Anda di halaman 1dari 6

2.

1 Potensial Diri Alam

Gambar 2.1 Electrochemical Potential: Liquid junction & Potensial membran


Potensial diri alam atau biasa yang disebut Self Potential (SP) adalah perbedaan
potensial listrik yang terdapat secara alami di Bumi, diukur oleh elektroda relative terhadap
referensi elektroda tetap. Potensial diri alam sering kali diukur dalam borehole untuk evaluasi
formasi pada industri perminyakan dan gas bumi, dan bisa juga diukur sepanjang permukaan
bumi untuk eksplorasi mineral atau investigasi air tanah. Fenomena dan aplikasi untuk
geologi pertama kali ditemukan pada 1931 oleh Conrad Schlumberger, Marcel Schulmberger,
dan E.G. Leonardon, dan percobaan pertama yang dipublikasikan dilakukan pada lapangan
minyak Romania.
SP mengukur medan listrik alami yang dihasilkan oleh satu dari dua fenomena: korosi
(corrosion) atau pelapukan (weathering) dari mineral yang mengandung besi (ferrous) atau
aliran air tanah. Potensial medan listrik sangat kecil, umumnya dalam skala millivolts, tetapi
bisa diukur dalam situs/area besar atau kecil. Potensial listrik dihasilkan dari pertukaran ion
antara air dengan batas butir (ground-boundaries) atau mineral permukaan.

2.2 Potensial Elektrokinetik

Gambar 2.2 Potensial Elektrokinetik


Potensial elektrokinetik (Zeta Potential)adalah perbedaan potensial sepanjang natas fase
antara padat dengan cair. Ini adalah ukuran dari muatan listrik dari partikel yang tersuspensi
dalam fase cair. Dikarenakan potensial elektrokinetik tidak sama dengan potensial listrik
permukaan dalam double layer atau Stern potential, hal ini sering kali satu-satunya nilai yang
bisa digunakan untuk mendeskripsikan sifat double-layer (double-layer properties) dari
dispersi koloid.
Potensial zera disebabkan oleh muatan listrik net yang terdapat pada daerah yang
dibatasi oleh bidang luncur (slipping plane), dan juga bergantung pada lokasi medan tersebut.
Oleh karena itu banyak digunakan untuk mengkuantifikasi besarnya medan. Akan tetapi,
potensial elektrokinetik tidak sama dengan Stern potential atau potensial listrik permukaan
pada double-layer, dikarenakan hal ini menetapkan lokasi yang berbeda. Asumsi seperti
kesetaraan harus diterapkan dengan hati-hati. Namun demikian, potensi zeta sering satusatunya jalan yang tersedia untuk karakterisasi sifat double-layer.
Besarnya potensial elektrokinetik mengindikasikan stabilitas potensial sistem koloid.
Apabila semua partikel dalam suspensi memiliki potensial elektrokinetik lebih positif dari
+30 mV atau lebih negatif dari -30 mV, maka secara normal dinyatakan stabil, karena setiap
partikel akan saling tolak menolak satu sama lain sehingga tidak terjadi kecenderungan untuk
beragregasi.
Dalam suspensi, eritrosit sebagai partikel dengan permukaan yang bermuatan negatif
dapat mempengaruhi distribusi ion-ion di sekitarnya dengan meningkatkan konsentrasi
counter ions (ion-ion yang berbeda muatan, kation) mendekati permukaan eritrosit, sehingga
terbentuk lapisan ganda elektrik.

2.3 Potensial Mineralisasi

Gambar 2.3 Model skematik dari sumber anomaly self-potential dari bijih (orebody).
Mekanismenya bergantung pada perbedaan potensial oksidasi diatas dan dibawah
permukaan air
Potensial mineralisasi (Mineral potential) sangat penting dalam ekslporasi Self-Potential
yang diasosiasikan dengan jumlah sulfide yang massif pada orebody. Anomali jumlah
negative dalam skala besar (100-1000mV) pada pengukuran SP bisa diamati khususnya pada
deposit pyrite, chalcopyrite, pyrrhotite, magnetite, dan graphite. Potensi hampir selalu
negatif dari atas deposit dan cukup stabil dalam jangka waktu tertentu. Pada tahun 1960 Sato
dan Mooney telah memberikan penjelasan yang paling lengkap tentang proses elektrokimia
penyebab anomali SP yang diamati. Namun hipotesis ini belum menjelaskan semua dari
indikasi SP.
2.4 Sifat listrik mineral dan batuan
Aliran arus listrik di dalam batuan dan mineral dapat digolongkan menjadi tiga macam,
yaitu konduksi secara elektronik, konduksi secara elektronik, dan konduksi secara dielektrik.
2.4.1 Konduksi secara elektronik
Konduksi ini terjadi jika batuan atau mineral mempunyai banyak elektron bebas sehingga
arus listrik di alirkan dalam batuan atau mineral oleh elektron-elektron bebas tersebut.Aliran
listrik ini juga di pengaruhi oleh sifat atau karakteristik masing-masing batuan yangdi
lewatinya. Salah satu sifat atau karakteristik batuan tersebut adalah resistivitas(tahanan jenis)
yang menunjukkan kemampuan bahan tersebut untuk menghantarkan arus listrik. Semakin
besar nilai resistivitas suatu bahan maka semakin sulit bahan tersebut menghantarkan arus
listrik, begitu pula sebaliknya. Resistivitas memiliki pengertian yang berbeda dengan
resistansi (hambatan), dimana resistansi tidak hanya bergantung pada bahan tetapi juga
bergantung pada faktor geometri atau bentuk bahan tersebut, sedangkan resistivitas tidak
bergantung pada faktor geometri. banyak orang lebih sering menggunakan sifat konduktivitas
() batuan yang merupakan kebalikan dari resistivitas () dengan satuan mhos/m.

IL
VA

I
L
= ( A ) = (V ) =

J
E ...(2.1)

2
Di mana J adalah rapat arus (ampere/ m ) dan E adalah medan listrik (volt/m).

2.4.2 Konduksi secara elektrolitik


Sebagian besar batuan merupakan konduktor yang buruk dan memiliki resistivitas yang
sangat tinggi. Namun pada kenyataannya batuan biasanya bersifat porus dan memiliki poripori yang terisi oleh fluida, terutama air. Akibatnya batuan-batuan tersebut menjadi
konduktor elektrolitik, di mana konduksi arus listrik dibawa oleh ion-ion elektrolitikdalam
air. Konduktivitas dan resistivitas batuan porus bergantung pada volume dan susunan poriporinya. Konduktivitas akan semakin besar jika kandungan air dalam batuan bertambah
banyak, dan sebaliknya resistivitas akan semakin besar jika kandungan air dalam batuan
berkurang. Menurut rumus Archie:
e
di mana

m n
= s w (2.2)

e adalah resistivitas batuan, adalah porositas, S adalah fraksi pori-pori yang

berisi air, dan

adalah resistivitas air. Sedangkan a, m, dan n adalah konstanta. mdisebut

juga faktor sementasi. Untuk nilai n yang sama, Schlumberger menyarankan n =2.
2.4.3 Konduksi secara dielektrik
Konduksi ini terjadi jika batuan atau mineral bersifat dielektrik terhadap aliran arus
listrik,artinya batuan atau mineral tersebut mempunyai elektron bebas sedikit, bahkan tidak
sama sekali. Elektron dalam batuan berpindah dan berkumpul terpisah dalam inti karena
adanya pengaruh medan listrik di luar, sehingga terjadi poliarisasi. Peristiwa ini tergantung
pada konduksi dielektrik batuan yang bersangkutan, contohnya adalah mika.
2.5 Elektroda Non-polarisasi
Elektroda yang digunakan dalam penelitian metode SP harus menggunakan elektroda
yang kontak dengan tanah tak berpolarisasi atau non polarisasi. Porous pots adalah elektroda
logam yang digantung di dalam larutan super jenuh (seperti tembaga di dalam larutan copper
sulfate CuSO4) di dalam tempat yang porous. Elektroda porous pots menghasilkan kontak
potensial elektrolitik yang sangat rendah seperti potensial di bawah permukaan yang kecil
juga. Model porous pots yang terbuat dari porcelain yang bagus akan menghidari evaporasi
dari larutan garam di dalamnya. Porous pots yang digunakan harus tertutup karena agar
menjaga larutan didalamnya tetap dalam keadaan jenuh untuk waktu lebih dari seminggu,
bahkan dalam keadaan kering.
Untuk pengisian kembali larutan CuSO4 harus dilakukan sehari sebelum dilakukannya
pengukuran hal ini dikarenakan kemungkinan perubahan potensial selama pengukuran
dilakukan. Dan salah satu tips yang berguna dalam pengisian ulang porous pot ketika telah
digunakan adalah mencampur larutan sisa CuSo4 yang lama dengan larutan CuSO4 yang

baru kemudian dilarutkan menjadisatu larutan CuSO4 yang baru. Elektroda dari bahan
tembaga selalu digunakan dalam porous pot karena merupakan elektroda yang non polarisasi.
Sedangkan elektroda dari bahan steel harus dihindari dalam pengukuran SP karena kontak
potensial yang cukup tinggi dan error yang besar akan mungkin berkembang jika pada
pengukuran SP elektroda yang digunakan adalah dari bahan stainless steel.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.olsonengineering.com/methods/geophysical-methods/electricalresistivity/self-potential-sp.html (Diakses pada 23/10/2016)
http://chemistry.about.com/od/chemistryglossary/g/Zeta-Potential-Definition.htm
(Diakses pada 23/10/2016)
Hunter, R.J. "Foundations of Colloid Science", Oxford University Press, 1989
M.Gondouin, M.P.Tixier, G.L.Simard, Journal of Petroleum Technology, February
1957, "An Experimental Study on the Influence of the Chemical Composition of Electrolytes
on the SP curve"
www.kau.edu.sa/files/0003035/subjects/sp.pdf Diakses pada 23/10/2016
Corwin, Norman. 1994. Years of the Electric Ear. United Kingdom. Scarecrow Press

Anda mungkin juga menyukai