1
Latar Belakang Penelitian Siklus kehidupan
manusia berjalan sesuai dengan rotasi lingkungan beserta isinya. Siklus ini beredar
mengikuti arah rutinitas yang memicu pemenuhan kebutuhan baik kebutuhan intern
maupun ekstern. Pemenuhan ini selalu berimbas pada tindakan pengolahan alam
dan lingkungan secara universal. Pemenuhan universal ini terkadang tidak lagi
mengindahkan keberadaan lingkungan itu sendiri. Hal di atas membutuhkan
pemikiran dan ikhtiar untuk menyeimbangkan alam dan isinya. Pemikiran dan
ikhtiar ini umumnya muncul di saat krisis atau konflik muncul. Pemikiran yang
mucul saat krisis atau konflik menghasilkan peraturan dan dasar hukum yang jelas
namun esensi dari peraturan dan dasar hukum itu hanya berpedoman dari satu
pemikiran saja. Disisi lain, ikhtiar yang muncul pun hanya berpusat pada satu
kerangka berpikir. Poros ikhtiar dan pemikiran memang selalu berpusat pada
manusia sehingga kerangka berfikir yang timbul harus dipertimbangkan kembali.
Pertimbangan ini berupa kritik dan saran dari pemikir lain dengan harapan hasil
pemikiran sebelumnya dapat seimbang atas peninjauan beberapa sudut pandang.
Peninjauan inilah yang menjadi tolak ukur penyempurnaan kebijakan dalam
menyelesaikan suatu masalah atau konflik. Kondisi di atas dapat terlaksana dengan
baik jika beberapa pihak dapat berkoordinasi dengan baik dan mempraktikan
tanggung jawab dengan sempurna. Masalahnya, koordinasi yang baik tercipta jika
visi dan misi yang ada dalam kepala setiap manusia itu sama. Namun, fakta di
masyarakat menunjukan bahwa tidak semua kepala memiliki persamaan visi dan
misi. Ketidaksamaan ini berasal dari latar belakang kehidupan mereka yang
berbeda, baik latar belakang orang tua, pendidikan ekonomi, sosial budaya dan
sebagainya. Perbedaan inilah yang menjadi modal dasar untuk saling beradaptasi
demi kesamaan visi dan misi. Berbagai masalah di atas juga berimbas pada
kehidupan mereka sehari-hari. Tak heran jika dalam kehidupan sehari-hari beberapa
masyarakat terbawa oleh latar belakang masa lalu masing-masing individu. Salah
satu kehidupan yang dominan terbawa latar belakang adalah obesitas. Saat ini
banyak sekali masyarakat yang memiliki pola hidup dan pola makan sesuai dengan
latar belakang kehidupan sebelumnya. Mereka cenderung nyaman dalam pola
makan dan pola hidup yang secara frekuentatif membentuk mereka seperti saat ini.
Hal ini dapat terlihat dari bertahanya jumlah penderita obesitas di Indonesia.
Penderita obesitas di Indonesia saat ini cenderung meningkat karena pengaruh
globalisasi di bidang pangan. Globalisasi pangan telah membuka peluang untuk
meningkatkan minat terhadap kualitas tanpa menghiraukan bobot dan dampak
yang akan muncul kemudian. Anehnya, masyarakat belum memahami secara
menyeluruh dampak obesitas bagi kesehatan. Bahkan, mayoritas ibu-ibu merasa
senang melihat anak yang gemuk. Mereka menganggap bahwa gemuk
melambangkan kemakmuran. Bedasarkan fakta di atas, penulis termotivasi untuk
menganalisis pengaruh obositas bagi kesehatan manusia. 1.2
Hipotesis
Setiap penelitian berawal dari suatu pemikiran dan teori terdahulu. Pemikiran itu
umumnya timbul dari dugaan dan premis untuk menjawab permasalahan secara
sementara sebelum proses penelitian itu selesai. Hal tersebut dikenal dengan
hipotesis. Tak heran jika kami memiliki persepsi dan asumsi berupa premis
sementara terhadap penelitian ini. Adapun hipotesis penelitian ini yaitu obesitas
sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. 1.3
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasi
masalah yang
terkait dengan obesitas dan realita masyarakat sebagai
berikut: 1.
Apa
yang dimaksud dengan obesitas? 2.
Apa saja kriteria obesitas? 3.
Mengapa
obesitas berpengaruh pada kesehatan manusia? 4.
Teori apa saja yang terkait
dengan obesitas? 5.
Bagaimana mendeteksi gejala obesitas? 6.
Bagaimana
pengaruh obesitas terhadap kesehatan manusia? 7.
Bagaimana bentuk
pengobatan obesitas? 1.4
Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi di
atas peneliti menentukan perumusan
masalah sebagai berikut: Bagaimana
pengaruh obesitas terhadap
kesehatan manusia? 1.5
Manfaat
Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa manfaat bagi pembaca dan
masyarakat, manfaat itu meliputi: 1.
Menambah wawasan masyarakat mengenai
pengaruh obesitas terhadap kesehatan manusia. 2.
Pedoman penelitian
integratif learning terhadap suatu masalah di masyarakat. 3.
Bukti otentik
pelaksanaan pengaruh obesitas. 4.
Kajian teoritis maraknya fakta obesitas pada
masyarakat. 5.
Laporan tertulis penelitian kualitatif yang actual dan factual di
Indonesia. 1.6
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan merupakan
runtunan tata tulis dengan format dan konvensi yang diatur dalam tata cara
penulisan karya ilmiah. Ada beberapa bagian dalam penulisan karya tulis yang
diawali dengan halaman judul, abstrak, halaman pengesahan, halaman
persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar pustaka, dan lampiran.
Adapun unsur pokok penulisan terurai sebagai berikut : BAB II LANDASAN
PENELITIAN Landasan penelitian merupakan kumpulan teori-teori yang dirujuk oleh
penulis sebagai pedoman penelitian. Pedoman ini meliputi landasan teori, landasan
berpikir, dan dilengkapi dengan daftar istilah. Landasan teori berisi beberapa teori
keilmuan yang terkait dengan judul karya tulis. Teori yang penulis kemukakan
umumnya berupa teori para pakar, ilmuwan, dan pengamat yang sangat
menunjang penelitian. Adapun landasan berpikir merupakan gaya dan paradigma
penulis dalam mengkolaborasikan teori dengan masalah di lapangan. Landasan
berpikir ini wadah penulis dalam mengembangkan pokok pikiran, kerangka berpikir
dan argumen. 2.1
Landasan Teori Setiap manusia dilahirkan dalam bentuk yang
paling sempurna. Kesempurnaan ini merupakan fasilitas yang diberikan oleh Allah
SWT agar manusia dapat berevolusi dengan mandiri. Tiap manusia memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kelebihan dan kekurangan ini
merupakan hal yang dapat diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu
potensi dan skill yang dapat bermanfaat di masyarakat. Potensi dan skill
masyarakat merupakan aset dalam meningkatkan kemakmuran negara sekaligus
meningkatkan derajat bangsa. Hal ini dapat diperoleh dari pelatihan, pembiasaan,
dan pendidikan. Ketiga hal tersebut dilakukan secara dini pada generasi bangsa.
Perlakuan ini dibutuhkan demi kematangan pola pikir dan pola hidup pemuda
sehingga memperoleh pengalaman berharga yang dapat direalisasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Selain hal tersebut, generasi bangsa merupakan pilar ilmu
yang dapat menyebarluaskan keilmuan pada masyarakat dan generasi penerus
sehingga tercipta generasi yang madani. Generasi bangsa ini sangat beragam baik
dari segi fisik, psikis, tingkat kecerdasan, pola hidup, dan lain-lain. Keberagaman ini
merupakan bahan mentah yang dapat diolah menjadi sumber daya yang unggul
dan madani. Namun, fakta menunjukkan bahwa tidak semua kejadian berjalan
sempurna. Ada beberapa kasus yang dihadapi oleh masyarakat di luar kemampuan
masyarakat itu sendiri. Pada kasus obesitas terjadi benturan-benturan pada saat
melakukan adaptasi, benturan ini merupakan proses saling mempengaruhi,
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak
tubuh yang berlebihan. Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk
menyimpan energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi
lainnya. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan
pria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah
sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Wanita dengan lemak tubuh
lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami
obesitas. Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai tengah
kisaran berat badannya yang normal dianggap mengalami obesitas. Dari penelitian
diatas kami mendapatkan dari beberapa sumber tentang pengaruh obesitas
terhadap kesehatan manusia. Berdasarkan sumber yang diambil dari google, yaitu:
1.
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak
tubuh yang berlebihan. 2.
Obesitas merupakan suatu keadaan menahun (kronis).
Obesitas sering kali dianggap suatu keadaan sementara yang biasa diatasi selama
beberapa bulan dengan menjalani diet yang ketat. Pengendalian berat badan
merupakan suatau usaha jangka panjang agar aman dan efektif, setiap program
penurunan berat badan harus ditunjukkan untuk pendekatan jangka panjang. 3.
Obesitas adalah suatu kondisi dimana lemak tubuh berada dalam jumlah yang
berlebihan. 4.
Suatu penyakit kronik yang dapat diobati. 5.
Suatu penyakit
epidemic. 6.
Suatu kondisi yang berhubungan dengan penyakit-penyakit lain dan
dapat menurunkan kualitas hidup. 7.
Penanganan obesitas membutuhkan biaya
perawatan yang sangat tinggi. Berdasarkan sumber yang diambil dari kamus besar
bahasa Indonesia: v Pengaruh: Daya yang ada atau timbul dari sesuatu
(orang,benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan
seseorang. v Obesitas : Menumpukan lemak yang berlebihan dalam badan atau
kegemukan yang berlebih. v Kesehatan : Keadaan sehat. v Manusia : Makhluk yang
berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Perhatian tidak hanya ditujukan
kepada jumlah lemak yang ditimbun, tetapi juga kepada lokasi penimbunan lemak
tubuh. Pola penyebaran lemak tubuh pada pria dan wanita cenderung berbeda.
Wanita cenderung menimbun lemaknya di pinggul dan bokong, sehingga
memberikan gambaran seperti buah pir. Sedangkan pada pria biasanya lemak
menimbun di sekitar perut, sehingga memberikan gambaran seperti buah apel.
Tetapi hal tersebut bukan merupakan sesuatu yang mutlak, kadang pada beberapa
pria tampak seperti buah pir dan beberapa wanita tampak seperti buah apel,
terutama setelah masa menopause. Seseorang yang lemaknya banyak tertimbun di
perut mungkin akan lebih mudah mengalami berbagai masalah kesehatan yang
berhubungan dengan obesitas. Mereka memiliki risiko yang lebih tinggi. Gambaran
buah pir lebih baik dibandingkan dengan gambaran buah apel. Untuk membedakan
kedua gambaran tersebut, telah ditemukan suatu cara untuk menentukan apakah
seseorang berbentuk seperti buah apel atau seperti buah pir, yaitu dengan
menghitung rasio pinggang dengan pinggul. Pinggang diukur pada titik yang
tersempit, sedangkan pinggul diukur pada titik yang terlebar; lalu ukuran pinggang
dibagi dengan ukuran pinggul. Seorang wanita dengan ukuran pinggang 87,5 cm
dan ukuran pinggul 115 cm, memiliki rasio pinggang-pinggul sebesar 0,76. Wanita
dengan rasio pinggang:pinggul lebih dari 0,8 atau pria dengan rasio
pinggang:pinggul lebih dari 1, dikatakan berbentuk apel. 2.2. Landasan Berpikir
Setiap anak yang terlahir ke dunia pasti membawa ciri khas tersendiri yang berbeda
dengan anak lainnya. Ciri khas inilah yang nanti berkembang menjadi perwatakan
dan bakat masing-masing. Perwatakan tumbuh seiring dengan pertumbuhan jiwa
dan selaras dengan perkembangan fisik. Kertiga hal tersebut tidak terlepas dari
norma dan aturan yang berlaku sehingga dapat berjalan dinamis dan terarah.
Perkembangan dan pertumbuhan yang dinamis inilah bentuk dari seleksi alam
sekaligus proses untuk mencapai tahap mandiri dan madani. Jika manusia terlahir
sempurna maka perkembangan dan pertumbuhan sesuai dengan harapan orang
tua. Terkadang, dibalik kesempurnaan terselip satu khilaf yang mampu mengubah
perbuatan positif menjadi negatif. Sebaliknya, terkadang Allah SWT memberi
cobaan dengan ujian berupa ketidaksempurnaan yang mengandung beribu hikmah
namun manusia yang diuji tidak menyadari bahkan justru berubah menjadi orang
yang kufur. Hanya manusia pilihan yang mampu tetap tawaduk saat diuji dengan
beban derita. Hal tersebut dapat terlihat dari kehidupan mereka sehari-hari dalam
menghadapi setiap permasalahan hidup. Fakta di masyarakat yang kini marak
terjadi adalah lahirnya anak yang memiliki kebutuhan khusus. Anak yang memiliki
kebutuhan asupan makanan yang terlalu berlebihan.dan ada pula anak yang sangat
kekurangan asupan makanan sehingga anak tersebut kekurangan gizi, yang biasa
disebut busung lapar. Itu semua terkait dengan kurangnya peran orang tua untuk
memeperhatikan asupan makanan anaknya sendiri dan masih banyak lagi. Diantara
sekian banyak kasus, yang paling sering kita temui di sekitar kita adalah anak
Obesitas atau berlebinya asupan makanan. Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat
mengonsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh. Penyebab
terjadinya ketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori ini masih
belum jelas. 2.3. Definisi Istilah v Pengaruh: Daya yang ada atau timbul dari
sesuatu (orang,benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan
seseorang. v Obesitas : Menumpukan lemak yang berlebihan dalam badan atau
kegemukan yang berlebih. v Kesehatan : Keadaan sehat. v Manusia : Makhluk yang
berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). v Busung Lapar : Manusia yang
kekurangan Gizi dan mengalami gizi buruk v Siklus : putaran waktu yg di dalamnya
terdapat rangkaian kejadian yg berulang-ulang secara tetap dan teratur v Ikhtiar :
Ikhtiar adalah usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya, baik
material, spiritual, kesehatan, dan masa depannya agar tujuan hidupnya selamat
sejahtera dunia dan akhirat terpenuhi v Esensi : hakikat, inti hal yg pokok: -pertikaian antara kedua tokoh itu ialah pertentangan ideologi v Konflik :
mengatakan berat ideal adalah TINGGI ORANG - 100 + 10% tapi lengkapnya seperti
ini : Rumus Broca seperti yang dikutip dari tulisan Steven B. Halls (2005) adalah :
Wanita : Berat Badan Ideal (kg) = Tinggi Badan (cm) 100 15% Pria: Berat Badan
Ideal (kg) = Tinggi Badan (cm) 100 10% Sedangkan Rumus Broca yang dikutip
dari publikasi di Website Depkes RI adalah: Bobot badan ideal (kg) = 90% x {tinggi
badan (cm) - 100} x 1 kg Khusus untuk pria dengan tinggi badan kurang dari 160
cm dan wanita kurang dari 150 cm, digunakan rumus : Bobot badan ideal (kg) =
{tinggi badan (cm) - 100} x 1 kg Interpretasi : seseorang dikatakan underweight
bila bobot badannya kurang dari 90% bobot badan ideal. Lain lagi yang
dipublikasikan di Pikiran Rakyat (2004) : (Tinggi Badan - 100) - 10% (Tinggi Badan 100) , untuk usia <= 30 th Tinggi Badan - 100, untuk usia > 30 th Tetapi banyak
orang menggunakan rumus yang sangat disederhanakan, yaitu : Berat Badan Ideal
= (Tinggi Badan - 100) - 10% (Tinggi Badan - 100) Namun ini semua adalah rumur
ideal seseorang yang ingin mereka capai ,tapi apakah mereka tahu penyebab dia
gemuk ? Untuk itu kita harus tahu jenis kegemukan Berikut ini jenis-jenis
kegemukan berdasarkan tipe-tipe tertentu: 1. KEGEMUKAN MENURUT DISTRIBUSI
LEMAK Berdasarkan distribusi lemak dalam tubuh, kegemukan dibedakan menjadi
dua tipe, yaitu tipe android dan ginoid. * Tipe android Kegemukan tipe android
ditandai dengan penumpukan lemak yang berlebihan di bagian tubuh sebelah atas,
yaitu di sekitar dada, pundak, leher, dan muka hingga menyerupai buah apel.
Kegemukan tipe ini lebih banyak terjadi pada pria dan wanita yang sudah
mengalami menopouse. Lemak jenuh yang mengandung sel-sel besar banyak
menumpuk pada tipe android. Keadaan ini sejalan dengan penelitian Vague, peneliti
dari Perancis, yang mengemukakan bahwa tipe android ini potensial berisiko lebih
tinggi terhadap serangan penyakit yang berhubungan dengan metabolisme lemak
dan glukosa seperti penyakit gula, jantung koroner, stroke, pendarahan otak, dan
tekanan darah tinggi. Selain itu, kemungkinan untuk terserang kanker payudara
enam kali lebih besar dibandingkan dengan mereka yang mempunyai berat tubuh
normal. Namun, penderita kegemukan tipe ini masih memiliki segi yang
menguntungkan, yaitu lebih mudah menurunkan berat tubuh dibanding tipe ginoid.
Proses penurunan tersebut dapat terlihat nyata bila diikuti dengan diet dan
olahraga yang tepat. Melihat hal tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa seorang
pria kurus dengan perut gendut lebih berisiko dibandingkan dengan pria yang lebih
gemuk dengan perut lebih kecil. * Tipe ginoid Gemuk tipe ginoid ditandai dengan
penimbunan lemak di bagian tubuh sebelah bawah, yaitu sekitar perut, pinggul,
paha, dan pantat. Kegemukan tipe ini banyak terjadi pada wanita. Lemak penyebab
kegemukan ini terdiri atas lemak tidak jenuh serta sel lemak kecil dan lembek.
Lemak dinyatakan tidak jenuh bila rantai karbon penyusun lemak tersebut
mempunyai ikatan rangkap. Dari segi kesehatan tipe ini lebih aman bila
dibandingkan dengan tipe android karena risiko kemungkinan terkena penyakit
degeneratif lebih kecil. Akan tetapi, lebih sukar menurunkan kelebihan berat tubuh
pada tipe ini karena lemak-lemak tersebut lebih sukar mengalami proses
metabolisme. 2. KEGEMUKAN MENURUT KONDISI SEL Selain faktor distribusi lemak
dalam tubuh, tipe kegemukan dapat dibedakan berdasarkan kondisi sel pada setiap
orang. Berdasarkan kondisi sel, kegemukan dapat dibagi menjadi tiga tipe sebagai
berikut. * Tipe hiperlastik Tipe hiperlastik merupakan kegemukan yang disebabkan
oleh jumlah sel lemak lebih banyak dibandingkan dengan kondisi normal. Akan
tetapi, ukuran sel lemak tersebut masih sesuai dengan ukuran sel yang normal.
Kegemukan tipe hiperlastik biasanya terjadi sejak masa anak-anak dan sulit untuk
diturunkan ke berat badan normal. Bila terjadi penurunan berat tubuh sifatnya
hanya sementara dan kondisi tubuh akan mudah kembali ke keadaan semula. * Tipe
hipertropik Kegemukan yang termasuk dalam tipe ini mempunyai jumlah sel yang
normal, tetapi ukuran sel lebih besar dari ukuran normal. Kegemukan ini biasanya
terjadi pada orang dewasa dan relatif lebih mudah menurunkan berat tubuh
dibanding tipe hiperlastik. Namun, kegemukan tipe ini mempunyai risiko lebih
mudah terserang penyakit gula dan tekanan darah tinggi. * Tipe hiperlastikhipertropik Pada kegemukan tipe ini jumlah maupun ukuran sel yang terdapat pada
tubuh seseorang melebihi ukuran normal. Proses kegemukan dimulai sejak masa
anak-anak dan berlangsung terus hingga dewasa. Mereka yang mengalami
kegemukan tipe ini paling sukar menurunkan berat tubuh. Dengan demikian,
seseorang dengan tipe kegemukan seperti ini paling mudah terserang berbagai
penyakit degeneratif. 3. KEGEMUKAN MENURUT UMUR Kondisi gemuk tidak
memandang umur seseorang, mulai dari bayi hingga tua dapat mengalami
kegemukan. Berdasarkan hal tersebut, penggolongan kegemukan dapat dilakukan
berdasarkan umur seseorang. * Kegemukan saat bayi Kegemukan pada masa bayi
disebabkan kurangnya pengetahuan orang tua, terutama tentang kebutuhan
konsumsi makanan. Pihak orang tua harus paham benar akan waktu dan menu
yang tepat untuk memberi makan terhadap bayinya. Seorang bayi yang menangis
belum tentu merasa lapar, mungkin merasa sakit pada bagian tubuh tertentu atau
pakaiannya basah. Oleh karena itu, kurang tepat bila setiap bayi menangis selalu
diberi makan. Kegemukan pada masa bayi perlu dihindari karena jumlah bayi yang
menderita kegemukan pada umur enam bulan pertama ternyata lebih dari
sepertiganya menjadi gemuk pada saat dewasa. Saat bayi berumur sampai dua
tahun merupakan saat paling mudah menimbun lemak. Namun, tidak berarti
setelah umur tersebut menjadi bebas dari kegemukan. Bayi gemuk belum tentu
sehat, bahkan dapat berakibat negatif dan membawa berbagai kesulitan seperti
tingginya risiko kejang. * Kegemukan saat anak-anak Kegemukan pada masa anakanak disebabkan oleh pola makan yang salah disertai aktivitas fisik yang rendah.
Aktivitas fisik sangat diperlukan dalam proses pembakaran kelebihan lemak dalam
tubuh. Namun, dengan adanya acara televisi yang memukau, kemudahankemudahan transportasi, dan perkembangan teknologi membuat anak-anak enggan
melakukan kegiatan yang banyak mengeluarkan energi. Selain itu, siaran televisi
dan media massa umumnya memberikan informasi dalam bentuk iklan yang di
antaranya menawarkan produk-produk makanan yang berkadar kalori dan lemak
tinggi. Iklan-iklan tersebut sangat menarik sehingga banyak memengaruhi perilaku
maupun pola makan anak-anak. * Kegemukan saat dewasa Kegemukan sering
terjadi pada masa dewasa karena lemak tubuh mulai menumpuk. Umur 30 tahun
merupakan umur saat seseorang mulai mantap dengan kariernya, ditandai dengan
tanggung jawab makin besar, ambisi tinggi, dan pekerjaan menumpuk. Pada kondisi
seperti itu, seseorang menjadi sering terlibat dalam pertemuan seperti makan
siang, makan malam bersama, pesta, dan rapat-rapat yang tidak luput dari soal
makanan lezat. Kesibukan-kesibukan tersebut menjadi penyebab kekurangan waktu
untuk olahraga. Oleh karena itu, bila kurang hati-hati dalam menjaga tubuh,
perlahan-lahan kegemukan mulai mengintai. Bila dibiarkan, pada umur 45-60 tahun
sering menjadi kritis akibat tubuh digerogoti penyakit seperti jantung koroner,
diabetes, dan penyakit lainnya, terutama pada orang-orang yang kegemukan. 4.
KEGEMUKAN MENURUT TINGKATAN Tingkat kegemukan yang diderita seseorang
sangat bervariasi, tergantung kelebihan berat dibanding berat normal. Berdasarkan
hal tersebut pengelompokan kondisi seseorang yang mengalami kegemukan adalah
sebagai berikut. * Simple obesity (kegemukan ringan), merupakan kegemukan
akibat kelebihan berat tubuh sebanyak 20% dari berat ideal dan tanpa disertai
penyakit diabetes melitus, hipertensi, dan hiperlipidemia. * Mild obesity, merupakan
kegemukan akibat kelebihan berat tubuh antara 20-30% dari berat ideal yang
belum disertai penyakit tertentu, tetapi sudah perlu diwaspadai. * Moderat obesity,
merupakan kegemukan akibat kelebihan berat tubuh antara 30-60% dihitung dari
berat ideal. Pada tingkat ini penderita termasuk berisiko tinggi untuk menderita
penyakit yang berhubungan dengan obesitas. * Morbid obesity, merupakan
kegemukan akibat kelebihan berat tubuh dari berat ideal lebih dari 60% dengan
risiko sangat tinggi terhadap penyakit pernapasan, gagal jantung, dan kematian
mendadak. Namunpada intinya Kegemukan dibagi jadi 1.Kegemukan dari gen
(keturunan)
Ini terlihat dari orang tuanya gemuk genetik menurun ke anak dan
dapat dilihat dari sejak lahir. 2. Kegemukan dari kejadian
Ini terjadi karena
seseorang mengalami sesuatu yang menyebabkan dia gemuk misal Hamil, Cacat
tidak
permanen contoh patah tulang, dll. 3. Kegemukan dari perubahan gaya
hidup
Ini terjadi pada mereka yang awalnya hidup pas-pasan menjadi kaya 4.
Kegemukan dari tingkat stres
Ini terjadi pada orang yang stres dan mengalami
tekanan hingga mereka lupa jam makan, alias makan ketika lapar. 5. Kegemukan
dari obat Ini terjadi pada orang yang sedang dalam pengobatan penyakit tertentu
dalam jangka lama contoh obat untuk alergi. 6. Kegemukan dari Kemalasan
Ini
terjadi karena oarang tersebut malas bekerja dan berpikir. Ini disebabkan juga
kehidupan keluarga yang telah mapam dan kecukupan hingga oarang tersebut tidak
harus bekerja dan berpikir. 7. Kegemukan karena Penyakit
Ini terjadi karena orang
tersebut terkena sejenis penyakit yang menyebabkan dia gemuk dan besar contoh
tumor dan kangker. Sumber : http://arifharynurdi.blogspot.com/2010/10/jeniskegemukan-obesitas.html 4.1.6. Fakta dan Mitos tentang Obesitas Fakta IntisariOnline.com - Obesitas ataupun kelebihan berat badan tampaknya sudah akrab
dalam lingkungan kita. Banyak faktor yang menyebabkan obesitas tersebut. Asal
tahu saja, berdasarkan data World Health Organization (WHO), kasus obesitas di
seluruh dunia bertambah lebih dari dua kali lipat sejak 1980. Pada tahun 2008, lebih
dari 200 juta orang laki-laki dan hampir 300 juta perempuan mengalami obesitas.
Juga, hampir 43 juta anak di bawah usia lima tahun kelebihan berat badan pada
tahun 2010.
Kegemukan dan obesitas ini dapat didefinisikan sebagai
makan juga sebagai anggota keluarga. Otomatis, Anda sering lihat satu keluarga
yang ayah, ibu dan anak-anaknya gemuk semua. Sebetulnya itu tidak perlu terjadi
kalau Anda bisa mengatur pola makan Anda dengan benar dan memiliki aktifitas
yang cukup. (Jadi jangan berdalih kalau Anda gemuk karena keturunan ya.)
karena pada intinya Anda yang memilih apa yang Anda makan. MITOS # 3: Makan
malam bikin gemuk? Makan malam tidak akan membuat Anda gemuk kalau Anda
tepat waktu makannya. Normalnya Anda bisa makan malam antara jam 18.00
19.00. Yang membuat Anda lebih mudah gemuk adalah kalau ada tukang nasi
goreng tek-tek lewat jam 11 malam, kemudian Anda beli, dan setelah makan Anda
ngantuk dan langsung tidur. Otomatis Badan Anda akan mengubah kelebihan kalori
tersebut menjadi persediaan lemak. MITOS # 4: Saya akan turun berat badan kalau
mengurangi makan / tidak makan. Ini adalah sesuatu yang kurang tepat. Benar,
untuk menurunkan berat badan, Anda harus mengurangi jumlah kalori yang
masuk,atau dengan kata lain, kalori yang masuk harus lebih kecil dibanding kalori
yang dibakar. Masalahnya adalah kalau Anda mengurangi makan atau kalori yang
masuk, otomatis Anda juga mengurangi kebutuhan gizi yang dibutuhkan badan
Anda. Yang terjadi justru sebaliknya, badan Anda akan memperlambat
metabolismenya, Anda akan semakin sulit turun berat badan, dan kalaupun Anda
turun berat badan, berat Anda akan naik lagi seperti semula atau bahkan lebih
berat. Jadi yang Anda perlukan adalah nutrisi yang memberikan tubuh Anda nutrisi
yang lengkap dan seimbang, yang memenuhi semua kebutuhan Anda sehari-hari
tapi dengan kalori yang rendah. Hal ini adalah sesuatu yang mustahil di kehidupan
saat ini yang serba cepat. Itulah sebabnya saya menyarankan program ShapeWorks
untuk membantu Anda memenuhi kebutuhan nutrisi Anda dan tetap menjaga
kesehatan, dan pada saat yang sama membantu Anda untuk menurunkan berat
badan 4.3.1. Tindakan Preventif dan Penanganan Penderita 4.3.2. Solusi Obesitas
4.3.3. Manajemen Medis Pemerintah terhadap Penderita Obesitas Make Money
Online : http://ow.ly/KNICZ
Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ