Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki kekakyaan laut yang banyak dan beraneka ragam. Luas
perairan laut Indonesia diperkirakan sebesar 5,8 juta km 2. perairan Indonesia
merupakan daerah terkaya akan jenis-jenis ikan hias laut dibandingkan dengan
beberapa negara penghasil ikan hias lainnya. Di Indonesia terdapat lebih kurang
253 jenis ikan hias laut, diantaranya adalah kuda laut (Widodo 1998).
Kuda laut merupakan salah satu sumber hayati laut yang memiliki nilai
komersial dan telah banyak diperdagangkan terutama sebagai bahan baku obat
obatan tradisonal, ikan hias dan juga souvenir. Hal ini menyebabkan kuda laut
mempunyai nilai ekonomis yang tinggi di pasaran domestik maupun di luar
negeri. Semakin meningkatnya kebutuhan akan kuda laut, berdampak pada
eksploitasi besar besaran sehingga menyebabkan terjadinya degradasi habitat dan
bahkan menyebabkan kepunahan pada beberapa spesies yang memiliki nilai
ekonomi dan nilai hayati yang tinggi (Syafiuddin, 2010).
Salah satu komoditas perikanan laut yang bernilai ekonomis tinggi adalah
kuda laut (Hippocampus sp.) baik sebagai ikan hias maupun sebagai bahan baku
obat-obatan (Redjeki, 2002). Kuda laut selain dimanfaatkan sebagai ikan hias,
juga dimanfaatkan sebagai souvenir, dan bahan dasar obat-obatan tradisional yang
diyakini dapat mengobati beberapa penyakit (Al Qodri, 2002).
Kuda laut merupakan hewan yang unik karena bukan hanya betinanya saja
yang hamil ternyata kuda laut jantan pun dapat hamil. Kini populasi kuda laut
mulai terancam karena penangkapan yang berlrbihan. Kuda laut dimanfaatkan
manusia sebagai bahan obat-obatan di Tiongkok (Sukrama, 2011).

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui khasiat dari hewan bahari kuda laut
1.3 Manfaat
Dapat mengetahui khasiat dari hewan bahari kuda laut

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan Morfologi

Kuda laut adalah hewan yang telah mengalami evolusi sejak 40 juta tahun
lalu (Fritzhe, 1997). Digolongkan ke dalam genus Hippocampus, nama
Hippocampus berasal dari bahasa Yunani yang berarti binatang laut berbentuk
kepala kuda, ( hippos = kepala kuda ; campus = binatang laut). Kuda laut
termasuk dalam jenis ikan, dan bernafas dengan insang.
Taksonomi kuda laut menurut Burton dan Maurice (1983) adalah sebagai berikut:
Phylum

: Chordata

Subphylum

: Vertebrata

Class

: Pisces

Subclass

: Teleostomi

Order

: Gasterosteiformes

Family

: Syngnathidae

Genus

: Hippocampus

Species

: Hippocampus barbouri (Jordan & Richardson, 1908)

Kuda laut mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : tubuh agak pipih,


melengkung, permukaan kasar, seluruh tubuh terbungkus dengan semacam baju
baja yang terdiri atas lempengan-lempengan tulang atau cincin. Kepala
mempunyai mahkota dan moncong dengan mata kecil yang sama lebar. Ekor
prehensil (dapat memegang) lebih panjang dari kepala dan tubuh. Sirip dada
pendek dan lebar,sirip punggung cukup besar dan sirip ekor tidak ada. Kuda laut
jantan mempunyai kantung pengeraman yang terletak di bawah perut (Burton dan
Maurice 1983).

Gambar 1. Morfologi kuda laut


Tubuh bersegmen dan mempunyai satu sirip punggung, insang membuka
sangat kecil yang dilengkapi sepasang dada (pectoralfin), satu sirip dubur (analfin)
yang sangat kecil, sirip perut dan sirip ekor tidak ada. Ekornya dapat
mencengkram dan digunakan untuk memegang pada suatu objek. Kuda laut jantan
dilengkapi dengan kantong pengeraman (brood pouch) pada bagian bawah ekor
(Burton dan Maurice, 1983).
Menurut Simon and Schuster (1997), warna dasar kuda laut berubah- ubah
dari dominan putih menjadi kuning tanah, kadang-kadang punya bintik- bintik
atau garis terang atau gelap. Perubahan terebut secara perlahan-lahan dari ujung
ke ujung tergantung pada intensitas cahaya. Walaupun sebagian besar kuda laut
mempunyai warna kecoklat-coklatan alami, warna campuran abu-abu dan coklat

atau bahkan warna hitam agar sesuai dengan lingkungannya, ternyata kuda laut
dapat berubah warna seperti halnya bunglon selama mendekati dan meminang
pasangannya, dan juga untuk bersembunyi dari pemangsa.
2.1 Karakteristik Tingkah Kuda Laut
Al Qodri, et al (1999) menyatakan bahwa kuda laut adalah hewan diurnal
yaitu hewan yang aktif pada siang hari atau selama ada penyinaran cahaya
matahari. Pemijahan berlangsung baik pada pagi, siang atau sore hari. Pada siang
hari kuda laut melakukan semua aktivitas kehidupannya secara aktif.. Kuda laut
menggunakan matanya untuk mencari mangsa, karena kuda laut mempunyai
pandangan ganda (binocular vision). Jika kuda laut tidak mampu berpindah
dengan cepat untuk memburu mangsanya, maka kuda laut akan menggunakan
moncong mulutnya yang menyerupai pipa kecil. Dengan sekali hentakan kepala,
organisme seperti larva, plankton atau makhluk hidup lain yang ukurannya cukup
untuk masuk ke dalam mulut akan dihisap. Namum dalam 55 percobaan di
laboratorium, Hippocampus ingens telah terbukti menjadi pemakan yang suka
memilih makanan (Mann, 1998). Selain cara makan yang unik, ada fakta unik
lainnya yaitu pada umumnya kuda laut adalah monogami, Di alam, sifat
monogami dan kesetiaan pasangan pada kuda laut memberikan peran dalam
keberhasilan reproduksi kuda laut, karena kuda laut yang kehilangan pasangannya
tidak dapat bereproduksi lagi sampai menemukan kembali pasangan baru (Lourie
et al , 1999).
2.3 Jenis-Jenis Kuda Laut
Di dalam buku Saanin (1984) di sebutkan enam spesies kuda laut, yiatu
Hippocampus kuda, H. abdominalis, H. trimaculatus, H. coronatus, H.

spinosisimus, dan H. Hstrix. Namun, spesies yang ditemukan di perairan


Indonesia adalah spesies H. spinosisimus. Spesies H. kuda atau dikenal sebagai
kuda laut kuning merupakan spesies umum di perairan Indonesia. Spesies ini juga
telah dibenihkan secara terkontrol di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut
(BBPBL) Lampung (Ghufran, 2010).
2.4 Habitat dan Kebiasaan Hidup
Habitat (tempat hidup) kuda laut adalah laut dangkal di sepanjang pantai.
Perairan yang disukai kuda laut adalah yang mempunyai lamun, rumput laut, dan
terumbu karang. Didaerah tersebut, kuda laut bersembunyi dan menambatkan
dirinya dengan menggunakn ekor prehensile (Ghufran. 2010).
Jika kuda laut melepaskan diri dari pegangannya, gerakannya lamban
melayang-layang dalam posisi vertikal, tenaga pendorongnya adalah lambaian
sirip punggungnya yang kecil dan lemah, yang kadang-kadang tidak tampak jelas.
Jika terbawa arus maka kuda laut dapat hanyut dan menempuh jarak yang sangat
jauh meskipun kuda laut ini terkenal sangat malas (Ghufran, 2010).
Cara berenang kuda laut juga dipengaruhi oleh system yang sangat khusus
terkait dengan udara pada kantung renangnya. Kuda laut bergerak naik-turun di
dalam air dengan cara mengubah isi udara dalam kantung renangnya. JIka
kantung renang ini rusak dan kehilangan sedikit saja udara maka kuda laut kan
tenggelam ke dasar laut. Kecelakaan yang sedemikian dapat menyebabkan
kematian kuda laut (Ghufran, 2010).
2.5 Khasiat Kuda Laut
Kuda laut (Hippocampus) yang dalam bahasa inggris di kenal sebagai
seahorse atau oceanic seahorse adalah salah satu komoditas penting pada sektor

perikanan Indonesia. Kuda laut merupakan bahah baku obat dan sebagai ikan hias
yang dipajang di dalam akuarium, serta sebagai hiasan atau dekorasi pada lemari
dan dinding rumah setelah dikeringkan. Kuda laut di percaya sebagai obat uat bagi
kaum pria (Ghufran, 2010,).
Menurut (Redzeki, 2007), Kuda laut digunakan oleh masayarakat luas
dalam bentuk ekstrak, terutama untuk kepentingan jamu. Di masyarakat ekstrak
kuda laut banyak digunakan oleh kaum lelaki sebagai obat afrodisiak atau zat
perangsang gairah seksual, sehingga dipercaya dapat meningkatkan gairah
seksual. Berdasarkan penelitian Fitria (2000), ekstrak kuda laut berpengaruh
positif terhadap spermatogenesis dan dapat meningkatkan kualitas spermatozoa.
Hal ini menunjukkan adanya zat yang terkandung dalam kuda laut berfungsi
sebagai afrodisiak yang berpengaruh terhadap organ reproduksi. Menurut Rui et
al., (1993), senyawa aktif yang terkandung dalam kuda laut yaitu progesteron dan
taurin. Taurin berperan sebagai prekursor hormone pengatur spesifik di
hipothalamus yang mengontrol sekresi Gonadotropin Releasing Hormon (GnRH)
Sebagai obat tradisional, kuda laut digunakan untuk mengobati penyakit
kulit, peradangan serta gangguan percernaan, pernafasan, jantung dan system
peredaran darah. Pengobatan tradsional tersebut dapat dilakukan dengan beberapa
cara kuda laut terlebih dahulu dikeringkan dengan cara dijemur selama beberapa
hari, Kemudian langsung direndam dalam air panas beberapa saat dan langsung
diminum untuk mengobati penyakit dalam, seperti gangguan percernaan,
pernafasan dan jantung. Untuk mengobati penyakit luar seperti penyakit luar,
seperti penyakit kulit, Kuda laut yang telah dikeringkan dibakar hingga hangus
atau gosong, kemudian dihaluskan (menjadi abu) dan langsung ditabur pada

bagian yang diobati, atau kuda laut yang telah dihaluskan dicampur dengan
minyak kelapa selanjutnya dioleskan pada bagian yang sakit (Ghufran, 2010).

BAB III
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan

Sebagai obat tradisional, kuda laut digunakan untuk mengobati penyakit


kulit, peradangan serta gangguan percernaan, pernafasan, jantung dan system
peredaran darah. . Di masyarakat ekstrak kuda laut banyak digunakan oleh kaum
lelaki sebagai obat afrodisiak atau sebagai obat kuat.

DAFTAR PUSTAKA

Al Qodri, A.H., Sudjiharno dan P.Hartono. (1999). Rekayasa Teknologi


Pembenihan Kuda Laut (Hippocampus, spp). Ditjen Balai Budidaya
Laut.Lampung.

Burton, R dan Maurice. (1983). Sea Horse. Departement of Ichthiology.


American Museum of Natural History. America.
Kordi, M. Ghufran H. (2010). A To Z Budidaya Biota Akuatik Untuk Pangan,
Kosmetik dan Obat-Obatan. Yogyakarta: Andi Publisher. Hal. 53
Kordi, M. Ghufran H. (2010). Panduan Lengkap Budidaya Kuda Laut.
Yogyakarta : Andi Publisher. Hal. 53
Lourie, S. A., A. C. J Vincent., H. J Hall. (1999). Seahorses An Identification
Guide To The Words Species And Their Conservation. Project Seahorse.
London. UK.
Redjeki, Sri. (2007). Pemberian Copepoda Tunggal dan Kombinasi Sebagai
Pakan Alami Kuda Laut (Hippocampus kuda). Jurnal. Jurusan Ilmu
Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro
Sukrama, Udi. (2011). 50 Pembahasan Mengenai Samudra. Jakarta : PT Mapan.
Hal. 33
Syafiuddin. (2010). Studi Aspek Fisiologi Reproduksi Perkembangan Ovari dan
Pemijahan Kuda Laut (H. barbouri) dalam Wadah Budidaya. Disertasi
Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.
Widodo, J., B. Priyono dan G. Tampubulon. (1998). Potensi Penyebaran
Sumberdaya Ikan Laut Di Perairan Indonesia. Jakarta : Pusat Penelitian
dan Pengembangan Oseanologi LIPI.

KARYA ILMIAH
KIMIA BAHAN ALAM BAHARI
KUDA LAUT
(Hippocampus sp.)

DISUSUN OLEH :
ELLIYUSNORA HARAHAP
ALWAN HUSEIEN SIREGAR
ROMIAN RUMAPEA

141524041
141524042
141524043

EKA DINI WULANDARI

141524045

HENDRA GUNAWAN

141524046

NEVI HAYATI UTAMI

141524047

DESI ANGGIAT BUTAR-BUTAR

141524048

NUR AZIZAH

141524049

MAHATIR MUHAMMAD

141524050

Anda mungkin juga menyukai