METODE PENELITIAN
Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah daun tapak dara, EDTA,
kotrimoksazol, dan aquades.
23
Hewam percobaan yang digunakan adalah tikus betina galur Wistar yang
berumur 2-3 bulan dengan bobot badan sekitar 200-250 gram sebanyak 35 ekor
yang diperoleh dari peternakan Institut Pertanian Bogor.
3.4 Pengumpulan Tanaman
Pengumpulan tanaman daun tapak dara(Catharanthus roseus [L.] G.Don)
yang diperoleh dari perkebunan Manoko Kecamatan lembang Kabupaten
Bandung, bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagian daun
tapak dara (Catharanthus roseus [L.] G.Don).
3.5 Prosedur kerja
3.5.1 Determinasi
Determinasi tanaman daun tapak dara(Catharanthus roseus [L.] G.Don)ini
perlu dilakukan untuk memastikan bahwa tanaman yang digunakan dalam
penelitian ini sesuai dengan tanaman yang dimaksud, sehingga menghindari
kesalahan pemilihan bahan tanaman tersebut. Determinasi tanaman dilakukan di
pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI).
3.5.2
Penafisan fitokimia
Penafisan fitokimiabertujuan untuk mengetahui kandungan metabolit
24
25
Pada
residu
ditetesi
pereaksi
Lieberman-bouchard.
26
dara dipisahkan dari tangkainya. Daun tapak dara kemudian di cuci dan di
keringkan, sehingga diperoleh simplisia daun tapak dara.
= 15 gram x 0,018
= 0,27 gram/200 g BB tikus/2 mL.
Maka didapatkan konsentrasi dosis dengan variasi dosis yaitu :
Dosis I
= x 0,27 = 0,135 gram/200 g BB tikus
Dosis II
= 0,27 gram/200 g BB tikus
Dosis III
= 2 x 0,27 = 0,54 gram/200 g BB tikus
3.6.2
27
0,27 g dan 0,54 g, dicuci kemudian dimasukkan 100 mL air ditambah air ekstrak
sebanyak 2 kali bobot simplisia, dipanaskan dengan suhu 90 oc selama 15 menit
sambil sesekali diaduk, disaring selagi panas melalui kain kasa dan ditambah air
panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume infusa 100 mL.
3.7 Pengambilan darah
Pengambilan darah hewan uji dilakukan pada vena ekor tikus dengan cara
memotong ekornya dengan memakai gunting bedah kemudian darahnya
ditampung pada tabung reaksi kecil. Sebelumnya terlebih dahulu tabung reaksi
ditambahkan EDTA 10% (Etilen Diamin Tetra Acid) sebagai antikoagulan
kemudian baru darah bisa ditampung pada tabung reaksi.
28
Kelompok
Kontrol normal
(5 ekor)
KontrolInduksi
(5ekor)
Perlakuan
Diberi aquadest selama 8 hari 2,5 mL/200 g BB tikus
Diberi kotrimokszole selama 8 hari 86,4mg/kg BB (p.o)
III
Dosis 1
(5 ekor)
IV
Dosis 2
(5 ekor)
Dosis 3
(5 ekor)
29
uji Post Hoc LSD pada taraf kepercayaan 95% pula untuk melihat kebermaknaan
antara 2 kelompok
3.8.2
Experiment
Tahap eksperimen merupakan tahap pemberian sediaan uji. Sediaan uji
diberikan secara p.o selama 3 hari, yakni pada hari ke-9, ke-10, dan ke-11.
Perlakuan terhada masing-masing kelompok adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2 Pemberian kelompok hewan percobaan eksperiment
No.
I
II
Kelompok
Kontrol normal
(5 ekor)
KontrolInduksi
(5ekor)
III
Dosis 1
(5 ekor)
IV
Dosis 2
(5 ekor)
Dosis 3
(5 ekor)
Perlakuan
Diberi aquadest selama 3 hari 2,5 mL/200 g BB tikus
Diberi aquadest selama 3 hari 2,5 mL/200 g BB tikus
Diberi infusa daun tapak dara selama 3 hari 0,135 g/200 g
BB tikus (p.o)
Diberi infusa daun tapak dara selama 3 hari 0,27 g/200 g
BB tikus (p.o)
Diberi infusa daun tapak dara selama 3 hari 0,54 g/200 g
BB tikus (p.o)
3.8.3
Post Test
30
95%, dihasilkan nilai p<0,001 (berbeda bermakna) maka dilanjutkan dengan uji
Post Hoc LSD pada taraf kepercayaan 95% pula untuk mengetahui kebermaknaan
antara dua kelompok.