Toksikologi Pertanian
Toksikologi Pertanian
Pemupukan tanah persawahan atau ladang dengan pupuk buatan, kemudian masuk ke perairan
akan menyebabkan pertumbuhan tumbuhan air yang tidak terkendali yang disebut eutrofikasi atau
blooming. Beberapa jenis tumbuhan seperti alga, paku air, dan eceng gondok akan tumbuh subur
dan menutupi permukaan perairan sehingga cahaya matahari tidak menembus sampai dasar
perairan. Akibatnya, tumbuhan yang ada di bawah permukaan tidak dapat berfotosintesis
sehingga kadar oksigen yang terlarut di dalam air menjadi berkurang. Bahan-bahan kimia lain,
seperti pestisida atau DDT (Dikloro Difenil Trikloroetana) yang sering digunakan oleh petani
untuk memberantas hama tanaman juga dapat berakibat buruk terhadap tanaman dan organisme
lainnya. Apabila di dalam ekosistem perairan terjadi pencemaran DDT atau pestisida, akan terjadi
aliran DDT.
Ditinjau dari asal polutan dan sumber pencemarannya, pencemaran air dapat dibedakan
antara lain : 1. Limbah Pertanian Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida
atau pupuk organik. Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati
kemudian dimakan hewan atau manusia, orang yang memakannya akan keracunan. Untuk
mencegahnya, upayakan agar memilih insektisida yang berspektrum sempit (khusus membunuh
hewan sasaran) serta bersifat biodegradabel (dapat terurai oleh mikroba) dan melakukan
penyemprotan sesuai dengan aturan. Jangan membuang sisa obet ke sungai. Sedangkan pupuk
organik yang larut dalam air dapat menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi). Karena air kaya
nutrisi, ganggang dan tumbuhan air tumbuh subur (blooming). Hal yang demikian akan
mengancam kelestarian bendungan. bemdungan akan cepat dangkal dan biota air akan mati
karenanya.
http://www. lightbluepuyz.wordpress.com
diakses pada tanggal 8 maret 2010
Pupuk dan pestisida biasa digunakan para petani untuk merawat tanamannya. Namun
pemakaian pupuk dan pestisida yang berlebihan dapat mencemari air.
Limbah pestisida mempunyai aktifitas dalam jangka waktu yang lama dan ketika
terbawa aliran air keluar dari daerah pertanian, dapat mematikan hewan yang bukan
sasaran seperti ikan, udang dan hewan air lainnya. Pestisida mempunyai sifat relatif
tidak larut dalam air, tetapi mudah larut dan cenderung konsentrasinya meningkat
dalam lemak dan sel-sel tubuh mahluk hidup disebut Biological Magnification, sehingga
apabila masuk dalam rantai makanan konsentrasinya makin tinggi dan yang tertinggi
adalah pada konsumen puncak (tingkat trofik tertinggi).
Bila terjadi pencemaran di air, maka terjadi akumulasi zat pencemar pada tubuh
organisme air. Akumulasi pencemar ini semakin meningkat pada organisme pemangsa
yang lebih besar.
Untuk memantau pencemaran air sungai digunakan kombinasi parameter fisika, kimia dan
biologi. Tapi yang sering digunakan hanya parameter fisika seperti temperatur, warna, bau,
rasa dan kekeruhan air, ataupun parameter kimia seperti : partikel terlarut, kebutuhan oksigen
biokimia ( BOD ), partikel tersuspensi ( SS ), amonia ( NH3 ).
Bahan-bahan polutan bagi pencemaran air dalam bentuk pencemar fisika, kimiawi dan
biologis dibagi menjadi 8 kelompok yaitu :
a. Agen penyebab penyakit (bakteri, virus, protozoa, parasit).
b. Limbah penghabis oksida (limbah rumah tangga, kotoran hewan dan manusia, bahan
organik dan sebagainya).
c. Bahan kimia yang larut dalam air (asam, garam, logam beracun dan senyawa lain).
d. Pupuk anorganik (garam nitrat dan fosfat yang terlarut).
e. Bahan kimia organik (minyak, bensin, plastik, pestisida). Bahan sedimen atau suspensi
(partikel tanah, pasir dan bahan anorganik lain yang melayang dalam air).
g. Bahan-bahan radioaktif
h. Panas
Zat-zat organik akan mengalami pembusukan menghasilkan senyawa-senyawa lain yang
beracun, menurunkan kadar oksigen terlarut, meningkatkan suhu dan menurunkan keasaman
(PH), warna air akan berubah menjadi coklat kehitaman dan apabila oksigen benar-benar
habis akan mengeluarkan bau busuk yang menyengat.
Benda-benda yang dapat menyebabkan turun atau rusaknya kualitas air berasal dari bendabenda yang berbentuk gas adalah sebagai berikut :
a). Gas Oksigen (O ) atau zat asam; diperlukan untk makhluk hidup yang berada di udara,
daratan maupun di dalam air.
b). Gas lain dalam air (CO , CO, H S): Gas CO terbentuk karena proses pembakaran bahanbahan minyak, batu bara dan lain-lain kurang sempurna, gas CO yang berada di udara dalam
jumlah besar dapat menyebabkan kematian, air tidak terdapat CO, H S terjadi pada proses
pembusukan zat-zat organik, penyebab bau busuk.
Ciri-ciri Pencemaran
Air yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-zat kimia atau
mineral terutama oleh zat-zat atau mineral yang berbahaya bagi kesehatan. Adapun beberapa
indikator bahwa air sungai telah tercemar adalah sebagai berikut:
a. Adanya perubahan suhu air. Air yang panas apabila langsung dibuang ke lingkungan akan
mengganggu kehidupan hewan air dan mikroorganisme lainnya.
b. Adanya perubahan pH atau konsentrasi ion Hidrogen. Air normal yang memenuhi syarat
untuk suatu kehidupan mempunyai berkisar pH berkisar antara 6,5 7,5.
c. Adanya perubahan warna, bau dan rasa air. Air dalam keadaan normal dan bersih pada
umumnya tidak akan berwarna, sehingga tampak bening dan jernih, tetapi hal itu tidak
berlaku mutlak, seringkali zat-zat beracun justru terdapat pada bahan buangan industri yang
tidak mengakibatkan perubahan warna pada air. Timbulnya bau pada air lingkungan secara
mutlak dapat dipakai sebagai salah satu tanda terjadinya pencemaran. Apabila air memiliki
rasa berarti telah terjadi penambahan material pada air dan mengubah konsentrasi ion
Hidrogen dan pH air.
d. Timbulnya endapan, koloidal, bahan terlarut. Bahan buangan yang berbentuk padat,
sebelum sampai ke dasar sungai akan melayang di dalam air besama koloidal, sehingga
menghalangi masuknya sinar matahari ke dalam lapisan air. Padahal sinar matahari sangat
diperlukan oleh mikroorganisme untuk melakukan fotosintesis.
e. Adanya mikroorganisme. Mikroorganisme sangat berperan dalam proses degradasi bahan
buangan dari limbah industri ataupun domestik. Bila bahan buangan yang harus didegradasi
cukup banyak, maka mikroorganisme akan ikut berkembangbiak. Pada perkembangbiakan
mikroorganisme ini tidak tertutup kemungkinan bahwa mikroba patogen ikut
berkembangbiak pula.
f. Meningkatnya radioaktivitas air lingkungan. Zat radioaktif dari berbagai kegiatan dapat
menyebabkan berbagai macam kerusakan biologis apabila tidak ditangani dengan benar, baik
efek langsung maupun efek tertunda.
Dampak Pencemaran
kenaikan suhu air akan menimbulkan beberapa akibat sebagai berikut :
a. Jumlah oksigen terlarut di dalam air menurun
b. Kecepatan reaksi kimia meningkat
c. Kehidupan ikan dan hewan air lainnya terganggu
d. Jika batas suhu yang mematikan terlampaui, ikan dan hewan air lainnya mungkin akan
mati
Kandungan bahan kimia yang terdapat di dalam air limbah dapat merugikan lingkungan
melalui berbagai cara. Bahan organik terlarut dapat menghasilkan oksigen dalam limbah serta
akan menimbulkan rasa dan bau yang tidak sedap pada penyediaan air bersih, selain itu akan
lebih berbahaya apabila bahan tersebut merupakan bahan beracun.
Adapun pencemaran air oleh minyak sangat merugikan karena dapat menimbulkan hal-hal
sebagai berikut :
a. Adanya minyak menyebabkan penetrasi sinar ke dalam air berkurang
b. Konsentrasi oksigen terlarut menurun dengan adanya minyak karena lapisan film minyak
menghambat pengambilan oksigen oleh air
. Adanya lapisan minyak pada permukaan air akan mengganggu kehidupan burung air, karena
burung-burung yang berenang dan menyelam bulu- bulunya akan ditutupi oleh minyak
sehingga menjadi lengket satu sama lain.
d. Penetrasi sinar dan oksigen yang menurun dengan adanya minyak dapat mengganggu
kehidupan tanaman-tanaman
Dampak yang ditimbulkan terhadap organisme adalah kematian, atau akan mengalami
kelainan genetik, menderita kanker dan sebagainya. (pengertian pencemaran, arianto, 2008)