areal Penggunaan Lain/Lahan
HL = Hutan Lindung
HP = Hutan Produksi
HPK = Hutan Produksi Konversi
HPT = Hutan Produksi Terbatas
KK = Kawasan Konservasi
Sumber: Laporan Brigdalkarhut Kalimantan Selatan, DAOPS Tanah Laut dan DAOPS Tanah Bumbu.