Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ely Fauziyah (1606016065)

Kelas : Ipol 2b
Mapel : Materi Penelitian Sosial

Semakin berkurangnya para jamaah di masjid An-nur

Pertanyaan ini sering muncul di benak saya, melihat kondisi masjid di kampung saya yang
akhir-akhir ini semakin berkurang jamaahnya, padahal warga disekitar masjid ada ratusan
kepala keluarga. Masjid yang dulunya di bangun oleh pengembang ini lumayan bagus dan
megah ( untuk ukuran bukan Mesjid Raya ), Mesjid ini ramai dikunjungi orang untuk sholat
berjamaah setiapwaktu sholat datang, tapi lama-kealamaan semakin berkurang dan semakin
sedikit, saya jadi heran dan tanya-tanya dalam hati, Mengapa?

Ternyata Kondisi masjid itulah yang menjadi penyebabnya, saya tak menyalahkan Rumah
Tuhan tempat saya menyembah kepada Sang Pencipta, tetapi orang-orang yang terlibat dalam
pemeliharaanyalah yang salah, saya baru sadar setelah saya mendengar tablik dari salah
seorang Ustadz,di sebuah acara pengajian, saya lupa namanya, begini katanya saya jabarkan
dalam bentuk singkat pokok-pokok masalahnya saja :
* Masjid tidak terpelihara dengan baik, sering di gunakan oleh anak-anak untuk tidur di
waktu malam, tanpa memperhatikan kebersihan masjid, menebar bau-bauan tak sedap
ditambah lagi karpet Masjid yang seumur dengan usia Masjid itu tak pernah di jemur apalagi
diganti, sehingga ummat yang melakukan Ibdah pastilah merasa tak nyaman mencium bau-
bauan, serta rasa gatal dari kuman yang ada karpet.

* Petugas yang membawakan Azhan mengingatkan orang-orang disetiap waktu Sholat orang
yang sudah uzur alias sudah manula, sehingga suara azan yang seharusnya lantang dan merdu
nayris tak terdengar dan terbata-bata, ditambah lagi dengan Mike ( Pembesar suara ) yang
storing melulu membuat kuping ngek mendengarnya.

* Khatib pada saat memberikan ceramah, kebanyakan bercerita tentang neraka dan siksaan di
akhirat seperti menakut-nakuti dan mengintimidasi para jamaah, dalam suasana ruangan yang
sumpek dan suara maik yang sering mendengung, mereka memang berasa dalam neraka.

* Imam yang memimpin sholat berjamaah menggunakan ayat-ayat yang panjang,sehingga


jamaah merasa tertekan dalam kondisi dan situasi ruangan yang sumpek.

* Pada setiap sebelum atau sesudah sholat biasanya Panitia Mesjid akan mengumumkan
jumlah saldo sumbangan dari jamaah yang terkumpul dengan angka-angka yang fantastik,
tapi pemeliharaan Mesjid tidak dilakukan dengan baik.

* Bagi Ummat yang dasar dan pemahaman agamanya masih dangkal, di cecoki dengan janji-
janji surga melulu tanpa memberi perenungan lebih mendalam tentang Al Quran dan hadist,
akan membuat mereka semakin bosan dalam ruangan yang lembab, karena mereka tak mau
mengetahui sesungguhnya mendengarkan Dakwa itu adalah mendapatkan pahala.
Membaca hasil renungan saya dari Dakwa seorang Ulama yang saya coba jabarkan
( perpendek ) saya mengambil kesimpulan bahwa Mesjid tempat kita beribadah adalah bagian
dari kekayaan kita yang kita semua harus memeliharanya seperti memelihara diri kita dan
rumah kita sendiri, bahwa Mesjid kita adalah tempat beribadah kepada Tuhan, tak ada
larangan untuk ditempati tidur apalagi bagi musyafir tapi sebaiknya jagalah dia dari najis dan
kotoran. Kewajiban kita sesama Ummat islam untuk saling mengingatkan dan hal ini saya
lakukan juga dalam upaya mengingatkan bukan menggurui.

Semoga hal ini bisa bermanfaat dan Mesjid kita akan kembali menjadi Rumah Ibadah yang
sejuk, sesejuk hati para Jamahnya.

Anda mungkin juga menyukai