1. Surat dakwaan adalah akte yang memuat rumusan tindak pidana yang disimpulkan dari
hasil pemeriksaan, atau surat yang digunakan hakim untuk memeriksa suatu perkara dan
hanya dalam batas itulah hakim akan memutuskan.
2. Syarat surat dakwaan:
a) Syarat formil(143 ayat 2A KUHAP)
b) Syarat materill(143 ayat 2B KUHAP)
3. Teori system pembuktian
a) Teori berdasarkan UU secara positif (Positive Wettelijk Bewijstheorie).
Pembuktian yang didasarkan pada alat pembuktian menurut UU secara positif. Teori
ini terlalu mengandalkan UU.
b) Teori berdasarkan Keyakinan Hakim Melulu (Conviction Intime)
Pembuktian yang berdasarkan kepada keyakinan hakim, memberi kebebasan yang
terlalu besar kepada hakim sehingga sulit diawasi.
c) Teori berdasarkan keyakinan hakim atas alasan yang logis (conviction raisonne)
Pembuktian didasarkan pada keyakinan hakim sampai batasan tertentu. Hakim
memutus seorang bersalah berdasarkan keyakinan, keyakinan didasarkan pada
pembuktian yang disertai kesimpulan, yang berdasarkan pada peraturan pembuktian.
d) Teori berdasarkan UU secara Negatif (negative wettelijk)
Dalam pasal 183 KUHAP, pembuktian harus didasarkan pada UU(KUHAP), yaitu
alat bukti yang sah dalam pasal 184 KUHAP, disertai keyakinan hakim dan alat bukti
yang diperoleh. 2 hal yang menjadi teori ini tetap dipertahankan adalah selayaknya
harus ada keyakinan hakim dan adanya aturan yang mengikat hakim dalam menyusun
keyakinan.
4. Asas pemeriksaan perkara di persidangan adalah keterbukaan (openbaarheid),
kelansungan (onmiddelijkheid), dwi cakap (oral debat).
5. Keterangan Saksi menurut Pasal 1 butir 27 KUHAP, adalah salah satu alat bukti dalam
perkara pidana yang berupa keterangan dari saksi mengenai suatu peristiwa pidana yang
ia dengar sendiri, ia lihat sendiri, dan ia alami sendiri dengan menyebut alasan dari
pengetahuannya itu. Pengecualian memberi kesaksian dibawah sumpah adalah anak
dibawah umur 15 tahun dan orang sakit ingatan.
6. Keterangan ahli menurut Pasal 1 butir 28 KUHAP, adalah keterangan yang diberikan
oleh seorang yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat
terang suatu perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan dalam hal serta menurut cara
yang diatur dalam undang-undang. Visum et repertum.
7. Surat menurut Pasal 187 KUHAP, adalah dibuat atas sumpah jabatan atau dikuatkan
dengan sumpah, memuat:
a) Berita acara atau surat lain dalam bentuk resmi dibuat oleh pejabat umum berwenang
dan berisikan keterangan tentang kejadian atau keadaan.
b) Surat yang dibuat berdasarkan ketentuan perpu
c) Surat keterangan ahli d) surat lain yang berkaitan.
8. Petunjuk menurut Pasal 188 KUHAP ayat (1), adalah perbuatan, kejadian atau keadaan,
yang karena persesuaiannya, baik antara yang satu dengan yang lain, maupun dengan
tindak pidana itu sendiri, menandakan bahwa telah terjadi suatu tindak pidana dan siapa
pelakunya.
9. Keterangan terdakwa menurut Pasal 189 ayat (1) KUHAP, adalah apa yang terdakwa
nyatakan di persidangan tentang perbuatan yang dilakukan atau yang ia ketahui sendiri
atau ia alami sendiri.
10. Penuntut umum adalah jaksa yang sedang melakukan penuntutan.
11. Putusan bebas (191 ayat 1) bila delik tidak terbukti.
12. Putusan lepas (191 ayat 2) bila delik terbukti namun bukan perbuatan pidana.
13. Putusan pemidanaan (191 ayat 3) bila benar melakukan perbuatan pidana.
14. Disparitas pemidanaan adalah dalam suatu kasus yang sama, hukum tidak boleh
dibenarkan untuk menerapkan peraturan yang berbeda. untuk menghindarkan dari
diskriminasi yang dirasakan oleh para pelaku, menggugat ketidakadilan public, dan
memberikan kepastian hukum di tengah masyarakat.
15. Yang dimuat dalam dictum (amar putusan) adalah:
Pernyataan terbukti atau tidak
Barang bukti
Dakwaan yang terbukti
Penetapan status penahanan
Besarnya pidana
Penetapan biaya perkara
16. Diversi adalah pengalihan penyelesaian perkara anak dari proses peradilan pidana ke
proses di luar peradilan pidana
17. Upaya Hukum Biasa dilakukan terhadap putusan yang belum berkekuatan hokum tetap.
Dikatakan berkekuatan hokum tetap apabila para pihak tidak melakukan upaya hokum
(menerima) atau tenggat waktu sudah lewat (7 hari) dan menjadi upaya hokum luar
biasa.
18. Memori banding berisikan hal yang dimohonkan dan memori banding tidak mutlak.
Putusan banding bersifat membatalkan atau menguatkan putusan sebelumnya.
19. Keberatan dari terdakwa/penasihat hukumnya terhadap suatu dakwaan, antara lain:
a) Pengadilan Tidak Berwenang Mengadili Perkara berhubungan dengan kompetensi
absolut dan kompetensi relatif dari suatu pengadilan.
b) Dakwaan tidak dapat diterima: perbuatan bukan tindak pidana (kejahatan atau
pelanggaran), Ne bis in idem (Pasal 76 KUHP), Kadaluwarsa (Pasal 78 KUHP),
Perbuatan yang didakwakan tidak sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan,
Delik Aduan yang dicabut atau orang yang berhak mengadu tidak menggunakan
haknya.
c) Surat Dakwaan Batal Demi Hukum: tidak menyebut tempus dan locus delicti, surat
dakwaan tidak jelas/kabur (obscuur libel), uraian perbuatan dalam rumusan surat
dakwaan saling bertentangan antara pasal satu dengan pasal yang lain (Biasanya
dihubungkan dengan Pasal 143 ayat (2) dan (3) KUHAP).
20. Beban Pembuktian
a) Mengenai beban pembuktian (pasal 66 KUHAP), secara implisit menyatakan bahwa
Penuntut Umumlah yang mempunyai beban pembuktian.
b) Terdakwa tidak dibebani pembuktian kecuali pada tindak pidana tertentu misanya
pada tindak pidana korupsi (pembuktian terbalik).
d) Atas dasar alasan yang sama sebagaimana huruf a, huruf b, dan huruf c diatas,
terhadap suatu putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap
dapat diajukan permintaan peninjauan kembali apabila dalam putusan itu suatu
perbuatan yang didakwakan telah dinyatakan terbukti akan tetapi tidak diikuti oleh
suatu pemidanaan.