Anda di halaman 1dari 4

KEHIDUPAN RASULULLAH BESERTA KEISTIMEWANNYA

Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas Akhlak Tasawuf


Dosen pengampu Bp. Drs. Ghufron Adib

Dibuat oleh :
Noviana Diyah Larassanti
(1606016048)
Prodi Ilmu Politik 1B

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
2016/2017

1. Kehidupan Rasul di Rumahnya


Seperti yang kita ketahui bahwa masa muda dari umur manusia adalah masa ketika
kebanyakan pemuda terjun dalamhawa nafsu, tetapi kehidupan Muhammad pada masa ini
adalah kehidupan model ideal bagi kesucian, semuanya sempurna dan suci sehingga ia
digelari masyarakat dengan gelar al-Amin. Muhammad jauh dari perbuatan yang dilakukan
masyarakatnya. Allah membuatnya membenci hal tersebut, maka keika Allah mengutusnya
sebagai Rasul, masyarakatnya memusuhinya dan permusuhannya itu semakin sengit ketika
mereka tidak menemukan sesuatu dalam hidupnya yang bisa dipakai untuk menyerang
kemuliaannya atau mencemarkan kesuciannya.
Sir William Muir berkata Sesungguhnya Nabi pada masa muda berwatak tenang,
lembut dan suci, dan menjauhi maksiat yan terkenal diantara masyarakat Quraisy. Dari apa
yan dikemukakan diatas, jelaslah bahwa Muhammad jauh dari perbuatan maksiat dan bersifat
suci pada masa mudanya, tidak masuk akal bila siat-sifat yang suci ini ada pada masa
mudanya tetapi ia tidak bisa mengendalikan diri.
Maka apabila kita melewati masa mudanya sampai umur dua puluh lima tahun, dan
kita melihat masa kedua dari kehidupannya, yaitu kehidupan pernikahan yang tenang lagi
bahagia pada saat Muhammad menikahi Khadijah, dan tetap menjadi suami Sayidah
Khadijah binti Khuwaiid sampai berumur lima puuh empat tahun saat Khadijah r.a
meninggal. Dan sebelumnya telah kita ketahui bahwa masa ini adalah masa pembentukan
watak- sejak Allah membebankannya melakukan dakwah maka islam hanya sekedar dakwah.
Tetapi ketika ia hijrah ke madinah islam mulai berkembang, hingga muncullah kerajaan islam
yang baru. Maka dari itu, utuk melindngi dakwah islam, diizinkanlah berperang, dan
Khadijah telah meningga dunia, seperti yang ditujukan sebelumnya bahwa para sahabat rasul
kurang berkurang jumlahnya disebabkan gugur dimedan perang.
Dari sini mulailah masa baru dalam kehidupan Rasul, Rasul menikah beberapa kali,
yang tampak sebagai hal yang asing dalam pandangan akal barat modern, tetapi siapa yang
meneliti kehidupan Rasul pada masa ini ari sejarah hidupya akan tampak jelas bahwa aadalah
masa pejuangan, perlawanan dan peperangan yang terus berlangsung. Bertambahnya hari dan
waktu, semakin bertambahnya pula istri Nabi yang semakin waktu sulit dan keras dari
kehidupannya. Waktu sempit dan masa perang, maka siapa orang berakal menggambarkan

dari dekat atau jauh bahwa Rasul mengawini wanita-wanita ini untuk besenang-senang
dengan mereka. Dan jauh untuk kesenangan dan kenikmatan, karena yang dinikahinya adalah
mereka yang lanjut usia dan para janda miskin.
Dari sini jelaslah bagi setiap orang yang adil bahwa Muhammad adalah manusia yang
terhormat, sempurna lagi mulia dan suci, segala sifat kemanusiaan yang penyayang telah
sempuna dalam dirinya, maka ia pasti akan tersentuh apabila melihat para wanita ini hidup
tanpa ada yang menopang, mereka menghadapi penghinaan dan peremehan dan kesucian
mereka ada dalam bahaya, beliau ingin menyelamatkan mereka dan mengangkat derajat
mereka ketempat yang mulia, da ia telah melakukan maka ia berha mendapatkanpujan
kemanusiaan tanpa ragu, maka sesungguhnya yang diajarkan Tuhannya layak menempakan
dirinya pada posisi kemanusiaan yang mulia ini.

2. Kehidupan Rasul yang Istimewa


Apabila kita menambahkan apa yang telah disebutkan diatas, apa yang diriwayatkan
oleh paa periwayat dari sebagian sisi kehidupannya yan istimewa dan bagaimana ia
menghabiskan malam dan siangnya,akan menambahkan keyakinan kita kepada rasul.
Sedangkan siannya ia habiskan dalam berjihad dan berjuang dan mebela dalam menegakan
kalimat Allah. Ia mengerahkan air mata dan darah, jia dan raga pada siang harinya.
Sementara malamnya, bagaimana ia mengahbiskan malamnya? Apakah ia mengahbiskan
bersama istrinya yang telah Allah halalkan mereka baginya? Sesunggunya Al-Quran menjadi
saksi bahwa beliau menghabiskan kebanyakan malamnya untuk membaca Al-Quran dan
shalat.
Pada awalnya Muhammad lemah dan miskin, lalu Allah menyempurnakan nikmatnya
dan ia mengatasi semua rintangan, kelemahan,dan kemiskinan berbah menjadi kekuatan,
kekuasaan dan kekayaan. Ia adalah Muhammad Al-Amin yan membantu memperdagang
harta Sayidah Khadijah,yang tidak mengalami perubahan apaun, seta kondisinya tidak
berubah, walaupun sebenarnya ia mampu meiliki hamba sahaya dan hidup diistana. Ketika
istrinya melihat bahwa istri kaum muslim telah beruba kondisi mereka, dimana mereka bisa
menerima kesenangan hidup, lalu istri-istrinya melapor kepadanya, mereka yakin bahwa
mereka berhak menikmati kesenangan yang dinikmati oleh wanta lain selain wanita.

Oleh karena itu, Rasullulah memberikan pilihan kepada para istrinya untuk tetap
berada dalam kesederhanaan hidup, disertai kenikmatan karena kemulian pertalian denganya,
atau mereka rela dan senang denan kenikamatn dunia dan meneima bagian mereka seperti
istri kaum muslim yang lain. Tidak mungkin ragu lagi bahwa Muhamad mencintai para
istrinya da menginginkan kebaikan yang besar bagi mereka, dengan bukti bahwa ia sangat
sayang kepada wanita secara umum, dan mengakui hak-hak mereka secara keseluruhan.
Jadi, islam adalah agama pertama yang membela wanita, mengembalikan kehormatan
mereka, da menetapkan hak-hak mereka yang banyak yang mereka impikan sebelumnya, dan
para istrinya mengajukan permintaan yang masuk akal yaitu, meeka berhak mendapatkan
bagian mereka dan nasib baik dalam kehidupan baru, tetapi Muhammad menolak hal tersebt
bagi mereka, sehingga kita idakbisa mengaakan ahwa sesnggunya ia mendirikan negara dan
menyebarkan dakwah dengan tjuan untk menkmati kesenangan seperti yang dilakukan
seluruh raja dan pembesar di dunia, bdan setalah semua itu, kita juga tdak bisa mengakan
bahwa sesunguhnya Muhammad memikirkan pemikiran seks dengan memperbanyak istrinya,
karena sesunggunya pemikiran ini jauh dari pikirannya. Dan perlu diperhatikan, bahwa ia
berpoligami antara tahun ketiga dan keempat hijrah, yaitu periode peperangan berkecamuk,
dalam jalan menyebarkan dakwah islam, dan kaum Muslim menderita kekurangan jiwa dan
harta.

Anda mungkin juga menyukai