Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

IMPLEMENTASI DAN PENTINGNYA KEUTAMAAN MORAL


Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Pengembangan Profesi Guru
yang dibimbing oleh Drs. Masjhudi M.Si

Oleh :
kelompok 8/Offering C
Nur Annisa

(140341606532)

Stevany Dea Shima

(140341605052)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Oktober 2016

BAB I
PENDAHULUAN
I.

Latar Belakang
Masalah moral merupakan masalah yang sekarang ini sangat banyak
meminta perhatian, terutama bagi para pendidik, ulama, pemuka masyarakat dan
para orang tua. Tidak henti-hentinya kita mendengar berita tentang tindakan
kriminalitas yang dilakukan oleh anak-anak, seperti yang terjadi di beberapa
daerah yang hampir setiap minggu diberitakan di berbagai media, baik media
cetak maupun elektronik. Bagi warga Ibukota bukan suatu hal yang aneh apabila
mendengar atau melihat anak-anak sekolah melakukan tawuran (perkelahian antar
pelajar) yang tidak sedikit menimbulkan sejumlah korban. Diperlukan waktu yang
panjang dan upaya pendidikan yang sungguh-sungguh untuk mengatasi kondisi
ini. Pendidikan dalam hal ini diartikan secara luas, yaitu sebagai upaya untuk
mentransformasikan nilai-nilai, sikap, pengetahuan dan keterampilan tertentu dari
generasi sebelumnya kepada generasi berikutnya. Menurut Poerwadarminta
(2003)

pendidikan

merupakan

alat

strategis

untuk

membentuk

dan

mengembangkan nilai, sikap dan moral dari generasi sebelumnya kepada generasi
berikutnya. Adapun moral sama dengan etika, atau kesusilaan yang diciptakan
oleh akal, adat dan agama, yang memberikan norma tentang bagaimana kita harus
hidup (Suseno, 1987).
Dalam kehidupan bermasyarakat manusia di harapkan atau di tuntut agar
memiliki nilai Moral dan Etika yang baik. Moral dimiliki dalam diri manusia yang
pada dasarnya baik dan juga terpuji (Suseno, 1987). disaat seseorang telah
memiliki moral yang baik maka penilai orang lain terhadap dirinya akan
menilainya memiliki pribadi yang baik juga. Didalam setiap agama di dunia
mengajarkan bagaimana cara untuk menjadi pribadi yang baik karna moral yang
terdapat pada dirinya menentukan bagaimana kepribadian seseorang tersebut.
Ketika seseorang tidak memiliki moral yang baik maka hidupnya pun tidak akan
baik, kepribadiannya rapuh dan sulit menjalin hubungan sosial dengan orang-

orang disekitarnya. Maka itu pentingnya seseorang berusaha memiliki moral yang
baik adalah suatu keharusan.
Untuk itu, kita akan mulai pembahasan mengenai prinsip moral dasar,
prinsip keadilan, prinsip hormat terhadap diri sendiri, dan sikap kepribadian yang
kuat. Agar nanti sebagai calon pendidik dapat menerapkannya pada peserta didik.
II.

Rumusan Masalah
Rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas yaitu:

1. Bagaimana prinsip moral dasar?


2. Bagaimana aplikasi prinsip moral dasar dalam kehidupan?
3. Bengapa keutamaan moral itu penting?
4. Bagaimana contoh implementasi keutamaan moral?
III. Tujuan
Tujuan berdasarkan rumusan masalah di atas yaitu:
1.
2.
3.
4.

Mengetahui prinsip moral dasar


Mengetahui bagaimana aplikasi prinsip moral dasar dalam kehidupan
Mengetahui mengapa keutamaan moral itu penting
Mengetahui contoh implementasai keutamaan moral

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Prinsip Moral Dasar
a. Prinsip Sikap Baik
Prinsip ini merupakan prinsip yang paling utama daripada prinsip yang
lain karena prinsip ini mempunyai arti yang sangat besar di kehidupan manusia.
Prinsip ini mengatakan bahwa pada dasarnya, kecuali ada alasan khusus, kita
harus mendekati siapa saja dan apa saja dengan positif, dengan menghendaki yang

baik bagi dia. Artinya, bukan semata-mata perbuatan baik dalam arti sempit,
melainkan sikap hati positif terhadap orang lain, kemauan baik terhadapnya.
Bersikap baik berarti, memandang seseorang dan sesuatu tidak hanya sejauh
berguna bagi dirinya, melainkan menghendaki, menyetujui, membenarkan,
mendukung, membela, membiarkan, dan menunjang perkembangannya (Suseno,
1987:131). Bersikap baik inilah yang menjadi dasar semua norma moral. Karena
hanya atas dasar prinsip itu, maka akan masuk akal bahwa kita harus bersikap
adil, atau jujur, atau setia kepada orang lain.
b. Keadilan
Prinsip keadilan pada hakikatnya adalah dari kata dasarnya, yaitu adil yang
artinya memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya. Karena pada
hakikatnya semua orang sama nilainya sebagai manusia, maka tentunya semua
orang wajib diperlakukan sama, dan mendapat keadilan yang sama pula. Disini
artinya bahwa prinsip ini menuntut kita agar tidak melanggar hak orang lain, dan
selalu bertindak, bersikap yang baik (Adyantari, 2014).
Jadi prinsip keadilan mengungkapkan kewajiban untuk memberikan
perlakuan yang sama terhadap semua orang lain yang berada dalam situasi yang
sama dan untuk menghormati hak semua pihak yang bersangkutan. Secara
singkat, keadilan menuntut agar kita jangan mau mencapai tujuan-tujuan,
termasuk hal yang baik, dengan melanggar hak seseorang.
c. Hormat terhadap Diri Sendiri
Prinsip ini menekankan bahwa setiap manusia harus memperlakukan
dirinya dengan hormat, melakukan sesuatu yang bernilai pada dirinya (Machmud,
2005). Kita wajib untuk menghormati martabat kita sendiri. Prinsip ini
mempunyai dua arah:
1.

Pertama, dituntut agar kita tidak membiarkan diri diperas, diperalat,

atau diperbudak.
Perlakuan tersebut tidak wajar untuk kedua belah pihak, maka yang
diperlakukan demikian jangan membiarkannya berlangsung begitu saja apabila ia
dapat melawan, sebab kita mempunyai harga diri. Dipaksa untuk melakukan atau
menyerahkan sesuatu tidak pernah wajar.
2.
Kedua, kita jangan sampai membiarkan diri terlantar.

Prinsip ini berdasarkan paham bahwa manusia adalah person, pusat


berpengertian dan berkehendak, yang memiliki kebebasan dan suara hati, mahluk
yang berakal budi (Suseno, 1987:133). Sebagai kesimpulan, kebaikan dan
keadilan yang kita tunjukkan kepada orang lain, perlu diimbangi dengan sikap
yang menghormati diri kita sendiri sebagai mahluk yang bernilai pada dirinya
sendiri. Kita mau berbaik kepada orang lain dan bertekad untuk bersikap adil,
tetapi tidak dengan membuang diri.
2.2 Implementasi Prinsip Moral Dasar Dalam Kehidupan Sehari-hari dan Dalam
Profesi Guru
Menurut saya dalam masyarakat Indonesia terjadi krisis moralitas, apalagi
pada generasi muda yang notabene merupakan ujung tombak bangsa. Banyak
peristiwa mulai dari korupsi, narkoba, pencurian, dan tindakan-tindakan kriminal
lainnya yang mencerminkan bagaimana moral sudah dikesampingkan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Contohnya banyak dari generasi muda yang
mengkonsumsi narkoba, Seharusnya sebagai generasi muda tidak perlu ikutikutan terkena arus westernisasi yang negatif seperti ini. Ini tidak akan terjadi jika
kita menerapkan ketiga prinsip moral di atas yakni prinsip sikap baik, keadilan,
dan hormat terhadap diri sendiri. Jelas menggunakan narkoba sudah bertentangan
dengan ketiga prinsip moral itu (Adyantari, 2014).
Menerapkan moral dalam kehidupan sehari-hari memang sebuah keharusan
karena sering terjadi pertentangan moral antara moral masyarakat dengan moral
dalam diri kita. Misalnya dalam hal menyontek waktu ujian. Seringkali saya
dihadapkan pada teman-teman yang memang hobi menyontek saat ujian, padahal
menyontek dari segi moral sudah salah, sudah melanggar ketiga prinsip moral
dasar, selain itu menyontek juga sikap tidak jujur, baik pada diri sendiri maupun
orang lain. Di sini saya harus mempertahankan suara hati saya untuk tidak
memberi contekan, walaupun dipaksa oleh lingkungan saya. Nah, peran suara hati
di sini membantu saya untuk menentukan tindakan penolakan yang saya ambil
(Adyantari, 2014). Dalam kaitannya dengan profesi guru, seorang guru juga harus
menerapkan ketiga prinsip di atas, yaitu bersikap baik dan adil pada siswanya.
Artinya guru tidak membeda-bedakan siswa berdasarkan apapun, baik itu ras,
agama maupun sosial ekonomi.

2.3 Pentingnya Keutamaan Moral dalam Menjalankan Tugas dan Kehidupan


Sehari-hari
Berbicara tentang Moralitas, mari kita lihat terlebih dahulu di dalam
Kamus Bahasa Indonesia apa definisi tentang moralitas, Moralitas berarti Budi
Pekerti, Sopan Santun, Adat Kesopanan. Sementara kata Moralitas, berasal dari
kata Moral dan moral di dalam kamus didefinisikan sebagai ajaran tentang baik
buruk yang diterima umum mengenai budi pekerti. Moralitas adalah sifat moral
atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk
(Bertens,2002:7). Jadi, jika kita berbicara tentang Moralitas atau Moral pasti
kita merujuk kepada cara berfikir dan bertindak yang dilandasi oleh budi pekerti
yang luhur. Istilah moral juga biasanya dipergunakan untuk menentukan batasbatas suatu perbuatan, kelakuan, sifat dan perangkai dinyatakan benar, salah, baik,
buruk, layak atau tidak layak, patut maupun tidak patut. Moralitas dapat berasal
dari sumber tradisi atau adat, agama atau sebuah ideologi atau gabungan dari
beberapa sumber.
Dalam menjalankan tugas dan kehidupan sehri-hari moral sangat penting.
Masalah moral merupakan masalah kemanusiaan, jadi sudah sewajarnya apabila
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara masalah moralitas
menjadi masalah penting yang harus diperhatikan dalam rangka meningkatkan
hubungan sosialnya dengan masyarakat sekitar yang merupakan realitas
kehidupan yang harus dihadapi (Wibowo, 2001). Pada tahap awal pembentukan
kepribadian misalnya, seorang bayi mulai mempelajari pola perilaku yang berlaku
dalam masyarakat dengan cara mengadakan hubungan dengan orang lain. Dalam
hal ini pertama-tama dengan orang tua dan saudara-saudaranya. Lambat laun
setelah menjadi anak-anak dia mulai membedakan dirinya dengan orang lain. Dia
mulai menyadari perbuatan yang boleh dilakukan dan yang tidak. Bila ia
melakukan perbuatan yang benar dia akan disukai oleh lingkungan dan bila
berbuat salah dia akan ditegur. Tahap demi tahap seorang anak akan mempunyai
konsep tentang dirinya, kesadaran itu dapat diamati dari tingkah laku dalam
interaksinya dengan lingkungan. Maka dalam proses interaksi tersebut diperlukan
nilai-nilai moral sebagai petunjuk arah, cara berfikir, berperasaan dan bertindak
serta panduan menentukan pilihan dan juga sebagai sarana untuk menimbang

penilaian masyarakat terhadap sebuah tindakan yang akan diambil, dan nilai-nilai
moralitas juga penting untuk menjaga rasa solidaritas di kalangan kelompok atau
masyarakat serta dapat menjadi benteng perlindungan atau penjaga stabilitas
budaya kelompok atau masyarakat tertentu.
Mengapa moral begitu penting bagi kehidupan kita dan bagi kehidupan
masyarakat? Menurut Atkinson (1969) berikut ini akan diuraikan beberapa alasan
kenapa moral atau akhlaq itu sangat penting bagi kehidupan kita.
1. Dengan akhlaq maka kehidupan manusia akan menjadi makmur. Suatu
masyarakat yang penduduknya berakhlaq, mereka akan selalu berbuat sebaikbaiknya untuk diri dan masyarakatnya. Mereka akan senantiasa menjalankan
amanah yang dipercayakan masyarakat kepadanya sesuai dengan haknya.
2. Dengan akhlaq, maka tindakan kejahatan tidak akan terjadi. Perilaku
kejahatan, seperti korupsi, manipulasi, perampokan, serta tindakan kejahatan
lain, bisa terjadi oleh karena moral atau akhlaq pada diri pelakunya sudah
tidak ada lagi. Atau punya moral, tetapi kadar kekuatannya sangat lemah,
sehingga tidak mampu mengontrol dan mengekang nafsu jahatnya.
3. Dengan akhlaq tersebut kita akan menjadi manusia yang luhur dan
II.4

terhormat, baik di dunia maupun di akhirat.


Contoh Implementasi Keutamaan Moral
Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara masalah moralitas

menjadi masalah penting yang harus diperhatikan dalam rangka meningkatkan


hubungan sosialnya dengan masyarakat sekitar yang merupakan realitas
kehidupan yang harus dihadapi. Contohnya banyak dari genersi muda yang
mengkonsumsi narkoba,seharusnya sebagai generasi muda tidak perlu ikut-ikutan
terkena arus westanasi yang negative seperti ini. Ini tidak akan terjadi jika kita
menerapkan prinsip moral yang meliputi sikap baik,keadilan,dan hormat terhadap
diri sendiri. Jelas mengunakan narkoba sudah bertentangan prinsip moral tersebut.
(Adyantari,2014).
Menerapkan moral dalam kehidupan sehari-hari memang subuah keharusan
karena sering terjadi bertentangan moral antara moral masyarakat dengan moral
dalam diri sendiri kita. Misalnya dalam hal menyontek waktu ujian. Seringkali
dihadapkan dengan teman-teman suka menyontek saat ujian,padahal menyontek
daam segimoral,sudah melanggar prinsip moral tersebut. Selain itu menyontek
juga sikap tidak juju,baik ada di diri sendiri maupun orang lain. Disini seseorang

harus mempertahan kan suara hati untuk tidak memberikan contekan,walaupun


dipaksa oleh lingkungan (Adyantari,2014).
Seiring dengan perkembangan zaman satu persatu mulai bermunnculan sosoksosok yang menjadi wabah dan idola para remaja salah satunya adalah demam
korea. Para remaja mulai mengagumia mereka mulai dari tata rias, cara berpakain,
hingga kehidupan para idola itu. Dengan mewabahnya demam korea para remaja
mulai mengikuti apa yang menjadi budaya di korea itu hingga apa pun yang
dilakukan idolanya itu menjadi daya tarika utuk ditiru bahkan menjadi transcenter.
Demam korea ini dapat mengganggu perkembangan moral pada fase remaja
karena mereka bisa saja melupakan budaya yang ada di Indonesia dan mnganut
budaya-budaya luar yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Tak sedikit
remaja yang memakai pakaian yang bermodelkan korea

style tanpa perduli

apakah pakaian itu pantas di gunakan, dan cocok dengan budaya di Indonesia.
Hal ini berawal dari banyaknya

remaja yang kurang mengerti budaya di

Indonesia dan juga kurangnya bimbingan dari orang tua masing-masing.


Pengaruh-pegaruh budaya luar ini dapat di kurangi dengan adanya pengarahan
dari para orang tua menganai apa yang boleh digunakan dan tidak. Selain itu
adanya penyaringan budaya-budaya luar yang masuk ke Indonesia dan
disesuaikan dengan budaya yang ada di Indonesia.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan berdasarkan pembahasan di atas yaitu
1) Prinsip moral dasar terdiri dari tiga, yaitu prinsip sikap baik, prinsip keadilan dan
hormat pada diri sendiri
2) Ketiga prinsip di atas harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
aplikasinya kita melakukan hal-hal yang baik seperti tidak mencuri, tidak
memakai narkoba, tidak mencontek, dan lain-lain.
3) Implementasi moral yang kuat dalam kehidupan sehari-hari adalah agar kehidupan
makmur, tidak ada kejahatan dan manusia menjadi luhur di dunia maupun di
akhirat.

4) Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara masalah moralitas


menjadi masalah penting yang harus diperhatikan dalam rangka meningkatkan
hubungan sosialnya dengan masyarakat sekitar yang merupakan realitas
kehidupan yang harus dihadapi.
3.2 Saran
Mengingat begitu pentingnya kejujuran dan peningkatan moral di era yang
semakin di luar batas ini penulis mengharapkan bahwa makalah ini tidak hanya
sebagai persyaratan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Profesi
Guru saja, tetapi juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari oleh pembaca
pada umumnya dan khususnya bagi penulis sendiri. Sebab seperti yang kita
ketahui sendiri sangat tabu apabila seseorang membagikan ilmu kepada yang lain
sementara dia sendiri belum melakukannya. Dengan demikian, mengingat
pentingnya materi kejujuran dan moral ini untuk dipelajari, maka penulis
mengharapkan agar kedepannya penulisan makalah ini lebih disempurnakan lagi
karena penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penulisan
makalah ini.

DAFTAR RUJUKAN
Adyantari, Api. 2014. Prinsip Moral Dasar dan Sikap-Sikap Kepribadian Moral yang
Kuat. (online) diakses dari http://api-a-feb11.web.unair.ac.id pada tanggal 08
Oktober 2015
Atkinson,R/F/,B.A. 1969. An Introduction to Moral Philosophy. Toranto: Macmillan.Co.
K. Bertens.1993. Etika. Jakarta: Gramedia Pusaka Utama
Machmud, A. I., dan Rumate, Frans A. 2005. Etika dan Perilaku. Jakarta : Jurusan
Farmasi FMIPA Universitas Hasanudin http://kbbi.web.id/jujur
Poerwadarminta. W.J.S. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Suseno, Franz Magnis. 1987. Etika Dasar: Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral.
Yogyakarta: Kanisius. Halaman 129-151
Wibowo, Mungin Eddy. 2001. Etika dan Moral dalam Pembelajaran. Jakarta: UT

Anda mungkin juga menyukai