Anda di halaman 1dari 6

Air memegang peranan penting di dalam kehidupan manusia dan juga

makhluk hidup lainnya. Oleh manusia air dipergunakan untuk minum,


memasak, mencuci dan mandi. Di samping itu air juga banyak diperlukan
untuk mengairi sawah, ladang, industri, dan masih banyak lagi. Air
permukaan adalah air yang terkumpul di atas tanah atau mata air
,sungai,danau,lahan basah,atau laut.Air permukaan berhubungan dengan air
di bawah tanah atau atmosfer . Pembentukan air di bawah tanah mengikuti siklus
peredaran air di bumi yang disebut daur hidrologi, yaitu proses alamiah yang berlangsung
pada air di alam yang mengalami perpindahan tempat secara berurutan dan terus menerus
(Kodoatie, 2012).
Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur, atau komponen lainnya kedalam air
sehingga menyebabkan kualitas air terganggu. Kualitas air yang terganggu ditandai dengan
perubahan bau, rasa, dan warna. Pencemaran air permukaan terjadi karena polutan yang masuk ke
dalam badan perairan melebihi kemampuan alaminya untuk memindahkan dan mengencerkan zat
tersebut.
Sungai Citarum di Jawa Barat, Indonesia adalah salah satu dari sungai yang
paling tercemar
di negara ini. Sungai Citarum memiliki peran penting dalam pembangunan
ekonomi, tidak
hanya bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya tetapi juga bagi mereka
yang tinggal
ribuan km jauhnya disana. Citarum merupakan sumber pasokan air minum
bagi Provinsi
padat penduduk Jawa Barat dan Ibukota Jakarta.
Pada permukaan air di sungai Citarum telah terkontaminasi bahan-bahan
kimia berbahaya dan beracun industri dibuktikan oleh sejumlah penelitian
sehingga sungai Citarum sudah tercemar dan kualitas airnya sudah berubah
sehingga tidak dapat di gunakan lagi fungsinya. Perhatian utama diberikan
pada bahan kimia beracun yang ditemukan di sungai, yaitu logam berat Hasil
studi terdahulu menunjukkan bahwa Sungai Citarum, termasuk di dalamnya
tiga waduk kaskade yang dibendung dari aliran Sungai Citarum, menghadapi
masalah serius
terkait pencemaran dan penurunan daya dukung lingkungannya. Sumber
pencemar utama
diketahui berasal dari aktivitas industri dan domestik. Telah diketahui bahwa
sektor
industri manufaktur memberikan kontribusi terbesar bagi pembangunan di
Jawa Barat.
Faktanya, terdapat sekitar 60% industri pengolahan di Jawa Barat yang
keberadaannya
juga berimplikasi pada terjadinya gangguan sistem hidrologi 9. Logam berat
merupakan elemen yang tidak dapat terurai (persisten) .
Hasil studi terdahulu menunjukkan bahwa Sungai Citarum, termasuk di
dalamnya tiga
waduk kaskade yang dibendung dari aliran Sungai Citarum, menghadapi
masalah serius
terkait pencemaran dan penurunan daya dukung lingkungannya. Sumber
pencemar utama
diketahui berasal dari aktivitas industri dan domestik 8. Telah diketahui bahwa
sektor

industri manufaktur memberikan kontribusi terbesar bagi pembangunan di


Jawa Barat.
Faktanya, terdapat sekitar 60% industri pengolahan di Jawa Barat yang
keberadaannya
juga berimplikasi pada terjadinya gangguan sistem hidrologi 9. Adapun fakta
yang
menunjukkan adanya kontaminasi limbah berbahaya industri telah dibuktikan
oleh
sejumlah studi eksperimental. Survei terdahulu menginformasikan bahwa
jenis-jenis
industri utama yang berada di Daerah Aliran Sungai Citarum antara lain
industri tekstil,
industri penyamakan kulit, industri makanan, dan industri elektroplating 10.
Hal yang
menjadi fokus perhatian dalam pengelolaan kualitas air sungai citarum
adalah masuknya
bahan kimia dari aktivitas industri ke badan air sungai, misalnya logam berat.
Hal ini
dikarenakan logam berat merupakan elemen yang sulit terdegradasi dan
dapat
terakumulasi dalam makhluk hidup melalui rantai makanan (bioakumulasi),
dengan efek
jangka panjang yang merugikan pada organisme hidup11.
Sedangkan dalam konteks bahan kimia beracun, kontaminan utama yang
mempengaruhi
kualitas air Sungai Citarum adalah limbah yang berasal dari kegiatan industri
(logam dan
senyawa non-logam), pertanian (pupuk sintetis dan pestisida), jasa (minyak
dan logam)
dan domestik (deterjen, logam, plastik). Pada daerah hulu sungai yang
didominasi oleh
aktivitas pertanian, kandungan DDT dalam badan air terdeteksi dalam kadar
yang tinggi,
meskipun larangan menggunakan DDT dalam kegiatan pertanian sudah
diatur oleh
hukum12. Berbeda dengan pencemaran yang dialami oleh area yang berada
di bawah hulu
Sungai Citarum dan area di sekitar Kota Majalaya, dimana terdapat kurang
lebih sekitar
800 pabrik tekstil beroperasi di kedua wilayah tersebut, dan tingkatan
konsentrasi bahan
pencemar dari berbagai jenis polutan nilainya lebih tinggi dari standar normal
(ambang
batas pencemaran). Hasil Investigasi terdahulu di Waduk Saguling pada
tahun 1997
mengungkapkan fakta bahwa konsentrasi logam berat seperti kadmium (Cd),
tembaga
(Cu), nikel (Ni), dan timbal (Pb) ditemukan berada dalam konsentrasi yang
tinggi dalam
dua spesies ikan yang biasa dikonsumsi masyarakat, yakni spesies
Oreochromis nilotica dan

Pemupukan tanah persawahan atau ladang dengan pupuk buatan, kemudian masuk ke perairan
akan menyebabkan pertumbuhan tumbuhan air yang tidak terkendali yang disebut eutrofikasi atau
blooming. Beberapa jenis tumbuhan seperti alga, paku air, dan eceng gondok akan tumbuh subur
dan menutupi permukaan perairan sehingga cahaya matahari tidak menembus sampai dasar
perairan. Akibatnya, tumbuhan yang ada di bawah permukaan tidak dapat berfotosintesis
sehingga kadar oksigen yang terlarut di dalam air menjadi berkurang. Bahan-bahan kimia lain,
seperti pestisida atau DDT (Dikloro Difenil Trikloroetana) yang sering digunakan oleh petani
untuk memberantas hama tanaman juga dapat berakibat buruk terhadap tanaman dan organisme
lainnya. Apabila di dalam ekosistem perairan terjadi pencemaran DDT atau pestisida, akan terjadi
aliran DDT.
Ditinjau dari asal polutan dan sumber pencemarannya, pencemaran air dapat dibedakan
antara lain : 1. Limbah Pertanian Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida
atau pupuk organik. Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati
kemudian dimakan hewan atau manusia, orang yang memakannya akan keracunan. Untuk
mencegahnya, upayakan agar memilih insektisida yang berspektrum sempit (khusus membunuh
hewan sasaran) serta bersifat biodegradabel (dapat terurai oleh mikroba) dan melakukan
penyemprotan sesuai dengan aturan. Jangan membuang sisa obet ke sungai. Sedangkan pupuk
organik yang larut dalam air dapat menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi). Karena air kaya
nutrisi, ganggang dan tumbuhan air tumbuh subur (blooming). Hal yang demikian akan
mengancam kelestarian bendungan. bemdungan akan cepat dangkal dan biota air akan mati
karenanya.

Eutrofikasi merupakan kondisi dimana suatu perairan mengandung nutrien berlebih.


Sebenarnya eutrofikasi ini merupakan proses alamiah yang dapat terjadi di perairan
dan prosesnya membutuhkan waktu yang sangat lama. Namun, manusia dengan
segala aktifitasnya yang tidak memperdulikan lingkungan menyebabkan perairan
tercemar sehingga mempercepat proses eutrofikasi ini.
Faktor utama penyebab eutrofikasi adalah fosfat yang sangat banyak akibat
limbah. Ini dikenali dengan air yang keruh kehijauan dan bau yang tidak sedap.
Fosfat inilah yang disinyalir menyebabkan tumbuhan air dan fitoplankton mengalami
pertumbuhan dan perkembangbiakan yang sangat cepat (blooming). Banyaknya
tanaman air dan fitoplankton ini membuat kebutuhan oksigen terlarut (BOD) dalam
air meningkat sekaligus menurunkan kandungan oksigen terlarut (DO) secara drastis
bahkan bisa mencapai nol.
Meutia,Hilda. AHMAD ASHOV BIRRY.2012. Bahan Beracun Lepas Kendali,
GREENPEACE ASIA TENGGARA mWALHI JAWA BARAT
eferensi

Zam-zam, 2009. Dampak Pencemaran Air Bagi Manusia dan Lingkungan


http://www.airminumisiulang.com
diakses pada tanggal 8 maret 2010
Roemarcerdaz, 2008. Sampah, sisi lain Jakarta
http://lingkungan.infogue.com/sampah_sisi_lain_jakarta
diakses pada tanggal 8 maret 2010
Rachman, purnama, 2008. Bumi kita

http://www. lightbluepuyz.wordpress.com
diakses pada tanggal 8 maret 2010

Pupuk dan pestisida biasa digunakan para petani untuk merawat tanamannya. Namun
pemakaian pupuk dan pestisida yang berlebihan dapat mencemari air.
Limbah pestisida mempunyai aktifitas dalam jangka waktu yang lama dan ketika
terbawa aliran air keluar dari daerah pertanian, dapat mematikan hewan yang bukan
sasaran seperti ikan, udang dan hewan air lainnya. Pestisida mempunyai sifat relatif
tidak larut dalam air, tetapi mudah larut dan cenderung konsentrasinya meningkat
dalam lemak dan sel-sel tubuh mahluk hidup disebut Biological Magnification, sehingga
apabila masuk dalam rantai makanan konsentrasinya makin tinggi dan yang tertinggi
adalah pada konsumen puncak (tingkat trofik tertinggi).
Bila terjadi pencemaran di air, maka terjadi akumulasi zat pencemar pada tubuh
organisme air. Akumulasi pencemar ini semakin meningkat pada organisme pemangsa
yang lebih besar.
Untuk memantau pencemaran air sungai digunakan kombinasi parameter fisika, kimia dan
biologi. Tapi yang sering digunakan hanya parameter fisika seperti temperatur, warna, bau,
rasa dan kekeruhan air, ataupun parameter kimia seperti : partikel terlarut, kebutuhan oksigen
biokimia ( BOD ), partikel tersuspensi ( SS ), amonia ( NH3 ).
Bahan-bahan polutan bagi pencemaran air dalam bentuk pencemar fisika, kimiawi dan
biologis dibagi menjadi 8 kelompok yaitu :
a. Agen penyebab penyakit (bakteri, virus, protozoa, parasit).
b. Limbah penghabis oksida (limbah rumah tangga, kotoran hewan dan manusia, bahan
organik dan sebagainya).
c. Bahan kimia yang larut dalam air (asam, garam, logam beracun dan senyawa lain).
d. Pupuk anorganik (garam nitrat dan fosfat yang terlarut).
e. Bahan kimia organik (minyak, bensin, plastik, pestisida). Bahan sedimen atau suspensi
(partikel tanah, pasir dan bahan anorganik lain yang melayang dalam air).
g. Bahan-bahan radioaktif
h. Panas
Zat-zat organik akan mengalami pembusukan menghasilkan senyawa-senyawa lain yang
beracun, menurunkan kadar oksigen terlarut, meningkatkan suhu dan menurunkan keasaman
(PH), warna air akan berubah menjadi coklat kehitaman dan apabila oksigen benar-benar
habis akan mengeluarkan bau busuk yang menyengat.
Benda-benda yang dapat menyebabkan turun atau rusaknya kualitas air berasal dari bendabenda yang berbentuk gas adalah sebagai berikut :
a). Gas Oksigen (O ) atau zat asam; diperlukan untk makhluk hidup yang berada di udara,
daratan maupun di dalam air.
b). Gas lain dalam air (CO , CO, H S): Gas CO terbentuk karena proses pembakaran bahanbahan minyak, batu bara dan lain-lain kurang sempurna, gas CO yang berada di udara dalam
jumlah besar dapat menyebabkan kematian, air tidak terdapat CO, H S terjadi pada proses
pembusukan zat-zat organik, penyebab bau busuk.
Ciri-ciri Pencemaran

Air yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-zat kimia atau
mineral terutama oleh zat-zat atau mineral yang berbahaya bagi kesehatan. Adapun beberapa
indikator bahwa air sungai telah tercemar adalah sebagai berikut:
a. Adanya perubahan suhu air. Air yang panas apabila langsung dibuang ke lingkungan akan
mengganggu kehidupan hewan air dan mikroorganisme lainnya.
b. Adanya perubahan pH atau konsentrasi ion Hidrogen. Air normal yang memenuhi syarat
untuk suatu kehidupan mempunyai berkisar pH berkisar antara 6,5 7,5.
c. Adanya perubahan warna, bau dan rasa air. Air dalam keadaan normal dan bersih pada
umumnya tidak akan berwarna, sehingga tampak bening dan jernih, tetapi hal itu tidak
berlaku mutlak, seringkali zat-zat beracun justru terdapat pada bahan buangan industri yang
tidak mengakibatkan perubahan warna pada air. Timbulnya bau pada air lingkungan secara
mutlak dapat dipakai sebagai salah satu tanda terjadinya pencemaran. Apabila air memiliki
rasa berarti telah terjadi penambahan material pada air dan mengubah konsentrasi ion
Hidrogen dan pH air.
d. Timbulnya endapan, koloidal, bahan terlarut. Bahan buangan yang berbentuk padat,
sebelum sampai ke dasar sungai akan melayang di dalam air besama koloidal, sehingga
menghalangi masuknya sinar matahari ke dalam lapisan air. Padahal sinar matahari sangat
diperlukan oleh mikroorganisme untuk melakukan fotosintesis.
e. Adanya mikroorganisme. Mikroorganisme sangat berperan dalam proses degradasi bahan
buangan dari limbah industri ataupun domestik. Bila bahan buangan yang harus didegradasi
cukup banyak, maka mikroorganisme akan ikut berkembangbiak. Pada perkembangbiakan
mikroorganisme ini tidak tertutup kemungkinan bahwa mikroba patogen ikut
berkembangbiak pula.
f. Meningkatnya radioaktivitas air lingkungan. Zat radioaktif dari berbagai kegiatan dapat
menyebabkan berbagai macam kerusakan biologis apabila tidak ditangani dengan benar, baik
efek langsung maupun efek tertunda.
Dampak Pencemaran
kenaikan suhu air akan menimbulkan beberapa akibat sebagai berikut :
a. Jumlah oksigen terlarut di dalam air menurun
b. Kecepatan reaksi kimia meningkat
c. Kehidupan ikan dan hewan air lainnya terganggu
d. Jika batas suhu yang mematikan terlampaui, ikan dan hewan air lainnya mungkin akan
mati
Kandungan bahan kimia yang terdapat di dalam air limbah dapat merugikan lingkungan
melalui berbagai cara. Bahan organik terlarut dapat menghasilkan oksigen dalam limbah serta
akan menimbulkan rasa dan bau yang tidak sedap pada penyediaan air bersih, selain itu akan
lebih berbahaya apabila bahan tersebut merupakan bahan beracun.
Adapun pencemaran air oleh minyak sangat merugikan karena dapat menimbulkan hal-hal
sebagai berikut :
a. Adanya minyak menyebabkan penetrasi sinar ke dalam air berkurang
b. Konsentrasi oksigen terlarut menurun dengan adanya minyak karena lapisan film minyak
menghambat pengambilan oksigen oleh air
. Adanya lapisan minyak pada permukaan air akan mengganggu kehidupan burung air, karena
burung-burung yang berenang dan menyelam bulu- bulunya akan ditutupi oleh minyak
sehingga menjadi lengket satu sama lain.
d. Penetrasi sinar dan oksigen yang menurun dengan adanya minyak dapat mengganggu
kehidupan tanaman-tanaman

Dampak yang ditimbulkan terhadap organisme adalah kematian, atau akan mengalami
kelainan genetik, menderita kanker dan sebagainya. (pengertian pencemaran, arianto, 2008)

uga menyatakan bahwa penyebaran pestisida ke suatu lingkungan selain kontak


langsung, juga dapat melalui air. Pestisida yang terdapat dalam air akan
mengendap di permukaan sedimen dan mengkontaminasi organisme yang hidup
dalam kolom air maupun pada sedimen. REINECKE & REINECKE (2007)
menyatakan bahwa hujan yang turun setelah penyemprotan pestisida
organoklorin akan membawa pestisida organoklorin ini mengalir ke permukaan
air sungai maupun laut, dan membawa dampak terhadap organisme non target
di lokasi penyemprotan maupun daerah sekitarnya

Anda mungkin juga menyukai