Anda di halaman 1dari 13

Ekologi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan


lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos ("habitat") dan
logos ("ilmu"). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar
makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah
ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 - 1914).[1] Dalam
ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan
lingkungannya.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai
komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain
suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah
makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi
juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu
populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan
suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada
tahun 70-an.[2] Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap
cabang biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat
mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk
hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya.
[2] Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi
dan botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan

ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan


tingkat tropik.
Para ahli ekologi mempelajari hal berikut[2]:
Perpindahan energi dan materi dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup
yang lain ke dalam lingkungannya dan faktor-faktor yang menyebabkannya.
Perubahan populasi atau spesies pada waktu yang berbeda dalam faktor-faktor
yang menyebabkannya.
Terjadi hubungan antarspesies (interaksi antarspesies) makhluk hidup dan
hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Konsep Ekologi
Hubungan keterkaitan dan ketergantungan antara seluruh komponen ekosistem
harus dipertahankan dalam kondisi yang stabil dan seimbang (homeostatis)[2].
Perubahan terhadap salah satu komponen akan memengaruhi komponen lainnya.
[2] Homeostatis adalah kecenderungan sistem biologi untuk menahan perubahan
dan selalu berada dalam keseimbangan.[1]
Ekosistem mampu memelihara dan mengatur diri sendiri seperti halnya komponen
penyusunnya yaitu organisme dan populasi[1]. Dengan demikian, ekosistem dapat
dianggap suatu cibernetik di alam. Namun manusia cenderung mengganggu sistem
pengendalian alamiah ini[1].
ekosistem merupakan kumpulan dari bermacam-macam dari alam tersebut, contoh
hewan, tumbuhan, lingkungan, dan yang terakhir manusia

Contoh Makalah Tentang Ekologi


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah Ekologi diperkenalkan oleh Ernest Haeckel (1869), berasal dari bahasa
Yunani, yaitu: Oikos = Tempat Tinggal (rumah) Logos = Ilmu, telaah. Oleh karena itu
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara mahluk hidup
dengan sesamanya dan dengan lingkungnya. Odum (1993) menyatakan bahwa
ekologi adalah suatu studi tentang struktur dan fungsi ekosistem atau alam dan
manusia sebagai bagiannya. Struktur ekosistem menunjukkan suatu keadaan dari
sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu termasuk keadaan densitas
organisme, biomassa, penyebaran materi (unsur hara), energi, serta faktor-faktor
fisik dan kimia lainnya yang menciptakan keadaan sistem tersebut.
Fungsi ekosistem menunjukkan hubungan sebab akibat yang terjadi secara
keseluruhan antar komponen dalam sistem. Ini jelas membuktikan bahwa ekologi
merupakan cabang ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik
antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya, serta dengan
semua komponen yang ada di sekitarnya. Pembahasan ekologi tidak lepas dari
pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor
abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan
topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia,
hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatantingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang
saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.

Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan
botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan
ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan
tingkat tropik.
Ekologi mencoba memahami hubungan timbal balik, interaksi antara tumbuhtumbuhan, binatang, manusia dengan alam lingkungannya, agar dapat menjawab
pertanyaan; dimana mereka hidup, bagaimana mereka hidup dan mengapa mereka
hidup disana. Hubungan- hubungan tersebut demikian kompleks dan erat sehingga
Odum (1971) menyatakan bahwa ekologi adalah Environmental Biology.

B. Rumusan Masalah
1. Terdiri dari jenis apa sajakah ekologi itu?
2. Apakah perbedaan diantara jenis-jenis ekologi tersebut?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui jenis-jenis ekologi


2. Untuk mengetahui perbedaan diantara jenis-jenis ekologi tersebut

D. Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penulisan makalah ini adalah :
1.

Manfaat teoritis, Untuk mengembangkan pengetahuan tentang ekologi

2.
Memberikan pengertian kepada masyarakat umum tentang pentingnya
menjaga semua jenis-jenis ekologi demi mencapai kehidupan yang lebih baik.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Ekologi Hutan
Ekologi Hutan adalah Ilmu yang mempelajari hubungan antara mahluk hidup
dengan lingkungan. Hubungan ini sangat erat dan komplek sehingga menyatakan
bahwa ekologi adalah biologi lingkungan (Eviromental biology).
Hutan adalah masyarakat tumbuh-tumbuhan yang dikuasai pohon-pohon dan
mempunyai keadaan lingkungan yang berbeda dengan keadaan diluar hutan.
Hubungan antara masyarakat tumbuh-tumbuhan hutan, margasatwa dan alam
lingkungannya begitu erat sehingga hutan dapat dipandang sebagai suatu system
ekologi atau ekosistem.
Ekologi hutan adalah cabang ekologi yang khusus mempelajari masyarakat atau
ekosistem hutan. Hutan dapat dipelajaridari segi autekologi dan synekologi.
Autekologi mempelajari ekologi suatu jenis pohon atau pengaruh sesuatu faktor
lingkungan terhadap hidup atau tumuhnya satu atau lebih jenis-jenis pohon. Sifat
penyelidikanya mendekati fisiologi tumbuh-tumbuhan. Synekologi mempelajari
hutan sebagai masyarakat atau ekositem misalnya penelitian tentang pengaruh
keadaan tempat tmbuh terhadap komposisi dan produksi hutan.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai
komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor biotik antara lain
suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah
makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi
juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu

populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan


suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan
botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan
ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan
tingkat tropik. Ekowilayah bumi dan riset perubahan iklim ialah dua wilayah di mana
ekolog (orang yang mempelajari ekologi) kini berfokus.
Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada
tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap
cabang biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat
mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan atarmakhluk hidup
dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya.
Para ahli ekologi mempelajari hal berikut:
Perpindahan energi dan materi dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup
yang lain ke dalam lingkungannya dan faktor-faktor yang menyebabkannya.
Perubahan populasi atau spesies pada waktu yang berbeda dalam faktor-faktor
yang menyebabkannya
Terjadi hubungan antarspesies (interaksi antarspesies) makhluk hidup dan
hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Komponen-komponen pembentuk ekosistem adalah:
Komponen hidup (biotik)
Komponen tak hidup (abiotik)
Kedua komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk
suatu kesatuan yang teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem
ini terdiri dari ikan, tumbuhan air, plankton yang terapung di air sebagai komponen
biotik, sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu, mineral
dan oksigen yang terlarut.

B. Ekologi Laut
Ekologi laut merupakan ilmu yang mempelajari tentang Ekosistem air laut.
Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang, dan
padang lamun. Berikut penjelasan tentang ekologi laut.
Habitat air laut (oceanic) ditandai oleh salinitas tinggi dengna ion Cl- mencapai 55%
terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di
daerah tropik, suhu laut sekitar 25oC. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah
tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan bagian air yang
dingin di bagian bawah disebut daerah thermocline.

Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah
permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai
ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga
memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung baik. Habitat laut
dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaan secara
horizontal.
Dikenal juga dengan terminologi:
Integrated Coastal Zone Management (ICZM) (pengelolaan terpadu wilayah pesisir)
Integrated Coastal Zona Planning and Management (pengelolaan dan perencanaan
terpadu wilayah pesisir, dalam artian pengelolaan pemanfaatan sumberdaya alam
dan jasa-jasa lingkungan yang terdapat di kawasan pesisir dengan cara melakukan
penilaian secara menyeluruh (Comprehensive assessment). Sorensen & Mc Creary
dalam Dahuri 200)
Integrated Coastal Management (pengelolaan wilayah pesisir)
Integrated Coastal Resources Management (pengelolaan terpadu sumber daya
wilayah pesisir)
Coastal Zone Resources Management (pengelolaan sumber daya wilayah pesisir)
Coastal Resources Management (pengelolaan sumber daya pesisir)
Coastal Zone Management (pengelolaan wilayah pesisir)
Perlindungan dan bertelur
Mangrove : feeding ground, fishing ground, spawning ground dan nursery ground
banyak spesiesikan dan udang dan memberikan perlindungan terhadap gelombang
Lamun/seagrass : nursery ground, daerah pencarian makan bagi mamalia laut
Rumput laut/seaweed : pangan dan obat-obatan
Ekosistem terumbu karang
Luas terumbu karang Indonesia diperkirakan mencapai 60.000 km2, namun hanya
6,2% saja yang kondisinya baik
Tekanan terhadap keberadaan terumbu karang sebagian besar diakibatkan oleh
kegiatan manusia
Kerusakan terumbu karang banyak ditentukan oleh aktivitas di daratan
Manfaat terumbu karang

Berperan penting bagi pertumbuhan sumberdaya perikanan (sebagai feeding


ground, fishing ground, spawning ground dan nursery ground)
Mencegah terjadinya pengikisan pantai (abrasi)
Sebagai daya tarik wisata bahari
Secara global terumbu karang berfungsi sebagai pengendap kalsium yang mengalir
dari sungai ke laut
Sebagai penyerap karbondioksida dan Gas Rumah Kaca (GRK) lainnya
Ekosistem padang lamun
Lamun merupakan tumbuhan berbunga yang hidupnya terbenam di dalam laut
Padang lamun ini merupakan ekosistem yang mempunyai produktivitas organik
yang tinggi
Fungsi ekologi yang penting yaitu sebagai feeding ground, fishing ground, spawning
ground dan nursery ground beberapa jenis hewan yaitu udang dan ikan baranong,
sebagai peredam arus sehingga perairan dan sekitarnya menjadi tenang
Ekosistem mangrove
Hutan yang terutama tumbuh pada tanah lumpur aluvial di daerah pantai dan
muara sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut
Luas hutan mangrove di Indonesia merupakan yang terluas di dunia (2,5-3,5 juta
Ha,18-23 % luas mangrove di dunia dan lebih luas dari Brasil)
Fungsi ekologis:
Sebagai peredam gelombang (termasuk gelombang tsunami), angin dan badai
Melindungi daerah pantai dari bahaya abrasi
Sebagai penyerap nutrien organik, penahan lumpur dan perangkap sedimen
Penghasil a yang merupakan hasil dekomposisi dari serasah mangrove
Sebagai daerah asuhan, mencari makan dan berkembangbiak ikan, udang dan
hewan liar lainnya

C. Ekologi Tanaman
Ekologi tanaman adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
tanaman dengan lingkungannya. Tanaman membutuhkan sumberdaya kehidupan

dari lingkungannya, danmempengaruhi lingkungan begitu juga sebaliknya


lingkungan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Ekologi
dibagi atas dua bagian yaitu Sinekologi dan Autekologi. Pembagian ekologi,
tingkatan organisasi makhluk hidup, tujuan dan perkembangan ekologi tanaman,
pembagian ilmu ekologi.
Pada prinsipnya ditinjau dari biologi, makhluk hidup dapat dibagi atas dua bagian
besar yaitu, hewan dan tumbuhan. Kedua kelompok ini sangat tergantung kepada
faktor-faktor yang ada diluar dirinya baik itu secara langsung maupun tidak
langsung. Dengan kata lain tidak ada satu makhluk hidup pun di dunia ini yang
dapat berdiri sendiri tanpa bergantung dengan faktor lainnya. Faktor luar yang
mempengaruhi kehidupan makhluk hidup ini disebut dengan lingkungan.
Manusia sebagai makhluk hidup telah terlibat dan tertarik dengan masalahmasalah lingkungan sejak dahulu kala walaupun mereka tidak mengerti perkataan
ekologi itu sendiri. Dalam masyarakat primitif setiap individu untuk dapat bertahan
hidup memerlukan pengetahuan terhadap alam lingkungannya. Alam lingkungan
(environment) ialah alam diluar organisma yang efektif mempengaruhi kehidupan
organisma tersebut. Setiap tanaman menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Penyesuaian ini berguna untuk mempertahankan hidupnya.
Ekologi merupakan gabungan dari dua kata dalam Bahasa Yunani yaitu oikos berarti
rumah dan logos berarti ilmu atau pelajaran. Secara etimologis ekologi berarti ilmu
tentang makhluk hidup dan rumah tangganya. Dengan kata lain defenisi dari
ekologi ialah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup
dengan lingkungannya. Berdasarkan defenisi di atas maka yang dimaksud dengan
Ekologi Tanaman adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbale balik antara
tanaman (tumbuhan yang dibudidayakan) dengan lingkungannya. Lingkungan hidup
tanaman dibagi atas dua kelompok yaitu lingkungan biotik dan abiotik. Dari
lingkungan inilah tanaman memperoleh sumberdaya cahaya, hara mineral, dan
sebagainya. Kekurangan, kelebihan atau ketidakcocokkan akan menyebabkan
terjadinya cekaman (stress) pada tanaman.
Berdasarkan makna ekologi di atas maka jelaslah bahwa ekologi merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari ilmu biologi. Oleh karenanya Ilmu Biologi sering disebut
dengan biologi lingkungan. Ekologi merupakan bagian kecil dari Biologi. Yang
termasuk dalam ruang lingkup biologi ialah organisma, populasi, komunitas,
ekosistem, dan biosfir. Jika kita perhatikan bahasanbahasan dalam mempelajari
ekologi ternyata masing-masing ilmu yang membahas suatu individu/grup tidak
terlepas dari membahas masalah ekologi. Dari penjelasan ini dapat dilihat ternyata
ekologi merupakan ilmu yang cakupannya amat luas.
Pelajaran mengenai lingkungan hidup organisma sudah dipelajari sebelum kata
ekologi itu sendiri diperkenalkan oleh ahlinya. Nenek moyang kita pada jaman
dahulu telah berupaya untuk memelihara lingkungan, yang terbukti dari mitos mitos

yang muncul seperti jangan menebang pohon yang rindang karena ada
penghuninya. Ini adalah salah satu upaya mereka untuk memelihara ketersediaan
air. Mitos-mitos mengenai pemeliharaan lingkungan ini relatif cukup banyak, karena
masing-masing suku yang ada di Indonesia memilikinya. Gambaran ini
memperlihatkan bahwa manusia merupakan organisma yang memiliki kekekuatan
penuh yang mempengaruhi lingkungan dan sebaliknya. Pengetahuan Ekologi
berkembang sejalan dengan perkembangan peradaban manusia itu sendiri.
Tujuan utama mempelajari ekologi tanaman adalah memperoleh hasil yang optimal
dari teknik budidaya yang dilakukan dan menjaga lingkungan agar terhindar dari
kerusakan sebagai warisan untuk anak cucu kita
Lingkungan akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan tanaman dan
organisme lain yang hidup di muka bumi. Oleh sebab itu pengetahuan tentang
lingkungan tumbuh tanaman sangat dibutuhkan agar budidaya tanaman yang
dilakukan dapat menghasilkan produksi yang optimum. Dalam agroekosistem
lingkungan tumbuh tanaman menjadi bahan pertimbangan dalam rancang bangun
aktivitas budidaya yang akan dilakukan. Desain lanskap dari budidaya tanaman
juga sangat tergantung pada lingkungan. Lingkungan akan mempengaruhi jenis
tanaman yang sesuai untuk dibudidayakan pada kawasan, penjadwalan dan teknik
budidaya yang digunakan. Oleh karenanya pengetahuan tentang lingkungan sangat
penting artinya bagi sektor pertanian.

D. Ekologi Serangga
Ekologi serangga mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi dan
kelimpahan serangga. Pengetahuan tentang ekologi serangga hama pascapanen
merupakan dasar penerapan pengendalian hama terpadu (PHT). Saat ini,
pemodelan dengan komputer untuk pengendalian hama pascapanen telah banyak
dikembangkan. Kesemuanya berbasis pada pengetahuan ekologi serangga.
Sifat struktur penyimpanan secara umum adalah kondisinya yang stabil
dibandingkan lingkungan alami dan ketersediaan pangan yang melimpah. Karakter
penyimpanan ini menguntungkan hama gudang, walaupun adakalanya terjadi
kelangkaan sumber makanan. Serangga hama di penyimpanan, terutama hamahama penting adalah serangga yang telah teradaptasi pada lingkungan
penyimpanan dengan baik, karena:

Habitat penyimpanan merupakan reservoir alaminya

Toleransinya yang tinggi terhadap faktor fisik di penyimpanan

Keragaman perilaku makan pada berbagai bahan simpan

Laju reproduksi yang tinggi

Kemampuan yang tinggi dalam menemukan lokasi sumber makanan

Kemampuan bertahan hidup dalam kondisi tanpa pangan

Adaptasi morfologi (ukuran kecil, bentuk pipih, gerakan cepat dll.)

Studi ekologi yang dilakukan pada kondisi yang mirip dengan tempat penyimpanan
lebih berguna untuk mengembangkan program pengendalian. Dengan demikian
dapat diperoleh lebih banyak gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
distribusi dan kelimpahan hama pada kondisi nyata.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBARAN DAN KELIMPAHAN HAMA


GUDANG
1.

SUHU, KADAR AIR BIJI DAN SUMBER MAKANAN

2.

Masa perkembangan

3.

Ketahanan hidup/survival

4.

Produksi telur

INTERAKSI ANTARINDIVIDU DAN ANTARSPESIES


1.

Intraspesifik (antarindividu)

Interaksi antarindividu dalam satu spesies menentukan distribusi dan kelimpahan


serangga. Pada kepadatan populasi rendah, laju pertumbuhan biasanya kecil
karena kesulitan untuk menemukan pasangan seksual misalnya. Ketika populasi
bertambah, laju pertumbuhan meningkat secara eksponensial karena kelimpahan
sumber makanan dan kesesuaian lingkungan. Sejalan dengan pertambahan
populasi yang tinggi, terjadi kompetisi/persaingan untuk makan dan perkawinan
sehingga menimbulkan efek negatif bagi populasi. Pada spesies tertentu bahkan
terjadi kanibalisme terhadap serangga dalam stadium inaktif (telur dan pupa).
Walaupun demikian, tekanan populasi seperti ini jarang terjadi karena
kecenderungan migrasi bila populasi meningkat. Kompetisi umumnya terjadi pada
populasi di penyimpanan yang kosong, sarana transportasi maupun peralatan
pengolahan di mana jumlah makanan relatif sedikit.
2.

Interspesifik (antarspesies)

Interaksi antarspesies juga mempengaruhi laju pertumbuhan suatu spesies


serangga. Berbagai pola interaksi ditemukan di penyimpanan, yaitu:

Suksesi, yaitu pergantian dominansi spesies pada pernyimpanan


kerena perubahan lingkungan dan sumber makanan. Pada saat awal yang dominan

adalah hama primer, kemudian digantikan hama sekunder, selanjutnya mungkin


serangga pemakan cendawan atau sisa-sisa.

Kompetisi, terjadi bila dua spesies hama memiliki relung ekologis yang
sama (bandingkan dengan suksesi dimana masing-masing spesies memiliki peran
berbeda.)

Predasi, bisa oleh spesies predator (misal kepik Xylocoris sp.) atau
spesies hama yang menjadi karnivor fakultatif pada kondisi ekstrim.

Parasitisme, kebanyakan Hymenoptera famili Trichogrammatidae,


Bethylidae, dan Pteromalidae menjadi parasitoid hama gudang. Termasuk
parasitisme adalah serangan mikroorganisme seperti protozoa, bakteri dan
cendawan entomophaga penyakit terhadap hama pascapanen.

E. Ekologi Air Tawar


Ekologi air tawar sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Air tawar sendiri
penting karena ia adalah sumber air rumah tangga dan industri yang murah,
komponen air tawar merupakan merupakan daur hidrologis, dan ekosistem air
tawar merupakan sistem disporsal / pembuangan yang mudah dan murah
Beberapa faktor pembatas dalam Ekosistem air tawar diantaranya :
1.

Kejernihan.

2.

Temperatur.

3.

Arus.

4.

Oksigen.

5.

Garam biogenik dalam air.

Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi
cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang
terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua
filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada
umumnya telah beradaptasi
Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk
ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air mengalir
adalah sungai.
1.
Air tergenang/ lentik (asal kata lenis = tenang) contoh : danau, kolam, dan
rawa dan mangrove.

2.
Air mengalir / lotik (asal kata lotus = tercuci) contohnya: mata air, aliran
air/sungai dan selokan.

F. Perbedaan Jenis-jenis Ekologi


Setiap jenis ekologi memiliki ruang lingkup tersendiri. Oleh karena itu antara satu
jenis ekologi dengan ekologi yang lain memiliki perbedaan. Dalam makalah ini
hanya dibahas 5 jenis ekologi saja yaitu ekologi hutan, ekologi laut, ekologi
tanaman, ekologi serangga, dan ekologi air tawar. Perbedaan jenis-jenis ekologi
tersebut antara lain :
Ekologi hutan adalah cabang ekologi yang khusus mempelajari masyarakat atau
ekosistem hutan
Ekologi laut merupakan ilmu yang mempelajari tentang ekosistem air laut.
Ekologi tanaman adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
tanaman dengan lingkungannya.
Ekologi serangga mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi dan
kelimpahan serangga.
Ekologi air tawar merupakan ilmu yang mempelajari tentang ekosistem air tawar.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1.
Ekologi terdiri dari beberapa jenis. Contohnya yaitu ekologi hutan, ekologi laut,
ekologi tanaman, ekologi serangga, dan ekologi air tawar.
2.

Setiap jenis ekologi memiliki cakupan yang berbeda-beda

B. Saran
1.
Sebagai mahasiswa seharusnya lebih memperdalam ilmu pengetahuan sesuai
dengan bidangnya sehingga mempunyai skill.

2.

Di harapkan lebih menyempurnakan makalah ini.

3.
Mahasiswa harus menjadi center learning student dalam perkuliahan sehingga
mahasiswa yang lebih kreatif.

Anda mungkin juga menyukai