Anda di halaman 1dari 9

KANDIDIASIS MULUT ( B37.

9 )

SOP

Nomor
Terbit ke

:
:

No.Revisi

Tgl.Diberlaku

Halaman

:1-

Ditetapkan Kepala UPTD


Puskesmas Kampar Kiri

UPTD
Puskesmas
Kampar Kiri

dr. PASNIWATI
NIP. 19750805 200904 2 001

1. Pengertian

Infeksi Candida albicans ini menyerang kulit, mukosa maupun


organ dalam, sedangkan pada bayi dapat terinfeksi melalui
vagina saat dilahirkan, atau karena dot yang tidak steril

2. Tujuan

Untuk pedoman pengobatan pasien dengan kandidiasis mulut

di puskesmas.
3. Kebijakan

Dibawah pengawasan dan tanggung jawab dokter di puskesmas.

4. Referensi

1. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan


Lingkungan. 2012. Pedoman Nasional Pengendalian Penyakit
Kusta. Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI. (Direktorat Jenderal Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan , 2012)
2. Djuanda, A., Hamzah, M., Aisah, S. 2007. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi kelima. Jakarta. Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
(Djuanda, et al., 2007)
5. Prosedur
Petugas melakukan anamnesis seperti :
Bercak kulit berwarna merah atau putih berbentuk plakat, terutama
di wajah dan telinga. Bercak kurang/mati rasa, tidak gatal. Lepuh
pada kulit tidak dirasakan nyeri. Kelainan kulit tidak sembuh dengan
pengobatan rutin, terutama bila terdapat keterlibatan saraf tepi.
Faktor Risiko
1. Sosial ekonomi rendah
2. Kontak lama dengan pasien, seperti anggota keluarga yang
didiagnosis dengan lepra
3. Imunokompromais
4. Tinggal di daerah endemik lepra
Petugas melakukan Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana
(Objective)
1. Tanda-tanda pada kulit
Perhatikan setiap bercak, bintil (nodul), bercak berbentuk plakat

dengan kulit mengkilat atau kering bersisik. Kulit tidak berkeringat


dan berambut. Terdapat baal pada lesi kulit, hilang sensasi nyeri
dan suhu, vitiligo. Pada kulit dapat pula ditemukan nodul.
2. Tanda-tanda pada saraf
Penebalan nervus perifer, nyeri tekan dan atau spontan pada saraf,
kesemutan, tertusuk-tusuk dan nyeri pada anggota gerak,
kelemahan anggota gerak dan atau wajah, adanya deformitas,
ulkus yang sulit sembuh.
3. Ekstremitas dapat terjadi mutilasi
Untuk kelainan yang ditemukan pada pemeriksaan fisik digunakan
dalam penulisan di rekam medik.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan mikroskopis kuman BTA pada sediaan kerokan
jaringan kulit.
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
1. Pasien diberikan informasi mengenai kondisi pasien saat ini,
serta mengenai pengobatan dan pentingnya kepatuhan untuk
eliminasi penyakit.
2. Kebersihan diri dan pola makan yang baik perlu dilakukan.
3. Pasien dimotivasi untuk memulai terapi hingga selesai terapi
dilaksanakan.
4. Terapi menggunakan Multi Drug Therapy (MDT) pada:
a. Pasien yang baru didiagnosis kusta dan belum pernah mendapat
MDT.
b. Pasien ulangan, yaitu pasien yang mengalami hal-hal di bawah
ini:
Relaps
Masuk kembali setelah default (dapat PB maupun MB)
Pindahan (pindah masuk)
Ganti klasifikasi/tipe
5. Terapi pada pasien PB:
a. Pengobatan bulanan: hari pertama setiap bulannya (obat
diminum di depan petugas) terdiri dari: 2 kapsul Rifampisin @
300mg (600mg) dan 1 tablet Dapson/DDS 100 mg.
b. Pengobatan harian: hari ke 2-28 setiap bulannya: 1 tablet
Dapson/ DDS 100 mg. 1 blister obat untuk 1 bulan.
c. Pasien minum obat selama 6-9 bulan ( 6 blister).
d. Pada anak 10-15 tahun, dosis Rifampisin 450 mg, dan DDS 50
mg.
6. Terapi pada Pasien MB:
a. Pengobatan bulanan: hari pertama setiap bulannya (obat
diminum di depan petugas) terdiri dari: 2 kapsul Rifampisin @
300mg (600mg), 3 tablet Lampren (klofazimin) @ 100mg (300mg)
dan 1 tablet dapson/DDS 100 mg.
b. Pengobatan harian: hari ke 2-28 setiap bulannya: 1 tablet
lampren 50 mg dan 1 tablet dapson/DDS 100 mg. 1 blister obat
untuk 1 bulan.
c. Pasien minum obat selama 12-18 bulan ( 12 blister).
d. Pada anak 10-15 tahun, dosis Rifampisin 450 mg, Lampren 150
mg dan DDS 50 mg untuk dosis bulanannya, sedangkan dosis
harian untuk Lampren 50 mg diselang 1 hari.
7. Dosis MDT pada anak <10 tahun dapat disesuaikan dengan
berat badan:
a. Rifampisin: 10-15 mg/kgBB
b. Dapson: 1-2 mg/kgBB
c. Lampren: 1 mg/kgBB
8. Obat penunjang (vitamin/roboransia) dapat diberikan vitamin B1,
B6, dan B12.
9. Tablet MDT dapat diberikan pada pasien hamil dan menyusui.

Bila pasien juga mengalami tuberkulosis, terapi rifampisin


disesuaikan dengan tuberkulosis.
10. Untuk pasien yang alergi dapson, dapat diganti dengan
lampren, untuk MB dengan alergi, terapinya hanya 2 macam obat
(dikurangi DDS).
Kriteria Rujukan
1. Terdapat efek samping obat yang serius.
2. Reaksi kusta dengan kondisi:
a. ENL melepuh, pecah (ulserasi), suhu tubuh tinggi, neuritis.
b. Reaksi tipe 1 disertai dengan bercak ulserasi atau neuritis.
c. Reaksi yang disertai komplikasi penyakit lain yang berat,
misalnya hepatitis, DM, hipertensi, dan tukak lambung berat.
Peralatan
Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan BTA
Prognosis
Prognosis untuk vitam umumnya bonam, namun dubia ad malam
pada fungsi ekstremitas, karena dapat terjadi mutilasi, demikian
pula untuk kejadian berulangnya.

6. Unit terkait

Poli umum

7. Rekaman Historis perubahan


No

Yang Dirubah

Isi Perubahan

KANDIDIASIS MULUT (B37.9 )

Tanggal Mulai
Diberlakukan

UPTD
Puskesmas
Kampar Kiri

DAFTAR
TILIK

Nomor
Terbit ke
No.Revisi

:
:
:

Tgl.Diberlaku

Halaman

:4-

Ditetapkan Kepala UPTD Puskesmas


Kampar Kiri
LANGKAH KEGIATAN
APAKAH

Petugas melakukan anamnesis seperti :


Rasa gatal dan perih di mukosa mulut, rasa metal, dan daya kecap
penderita yang berkurang
Faktor Risiko: imunodefisiensi
Petugas melakukan pemeriksaan fisik :
1. Bercak merah, dengan maserasi di daerah sekitar mulut, di
lipatan (intertriginosa) disertai bercak merah yang terpisah di
sekitarnya (satelit).
2. Guam atau oral thrush yang diselaputi pseudomembran pada
mukosa mulut.
Petugas melakukan Pemeriksaan Penunjang seperti :
Sel ragi dapat dilihat di bawah mikroskop dalam pelarut KOH 10%
atau pewarnaan Gram.
Petugas melakukan Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan penunjang.
Diagnosis Banding
Peradangan mukosa mulut yang disebabkan oleh bakteri atau virus.
Petugas melihat Komplikasi seperti :
Diare karena kandidiasis saluran cerna.
Petugas melaukan penatalaksanaan seperti :
1. Memperbaiki status gizi dan menjaga kebersihan oral
2. Kontrol penyakit predisposisinya
3. Gentian violet 1% (dibuat segar/baru) atau larutan nistatin
100.000 200.000 IU/ml yang dioleskan 2 3 kali sehari selama 3
hari

dr. PASNIWATI
NIP. 19750805 200904 2 001
YA TIDAK TIDAK BERLAKU

Petugas melakukan Rencana Tindak Lanjut seperti :


1. Dilakukan skrining pada keluarga dan perbaikan lingkungan
keluarga untuk menjaga tetap bersih dan kering.
2. Pasien kontrol kembali apabila dalam 3 hari tidak ada perbaikan
dengan obat anti jamur.
Petugas melakukan kriteria rujukan seperti :
Bila kandidiasis merupakan akibat dari penyakit lainnya, seperti
HIV.
Petugas menyediakan Peralatan seperti :
Peralatan laboratorium untuk pemeriksaan KOH
Petugas melakukan Prognosis seperti :
Prognosis pada pasien dengan imunokompeten umumnya bonam.

JUMLAH
COMPLIANCE RATE (CR)

LEPRA ( A30 )

SOP

Nomor
Terbit ke
No.Revisi

:
:
:

Tgl.Diberlaku

Halaman

:7-

Ditetapkan Kepala UPTD


Puskesmas Kampar Kiri

UPTD
Puskesmas
Kampar Kiri

dr. PASNIWATI
NIP. 19750805 200904 2 001

1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan

Menambah masa manfaat alat,dan memperlancar pelayanan kepada pasien


serta memaksimalkan alat sesuai dengan fungsinya
SK KAPUS No:

4. Referensi

Panduan pengobatan dasar di puskesmas

5. Prosedur
PEMELIHARAAN TENSI METER
- Mengunci air raksa setelah pemakaian alat
- Menggulung kain beserta manset dan disusun/dimasukkan
kedalam bak tensi meter
- Menutup tensimeter dan menyimpannya
- Perhatikan kaca pengukur harus tetap dalam keadaan bersih dan
mudah dibaca
PEMELIHARAAN TERMOMETER
- Pastikan jika termometer manual air raksa dibawah 35C
- Setelah pemakaian termometer diusap dengan kapas alkohol
lalu air raksa diturunkan lagi dibawah 35C
- Simpan termometer ditempat yang telah disediakan / aman

PEMELIHARAAN TIMBANGAN
- Membersihkan alat dengan lap kering maupun lap basah
- Pemeriksaan alat sebelum digunakan
- Melakukan kalibrasi jika perlu

6. Unit terkait

POLI KLINIK

7. Rekaman Historis perubahan


No

Yang Dirubah

Isi Perubahan

SOP PEMELIHARAAN PERALATAN

DAFTAR

Nomor
Terbit ke

:
:

Tanggal Mulai
Diberlakukan

TILIK

No.Revisi

Tgl.Diberlaku

Halaman

:9-

Ditetapkan Kepala UPTD Puskesmas


Kampar Kiri

UPTD
Puskesmas
Kampar Kiri

dr. PASNIWATI
NIP. 19750805 200904 2 001
YA TIDAK TIDAK BERLAKU

LANGKAH KEGIATAN
APAKAH
PEMELIHARAAN TENSI METER
- Mengunci air raksa setelah pemakaian alat
- Menggulung kain beserta manset dan disusun/dimasukkan
kedalam bak tensi meter
- Menutup tensimeter dan menyimpannya
- Perhatikan kaca pengukur harus tetap dalam keadaan bersih
dan mudah dibaca
PEMELIHARAAN TERMOMETER
- Pastikan jika termometer manual air raksa dibawah 35C
- Setelah pemakaian, termometer diusap dengan kapas alkohol
lalu air raksa diturunkan lagi dibawah 35C
- Simpan termometer ditempat yang telah disediakan / aman
PEMELIHARAAN TIMBANGAN
- Membersihkan alat dengan lap kering maupun lap basah
- Pemeriksaan alat sebelum digunakan
- Melakukan kalibrasi jika perlu

JUMLAH
COMPLIANCE RATE (CR)

Anda mungkin juga menyukai