Tugas B.sari Fiks
Tugas B.sari Fiks
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i
KATA PENGANTAR .............................................................................................ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................5
C. Tujuan.........................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................7
A. Definisi Amputasi........................................................................................7
B. Etiologi.........................................................................................................8
C. Manifestasi Klinis........................................................................................8
D. Jenis Amputasi.............................................................................................9
E. Pathway Amputasi.....................................................................................10
F. Teknik Anputasi ........................................................................................11
G. komplikasi..................................................................................................12
H. Pemeriksaan Penunjang.............................................................................13
I. Penatalaksanaan.........................................................................................13
J. Asuhan Keperawatan.................................................................................14
BAB III KASUS DAN PROSES KEPERAWATAN.............................................19
A.
B.
C.
D.
E.
Kasus..........................................................................................................19
Pengkajian Post Oprasi Amputasi..............................................................19
Pengelompokan Data Post Oprasi Amputasi.............................................21
Analisa Data Post Oprasi Amputasi...........................................................21
Rumusan Data Keperawatan Berdasarkan Prioritas..................................22
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................32
A. Pengkajian..................................................................................................32
B. Diagnosa Keperawatan..............................................................................35
C. Perencanaan Keperawatan.........................................................................38
BAB V PENUTUPAN
A. Kesimpulan ...............................................................................................42
B. Saran..........................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Amputasi adalah hilangnya sebagian alat gerak yang menyebabkan
ketidakmampuan seseorang untuk melakukan aktivitas dalam derajat yang
bervariasi, tergantung dari bagianmana alat gerak yang hilang, usia, dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Amputasi
Amputasi berasal dari kata amputare yang berarti pancung.
Amputasi adalah penghilangan satu atau lebih bagian tubuh dan bisa
sebagai akibat dari malapetaka atau bencana alam, belum pernah terjadi
sebelumnya, seperti kecelakaan, gempa dengan intensitas kuat, terorisme
dan perang, atau dilakukan karena alasan medis dengan motif untuk
meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup pasien.
Tindakan ini merupakan tindakan yang dilakukan dalam kondisi
pilihan terakhir apabila masalah organ yang terjadi pada ekstremitas sudah
tidak mungkin dapat diperbaiki dengan menggunakan teknik lain, atau
apabila kondisi organ dapat membahayakan keselamatan tubuh klien
secara utuh atau merusak organ tubuh yang lain (Demet K, 2003, Glass,
Vincent, 2004).
Amputasi merupakan tindakan yang melibatkan beberapa sistem
tubuh seperti sistem integumen, sistem persarafan, sistem muskuloskeletal
dan sistem cardiovaskuler. Lebih lanjut amputasi dapat menimbulkan
masalah psikologis bagi klien atau keluarga berupa penurunan citra diri
dan penurunan produktifitas (Wahid, 2013).
Amputasi ekstremitas bawah adalah prosedur pembedahan yang
dihasilkan dari sebuah kondisi medis yang serius seperti diabetes, trauma
Amputasi
B. Etiologi
Menurut Muttaqin dan Sari (2009) berbagai kondisi kaki yang
dapat menyebabkan amputasi, meliputi:
1. Kondisi fraktur multipel pada ekstermitas bawah yang tidak
mungkin dapat diperbaiki
2. Keadaan kehancuran jaringan lunak luas yang tidak mungkin
diperbaiki
3. Kondisi penyakit vaskular perifer progresif (sering sebagai gejala
sisa diabetes mellitus)
4. Infeksi yang berat atau beresiko terjadi sepsis
5. Adanya tumor keganasan pada ektermitas bawah yang tidak
mungkin diterapi secara konservatif
6. Deformitas organ kongenital
C. Manifestasi Klinis
1. Kehilangan anggota gerak (ektremitas atas atau bawah)
2. Nyeri pada bagian yang diamputasi yang berasal dari neuroma ujung
saraf yang dekat dengan permukaan.
3. Edema yang apabila tidak ditangani menyebabkan hiperplasia varikosa
dengan Keronitis.
E. Pathway Amputasi
Trauma/Injury
Fraktur multipel,combustion
Kerusakan Jaringan ekstremitas
Yang tidak mungkin diperbaiki
Atau disembuhkan
Infeksi,DM,Hipertensi,dsb
Kerusakan Pembuluh Kapiler
Penurunan Suplai O2
dan nutrisi ke jaringan
Proliferasi Sel
Proliferasi sel
Tumor Maligna
TumorTumor
Ganas Maligna
di
ekstremitas
atas/bawah
8
Tumor Ganas di
ekstremitas atas/bawah
Iskemik
Nekrosis
Terbentuknya Gangren
AmputasiBedah
F. Teknik Amputasi
Menurut Smeltzer & Brenda G. Bare (2002) proses amputasi
daapat dilakukan menjadi dua cara yaitu :
1. Amputasi Terbuka ( Guillotine )
Amputasi terbuka dilakukan pada klien dengan infeksi yang
mengembang. Bentuknya benar-benar terbuka dan dipasang
drainase agar lebih bersih dan luka dapat ditutup setelah tidak
terinfeksi. Operasi dilakukan hanya satu kali. Penanganan post
operasi yakni pembalutan rigid dan pemasangan prosthesis
sementara. Kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi antara lain:
a. Hematoma
b. Infeksi
c. Nekrosis
d. Kontraktur
e. Neuroma
f. Sensasi phantom
2. Amputasi Tertutup ( Definitive Amputation )
Pada amputasi tertutup ini kulit tepi ditarik pada atas ujung
tulang dan dijapit pada daerah yang di amputasi, tidak semua
amputasi di operasi dengan terencana. Klasifikasi yang ada karena
trauma amputasi. Amputasi tertutup dibagi menjadi dua:
a. Definitive end-bearing amputation
Digunakan pada level dimana menyebabkan beban tubuh
bertumpu ujung stump.
b. Definitive non-end-bearing amputation. Beban tubuh tidak
bertumpu pada ujung stump.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada teknikini antara
lain :
1) Penggunaan
2) Torniket
Sangat membantu (kecuali pada tungkai yang iskemik)
3) Level Amputasi
Berhubungan dengan prosthesis yang tersedia (dulu)
4) Flap dari kulit
Penting disbanding dengan level amputasi
5) Otot
Otot-otot dipotong kurang lebih 5 cm distal dari level tulang
yang diamputasi
6) Syaraf
Ahli bedah yang terbaik yang telah melakukan operasi setelah
dibebaskan dari jaringan sekitar, syaraf ditarik ke distal &
dipotong.
7) Pembuluh Darah
Dipisahkan kemudian diligasin dua kali
8) Tulang
Tonjolan tulang yang tidak dapat tertutup jaringan lunak sekitar
harus direseksi
9) Penggunaan Drain
G. Komplikasi
Komplikasi amputasi meliputi :
1.
2.
3.
4.
Perdarahan,
Infeksi,
Syok,
Sepsis, dan kerusakan kulit.
10
11
KEGIATAN
Integumen :
hidrasi.
Lokasi amputasi
12
Cardiac reserve
Pembuluh darah
fungsi jantung.
Mengkaji kemungkinan atherosklerosis melalui penilaian
Sistem Respirasi
Sistem Urinari
Sistem Neurologis
Sistem Mukuloskeletal
13
14
15
16
BAB III
KASUS DAN PROSES KEPERAWATAN
A. Kasus
Pasien Ny.S datang ke Rumah Sakit pada tanggal 25 September 2016 karena
mengalami kesakitan pada ibu jari kaki kanan, menghitam, dan berbau. Dan pada
tanggal 26 September 2016 pasien dilakukan tindakan operasi amputasi pada ibu jari
kaki kanan.
Dari pengkajian hari pertama setelah dilakukan tindakan operasi amputasi
Klien merasakan nyeri pada ibu jari kaki kanan tepat pada lokasi yang telah di
amputasi, nyeri sering timbul sehingga mengganggu ketenangan pasien. Dari hasil
pemeriksaan didapatkan suhu tubuh 37oC, tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 82
x/menit, pernapasan 22 x/menit. Berat badan 60 kg, tinggi badan 160 cm, skala nyeri
5 dari 10.
B. Pengkajian Post Operasi Amputasi
1. Data Dasar
a. Identitas Pasien
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
Diagnosa Medis
No. RM.
Tanggal Masuk RS.
b. Penanggung Jawab
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Hubungan Dengan Pasien
Pekerjaan
Alamat
c. Riwayat Kesehatan
1) Faktor Presipitasi
Post orif pinning
2) Faktor Predisposisi
Diabetes Mellitus
: Ny.S
: 50 tahun
: Perempuan
: Islam
: SD
: Ibu Rumah Tangga
: Tegalrejo Yogyakarta
: Diabetes Mellitus Post Amputasi
: xxxxxxxxx
: 25 September 2016
: Tn.P
: 55 tahun
: laki laki
: Suami
: Pegawai Negeri
: Tegalrejo Yogyakarta
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri kaku dan pegal skala 5 pada jari jari 2,3,4,5 kaki
kanan, nyeri selalu dirasakan, nyeri datang karena efek dari anastesi. Pasien
selalu terlihat melakukan latihan gerak aktif pada jari-jarinya.
b. Pemeriksaan fisik
1) Status gizi
BB
: 60 kg
TB
: 160 cm
IMT
: 60 / (1,6)2 = 60 / 2,56= 23 (Normal)
c. Pemeriksaan chepalo caudal
1) Ekstremitas
Terpasang infuse RL makro 20 tpm sejak 25 September 2016 pada tangan
kiri. Kondisi tempat tusukan baik, tidak ada terjadi phlebitis, balutan
bersih, terdapat luka di ibu jari kaki kanan post amputasi hari pertama.
d. Terapi
1) Infus RL makro 20 tpm pada tangan kiri sejak tanggal 25 September 2016.
2) Diit DM II 1500 kkal
3) Injeksi Ceftriaxone 1 gr / 12 jam (08.00 dan 20.00) melalui intravena
4) Injeksi Ketorolac 30 mg / 8 jam (08.00, 16.00, 24.00) melalui intravena
5) Injeksi Insulin Novorapid
a) 15 menit sebelum makan pagi 8 unit melalui subcutan
b) 15 menit sebelum makan siang 8 unit melalui subcutan
c) 15 menit sebelum makan sore 8 unit melalui subcutan
6) Injeksi Ranitidin 50 mg / 12 jam (08.00 dan 20.00) melalui intravena
C. PENGELOMPOKKAN DATA POST OPERASI AMPUTASI
Data subjektif
1. Pasien mengatan nyeri kaku dan
Data Objektif
1. Pasien terlihat selalu melakukan
pegal sekala 5
P : Post anastesi
Q : Pegal & kaku
R : pada jari-jari 2, 3, 4, 5 kaki kanan
S : Skala 5
T : nyeri selalu dirasakan
Etiologi
Agen Cedera Fisik
Problem
Nyeri Akut
P : post anastesi
Q : pegal dan kaku
R : pada jari-jari 2, 3, 4, 5, kaki
kanan
S : skala 5
T : nyeri slalu dirasakan
DS :
Pasien terlihat selalu melakukan
latihan gerak aktif pada jarijarinya.
DS : -
Masuknya Mikroorganisme
Resiko Infeksi
DO :
a. Terpasang infus RL 20 tpm di
tangan kiri sejak tanggal 25
September 2016
b. Terdapat luka di ibu jari kaki
kanan post amputasi hari
pertama.
20
Tujuan
Perencanaan
Intervensi
Rasional
No
Diagnosa Keperawatan
1.
NOC : Kontrol
Tgl 26 September
07.30 WIB
Nyeri
Nyeri
Tgl 26 September
ditandai dengan :
WIB
WIB
DS :
Setelah dilakukan
1. Kaji nyeri
tindakan
pasien (lokasi,
keperawatan selama
karakteristik,
durasi, waktu,
Q : berdeyut
kriteria hasil :
S : skala 5
T : sering
1. Pasien
mengatakan
nyeri
berkurang
2. Skala nyeri 1
atau hilang
3. Ekspresi
skala)
2. Berikan posisi
yang nyaman
dengan
memposisikan
Implementasi
1. Menanyakan
Evaluasi
S : pasien mengatakan
keseluruhan
pasien tentang
sekala nyeri 5
P : post amputasi hari
nyeri yang
pertama
dirasakan.
Q : berdenyut
(Danti)
luka pada
tempat yang
kaki kanan
datar
3. Kelola
(Danti)
Jam 07.45 WIB
21
wajah rileks
pemberian
analgesik
keterolak 30
S : pasien mengatakan
Jam 07.40 WIB
2. Memposisikan
tidak di gerakkan
mg/ 8
luka yang
jam(08.00,
menyebabkan
16.00, 20.00)
(Rahma)
dan batasi
gerakkan
S:pasien mengatakan
(Rahma)
O : Pasien meringis
kesakitan
(Wahyu)
ketorolac
30mg/8jam
(jam08.00) melalui
intravena
S : Pasien mengatakan
(Wahyu)
22
Jam 14.00
S : Pasien mengatakan
nyeri berkurang
setelah diberikan
obat
P : Post amputasi hari
pertama
Q : berdenyut
R : Ibu jari kaki kanan
S : skala 4
T : hilang timbul
O : - Pasien masih
terlihat menahan nyeri
- Injeksi Analgetik
ketorolac
30mg/8jam masuk
jam 08.00
pagi,melalui
intravena
A : Nyeri akut
teratasi sebagian
P : 1. Kaji nyeri
23
pasien(lokasi,karat
eristik, durasi,
skala, waktu,
skala)
2.Ajarkan
dan
edukasikan
persiapan pre
operasi
amputasi dan
penanganan
nyeri post
operasi
amputasi
3. Kelola
pemberian
ketorolak
30mg/8jam
(08.00,16.00,
20.00)
melalui
intravena
24
(Wahyu)
Perencanaan
No
Diagnosa
Implementasi
Evaluasi
Keperawatan
Tujuan
Intervensi
NOC :Keparahan
NIC : Kontrol
Tanggal 26
Tanggal 26 September
Tanggal 26 September
07.30 wib
Infeksi
Infeksi
September 2016
Tanggal 26
Tanggal 26
1. Memberikan
S : pasien mengatakan
berhubungan dengan
masuknya mikroorganisme
ditandai dengan :
dilakukan tindakan
Wib
keperawatan selama
1. Observasi
DS :
3 x 24 jam infeksi
tanda tanda
DO:
infeksi
Rasional
1. Mencegah
injeksi ceftriaxon
timbul luka
baru dan
08.00) melalui
memperparah
intravena
luka
2. Panas adalah
salah satu
(Maivi)
(Maivi)
kriteria hasil :
1. Tidak ada tanda
tanda infeksi
seperti kalor,
rubor, tumor,
dolor dan
fungsiolesa
tumor ,
dolor
fungsiolesa
2. Ukur suhu
tubuh
tanda infeksi
3. Perawatan
luka untuk
mencegah
infeksi
4. Deteksi dini
adanya infeksi
S:-
tanda infeksi
kalor, rubor,
tumor,
3. Lakukan
lalu
c. Pasien terlihat rilex
kalor, rubor,
2. Pasien mengerti
tanda tanda
infeksi
3. Suhu tubuh
dalam rentang
normal (35,5o C
37,4o C
P :
1. Anjurkan pasien
perawatan
luka dengan
2.
nacl 0,9 %
4. Edukasikan
dalam
tentang
tanda tanda
3.
infeksi
meraasakan nyeri
Imobilisasikan
luka post operasi
agar tidak
4.
menambah nyeri
Pasien
diperbolehkan
pulang
Jam 12.45WIB
S:
26
pasien
a.
Pasien
melakukan
mengatakan
napas dalam
mengerti dan
sudah bisa
post operasi
melakukan nafas
amputasi
dalam
terasa nyeri,
secarabenar
3. Pasien
dan anjurkan
mengatakan akan
minum obat
teratur minum
anti nyeri
obat
sesuai yang
dianjurkan.
(Danti)
(Danti)
S
: Pasien
28
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah dilakukan tindakan keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan
selama 3 hari, mulai tanggal 26 September sampai 29 September 2016, didapatkan hasil
pengkajian sampai pada pendokumentasian. Pada pembahasan kasus ini, penulis mengacu
pada proses keperawatanmulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan dan
evaluasi keperawatan sekaligus pendokumentasianya, dengan mebandingkan antara teori
secara ilmiah dan dengan kasus nyata dan hambatan-hambatan dalam asuhan keperawatan
pada pasien Ny. S dengan Diabetes Mellitus Post Amputasi. Pembahasan pada kasus ini
meliputi :
A. Pengkajian
Menurut Harmand (2012-2014), pengkajian merupakan pendekatan yang bertujuan
untuk mengumpulkan informasi atau data tentang pasien secara menyeluruh baik bio,
psiko, sosial dan spiritual. Data diperoleh dari pasien, keluarga pasien, petugas kesehatan,
dan rekam medis pasien dengan menggunakan metode anamnesis, observasi, pemeriksaan
fisik dan studi dokumentasi. Pengkajian keperawatan terdiriatas data subjektif dari
seseorang atau kelompok dan data objektifdari pemeriksaan diagnostik dan sumber lain.
Dari hasil pengkajian tanggal 26 September 2016 terdapat kesenjangan data antara
teori dengan kasus yang ada.
1. Manifestasi Klinis menurut Brooker, Cristine (2001) adalah:
a. Kehilangan anggota gerak (ektremitas atas atau bawah)
b. Nyeri pada bagian yang diamputasi yang berasal dari neuroma ujung saraf yang
dekat dengan permukaan.
c. Edema yang apabila tidak ditangani menyebabkan hiperplasia varikosa dengan
d.
e.
f.
g.
Keronitis.
Dermatitis pada tempat tekanan ditemukan kista (epidermal atau aterom)
Busitis (terbentuk bursa tekanan antara penonjolan tulang dan kulit)
Bila kebersihan kulit diabaikan terjadi folikulitis dan furunkulitis.
Sedih dan harga diri rendah (self esteem) dan diikuti proses kehilangan (grieving
process)
1) Data yang ada pada teori dan ada pada kasus
a) Kehilangan anggota gerak (ekstremitas atas atau bawah)
Menurut Pinson dan Asanti (2010), kelemahan anggota gerak
disebabkan oleh gangguan pembuluh datah otak yang memberikan
pasokan darah ke lobus frontal dan pariental akan memberikan gejala
kelemahan anggota gerak dan gangguan rasa.
29
kerusakan jaringan yang actual atau potensial atau yang dirasakan dalam
kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan.
Pada pengkajian post operasi H1, pasien mengatakan nyeri pada
jari-jari ke 2, 3, 4, 5 kaki kanan post anastesi. Pasien mengatakan nyeri
pegal dan kaku setelah keluar dari ruang operasi. Pasien terlihat
melakukan latihan gerak aktif pada jari-jari ke 2, 3, 4, 5 kaki kanan.
B. Diagnosa Keperawatan
Menurut Rohmah dan Saiful (2010), Diagnosa keperawatan adalah penilaian
klinis tentang respon individu, keluarga, komunitas, terhadap masalah kesehatan atau
proses kehidupan actual ataupun potensial sebagai dasar pemilihan intervensi
keperawatan untuk mencapai hasil dimana perawat harus beratanggung jawab.
Dianosa keperawatan adalah pernyataan jelas, singkat, dan pasti tentang status
masalah kesehatan pasien baik bersifat akurat maupun potensial yang dapat diatasi
melalui tindakan keperawatan. Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan:
P : Problem adalah pernyataan singkat yang menunjukkan masalah actual dan resiko
kesehatan.
E : Etiologi adalah ungkapan singkat tentang kemungkinan penyebab resiko pada
masalah actual / masalah resiko pasien.
1. Patofisiologi, yaitu semua proses penyakit yang dapat menimbulkan tanda dan
gejala yang menjadi penyebab timbulnya masalah keperawatan.
2. Situasional, yaitu situasional personal (berhubungan dengan klien sebagai
individu), environtment (berhubungan dengan lingkungan yang berinteraksi
dengan klien)
3. Medication Treatment, yaitu pengobatan atau tindakan yang diberikan yang
memungkinkan terjadinya efek yang tidak menyenangkan yang dapat
diantisipasi atau dicegah dengan tindakan keperawatan.
4. Maturasional, yaitu tingkat atau kematangan atau kedewasaan klien, dalam hal
ini berhubungan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan.
S : Sign / Sympthom adalah pernyataan khusus tentang perilaku reaksi pasien
sesuai dengan keadaan pasien terhadap masalah tindakan keperawatan dan
managementnya.
32
bakteri, protozoa atau parasit lain) dari sumber-sumber eksternal, sumbersumber eksogen atau endogen.
Menurut Hermand (2012-2014), resiko infeksi adalah mengalami
peningkatan resiko terserang organism patogenik.
Menurut Perry (2005), respon terhadap cidera / infeksi pada tubuh adalah
inflamasi. Peradangan adalah reaksi pencegahan seluler dan vaskuler yang
menetralisasi pathogen dan memperbaiki sel tubuh. Periode inkubasi
masuknya pathogen kedalam tubuh sampai muncul gejala pertama (kalor,
dolor, rubor, tumor, fungsiolesa) tergantung dari ketahanan individu
(kekebalan tubuh) dari pathogen yang lamanya bisa berlangsung 3 hari. Dan
juga ditentukan oleh peningkatan angka leukosit yang normalnya 5000 sampai
10.000/mm3.
Diagnosa keperawatan resiko infeksi ini muncul karena pada saat
pengkajian pada tanggal 26 September 2016 diperoleh data sebagai berikut :
Terpasang Infus RL 20 tpm ditangan kiri sejak tanggal 25 September 2016
terdapat luka di ibu jari kaki kanan post amputasi hari 1.
3) Diagnosa keperawatan yang ada dalam teori tetapi tidak ada dalam kasus
a) Gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan citra tubuh sekunder
terhadap amputasi
Menurut Natawijaya (2000) konsep diri adalah persepsi individu
tentang dirinya, kemampuan dan ketidakmampuan, tabiatnya, harga dirinya,
dan hubungannya dengan oranglain.
Pada kasus Ny.S tidak mengalami gangguan dalam konsep dirinya, hal ini
dibuktikan dengan pasien yakin untuk menjalani operasi amputasi agar
lukanya cepat sembuh.
b) Resiko tinggi terhadap komplikasi : Infeksi, hemoragi, kontraktur, emboli
lemak berhubungan dengan amputasi.
Menurut ahli besar bahasa Indonesia (2008) komplikasi adalah suatu
penyakit baru yang timbul sebagai tambahan penyakit yang sudah ada.
Pada pengkajian post operasi H1 tidak didapatkan tanda-tanda adanya
komplikasi dari tindakan amputasi seperti infeksi, hemoragi, kontraktur,
emboli lemak. Pada H1 post operasi amputasi balutan perban belum dibuka
dan masih bersih dan tidak terjadi infeksi.
C. Perencanaan Keperawatan
34
rasa nyeri.
b) Intervensi yang ada di teori tetapi tidak muncul di kasus :
Tidak Ada
c) Intervensi yang tidak ada di kasus tetapi muncul di teori :
Tidak Ada
b. Resiko infeksi berhubungan degan masuknya mikroorganisme
Penulis merencanakan resiko infeksi dapat dicegah dalam waktu 3x 24
jam karena di dalam pencegahan berkembangnya bakteri atau perluasan resiko
infeksi dibutuhkan antibiotik yang harus dilakukan secara berkesinambungan
supaya bakteri tidak semakin banyak. Dosis dan waktu pemberian antibiotik
harus dilakukan secara tepat pada jam yang sudah ditentukan menurut waktu
paruh yang sudah di tentuka. Dalam waktu ini yang telah direncanakan tersebut
diharapkan dapat meminimalkan terjadinya perluasan infeksi semakin parah.
Selama dilakukan tindakan keperawatan 3x 24 jam, resiko infeksi
berhubungan dengan masuknya mikroorganisme dapat teratasi dengan kriteria
hasil :
1) Tidak ada tanda-tanda infeksi seperti kalor, rubor, tumor, dolor, dan
fungsiolesa
2) Pasien mengerti tanda-tanda infeksi
3) Suhu tubuh dalam rentan normal (35,50C-37,40C)
4) Tidak terpasang infuse
Intervensi :
36
a) Intervensi yang ada di teori dan ada di kasus (menurut Nurarif dan Kusuma,
2013) :
- Observasi tanda-tanda infeksi kalor, rubor, dolor, tumor, fungsiolesa
Hal ini dilakukan untuk mengkaji adanya infeksi, sebagai tindakan
-
dari luar.
Lakukan perawatan luka
Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya perluasan luka dan
terjadinya infeksi.
Edukasikan tentang tanda-tanda infeksi seperti kalor, rubor, dolor,
tumor, fungsiolesa
Hal ini dilakukan untuk memberikan pengetahuan kepada pasien dan
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
37
DAFTAR PUSTAKA
Helmi, Zairin. 2012. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
38
Muttaqin, A. 2012. Buku Saku Gangguan Muskuloskeletal Aplikasi pada Praktek Klinik
Keperawatan. Jakarta: EGC
Nurarif & Kusuma. 2013. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis
& NANDA NIC NOC. Yogyakarta : Media action.
39
40