Anda di halaman 1dari 11

ANTROPOLOGI

DisusunGuna
MemenuhiTugasPada Mata KuliahPengantar Antropologi
DosenPengampu: Ririh Mega Safitri M.A

Disusn Oleh
Muhammad Hilal Aidar (1606016067)
Ely Fauziyah (1606016065)
Muhammad Aji Riyan S (1606016057)
Muhammad Thoriqul Awwali (1606016051)
Firman Dwi Putra Mahendra (1606016069)
Muhammad Yusuf (1606016060)

JURUSAN ILMU POLITIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2017
PEMBAHASAN

Asal Usul Penduduk Jawa

Penduduk di pulau jawa berasal dari nenek moyang yang sama, yaitu dari pulau-pulau
di timur semenanjung Asia yang pertama kali di tempati manusia. Leluhur mereka adalah
orang tartar melihat besarnya percabangan yang ada, tidak hanya di pulau Hindia, tapi juga
ada di negara-megara tetangga. Bangsa yang dikenal penduduk Eropa yang dikenal nama
Jawa yang biasa disebut dengan penduduknya dengan nama tana(tanah) Jawa, atau
Nusa(Pulau) Jawa, adalah bagian terbesar dari apa yang disebut para ahli Geografi sebagai
kepulauan Sunda.

tidak diketahui dengan pasti kenapa pulau ini di beri nama pulau jawa, ada suatu
cerita tentang para pendatang pertama dari india, yang menemukan biji-bijian baru yang di
beri nama Jawawut1,yang telah di kenal oleh penduduk pada awal priode itu. Nama lain dari
pulau ini sebelumnya adalah Nusa Hara-hara, atau Nusa Kendang, yang berarti pulau yang
masih liar atau yang bertepian perbukitan. Suku yang lebih primitif menghuni pulau ini
tampak serupa dalam penampakan fisiknya, dibanding sebagian besar penduduk yang ada di
semenanjung asia, dimana terdapat sedikit pengaruh Cina dan Birma serta siam. Selain itu
mereka mempunyai kesamaan dalam hal tingkah laku dan adat istiadat sehingga memperkuat
hipotesis bahwa gelombang manusia yang pertama penghuni pulau ini berasal dari pulau
pulau di wilayah antara Siam dan Cina. Tetapi tidak diketahui secara pasti masa migasi ini
terjadi, danjuga penyebabnya. Apakah migrasi ini terjadi bersamaan secara spontan atau
berangsur angsur, ataukah migrasi ini terjadi akibat pertikaian politik di tempat asal mereka
hal ini masih menjadi tanda tanya karena tidak ada data yang pasti mengenainya.
Kemungkinan pulau ini telah di huni di masa lampau diman belum terbentuk negara Siam
dan Birma

KONDISI FISIK : Penduduk pulau jawa rata rata bertubuh pendek meskipun tidak
spendek tubuh orang bugis dan orang orang di pulau lain. Bentuknya sempurna dan tegap
meskipun tidak sebagus orang melayu. Kaki mereka panjang dengan telapak telapak kaki
yang lebar dan pergelangan yang kecil. Biasanya mereka mempertahankan bentuk asli ini
kecuali pada perempuan kelas atas dengan mengikat pinggang area perut dengan kuat hingga
berubah bentuk.

1PanicumItalicum
Kulit orang jawa seperti juga bangsa di wilayah timur pualau lebih di kategorikan
kuning dibanding warna tembaga atau hitam. Warna kulit mereka yang di anggapa paling
terbagus adalah warna kuning emas, kecuali di beberapa wilayah pegunungan, dimana
mereka lebih menyukai warna tembaga. Orang sunda merupakan penduduk gunung dengan
ciri fisik pendek tegap kuat dan lincah di banding orang timur tengah( jawa timur jawa
tengah) mereka lebih mirip orang Madura yang penampaka fisiknya lebih perkasa.

TINGKAH LAKU: orang orang jawa sangat sopan dan sederhana bahkan cenderung
tunduk. Mereka mempunyai rasa kesopanan dan tidak pernah bertindak atau berlaku kasar.
Meski tersing namun mereka sabar tenang dan cenderung tidak mau mengusik urusan orang
lain. Mereka berjalan dengan lambat dan tidak tergea gesa, namun bisa menjadi tangkas
apabila di perlukan.

POPULASI: populasi yang ada di jawa tersebar tidak merata karena di pengaruhi
tingkat kesuburan dan luas distrik yang ada, sebagian populasi terkonsentrasi di distrik timur
tengh( JAWA TIMUR JAWA TENGAH)

KONDISI GEOGRAFIS

Panjang pulau Jawa, di tarik secara garis lurus dari ujung ke ujung (kepala pulau dan
ujung tenggara pulau itu) adalah 575 geografikal, atau stara dengan 666 meter persegi.
Lebarnya berkisar antara 170 greogafikal, atau 135,5 meter persegi (antara ujung barat daya
Pantai Pachitan dan ujung utara Japara sampai 48 greografikal atau 56 meter persegi (dari
mulut Sungai Serayu dan Marabaya, 5 derajat sebelah Tegal)2, dan area ini tampaknya
meliputi wilayah seluas 45.000 mil persegi.

Sejumlah pulau pulau kecil tersebar di sekelilingnya terutama di sepanjang pantai


utara dan di dukung dengan letak daratan di ujungnya, membentuk pelabuhan dengan ukuran
yang berbeda beda , di daerah ini yang paling penting adalah madura, yang di pisahkan dari
pulau utama jawa oleh selat yang tidak lebih lebar dari 1 MIL, dan membentuk pelabuhan
utama, yaitu Surabaya. Bentuk Pulau Jawa dapat dikatakan seperti persegi panjang, dimana

2Lebarnya sekitar beberapa mil lebih kecil dibanding antara Chirebon dan Pantai
Selatan, dibatasi oleh lautan dalam Chelachap, dan juga ujung timur pulau di
luar Surabaya, dimana luasnya hanya sekitar 45 mil.
pulau itu dapat dibagi menjadi 5 atau 6 bagian persegi yang tidak beraturan bentuknya.
Lautan di barat dan utaranya di batasi oleh teluk dan pantai.

Pembagian Wilayah:

Pada waktu bangsa Eropa mendarat di jawa, seluruh di pulau itu berada di bawah
kekuasaan satu kerajaan. Provinsi di bawah otoriritas Eropa selanjutnya dibagi dalam 50
residen (kabupaten) yang berada administarisnya, dengan pemerintahan tersendiri, dan akan
banyak dibahas dalam keterangan selanjutnya. Mulai dari ujung barat provinsi yang biasa
disebut kerajaan Bantam (atau Bantan) terletak paling ujung, dan merupakan wilayah terbesar
di pulau ini, yang dibatasi lautan pada ketiga ujungnya. Di timur terdapat dataran tinggi
Batavia distrik Chianjur, yang di sebelah barat dibatasi oleh Selat Sunda.

Wilayah selatan dan timur divisi Batavia dan sekitarnya dinamai oleh bangsa Eropa
sebagai wilayah Mangkubumi (regencies) Prenagen (Priangen), wilayah distrik di bagian
tengah dan selatan, membentang dari Bantam ke Cheribon dengan mempunyai banyak
gunung. Bagian terluas di pulau ini, yang sekarang menjadi wilayah dari Chirebon, terdiri
dari distrik Krawang, Chiasem, Pamanukan, Kandangaur, dan Dramayu atau Indramayu,
yang terletak di sepanjang pantai utara. Sedangkan distrik di sebelah selatan terdiri dari
Cianjur, Bandung, Sumedang, Limbangan dan Sukapura. Pantai Selatan, mulai batas Bantam
sampai Cheribon termasuk dalam wilayah sub divisi Chianjur dan Sukapura.

Arah timur laut dari distrik ini dan yang membagi pulau ini dari utara ke selatan,
adalah Provinsi Cheribon, yang terbagi dalam 10 distrik utama. Batas selatan pulau ini adalah
Pulau Nusakambangan yang membentuk pelabuhan Chelachap.

Timur Cheribon belum dikenal, dan hanya bagian utara dan seberapa distrik
pedalaman yang dibawahi pemerintah Eropa. Wilayah ini berada di bawah pemerintahan
Inggris, dan merupakan daerah administrasi yang dikenal yang dikenal dengan nama Tegal,
Pekalongan, Jepara. Dan Rembang, yang dulu waktu di bawah pemerintahan Badan Dagang
Hindia Belanda lebih dikenal dengan daerah administrasi Pantai Timur Utara, dengan ibu
kotanya di Semarang. Sementara itu, wilayah Gresik, Surabaya, Pasuruan, Besuki dan
Banyuwangi, termasuk Bangkalan dan Sumenenp di Madura, berada di bawah pemerintahan
yang sama, yaitu divisi Oost hook atau ujung timur pulau, dengan Surabaya sebagi pusatnya.
Daerah Semarang dan Pekalongan dikelilingi oleh divisi tersebut, dan merupakan provinsi
pribumi, dimana terdapat distrik yang sangat subur, yaitu Kedu, dan bersama dengan distrik
din wilayah timur lainnya, yaitu Grobogan, Wirosari, Blora, Jipang dan Wirasaba yang
terletak diantara Semarang dan Surabaya, kemudian diserahkan kepada pemerintahan Inggris
pada tahun 1812. Ibu kota distrik di sebelah utara mempunyai nama yang sam dengan distrik-
distriknya sendiri, dan biasanya dialiri sungai kecil yang tidak terlalu jauh dari pantai.

Provinsi-provinsinya Pribumi terbagi atas dua daerah kedaulatan, yakni susuhunan


atau raja Jawa yang berkedudukan di surakerta, dan terletak di atas Sungai Solo, dan daerah
Sultan di Yogyakerta dekat pantai selatan, yaitu Provinsi Matarem. Provinsi-provinsi tersebut
merupakan disstrik paling kaya di pualu ini, sama seperti Banyumas,Romo,Bagelan dan
Matarem di wilayah barat.
Kondisi Umum:

Kondisi umum pulau jawa berupa dataran rendah di sepanjang pantai utara, banyak terdapat
rawa rawa yang banyak di tumbuhi pohon pohon bakau dan semak belukar, terutama di
kawasan barat. Sebaliknya di pantai selatan terdiri dari pegunungan dan bukit bukit berbatu
yang tingginya berfariasi. Di daerah pedalaman terdapat deretan pegunungan tinggi yang
menakjubkan dan melintasi seluruh pulau dimana gunung dan perbukitan lain yang lebih
rendah tampak menyebar ke berbagai arah, membentuk lembah lembah dengan lebar yang
berbeda beda pula. Di ujung utara tanahnya tampak bertingkat tingkat mulai dari pantai
hingga kaki gunung terutama di sisi barat pulau.

KEBUDAYAAN SUKU JAWA

Suku bangsa Jawa

Suku bangsa Jawa adalah suku bangasa Indonesia yang paling banyak jumlahnya,
menempati seluruh daerah jawa tengah, jawa timur dan sebagian jawa barat mereka
menggunakan bahasa jawa secara keseluruhan, hanya saja terdapat perbedaan dialek di
daerah tertentu. Suku bangsa jawa termasuk suku bangsa yang telah maju kebudayaannya,
karena sejak zaman dahulu mereka telah banyak mendapat pengaruh dari berbagai
kebudayaan, seperti : kedubayanan Hindu, Budha, Islam dan Eropa. Setelah mengetahui suku
bangsa di Indonesia maka sekarang penyusun akan membahas tentang salah satu suku di
Indonsia yaitu Suku jawa.

SISTEM KEPERCAYAAN ATAU RELIGI

Agama yang dianut oleh sebagian besar suku jawa adalah Agama Islam, Kristen,
Katolik, Hindu, dan budha.

Pemeluk Agama Islam dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:

1.Golongan Islam Santri, yaitu golongan yang menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran
Islam dengan syariat-syariatnya.
2.Golongan Islam Kejawen, yaitu golongan yang percaya pada ajaran Islam, tetapi tidak
patuh menjalankan syariat Islam dan masih percaya kepada kekuatan lain

Selain itu, orang Jawa masih percaya pada hal yang gaib atau kekuatan lain:

1.Percaya pada makhluk-makhluk halus seperti memedi, genderuwo, tuyul, setan, dan lain-
lain.

2.Percaya pada hari baik atau naas.

3.Percaya pada hari kelahiran atau weton.

4.Percaya pada benda-benda pusaka, jimat, dan sejenisnya.

Sehubungan dengan berbagai kepercayaan, maka dilaksanakan upacara-upacara


selametan sebagai berikut:

Upacara selametan yang berhubungan dengan lingkaran hidup manusia, seperti mitoni,
kematian, dan lainnya.

Upacara selametan yang berhubungan dengan kehidupan desa, seperti bersih desa,
penggarapan pertanian, dan lainnya.

Upacara selametan yang berhubungan dengan pernikahan, seperti selamatan sepasaran


setelah pernikahan.

Upacara selametan yang berhubungan dengan peringatan hari-hari atau bulan-bulan besar
Islam, seperti sekatenan atau grebeg maulud, sura, dan sebagainya.

Upacara selametan yang berhubungan dengan kejadian-kejadian tertentu, seperti


melakukan perjalanan jauh, mulai membuat rumah, dan sebagainya.

Upacara selametan yang berhubungan dengan orang meninggal dunia, seperti selametan
surtanah atau (geblak), nelung dina, dan lainnya.

SISTEM KEKERABATAN

Masyarakat Jawa menganut sistem kekerabatan bilateral atau parental, yaitu sistem
kekerabatan yang menarik garis keturunan dari bapak/ibu.
Istilah- istilah yang digunakan dalam sistem kekerabatan Jawa sebagai berikut:

1.Pakde dan Bude (uwa), yaitu semua kakak dari bapak dan ibu, baik laki-laki maupun
perempunan beserta suami dan istrinya.

2.Paklik (Paman) dan Bulik (bibi), yaitu semua adik dari ayah dan ibu,baik laki-laki maupun
perempuan beserta suami dan istrinya.

3.Nak Ndulur (Sepupu), yaitu anak dari pakde-bude dan paklik-bulik.

4.Misan, yaitu anak dari saudara sepupu.

Pada masyarakat Jawa, perkawinan dianggap ideal apabila diukur dari segi keyakinan dan
kesamaan adat yang menunjukan adanya pemilihan jodoh ideal.

Ukuran ideal bagi pria adalah perhitungan bibit, bebet, dan bobot. Sedangkan bagi
wanita, perhitungannya didasarkan pada mugen, tegen, dan rigen.

Pernikahan yang dilarang, yaitu menikah dengan:

1.Saudara kandung.

2.Pancer lanang (anak dari dua saudara kandung laki-laki).

3.Pihak laki-laki lebih muda abunya dari pihak perempuan.

SISTEM POLITIK DAN KEMASYARAKATAN

1.Dahulu, pada suku Jawa terdapat stratifikasi sosial yang dikenal dengan golongan bendoro,
priyayi, dan wong cilik.

2.Stratifikasi sosial berdasarkan kepemilikan tanah, yaitu wong baku, kuli gondok (lindung),
dan sinoman.

3.Dalam bidang pemerintah, pamong desa memilih seorang kepala desa (lurah) dengan
semua pembantunya, seperti carik, juga tirta (ulu-ulu), dan juga baya. Tugas utama mereka
adalah untuk meningkatkan kesejahteraan desa.

SISTEM EKONOMI

Sistem perekonomian masyarakat Jawa mencakup


1) Pertanian

Yang dimaksud pertanian disini terdiri atas pesawahan dan perladangan (tegalan),
tanaman utama adalah padi. Tanaman lainnya jagung, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau
dan sayur mayor, yang umumnya ditanam di tegalan. Sawah juga ditanami tanaman
perdagangan, seperti tembakau, tebu dan rosella.

2) Perikanan

Adapun usaha yang dilakukan cukup banyak baik perikanan darat dan perikanan laut.
Perikanan laut diusahakan di pantai utara laut jawa. Peralatannya berupa kail, perahu, jala dan
jarring

3) Peternakan

Binatang ternak berupa kerbau, sapi, kambing, ayam dan itik dan lain-lain.

4) Kerajinan

Kerajinan sangat maju terutama menghasilkan batik, ukir-ukiran, peralatan rumah


tangga, dan peralatan pertanian.

Adapun mata pencaharian dalam suku Jawa atau masyaraakat Jawa biasanya bermata
pencaharian bertani, baik bertani di sawah maupun tegalan, juga Beternak pada umumnya
bersipat sambilan, selain itu juga masyarakat Jawa bermata pencaharian Nelayan yang
biasanya dilakukan masyarakat pantai.

SISTEM KESENIAN

Sistem kesenian Jawa meliputi:

Bentuk rumah adat, misalnya rumah joglo, rumah l imasan, dan lain-lain.

Seni tari, misal Tari Serimpi, Tari Gambyong, Tari Merak, dan lainnya.

Seni tembang, seperti Sewu Ora Jamu, Ngidung, dan sebagainya.

Pakaian Adat Jawa dapat berupa beskap, kebaya, batik, dan lain-lain.
Etika seksual jawa

Mengenai etika seksual di jawa tidak ada superior ataupun interior,semua pria dan
wanita sama saja. Hanya tanggung jawabnya saja yang berbeda.dalam bidang seksual,
masyarakat jawa condong untuk bersikap tegas. pada setiap perayaan-perayaan di desa, pria
dan wanita duduk secara terpisah.

Para orang tua melarang keras jika putrinya berjalan dengan seorang pria. Mereka
berpendapat bahwa anak muda tidak dapat menahan emosinya, Sehingga mereka takut terjadi
sesuatu kepada putrinya.

Kesimpulan

Pada dasarnya di Indonesia merupakan bangsa yang paling banyak suku-nya diantara
bangsa-bangsa yang lain dan diantara suku-suku itu yang paling banyak jumlah penduduknya
yaitu suku bangsa Jawa sendiri yang menempati seluruh daerah Jawa Tengah, Jawa Timur,
dan juga Jawa Barat. Adapun sistem kekerabatan yang dianut oleh masyarakat Jawa lebih
didasarkan pada prinsip keturunan bilateral atau parental, sedangkan sistem klasifikasi
dilakukan menurut angkatan-angkataya. Dalam system religi / kepercayaan suku Jawa
mayoritas Agama Islam merupakan agama yang dianut oleh sebagian besar masyarakat suku
Bangsa jawa. Walaupun ada sebagian lagi yang menganut bukan Islam yaitu Nasrani, Hindu,
Budha dan aliran kejawen. Disini yang dimasud Islam yang dianut-Nya Islam Santri dan
Islam Kejawen.

Sumber :Buku The History of Java Karya Thomas Stamford Raffles

Anda mungkin juga menyukai