Pengertian Negara
Negara adalah suatu organisasi yang di dalamnya terdapat rakyat, wilayah yang
permanen, dan pemerintahan yang sah. Dalam arti luas negara merupakan sosial
(masyarakat) yang diatur secara konstitusional (berdasarkan undang undang) untuk
mewujudkan kepentingan bersama.
Indonesia adalah sebuah negara yang wilayahnya terbentang dari Sabang sampai
Merauke dengan luas wilayah kurang lebih km2, terdiri dari ribuan pulau besar dan kecil
(sehingga disebut negara kepulauan) dan UUD45 sebagai konstitusinya.
2. Fungsi dan Tujuan Negara
Fungsi atau tugas negara adalah untuk mengatur kehidupan yang ada dalam negara
untuk mencapai tujuan negara. Fungsi negara, antara lain menjaga ketertiban
masyarakat, mengusahakan kesejahteraan rakyat, membentuk pertahanan, dan
menegakkan keadilan.
Tujuan negara Indonesia telah jelas tercantum dalam Pembukaan Undang Undang
Dasar 1945 alinea ke-4 yaitu :
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
2. Memajukan kesejahteraan umum.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.
Menjaga ketertiban masyarakat adalah tugas seluruh rakyat bersama aparatur negara
dalam hal ini adalah POLRI.
Tujuan Negara
Pada dasarnya negara mempunyai tujuan masing-masing, namun tujuan
akhirnya sama yaitu menciptakan kebahagian pada rakyatnya. Dengan
adanya tujuan negara harus melaksanakan dua tugas umum berikut :
a. Harus mengatur penghidupan dalam negara sebaik-baiknya
b. Negara harus mengatur dan menyelenggarakan pemerintahan melalui
aparatur yang berkuasa dengan sebaik-baiknya.
Ada beberapa pendapat mengenai tujuan negara antara lain :
a. Plato yaitu, memajukan kesusilaan manusia, baik sebagai individu
maupun sebagai makhluk sosial;
b. Roger F. Soltau yaitu, memungkinkan rakyat berkembang serta
mengungkapkan daya ciptanya sebebas mungkin
c. Horald J. Laski yaitu, menciptakan keadaan dimana rakyat dapat
mencapai keinginan-keinginan secara maksimal
d. Thomas Aquino dan Agustinus yaitu, untuk mencapai penghidupan dan
kehidupan aman dan tentram dengan taat kepada dan di bawah pimpinan
Tuhan.
dari pada kekuasaan penguasa. Karena mungkin apa yang dalam waktu 100 atau 200 tahun yang
lalu tidak menjadi tugas negara dalam jaman sekarang ini menjadi tugas negara uang amat
penting, misalnya soal ekonomi. Dalam beberapa abad yang lalu soal ini tidak menjadi tugas
negara. Ingat akan azas ekonomi pada jaman liberal : laissez faire, laissez aller. Tetapi pada
waktu sekarang soal perekonomian ini menjadi tugas negara yang amat penting.
Juga mengenai soal pendidikan, dulu soal ini menjadi tugas dari masing-masing orang sematamata. Tetapi sekarang tugas ini adalah menjadi tugas pokok dari pada negara, disamping tugas
masing-masing orang itu sendiri.
Jadi kalau kita melihat contoh-contoh di atas, kita lalu menghadapi kesukaran untuk dapat
menegaskan apa yang menjadi tujuan negara, yang dapat berlaku untuk setiap tempat, waktu dan
keadaan. Maka dari itu, kalau kita akan merumuskan secara samar-samar dan umum, dan yang
mungkin dapat meliputi semua unsur dari pada tujan negara ialah, bahwa tujuan negara itu
adalah menyelenggarakan kesejahteraan dan kebahagiaan rakyatnya, atau menyelenggarakan
masyarakat adil dan makmur.
B. PENDAPAT BEBERAPA PAKAR tentang tujuan negara
1. Aristoteles
Mengenai tujuan negara oleh Aristoteles dijelaskan, bahwa berhubung dengan pahamnya bersifat
universal, maka lebih diuamakan adalah negara. Oleh karena itu pemerintah sebaik-baiknya
ditujukan kepada kepentingan umum, berlandaskan keadilan yang merupakan keseimbangan
kepentingan diatas daun neraca Themis (Dewi keadilan didalam mitologi Yunani).
Oleh karena itu, tujuan dari negara adalah kesempurnaan warganya yan berdasarkan atas
keadilan, keadilan memerintah dan harus menjelma di dalam negara, dan hukum berfungsi
memberi kepada setiap manusia apa sebenarnya yang berhak ia terima.
Suatu bentuk cita dapat terjadi apabila pemerintahnya ditujukan kepada kepentingan umum yang
berdasarkan atas keadilan, keadilan memerintah dan harus menjelma di dalam negara, sedangkan
bentuk pemerosotan dapat terjadi apabila pemerintahnya ditujukan kepada kepentingan pribadi
dari pemegang kekuasaan, timbul tindakan sewenang-wenang, kepentingan umum dan keadilan
dikesampingkan.
2. Plato
Plato mengatakan bahwa tujuan negara yang sebenarnya adalah untuk mengetahui atau mencapai
atau mengenal idea yang sesungguhnya, sedang yang dapat mengetahui atau mencapai idea yang
sesungguhnya itu hanyalah ahli-ahli filsafat saja, maka dari itu pimpinan negara atau
pemerintahan negara. Sebaiknya harus dipegang oleh ahli-ahli filsafat saja.
Negara yang ada di dunia ini sifatnya tidak sempurna karena merupakan bayangan belaka dari
negara yang sempurna (de ideale staat) yang ada didalam dunia cita itu. Dunia cita itu termasuk
lapangan filsafat. Tujuan negara adalah untuk mencapai, mempelajari dan mengetahui cita yang
sebenarnya. Masyarakat baru berbahagia bila mana pengetahuannya tidak terbatas kepada
bayangan saja, tapi juga mengenal yang sebenarnya.
Selanjutya dipersamakan antara truth dengan good, sehingga apa yang baik itu akan bersifat
universal. Tujuan manusia dalam negara untuk mencapai good life dan untuk itu manusia
memerlukan cara demi tercapainya good life (bahagia, sempurna) itu. Persoalan good dan good
life hanya bisa dimengerti dan ditangkap oleh sebagian atau segolongan orang saja.
3. Socrates
Menurut Socrates negara bukanlah semata-mata merupakan suatu keharusan yang brsifat
objektif, yang asal mulanya berpangkal pada pekerti manusia. Sedang tugas negara adalah untuk
menciptakan hukum, yang harus dilakukan oleh para pemimpin, atau para penguasa yang dipilah
secara saksama oleh rakyat. Disinilah tersimpul pikiran demokratis dari pada Socrates. Ia selau
menolak dan menentang keras apa yang dianggapnya bertentangan dea ajarannya, yaitu menaati
undang-undang.
Negara bukanlah suatu organisasi yang dibuat untu manusia demi kepentingan drinya pribadi,
melainkan negara itu suatu susunan yang objektif bersandarkan kepada sifat hakekat manusia
karena itu bertugas untuk melaksanakan dan menerapkan hukum-hukum yang objektif, termuat
keadilan bagi umum, dan tidak hanya melayani kebutuhan para penguasa negara yang saling
berganti ganti orangnya.
Maka keadilan sejatilah yang harus menjadi dasar pedoman negara. Jika hal tersebut dijalankan
dan diterapkan, maka manusia merasakan kenyamanan dan ketenangan jiwanya, sebab kebatilan
hanya membawa kesenagan yang palsu.
Sangatlah disesalkan serta disayangkan ajaran Socrates tersebut pada tahun 399 SM, dipandang
serta dianggap berbahaya bagi negara dan merusak akhlak budi pekerti para pemuda Yunani
purba.
4. John Locke
Tujuan negara menurut John Locke adalah untuk memelihara dan menjamin terlaksananya hakhak azasi manusia.yang tertuang dalam perjanjian masyarakat. tiap-tiap manusia menyerahkan
hak-hak alamiahnya pada masyarakat, tetapi tidak semua., hanya yang tidak diserahkan adalah
hak-hak azasi tersebut. Karena hak-hak azasi ini menurut john locke tidak dapat dilepaskan dari
individu. tetapi Justru jaminan terhadap hak-hak azasi inilah yang menjadi tujuan negara.bahkan
kekuasaan penguasa pun dibatasi oleh hak-hak azasinya. Jadi hal inilah yang tidak
memungkinkan kekuasaan penguasa itu bersifat mutlak.
5. Niccollo Machiavelli.
Tujuan negara menurut Niccollo Machiavelli adalah untuk mengusahakan terselenggaranya
ketertiban, keamanan dan ketentraman. Dan hanya dapat dicapai oleh pemerintah seorang raja
yang mempunyai kekuasaan absolut. Jadi usahanya itu menuju kearah mendapatkan serta
menghimpun kekuasaan yang sebesar-besarnya pada tangan raja. Tetapi itu semuanya bukanlah
merupakan tujuan negara yang terakhir, melainkan hanya merupakan sarana saja untuk mencapai
tujuan yang lebih tinggi yaitu kemakmuran bersama. Jadi dengan demikian kalau dahulu tujuan
negara itu selalu bersifat kultural, sedangkan menurut Niccollo Machiavelli tujuan negara adalah
semata-mata adalah kekuasaan.
6. Thomas Aquinas.
Menurut Thomas Aquinas, untuk mengetahui tujuan negara, maka terlebih dahulu mengetahui
tujuan manusia, yaitu kemuliaan yang abadi. Oleh karena itu negara mempunyai tujuan yang
luas, yaitu memberikan dan menyelenggarakan kebahagiaan manusia untuk memberikan
kemungkinan, agar dapat mencapai hidup tersusila dan kemuliaan yang abadi, yang harus di
sesuaikan dengan syarat-syarat keagamaan.
Kemuliaan abadi hanya dapat dicapai dengan tuntutan gereja. Tugas negara dalam hal ini adalah
membuka atau memberikan kesempatan bagi manusia agar tuntutan dari gereja dapat
dilaksanakan, yang demikian ini berarti bahwa negara itu harus menyelenggarakan keamanan
dan perdamaian agar masing-masing orang itu dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan
bakatnya dalam suasana ketentraman.
Untuk itu, sekali lagi diperlukan perdamaian dan persatuan. Karena dalam Monarkhi pimpinan
negara dipegang oleh satu orang, maka lebih muda kiranya untuk mencapai dan memelihara
tujuan tersebut. Dengan demikian bentuk negara Monarkhi merupakan bentuk yang paling baik.
7. Benedictus Spinoza
Tujuan negara menurut Spinoza adalah menyelenggarakan perdamaiaan, ketentraman dan
menghilangkan ketakutan. Maka untuk mencapai tujuan ini, waraga negara harus mentaati segala
peraturan dan undang-undang negara, ia tidak boleh membantah, meskipun peraturan atau
undang-undang negara itu sifatnya tidak adil dan merugikan. Sebab jika tidak demikian, maka
keadaan alamiah akan timbul kembali. Jadi dengan demikian kekuasaan negara adalah mutlak
terhadap warga negaranya.
Hanya dua hal yang tidak dapat dikuasi oleh negara secara mutlak, yaitu berfikir dan
menimbang. Maka akibatnya bila sebahagian besar dari pada warga negaranya tidak mau tunduk,
tidak mau taat, negara tidak dapat berbuat apa-apa
Mengenai bentuk negara yang dipilih Spinoza adalah bentuk Aristokrasi, sebab disini yang
berkuasa adalah beberapa orang, dan dasar kekuasaannya akan lebih kokoh dan kuat dari pada
dalam monarkhi yang hanya diperintah oleh satu orang saja, yang selalu dipengaruhi oleh
kepentingan pribadi, apalagi kalau sifatnya turun-menurun, jadi pokoknya monarkhi ditolak.
Dari seluruh ajarannya, Spinoza lebih memperlihatkan cara berfikir, yang berdasarkan atas
kenyataan, dan telah mengganti pandangan yang abstrak tentang susunan pemerintahan dengan
suatu pandangan yang berdasarkan atas kenyataan, dimana keadaan-keadaan yang nyata
menguasai pikiran tentang negara dan hukum seluruhnya.
8. Karl Marx
Negara menurut Karl Marx adalah hasil dari kontradiksi antagonis antara kelas borjuis dan kelas
proletariat. Negara merupakan refleksi dari hubungan produksi penindasan yang dilakukan oleh
kelas penguasa terhadap kelas yang dikuasai.
Negara, adalah bukan merupakan kekuatan yang dipaksakan dari luar kepada masyarakat,
sebagai suatu sesempit realitas ide moral, bayangan dan realitas akal sebagaimana ditegaskan
oleh Hegel. Malahan, negara adalah produk masyarakat pada tingkat perkembangan tertentu;
negara adalah pengakuan bahwa masyarakat ini terlibat dalam kontrakdisi yang tak terpecahkan
dengan dirinya sendiri, bahwa ia telah terpecah menjadi segi-segi yang berlawanan yang tak
terdamaikan dan ia tidak berdaya melepaskan diri dari keadaan demikian itu. Dan supaya segisegi yang berlawanan ini, kelas-kelas yang kepentingan-kepentingan ekonominya berlawanan,
tidak membinasakan satu sama lain dan tidak membinasakan masyarakat dalam perjuangan yang
sia-sia, maka untuk itu diperlukan kekuatan yang nampaknya berdiri di atas masyarakat,
kekuatan yang seharusnya meredakan bentrokan itu, mempertahankannya di dalam batas-batas
tata tertib; dan kekuatan ini, yang lahir dari masyarakat, tetapi menempatkan diri di atas
masyarakat tersebut dan yang semakin mengasingkan diri darinya, adalah negara
Negara adalah produk dan manifestasi dari tak terdamaikannya antagonisme-antagonisme kelas.
Negara timbul ketika, di mana dan untuk perpanjangan terjadinya antagonisme-antagonisme
kelas secara obyektif tidak dapat didamaikan. Dan sebaliknya, eksistensi negara membuktikan
bahwa antagonisme-antagonisme kelas adalah tak terdamaikan.
arti sempit karena peranan negara hanya sebagai penjaga ketertiban hukum dan pelindung hak
dan kebebasan warga negara, tak lebih dari nightwatcher, penjaga malam). Negara tidak turut
campur dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Pendapat Kant ini sangat sesuai dengan zamannya, yaitu tatkala terjadi pemujaan terhadap
liberalisme (dengan semboyannya: laissez faire, laissez aller). Namun teori Kant mulai
ditinggalkan karena persaingan bebas ternyata makin melebarkan jurang pemisah antara
golongan kaya dan golongan miskin. Para ahli berusaha menyempurnakan teorinya dengan teori
negara hukum dalam arti luas atau negara kesejahteraan (Welfare State). Menurut teori ini, selain
bertujuan melindungi hak dan kebebasan warganya, negara juga berupaya mewujudkan
kesejahteraan bagi seluruh warga negara.
b. Kranenburg termasuk penganut teori negara kesejahteraan. Menurut dia, tujuan negara bukan
sekadar memelihara ketertiban hukum, melainkan juga aktif mengupayakan kesejahteraan
warganya. Kesejahteran pun meliputi berbagai bidang yang luas cakupannya, sehingga
selayaknya tujuan negara itu disebut secara plural: tujuan-tujuan negara. Ia juga menyatakan
bahwa upaya pencapaian tujuan-tujuan negara itu dilandasi oleh keadilan secara merata,
seimbang.
Selain beberapa teori tersebut, ada pula ajaran tentang tujuan negara sebagai berikut:
* Ajaran Plato: Negara bertujuan memajukan kesusilaan manusia sebagai individu dan makhluk
sosial.
* Ajaran Teokratis (Kedaulatan Tuhan): Negara bertujuan mencapai kehidupan yang aman dan
ternteram dengan taat kepada Tuhan. Penyelenggaraan negara oleh pemimpin semata-mata
berdasarkan kekuasaan Tuhan yang dipercayakan kepadanya. Tokoh utamanya: Augustinus,
Thomas Aquino)
* Ajaran Negara Polisi: Negara bertujuan mengatur kemanan dan ketertiban masyarakat
(Immanuel Kant).
* Ajaran Negara Hukum: Negara bertujuan menyelenggarakan ketertiban hukum dan
berpedoman pada hukum (Krabbe). Dalam negara hukum, segala kekuasaan alat-alat
pemerintahannya didasarkan pada hukum. Semua orang tanpa kecuali harus tunduk dan taat
kepada hukum (Government not by man, but by law = the rule of law). Rakyat tidak boleh
bertindak semau gue dan menentang hukum. Di dalam negara hukum, hak-hak rakyat dijamin
sepenuhnya oleh negara, sebaliknya rakyat berkewajiban mematuhi seluruh peraturan
pemerintah/ negaranya.
* Negara Kesejahteraan (Welfare State = Social Service State): Negara bertujuan mewujudkan
kesejahteraan umum. Negara adalah alat yang dibentuk rakyatnya untuk mencapai tujuan
bersama, yaitu kemakmuran dan keadilan sosial.
Fungsi Negara
Tujuan negara merupakan suatu harapan atau cita-cita yang akan dicapai oleh negara, sedangkan
fungsi negara merupakan upaya atau kegiatan negara untuk mengubah harapan itu menjadi
kenyataan. Maka, tujuan negara tanpa fungsi negara adalah sia-sia, dan sebaliknya, fungsi negara
tanpa tujuan negara tidak menentu.
Sifat memaksa
Sifat monopoli
Menurut UUD 1945 pasal 1 ayat 1, Negara Indonesia adalah Negara kesatuan yang berbentuk
republik. Selanjutnya, Negara Indonesia dikenal dengan nama Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
Berdasarkan paham integralistik, setiap unsur merasa berkewajiban untuk menciptakan
keselamatan, kesejahteraan, dan kebahagiaan bersama. Lebih jelasnya adalah sebagai berikut :
1. Negara merupakan suatu susunan masyarakat yang integral.
2. Semua golongan bagian, bagian dan anggotanya berhubungan erat dan merupakan
persatuan masyarakat yang organis.
3. Perhimpunan bangsa merupakan hal terpenting dalam kehidupan bersama.
4. Negara tidak memihak atau menjamin kepentingan golongan atau perseorangan.
5. Negara tidak menganggap kepentingan seseorangan sebagai pusat.
1. Negara menjamin keselamatan hidup bangsa seluruhnya sebagai suatu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan.
Berdasarkan rangkaian terjadinya negara RI, dapat disimpulkan bahwa pengertian Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah bentuk negara yang terdiri dari banyak wilayah /
kepulauan yang tersebar dengan keanekaragaman adat, suku, budaya, dan keyakinan yang
memiliki tujuan dasar menjadi bangsa yang merdeka, berdaulat, bersatu adil dan makmur dengan
pemerintahan yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
serta mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dn melaksanakan
ketertiban dunia.
2. Tujuan NKRI
Tujuan Negara republic Indonesia tercantum didalam undang-undang dasar Negara Indonesia,
yaitu pada pembukaan UUD 1945 yang berbunyi untuk membentuk suatu pemerintahan Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruuh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
social.. denga berdasarkan kepada ketuhanan Yang Maha Esa; kemanusiaan yanga dil dan
beradab; persatuan Indonesia; dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratuan/perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh
rakyat Indonesia
Tujuan Negara menurut beberapa ajaran ahli kenegaraan :
1. Ajaran Plato, negara bertujan untuk mewujudkan kesusilaan manusia, sebagai
perseorangan (individu) dan sebagai makhluk sosial.
2. Negara kekuasaan, menurut Machiavelli dan Shan Yang. Negara bertujuan untuk
memperluas kekuasaan semata-mata. Rakyat harus rela berkorban untuk mencapai
kejayaan negara.
3. Ajaran Teokratis (kedaulatan Tuhan) tujuan negara adalah mencapai penghidupan dan
kehidupan yang aman dan tenteran dengan taat kepada dan di bawah pimpinan Tuhan.
4. Ajaran Negara Polis, negara bertujuan mengatur semata-mata keamanan dan ketertiban
dalam negara.
5. Ajaran Negara Hukum, negara bertujuan menyelenggarakan ketertiban hukum memuat
hukum yang berlaku di negara itu.
6. Negara Kesejahteraan (welfare state = social service state), tujuan negara adalah
mewujudkan kesejahteraan umum.
3. Fungsi NKRI
Beberapa fungsi mutlak dari setiap negara adalah :
1. Melaksanakan penertiban (law and order)
2. Mengusahakan Kesejahteraan dan Kemakmuran Rakyat
3. Pertahanan
4. Menegakkan Keadilan
Berdasarkan pemikiran para ahli kenegaraan, tugas-tugas pemerintah dalam mengurus rumah
tangga juga memiliki fungi reguler dan fungsi agent of development.
1. Fungsi Reguler
Dalam hal ini, pemerintah menjalankan fungsinya dengan pelaksanaan tugas yang mempunyai
akibat langsung ang dirasakan oleh seluruh masyarakat.
1. Negara sebagai political state, yaitu pemeliharaan ketenangan dan ketertiban, serta
pertahanan dan keamanan.
2. Negara sebagai diplomatik, yaitu menjalankan kerukunan dan persahabatan dengan
negara-negara lain terutama negara tetangga.
3. Negara sebagai sumber hukum, yaitu pemerintah harus bertindak adil terhadap warga
negaranya melindungi hak/harta benda setiap warganya dari gangguan anggota
masyarakat lain.
4. Negara sebagai adminitratif, pada hakikatnya fungsi ini menitikberatkan pada kekuatan di
tangan rakyat, pemerintah hanya menerima pendelegasian yang diberikan rakyat melalui
wakil-wakilnya di MPR dan DPR.
1. Fungsi Agent of Development
Fungsi ini antara lain meliputi sebagai berikut :
1. Sebagai Stabilisator
Pemerintah wajib melaksanakan fungsi stabilisator seperti hal-hal berikut ini.
Stabilitas Politik
Stabilisasi Ekonomi
Menciptakan ide-ide baru terutama yang berhubungan dengan pembangunan. Dalam ketetapan
MPR RI Nomor IV/MPR/1999 disebutkan mengenai hal-hal pelimpahan tugas dan wewenang
kepada presiden untuk melaksanakan tugas-tugas pembangunan.
Dalam bukunya yang berjudul De Monarchia Libri III, Dante Alleghiere (1265-1321)
menyatakan bahwa tujuan negara adalah untuk mewujudkan perdamaian dunia.
Perdamaian dunia akan terwujud apabila semua negara merdeka meleburkan diri dalam
satu imperium di bawah kepemimpinan seorang penguasa tertinggi. Namun Dante
menolak kekuasaan Paus dalam urusan duniawi. Di bawah seorang mahakuat dan
bijaksana, pembuat undang-undang yang seragam bagi seluruh dunia, keadilan dan
perdamaian akan terwujud di seluruh dunia.
3) Teori Jaminan atas Hak dan Kebebasan Manusia
a. Immanuel Kant (1724-1804) adalah penganut teori Perjanjian
Masyarakat karena menurutnya setiap orang adalah merdeka dan
sederajat sejak lahir. Maka Kant menyatakan bahwa tujuan negara
adalah melindungi dan menjamin ketertiban hukum agar hak dan
kemerdekaan warga negara terbina dan terpelihara. Untuk itu
diperlukan undang-undang yang merupakan penjelmaan kehendak
umum (volonte general), dan karenanya harus ditaati oleh siapa
pun, rakyat maupun pemerintah. Agar tujuan negara tersebut dapat
terpelihara, Kant menyetujui azas pemisahan kekuasaan menjadi
tiga potestas (kekuasaan): legislatoria, rectoria, iudiciaria (pembuat,
pelaksana, dan pengawas hukum).
Teori Kant tentang negara hukum disebut teori negara hukum murni atau negara
hukum dalam arti sempit karena peranan negara hanya sebagai penjaga ketertiban
hukum dan pelindung hak dan kebebasan warga negara, tak lebih dari nightwatcher,
penjaga malam). Negara tidak turut campur dalam upaya mewujudkan kesejahteraan
masyarakat.
Pendapat Kant ini sangat sesuai dengan zamannya, yaitu tatkala terjadi pemujaan
terhadap liberalisme (dengan semboyannya: laissez faire, laissez aller). Namun teori
Kant mulai ditinggalkan karena persaingan bebas ternyata makin melebarkan jurang
pemisah antara golongan kaya dan golongan miskin. Para ahli berusaha
menyempurnakan teorinya dengan teori negara hukum dalam arti luas atau negara
kesejahteraan (Welfare State). Menurut teori ini, selain bertujuan melindungi hak dan
kebebasan warganya, negara juga berupaya mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh
warga negara.
b. Kranenburg termasuk penganut teori negara kesejahteraan. Menurut dia, tujuan
negara bukan sekadar memelihara ketertiban hukum, melainkan juga aktif
mengupayakan kesejahteraan warganya. Kesejahteran pun meliputi berbagai bidang
yang luas cakupannya, sehingga selayaknya tujuan negara itu disebut secara plural:
tujuan-tujuan negara. Ia juga menyatakan bahwa upaya pencapaian tujuan-tujuan
negara itu dilandasi oleh keadilan secara merata, seimbang.
Selain beberapa teori tersebut, ada pula ajaran tentang tujuan negara sebagai berikut:
Ajaran Plato: Negara bertujuan memajukan kesusilaan manusia
sebagai individu dan makhluk sosial.
Ajaran Teokratis (Kedaulatan Tuhan): Negara bertujuan mencapai
kehidupan yang aman dan ternteram dengan taat kepada Tuhan.
Penyelenggaraan negara oleh pemimpin semata-mata berdasarkan
Fungsi Negara
Tujuan negara merupakan suatu harapan atau cita-cita yang akan dicapai oleh negara,
sedangkan fungsi negara merupakan upaya atau kegiatan negara untuk mengubah harapan itu
menjadi kenyataan. Maka, tujuan negara tanpa fungsi negara adalah sia-sia, dan sebaliknya,
fungsi negara tanpa tujuan negara tidak menentu.
Minimal, setiap negara harus melaksanakan fungsi:
penertiban (law and order): untuk mencapai tujuan bersama dan
mencegah terjadinya konflik, negara harus melaksanakan penertiban,
menjadi stabilisator;
mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat;
Menurut Charles E. Merriam, fungsi negara adalah: keamanan ekstern, ketertiban intern,
keadilan, kesejahteraan umum, kebebasan. Sedangkan R.M. MacIver berpendapat bahwa
fungsi negara adalah: ketertiban, perlindungan, pemeliharaan dan perkembangan.
Beberapa teori fungsi negara:
1) Teori Anarkhisme
Secara etimologis, anarkhi (kata Yunani: = tidak, bukan, tanpa; = pemerintah,
kekuasaan) berarti tanpa pemerintahan atau tanpa kekuasaan.
Penganut anarkhisme menolak campurtangan negara dan pemerintahan karena
menurutnya manusia menurut kodratnya adalah baik dan bijaksana, sehingga tidak
memerlukan negara/ pemerintahan yang bersifat memaksa dalam penjaminan
Sosialisme dan komunisme memiliki tujuan yang sama, yaitu meluaskan fungsi negara
dan menuntut penguasaan bersama atas alat-alat produksi, sedangkan perbedaannya
adalah:
Sosialisme
Komunisme
- usaha pencapaian tujuan
negara harus menempuh cara- - menghalalkan segala cara untuk
cara damai
mencapai tujuan negara, bila
perlu dengan revolusi berdarah
- masih mengakui hak milik
pribadi/ perorangan dalam
- sama sekali tidak mengakui hak
batas-batas tertentu
milik perorangan
sifat pribadi raja, agar dapat cerdik seperti kancil dan menakutnakuti rakyatnya seperti singa .
c. Dante Alleghieri
Mencapai perdamaian dunia dengan cara membentuk satu negara
di bawah satu imperium dunia ( raja atau kaisar ).
d. Immanuel Kant
Menjamin hak dan kebebasan warga negara .
e. Kranenburg
Mengupayakan kesejahteraan warga negaranya
(Welfare State)
Tujuan Negara Republik Indonesia terdapat di dalam Pembukaan
UUD 1945 alinea
IV, yaitu :
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia,
2. Memajukan kesejahteraan umum,
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa, serta
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial .
B. Fungsi Negara
Fungsi Negara perlu ditetapkan sebagai pengatur kehidupan dalam
negara demi
tercapainya tujuan Negara.
Tokoh-tokoh yang pendapatnya tentang fungsi negara diterapkan
oleh negara-negara di
dunia adalah :
* John Locke
John Locke membedakan fungsi negara menjadi tiga yaitu :
1. Fungsi Legislatif : membuat Undang-Undang.
2. Fungsi Eksekutif : melaksanakan Undang-Undang , termasuk
mengadili pelanggar
Undang - Undang.
3. Fungsi Federatif : mengurusi urusan luar negeri dan perang serta
damai ( Hubungan dengan negara lain ).
* Montesquieu
Montesquieu membedakan fungsi negara atas tiga tugas pokok
yaitu :
1. Fungsi Legislatif : membuat Undang-Undang.
2. Fungsi Eksekutif : melaksanakan Undang-Undang , termasuk
mengadakan hubungan luar negeri, membuat perjanjian dengan
negara lain,
dll.
3. Fungsi Yudikatif : mengawasi agar semua peraturan ditaati
( fungsi mengadiliterhadap pelanggar Undang-Undang ).
PATRIOTISME DAN NASIONALISME
Patriotisme adalah semangat cinta tanah air atau sikap seseorang
yang sudi mengorbankan
segala-galanya untuk kejayaan dan kemakmuran tanah airnya.
Nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai bangsa
dan negara sendiri .
Nasionalisme menurut sifatnya dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Nasionalisme dalam arti sempit
Nasionalisme dalam arti sempit adalah perasaan kebangsaan atau
cinta terhadap bangsanya
yang sangat tinggi dan berlebihan, namun terhadap bangsa lain
memandang rendah. Hal ini sering disamakan dengan Jingoisme
atau Chauvinisme.
2. Nasionalisme dalam arti luas
Nasionalisme dalam arti luas adalah perasaan cinta atau bangga
terhadap tanah air dan bangsanya yang tinggi, tetapi terhadap
bangsa lain tidak memandang rendah.
tujuan dan fungsi negara dapat dikatakan sebagai masalah yang pokok dalam ilmu politik karena
pada dasarnya negara dinilai dan diuji berdasarkan tujuan-tujuan yang dapat direalisasikan oleh
negara.
Beberapa sarjana menarik perbedaan yang tajam antara tujuan dan fungsi negara. perbedaan
tersebut didasarkan pada perbedaan arti tujuan dan fungsi.
Tujuan negara
setiap negara pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapainya. Rumusan tujuan negara
merupakan salah satu hal yang sangat mendasar dalam suatu negara. mengapa dikatakan
penting?? Karena pembicaraan tentang tujuan negara akan berkaitan erat dengan bentuk negara,
pembentukan negara , pembentukan badan-badan dan lain-lain. Dengan kata lain, tujuan negara
diperlukan (sangat diperlukan) untuk mengarahkan segala kegiatan negara dan sebagai pedoman
dalam penyusunan alat perlengkapan negara dan badan pemerintah.
Fungsi Negara
bahwa tujuan dan fungsi negara sangat dekat dan mempunyai hubungan timbal balik. tujuan
negara menunjukkan suatu cita-cita atau harapan yang hendak dicapai oleh suatu negara
sedangkan fungsi negara merupakan pelaksanaan cita-cita dalam kenyataan.
Sumber: http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2088333-tujuan-dan-fungsinegara/#ixzz2AyHvzCZV
TUJUAN DAN FUNGSI NEGARA
Menurut Charles E. Meriam tujuan Negara adalah sebagai berikut :
1. Keamanan ekstern, artinya bertugas melindungi warga negaranya
terhadap ancaman dari luar.
2. Pemeliharaan ketertiban intern artinya dalam masyarakat terdapat
pembagian kerja dan tanggung jawab pelaksanaan peraturan-peraturan.
3. Keadilan
4. Kesejahteraan meliputi, keamanan, ketertiban, keadilan dan kebebasan.
FUNGSI NEGARA
1. Fungsi Esensial
a. Memelihara angkatan perang untuk melindungi ancaman dari dalam dan
luar.
b. Memelihara pengadilan untuk mengadili pelanggar hukum
c. Mengadakan hubungan dengan luar negeri
d. Mengadakan pemungutan Pajak.
2. Fungsi Jasa
Meliputi pemeliharaan fakir miskin dan pembangunan jalan raya.
3. Fungsi Perniagaan
Misalnya, jaminan sosial, pencegahan pengangguran, perlindungan deposito
di Bank, pengusahaan kereta api, telepon, dan lain-lain.
2. Fungsi Negara
Fungsi negara dapat dikatakan sebagai tugas-tugas yang perlu dilakukan.
Fungsi menggambarkan adanya aktivitas, gerak, dan pelaksanaan dari tujuan yang hendak
dicapai.
Berikut pendapat beberapa pakar mengenai fungsi negara.
M.Kusnadi, SH
Membagi fungsi negara menjadi dua:
a. menjamin ketertiban
b. mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Van Vollen Hoven
Fungsi negara mencakup empat tugas pokok:
1. Regeling,yaitu membuat peraturan.
2. Bestuur, yaitu menyelenggarakan pemerintahan.
3. Rechtspraak, yaitu fungsi mengadili.
4. Politie, yaitu fungsi ketertiban dan keamanan.
Goodnow
Mengemukakan fungsi negara menjadi dua tugas pokok, yaitu policy making ( kebijaksanaan
negara pada waktu tertentu untuk seluruh masyarakat ) dan policy executing ( kebijaksanaan
yang harus dilaksanakan untuk mencapai policy making ).
Jacobson A. dan Lipman M.H.
bahwa fungsi negara ada tiga yaitu:
1. Fungsi esensial
2 .Fungsi jasa
3. Fungsi perniagaan
Miriam Budiardjo
Tiap negara pada umumnya menyelenggarakan fungsi - fungsi sebagai berikut:
a. Melaksanakan penertiban.
b. Perlindungan,
c. Pemeliharaan, dan
d. Perkembangan.
Moh. Kusnardi
Menyatakan fungsi negara dibagi ke dalam dua bagian, yaitu melaksanakan penertiban (law and
order) dan menghendaki kesejahteraan.
4. Tujuan Negara
Negara seperti halnya organisasi atau lembaga, pasti memiliki tujuan tertentu. Negara sebagai
organisasi harus mempunyai tujuan tertentu untuk mengarahkan segala kegiatannya. Tujuan
negara itudianggap sangat penting karena segala sesuatu yang ada dalam negara akan diarahkan
untuk mencapai tujuan negara. Secara umum, negara didirikan oleh sekelompok orang atau
rakyat untuk mengakomodasi dan melindungi kepentingan rakyat. Ada juga negara yang
bertujuan untuk memperluas kekuasaan, menyelenggarakan ketertiban umum, atau untuk
mencapai kesejahteraan.
Berikut adalah tujuan negara menurut pendapat para ahli.
Socrates
Tujuan negara adalah untuk menciptakan hukum, yang harus dilakukan oleh para pemimpin, atau
para penguasa yang dipilah secara saksama oleh rakyat.
Immanuel Kant
Menyatakan bahwa tujuan negara adalah melindungi dan menjamin ketertiban hukum agar hak
dan kemerdekaan warga negara terbina dan terpelihara.
Charles E. Merriam
Menyatakan tujuan negara adalah :
a. Keamanan ekstern (external security)
b. Pemeliharaan ketertiban intern (maintenance of intenal order)
c. Keadilan (justice)
d. Kesejahteraan (welfare)
e. Kebebasan (freedom)
Niccollo Machiavelli
Tujuan negara menurut Niccollo Machiavelli adalah menghimpun dan memperbesar kekuasaan
negara agar terselenggaranya ketertiban, keamanan dan ketentraman.
Muhlisin
Secara umum tujuan negara dapat di kelompokkan menjadi tiga hal yaitu:
a. Untuk memperluas kekuasaan
b. Menyelenggarakan ketertiban umum
c. Mencapai kesejahteraan umum
Roger H. Soltau
Mengatakan tujuan negara ialah memungkinkan rakyatnya berkembang serta menyelenggarakan
daya ciptanya sebebas mungkin.
Krabbe
Negara bertujuan menyelenggarakan ketertiban hukum dan berpedoman pada hukum.
Dante Alighieri
Menyatakan bahwa tujuan negara adalah untuk mewujudkan perdamaian dunia dengan cara
menggunakan undang-undang yang seragam bagi seluruh umat manusia.
Augustinus dan Thomas Aquinas
Negara bertujuan mencapai kehidupan yang aman dan tenteram dengan taat kepada Tuhan.
Shang Yang
Menyatakan bahwa tujuan negara adalah pembentukan kekuasaan negara yang sebesar-besarnya.
John Locke
Tujuan negara menurut John Locke adalah untuk memelihara dan menjamin terlaksananya hakhak azasi manusia.yang tertuang dalam perjanjian masyarakat.
Ibnu Arabi
Tujuan negara adalah agar manusia dapat menjalankan kehidupannya dengan baik, jauh dari
sengketa dan menjaga intervensi pihak-pihak asing.
Aristoteles
Tujuan negara adalah kesempurnaan warganya yang berdasarkan atas keadilan, keadilan
memerintah dan harus menjelma di dalam negara, dan hukum berfungsi memberi kepada setiap
manusia apa sebenarnya yang berhak ia terima.
Plato
Negara bertujuan memajukan kesusilaan manusia sebagai perseorangan (individu) dan makhluk
sosial.
Jean J. Rousseau
Tujuan negara adalah menciptakan persamaan dan kebebasan bagi warganya.
Benedictus Spinoza
Tujuan negara menurut Spinoza adalah menyelenggarakan perdamaian, ketentraman dan
menghilangkan ketakutan.
Kaum Sosialis
Tujuan negara menurut kaum sosialis adalah memberi kebahagiaan yang sebesar - besarnya dan
merata bagi setiap manusia (masyarakat)
Harold J. Laski
Menyatakan tujuan negara adalah menciptakan keadaan dimana rakyatnya dapat mencapai
terkabulnya keinginan-keinginan secara maksimal.
Sumber: http://id.shvoong.com/law-and-politics/politics/2243205-fungsi-negara-dan-tujuannegara/#ixzz2AyIQhfCn
Negara dapat dipandang sebagai asosiasi manusia yang hidup dan bekerja sama untuj mengejar
beberapa tujuan bersama. Dapat dikatakan bahwa tujuan akhir sebuah negara yaitu membuat
rakyatnya sejahtera (bonum publicum, common good, common wealth). Menurut Roger H. Soltau
tujuan negara ialah :memungkinkan rakyatnya berkembang serta menyelenggarakan daya
ciptanya sebebas mungkin.
Tujuan negara republik Indonesia yang sebagaimana tercantum dalam undang-undang 1945 ialah
:Untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, keadilan sosial dengan berdasarkan pada : ketuhanan yang
maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (Pancasila).
Negara yang berhaluan Marxisme-Leninisme bertujuan untuk membangun masyarakat komunis,
sehingga bonum publicum selalu ditafsirkan dalam rangka tercapainya masyarakat komunis.
Tafsiran tersebut mempengaruhi fungsi-fungsi negara dibidang kesejahteraan dan keadilan.
Negara dianggap sebagai alat untuk mencapai komunisme dalam arti segala alat-alatnya
dikerahkan untuk mencapai tujuan itu. oleh karena itu, dalam bidang kesejahteraan dan keadilan
termasuk didalamnya hak-hak asasi warga negara dihapuskan dan diganti oleh hak-hak kolektif.
Akan tetapi setiap negara terlepas dari ideologi-ideologinya, setidaknya perlu menyelenggarakan
fungsi minimun yang mutlak harus ada, dan tidak boleh tidak ada, yaitu :
1. Melakukan penertiban (law and order). Dalam hal ini negara bertindak sebagai stabilisator
yakni untuk mencegah terjadinya bentrokan-bentrokan sehingga untuk mencapai tujuan bersama
negara berhak melakukan penertiban.
2. Mensejahterakan dan memakmurkan rakyat. Dewasa ini fungsi negara dalam hal ini sangat
penting apalagi untuk negara-negara baru. Pandangan di Indonesia tercermin pada usaha
pemerintah yang melakukan suatu rentetan-rentetan Repelita (rencana pembangunan lima tahun).
3. Pertahanan. Hal ini diperlukan kemungkinan untuk menjaga segala ATHG. Untuk itu negara
diperlengkapi dengan alat-alat pertahanan.
4. Menegakan keadilan. Hal ini dilaksanakan melalui badan-badan peradilan.
Menurut ahli lain, Charles E. Merriam, menyebutkan lima fungsi negara, yaitu:
1. Keamanan Ekstern
2. Ketertiban Intern
3. Keadilan
4. Kesejahteraan umum
5. Kebebasan
Keseluruhan fungsi negara diatas diselenggarakan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan
bersama yang telah ditetapkan.
b
.
S
i
f
a
t
H
a
k
e
k
a
t
N
e
g
a
r
a
B e r d i r i n y a s u a t u n e g a r a , s a n g a t b e r k a i t a n e r a t d e n g a n adanya
keinginan manusia yang membentuk suatu bangsa karenaa d a n y a b e r b a g a i k e s a m a a n
r a s , b a h a s a , a d a t i s t i a d a t d a n sebagainya.
Hakekat
b e r d i r i n ya s u a t u n e g a r a , s a n g a t p e n t i n g artinya bagi rakyat atau bangsa yang
membutuhkan wadah yangdapat menjamin kelangsungan hidupnya. Menurut
Prof. MiriamB u d i a r d j o ( 1 9 8 4 )
, s i f a t h a k e k a t n e g a r a m e n c a k u p h a l - h a l sebagai berikut :
1
)
S
i
f
a
t
M
e
m
a
k
s
a
Negara memiliki
s i f a t me m a k s a
, d a l a m a r t i m e m p u n y a i kekuatan fisik secara legal. Sarana untuk itu,
adalah
polisi,
1
Fokus Kita :
Sifat Hakekat
n e g a r a b e r k a i t a n e r a t d e n g a n d a s a r - d a s a r t e r b e n t u k n ya n e g a r a , n o r m a
dasar (
fundamental norm
) yang m e n j a d i t u j u a n , f a l s a f a h h i d u p y a n g i n g i n
diwujudkan,
(
staat-gemenschaap
Negara ialah suatu negara masyarakat atau kumpulan manusia yang berada dibawah suatu
pemerintahan yang sama.
7. Jean Bodin.
Negara adalah suatu persekutuan keluarga dengan segala kepentingannya yang dipimpin oleh
akal dari sutu kuasa yang berdaulat.
8. Mirriam Budiardjo.
Negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya diperintah oleh sejumlah pejabat dan yang
berhasil menuntut dari warganya ketaatan pada perundangan melalui penguasaan kontrol dari
kekuasaan yang sah.
2.2.2
Unsur-unsur Negara
Negara bisa berdiri jika telah memenuhi unsure-unsur Negara sebagai berikut.
1. Rakyat.
Yaitu orang-orang yang bertempat tinggal di wilayah itu, tunduk pada kekuasaan Negara dan
mendukung negar bersangkutan.
2. Wilayah.
Yaitu daerah yang menjadi kekuasaan Negara serta menjadi tempat tinggal bagi rakyat Negara.
Wilayah Negara mencakup wilayah darat, laut, dan udara.
3. Pemerintah yang berdaulat.
Yaitu adanya penyelenggara Negara yang memiliki kekuasaan menyelenggarakan pemerintahan
di Negara tesebut. Pemerintah tersebut memiliki kedaulatan baik ke dalam maupun ke luar.
Kedaulatan ke dalam berarti Negara memiliki kekuasaan untuk ditaati oleh rakyatnya .
kedaulatan ke luar artinya Negara mampu mempertahankan diri dari serangan Negara lain.
2.2.3
Teori ini muncul setelah lahirnya agama-agama beasar di dunia yaitu islam dan Kristen.
Menurut teori ketuhanan terjadinya Negara adalah karena kehendak tuhan, didasari kepercayaan
bahwa segala sesuatu berasal dari tuhan dan terjadi atas kehendak tuhan. Pemimpin dalam suatu
Negara adalah sebagai wakil tuhan. Teori ini dikemukakan oleh : Freiderich Julius Stahl, Thomas
Aquinas, dan Agustinus.
3) Teori perjanjian
Teori perjanjian muncul sebagai reaksi atas teori hukum alam dan kedaulatan tuhan.
Mereka menganggap kedua teori tersebut belum mampu menjelaskan dengan baik bagaimana
terjadinya Negara. Teori ini dilahirkan oleh pemikir-pemikir Eropa yaitu : Thomas Hobbes, John
Locke, J.J. Rouseau, dan Montesquieu.
Menurut teori perjanjian Negara terjadi sebagai hasil perjanjian antar manusia. Negara
pada dasarnya adalah wujud perjanjian dari masyarakat sebelum bernegara untuk kemudian
menjadi masyarakat bernegara.
2.2.4
4) Menegakkan keadilan.
Hal ini dilaksanakan melalui badan-badan pengadilan.
Di bawah ini adalah beberapa tujuan Negara menurut para ahli.
1. Roger H. Soltau.
Tujuan Negara ialah memungkinkan rakyatnya berkembang serta menyelenggarakan daya
ciptanya sebebas mungkin.
2. Harold J. Laski.
Tujuan Negara ialah menciptakan keasaan dimana rakyatnya dapat mencapai terkabulnya
keinginan-keinginan secara meksimal.
3. Plato.
Tujuan Negara adalah memajukan kesusilaan manusia, baik sebagai individu maupun sebagai
mekhluk social.
HAKEKAT
NEGARA
DAN
BENTUK-BENTUK
KENEGARAAN
A.
1. Sifat memaksa, artinya negara mempunyai kekuasaan untuk memaksakan kekuasaan fisik
masyarakat. Bila warga negara dan masyarakat mengingkari dan melanggar hal demikian,
maka negara dapat mengambil tindakan sesuai dengan hukum yang berlaku.
3. Sifat mencakup semua (all-encompasing, all-embaracing), artinya semua peraturan