Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

DNA

(Deoxyribose Nucleic Acid) adalah asam nukleiotida yang

merupakan kompinen kimia utama kromosom dan merupakan bahan yang


menyusun gen. DNA sering disebut sebagai nukleus warisan, karena melalui DNA
sifat-sifat organisme induk (orang tua) diwariskan kepada turunannya. Pada
manusia, ciri-ciri ini misalnya dari warna rambut hingga kerentanan terhadap
penyakit. Selama pembelahan sel, DNA direplikasi dan dapat diteruskan ke
keturunan selama reproduksi.1
Salah satu cara memeriksa DNA adalah dengan metode Short tandem
Repeat (STR). Analisis untaian short tandem repeat (STR) DNA sangat penting
dalam ilmu forensik karena STR menjadi standar yang dikenal dalam database
konstruksi publik nasional. Secara konsekuen, upaya yang cukup telah dilakukan
dalam mengembangkan reaksi multipleksing (satu tabung) yang menganlisis
beberapa lokus dalam kombinasi rangkaian DNA. Implementasi STR dalam kasus
tidak dapat berlangsung tanpa sistem pengembangan multipleksing yang lengkap.
Multipleksing pada awalnya terdiri dari beberapa lokus yang berdasarkan STR
sederhana. Klasifikasi STR juga dapat digunakan untuk membantu ratusan hingga
ribuan kasus uji silsilah keluarga setiap tahunnya. 2,4
Penggunaan teknologi penentuan DNA dalam ilmu forensik membawa
perkembangan Bank data DNA Nasional, seperti Combined DNA Indeks System
(CODIS).Codis adalah program software yang mengoperasikan data base lokal,

negara bagian, dan nasional profil DNA dari pelanggar hukum, bukti tindak
kriminal yang belum terpecahkan, dan orang hilang. Codis 13 dianjurkan oleh FBI
dan digunakan diseluruh dunia, karena dengan pemeriksaan 13 lokus ini
didapatkan ketepatan identifikasi atau ketepatan determinasi yang amat tinggi,
mendekati 100%.4,6
Di Amerika Serikat, FBI telah mengembangkan sistem indeks kombinasi
DNA (CODIS) dengan antisipasi profil beberapa juta DNA akan dimasukan ke
dalam database pada dekade berikutnya. Pengadilan pada lima puluh bagian
negara Amerika seluruhnya saat ini memiliki tipe DNA para pelaku kejahatan,
seperti kejahatan pemerkosaan dan atau pembunuhan. FBI telah memeilih 13 lokus
untuk data base CODIS yang akan digunakan untuk menghubungkan kejahatan
serial dan kasus yang belum terpecahkan dengan pelaku yang sama. Saat ini FBI
telah menetapkan 20 inti lokus STR untuk CODIS sebagai standar forensik terbaru
di Amerika. Perkembangan terbaru dalam teknologi ini di dorong oleh tekanan
pasar dapat di kooptasi oleh komunitas forensik untuk meningkatkan kapabilitas
dalam analisis DNA forensic dan menurunkan biaya produksi dan analisis data.3,4,5

Anda mungkin juga menyukai