Anda di halaman 1dari 13

BAB I PENDAHULUAN 1.

1
Latar Belakang Penelitian Siklus kehidupan
manusia berjalan sesuai dengan rotasi lingkungan beserta isinya. Siklus ini beredar
mengikuti arah rutinitas yang memicu pemenuhan kebutuhan baik kebutuhan intern
maupun ekstern. Pemenuhan ini selalu berimbas pada tindakan pengolahan alam
dan lingkungan secara universal. Pemenuhan universal ini terkadang tidak lagi
mengindahkan keberadaan lingkungan itu sendiri. Hal di atas membutuhkan
pemikiran dan ikhtiar untuk menyeimbangkan alam dan isinya. Pemikiran dan
ikhtiar ini umumnya muncul di saat krisis atau konflik muncul. Pemikiran yang
mucul saat krisis atau konflik menghasilkan peraturan dan dasar hukum yang jelas
namun esensi dari peraturan dan dasar hukum itu hanya berpedoman dari satu
pemikiran saja. Disisi lain, ikhtiar yang muncul pun hanya berpusat pada satu
kerangka berpikir. Poros ikhtiar dan pemikiran memang selalu berpusat pada
manusia sehingga kerangka berfikir yang timbul harus dipertimbangkan kembali.
Pertimbangan ini berupa kritik dan saran dari pemikir lain dengan harapan hasil
pemikiran sebelumnya dapat seimbang atas peninjauan beberapa sudut pandang.
Peninjauan inilah yang menjadi tolak ukur penyempurnaan kebijakan dalam
menyelesaikan suatu masalah atau konflik. Kondisi di atas dapat terlaksana dengan
baik jika beberapa pihak dapat berkoordinasi dengan baik dan mempraktikan
tanggung jawab dengan sempurna. Masalahnya, koordinasi yang baik tercipta jika
visi dan misi yang ada dalam kepala setiap manusia itu sama. Namun, fakta di
masyarakat menunjukan bahwa tidak semua kepala memiliki persamaan visi dan
misi. Ketidaksamaan ini berasal dari latar belakang kehidupan mereka yang
berbeda, baik latar belakang orang tua, pendidikan ekonomi, sosial budaya dan
sebagainya. Perbedaan inilah yang menjadi modal dasar untuk saling beradaptasi
demi kesamaan visi dan misi. Berbagai masalah di atas juga berimbas pada
kehidupan mereka sehari-hari. Tak heran jika dalam kehidupan sehari-hari beberapa
masyarakat terbawa oleh latar belakang masa lalu masing-masing individu. Salah
satu kehidupan yang dominan terbawa latar belakang adalah obesitas. Saat ini
banyak sekali masyarakat yang memiliki pola hidup dan pola makan sesuai dengan
latar belakang kehidupan sebelumnya. Mereka cenderung nyaman dalam pola
makan dan pola hidup yang secara frekuentatif membentuk mereka seperti saat ini.
Hal ini dapat terlihat dari bertahanya jumlah penderita obesitas di Indonesia.
Penderita obesitas di Indonesia saat ini cenderung meningkat karena pengaruh
globalisasi di bidang pangan. Globalisasi pangan telah membuka peluang untuk
meningkatkan minat terhadap kualitas tanpa menghiraukan bobot dan dampak
yang akan muncul kemudian. Anehnya, masyarakat belum memahami secara
menyeluruh dampak obesitas bagi kesehatan. Bahkan, mayoritas ibu-ibu merasa
senang melihat anak yang gemuk. Mereka menganggap bahwa gemuk
melambangkan kemakmuran. Bedasarkan fakta di atas, penulis termotivasi untuk
menganalisis pengaruh obositas bagi kesehatan manusia. 1.2
Hipotesis
Setiap penelitian berawal dari suatu pemikiran dan teori terdahulu. Pemikiran itu
umumnya timbul dari dugaan dan premis untuk menjawab permasalahan secara
sementara sebelum proses penelitian itu selesai. Hal tersebut dikenal dengan
hipotesis. Tak heran jika kami memiliki persepsi dan asumsi berupa premis

sementara terhadap penelitian ini. Adapun hipotesis penelitian ini yaitu obesitas
sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. 1.3
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasi
masalah yang
terkait dengan obesitas dan realita masyarakat sebagai
berikut: 1.
Apa
yang dimaksud dengan obesitas? 2.
Apa saja kriteria obesitas? 3.
Mengapa
obesitas berpengaruh pada kesehatan manusia? 4.
Teori apa saja yang terkait
dengan obesitas? 5.
Bagaimana mendeteksi gejala obesitas? 6.
Bagaimana
pengaruh obesitas terhadap kesehatan manusia? 7.
Bagaimana bentuk
pengobatan obesitas? 1.4
Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi di
atas peneliti menentukan perumusan
masalah sebagai berikut: Bagaimana
pengaruh obesitas terhadap
kesehatan manusia? 1.5
Manfaat
Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa manfaat bagi pembaca dan
masyarakat, manfaat itu meliputi: 1.
Menambah wawasan masyarakat mengenai
pengaruh obesitas terhadap kesehatan manusia. 2.
Pedoman penelitian
integratif learning terhadap suatu masalah di masyarakat. 3.
Bukti otentik
pelaksanaan pengaruh obesitas. 4.
Kajian teoritis maraknya fakta obesitas pada
masyarakat. 5.
Laporan tertulis penelitian kualitatif yang actual dan factual di
Indonesia. 1.6
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan merupakan
runtunan tata tulis dengan format dan konvensi yang diatur dalam tata cara
penulisan karya ilmiah. Ada beberapa bagian dalam penulisan karya tulis yang
diawali dengan halaman judul, abstrak, halaman pengesahan, halaman
persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar pustaka, dan lampiran.
Adapun unsur pokok penulisan terurai sebagai berikut : BAB II LANDASAN
PENELITIAN Landasan penelitian merupakan kumpulan teori-teori yang dirujuk oleh
penulis sebagai pedoman penelitian. Pedoman ini meliputi landasan teori, landasan
berpikir, dan dilengkapi dengan daftar istilah. Landasan teori berisi beberapa teori
keilmuan yang terkait dengan judul karya tulis. Teori yang penulis kemukakan
umumnya berupa teori para pakar, ilmuwan, dan pengamat yang sangat
menunjang penelitian. Adapun landasan berpikir merupakan gaya dan paradigma
penulis dalam mengkolaborasikan teori dengan masalah di lapangan. Landasan
berpikir ini wadah penulis dalam mengembangkan pokok pikiran, kerangka berpikir
dan argumen. 2.1
Landasan Teori Setiap manusia dilahirkan dalam bentuk yang
paling sempurna. Kesempurnaan ini merupakan fasilitas yang diberikan oleh Allah
SWT agar manusia dapat berevolusi dengan mandiri. Tiap manusia memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kelebihan dan kekurangan ini
merupakan hal yang dapat diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu
potensi dan skill yang dapat bermanfaat di masyarakat. Potensi dan skill
masyarakat merupakan aset dalam meningkatkan kemakmuran negara sekaligus
meningkatkan derajat bangsa. Hal ini dapat diperoleh dari pelatihan, pembiasaan,
dan pendidikan. Ketiga hal tersebut dilakukan secara dini pada generasi bangsa.
Perlakuan ini dibutuhkan demi kematangan pola pikir dan pola hidup pemuda
sehingga memperoleh pengalaman berharga yang dapat direalisasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Selain hal tersebut, generasi bangsa merupakan pilar ilmu
yang dapat menyebarluaskan keilmuan pada masyarakat dan generasi penerus

sehingga tercipta generasi yang madani. Generasi bangsa ini sangat beragam baik
dari segi fisik, psikis, tingkat kecerdasan, pola hidup, dan lain-lain. Keberagaman ini
merupakan bahan mentah yang dapat diolah menjadi sumber daya yang unggul
dan madani. Namun, fakta menunjukkan bahwa tidak semua kejadian berjalan
sempurna. Ada beberapa kasus yang dihadapi oleh masyarakat di luar kemampuan
masyarakat itu sendiri. Pada kasus obesitas terjadi benturan-benturan pada saat
melakukan adaptasi, benturan ini merupakan proses saling mempengaruhi,
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak
tubuh yang berlebihan. Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk
menyimpan energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi
lainnya. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan
pria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah
sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Wanita dengan lemak tubuh
lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami
obesitas. Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai tengah
kisaran berat badannya yang normal dianggap mengalami obesitas. Dari penelitian
diatas kami mendapatkan dari beberapa sumber tentang pengaruh obesitas
terhadap kesehatan manusia. Berdasarkan sumber yang diambil dari google, yaitu:
1.
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak
tubuh yang berlebihan. 2.
Obesitas merupakan suatu keadaan menahun (kronis).
Obesitas sering kali dianggap suatu keadaan sementara yang biasa diatasi selama
beberapa bulan dengan menjalani diet yang ketat. Pengendalian berat badan
merupakan suatau usaha jangka panjang agar aman dan efektif, setiap program
penurunan berat badan harus ditunjukkan untuk pendekatan jangka panjang. 3.
Obesitas adalah suatu kondisi dimana lemak tubuh berada dalam jumlah yang
berlebihan. 4.
Suatu penyakit kronik yang dapat diobati. 5.
Suatu penyakit
epidemic. 6.
Suatu kondisi yang berhubungan dengan penyakit-penyakit lain dan
dapat menurunkan kualitas hidup. 7.
Penanganan obesitas membutuhkan biaya
perawatan yang sangat tinggi. Berdasarkan sumber yang diambil dari kamus besar
bahasa Indonesia: v Pengaruh: Daya yang ada atau timbul dari sesuatu
(orang,benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan
seseorang. v Obesitas : Menumpukan lemak yang berlebihan dalam badan atau
kegemukan yang berlebih. v Kesehatan : Keadaan sehat. v Manusia : Makhluk yang
berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Perhatian tidak hanya ditujukan
kepada jumlah lemak yang ditimbun, tetapi juga kepada lokasi penimbunan lemak
tubuh. Pola penyebaran lemak tubuh pada pria dan wanita cenderung berbeda.
Wanita cenderung menimbun lemaknya di pinggul dan bokong, sehingga
memberikan gambaran seperti buah pir. Sedangkan pada pria biasanya lemak
menimbun di sekitar perut, sehingga memberikan gambaran seperti buah apel.
Tetapi hal tersebut bukan merupakan sesuatu yang mutlak, kadang pada beberapa
pria tampak seperti buah pir dan beberapa wanita tampak seperti buah apel,
terutama setelah masa menopause. Seseorang yang lemaknya banyak tertimbun di
perut mungkin akan lebih mudah mengalami berbagai masalah kesehatan yang
berhubungan dengan obesitas. Mereka memiliki risiko yang lebih tinggi. Gambaran

buah pir lebih baik dibandingkan dengan gambaran buah apel. Untuk membedakan
kedua gambaran tersebut, telah ditemukan suatu cara untuk menentukan apakah
seseorang berbentuk seperti buah apel atau seperti buah pir, yaitu dengan
menghitung rasio pinggang dengan pinggul. Pinggang diukur pada titik yang
tersempit, sedangkan pinggul diukur pada titik yang terlebar; lalu ukuran pinggang
dibagi dengan ukuran pinggul. Seorang wanita dengan ukuran pinggang 87,5 cm
dan ukuran pinggul 115 cm, memiliki rasio pinggang-pinggul sebesar 0,76. Wanita
dengan rasio pinggang:pinggul lebih dari 0,8 atau pria dengan rasio
pinggang:pinggul lebih dari 1, dikatakan berbentuk apel. 2.2. Landasan Berpikir
Setiap anak yang terlahir ke dunia pasti membawa ciri khas tersendiri yang berbeda
dengan anak lainnya. Ciri khas inilah yang nanti berkembang menjadi perwatakan
dan bakat masing-masing. Perwatakan tumbuh seiring dengan pertumbuhan jiwa
dan selaras dengan perkembangan fisik. Kertiga hal tersebut tidak terlepas dari
norma dan aturan yang berlaku sehingga dapat berjalan dinamis dan terarah.
Perkembangan dan pertumbuhan yang dinamis inilah bentuk dari seleksi alam
sekaligus proses untuk mencapai tahap mandiri dan madani. Jika manusia terlahir
sempurna maka perkembangan dan pertumbuhan sesuai dengan harapan orang
tua. Terkadang, dibalik kesempurnaan terselip satu khilaf yang mampu mengubah
perbuatan positif menjadi negatif. Sebaliknya, terkadang Allah SWT memberi
cobaan dengan ujian berupa ketidaksempurnaan yang mengandung beribu hikmah
namun manusia yang diuji tidak menyadari bahkan justru berubah menjadi orang
yang kufur. Hanya manusia pilihan yang mampu tetap tawaduk saat diuji dengan
beban derita. Hal tersebut dapat terlihat dari kehidupan mereka sehari-hari dalam
menghadapi setiap permasalahan hidup. Fakta di masyarakat yang kini marak
terjadi adalah lahirnya anak yang memiliki kebutuhan khusus. Anak yang memiliki
kebutuhan asupan makanan yang terlalu berlebihan.dan ada pula anak yang sangat
kekurangan asupan makanan sehingga anak tersebut kekurangan gizi, yang biasa
disebut busung lapar. Itu semua terkait dengan kurangnya peran orang tua untuk
memeperhatikan asupan makanan anaknya sendiri dan masih banyak lagi. Diantara
sekian banyak kasus, yang paling sering kita temui di sekitar kita adalah anak
Obesitas atau berlebinya asupan makanan. Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat
mengonsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh. Penyebab
terjadinya ketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori ini masih
belum jelas. 2.3. Definisi Istilah v Pengaruh: Daya yang ada atau timbul dari
sesuatu (orang,benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan
seseorang. v Obesitas : Menumpukan lemak yang berlebihan dalam badan atau
kegemukan yang berlebih. v Kesehatan : Keadaan sehat. v Manusia : Makhluk yang
berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). v Busung Lapar : Manusia yang
kekurangan Gizi dan mengalami gizi buruk v Siklus : putaran waktu yg di dalamnya
terdapat rangkaian kejadian yg berulang-ulang secara tetap dan teratur v Ikhtiar :
Ikhtiar adalah usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya, baik
material, spiritual, kesehatan, dan masa depannya agar tujuan hidupnya selamat
sejahtera dunia dan akhirat terpenuhi v Esensi : hakikat, inti hal yg pokok: -pertikaian antara kedua tokoh itu ialah pertentangan ideologi v Konflik :

percekcokan; perselisihan; pertentangan v Tolak Ukur : sesuatu yang dipakai


sebagai alat ukur atau patokan, standar v Frekuentatif : menjelaskan kekerapan
dan tindakan yang berulang v Globalisasi : proses masuknya ke ruang lingkup
dunia v Motivasi : untuk menggerakkan manusia untuk bertingkah-laku, dan di
dalam perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu. v Premis : apa yg dianggap
benar sbg landasan kesimpulan kemudian; dasar pemikiran, alasan. v Hipotesis :
sesuatu yg dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat v Kualitatif :
berdasarkan mutu v Fakta : hal (keadaan, peristiwa) yg merupakan kenyataan;
sesuatu yg benar-benar ada atau terjadi v Mitos : cerita suatu bangsa tt dewa dan
pahlawan zaman dahulu, mengandung penafsiran tt asal-usul semesta alam,
manusia, dan bangsa tsb mengandung arti mendalam yg diungkapkan dng cara
gaib; v Edukatif : bersifat mendidik, berkenaan dengan pendidikan v Preventif :
bersifat mencegah (supaya jangan terjadi apa-apa) BAB III METODOLOGI
PENELITIAN Bab tiga berisi kumpulan teknik dan strategi penulis dalam melakukan
langkah-langkah penelitian.Selain itu,ada uraian mengenai tujuan, fokus penelitian,
sampai ruang lingkup penelitian.Tiap subbab di atas merupakan uraian proses
berdasarkan pengamatan, pengklasifikasian, dan pengidentifikasian obyek
penelitian. 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian ini berisi langkah dan cara
penulis melakukan penelitian. Karya tulis ini membutuhkan segala bentuk teori dan
informasi berdasarkan media cetak dan media elektronik. Namun,penelitian ini tidak
menuntut uji statistik dengan observasi dan pengujian rumus. Oleh karena
itu,penulis menentukan karya tulis ini menggunakan metode kualitatif.Adapun
metode kualitatif memiliki beberapa jenis metode terapan.Berdasarkan sekian jenis
metode terapan tersebut,penulis mengidentifikasi metode yang sesuai dengan
penelitian penulis. Metode itu antara lain : 3.1.1 Metode Kajian Pustaka Metode ini
adalah metode yang digunakan penulis untuk mengidentifikasi data, teori, informasi
, dan sumber rujukan melalui media cetak dan media elektronik. Media cetak yang
dimaksud disini adalah buku yang terkait dengan judul antara lain buku panduan,
kamus, koran. tabloid(majalah), dll. Selain itu, penulis juga mengunduh sumber
informasi dari media elektronik yaitu internet dan televisi. 3.1.2 Metode Observasi
Metode Observasi penulis lakukan melalui pengamatan langsung terhadap obyek
penelitian dengan rentang waktu empat bulan. Pengamatan ini perlu dilakukan
untuk mengklasifikasi data penelitian yang sesuai dengan judul karya tulis.
Observasi penulis lakukan dengan terjun langsung melihat dan berinteraksi dengan
anak berkebutuhan khusus di sekitar lingkungan tempat tinggal penulis. Melalui
observasi ini, penulis dapat berempati dan menelaah kehidupan mereka sehari-hari
dengan bimbingan orang tua maupun bimbingan sekolah. 3.1.3 Metode Wawancara
Metode wawancara yaitu metode yang penulis lakukan untuk mengumpulkan
informasi dari narasumber dengan daftar pertanyaan yang disusun sesuai judul
karya tulis. Dalam penelitian ini,penulis menentukan beberapa narasumber sesuai
dengan kondisi fisik dan keluarga anak berkebutuhan khusus tersebut. Narasumber
itu antara lain orang tua yang memiliki anak autis dan tetangga yang memiliki
saudara autis. Adapun susunan pertanyaan wawancara adalah sebagai berikut : 1.
Apakah Anda mengetahui hakikat Obesitas? 2. Bagaimana cirri-ciri anak yang

Mengalami Obesitas? 3. Bagaimana latar belakang yang terjadi sehingga


Bapak/Ibu/ Saudara memiliki anak/saudara yang mengalami Obesitas? 4. Apa yang
menyebabkan terjadinya Obesitas? 5. Masalah apa saja yang sering muncul pada
anak yang Obesitas? 6. Bagaimana Anda dan keluarga mengatasi masalah yang
dihadapi oleh anak/saudara Anda? 7. Adakah penanganan dan perawatan khusus
untuk mereka? 8. Jelaskan beberapa solusi yang tepat untuk mengantisipasi
kondisi yang dialami oleh anak/saudara Anda? 3.2 Tujuan Penelitian Karya tulis ini
memiliki beberapa tujuan,antara lain: 1. Menambah wawasan masyarakat
mengenai konsep hakiki Obesitas 2. Menginformasikan jenis dan gejala terjadinya
Obesitas. 3. Mendeskripsikan pelayanan, perawatan, dan pendidikan anak Obesitas
4. Menganalisis latar belakang munculnya anak Obesitas. 5. Mengeksposisikan
tindakan preventif bagi keluarga yang meniliki anak
Obesitas 3.3 Fokus
Penelitian Fokus Penelitian dalam karya tulis ini dikhususkan pada perbedaan autis
dengan indigo berdasarkan tinjauan ilmu psikologi. Fokus yang dimaksud berupa
perbedaan secara fisik maupun mental anak-anak yang menderita Obesitas.
Walaupun secara kejiwaan mereka sama-sama membutuhkan perawatan khusus,
namun pada dasarnya esensi keduanya berbeda. Hal ini membutuhkan perawatan
dan pengelolaan yang tepat sehingga potensi dan skill anak dapat berkembang
secara dinamis dan sesuai dengan kondisi sesungguhnya. 3.4 Obyek Penelitian
Adapun obyek penelitian penulis adalah beberapa anak yang menderita Obesitas
yang berada di lingkungan penulis. Mereka beraktivitas seperti biasa dan dapat
bersosialisasi dengan orang lain walaupun sosialisasi itu berada dalam tahap-tahap
tertentu yang dapat ditolerir dan ada beberapa tahap ketika mereka tidak dapat
beraktivitas dengan bebas. Kondisi ini membutuhkan kesabaran dan ketekunan
sehingga kita dapat mengarahkan mereka dengan benar dan sesuai aturan main.
Jika penanganan dilakukan dengan baik maka mereka dapat berkembang secara
optimal dan dapat beradaptasi dengan baik. 3.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian
mengenai autis dan indigo ini merupakan karya tulis yang cukup rumit dan
panjang. Penelitian ini membutuhkan rentang waktu yang cukup lama mengingat
proses analisis tidak dapat dilihat dari jangka waktu yang singkat.. Dengan
demikian, Penulis harus menelaah setiap tingkah laku anak berkebutuhan khusus
ini selama beberapa waktu untuk mendapatkan penelaahan dan penelitian yang
objektif dan runtun. Di lain sisi, waktu penelitian yang diberikan pada penulis sangat
terbatas.Oleh karena itu,penulis menentukan ruang lingkup penelitian pada
perbedaan autis dengan indigo ditinjau dari salah satu ilmu yaitu ilmu psikologi.
BAB IV 4.1 Deskripsi Data 4.1.1. Sejarah Obesitas Satu dari 10 orang dewasa di
seluruh dunia atau sekitar setengah miliar orang dewasa menderita obesitas. Angka
ini terus berlipat sejak tahun 1980-an. Selain gaya hidup tidak sehat, obesitas juga
terjSeperti dilansir dari Daily Mail, sebuah tim peneliti mengklaim telah menemukan
gen penyebab obesitas. Gen tersebut mengontrol gen lain yang ada pada sel-sel
lemak tubuh. Gen yang disebut KLF14 itu sangat terkait dengan dua tipe diabetes
dan kadar kolesterol dalam tubuh. Hanya, tim belum mengetahui apa peran yang
dimainkan oleh gen ini secara detail.
Meski demikian, tim yakin temuan itu
akan membantu pengobatan berbagai penyakit yang berhubungan dengan obesitas

seperti penyakit jantung dan diabetes.


Tim peneliti mendapat hasil itu
berdasar hasil analisis terhadap 20 ribu gen dalam sampel lemak yang diambil dari
bawah kulit 800 wanita.
Dari penelitian tersebut juga didapat bahwa gen
KLF14 mengontrol gen yang berada jaringan lemak tersebut. Temuan ini telah
dibuktikan juga pada penelitian lain yang melibatkan 600 sampel lemak orang
Islandia.
"KLF14 tampaknya untuk bertindak mengendalikan proses yang
berhubungan dengan perubahan perilaku lemak terhadap gangguan di otot dan hati
yang berkontribusi memicu diabetes dan kondisi lainnya," ujar Mark McCarthy, salah
satu peneliti dari Universitas Oxford.
Penelitian yang diterbitkan pada
Journal Nature Genetics ini mengungkapkan bahwa lemak berperan penting dalam
kekebalan tubuh terhadap penyakit metabolik seperti obesitas, penyakit jantung,
diabetes, pengaturan kadar kolesterol, kadar insulin dan glukosa. Ini memungkinkan
penemuan obat untuk mengatur gen agar terhindar dari penyakit-penyakit tersebut.
"Ini adalah studi besar pertama yang menunjukkan seberapa kecil
perubahan dalam satu gen regulator dapat berpengaruh terhadap efek metabolik
lainnya pada gen lain," ucap Tim Spector, pemimpin penelitian dari King's College
London.adi akibat faktor genetik. 4.1.2. Kriteria Obesitas Banyak cara untuk
menentukan apakah seseorang obes atau tidak, tetapi cara yang paling mudah
secara medis adalah dengan mengukur indeks massa tubuh (IMT). Selain dengan
menentukan indeks massa tubuh (IMT), obesitas dapat juga diukur dengan
menentukan distribusi jaringan lemak yaitu obes sentral atau perifer. Indeks massa
tubuh
Indeks massa tubuh menggambarkan kelebihan jaringan lemak
diseluruh tubuh yang dapat dihitung dengan membagi berat badan dalam kilogram
(kg) dengan tinggi badan dalam meter pangkat dua (m2). Dengan sendirinya indeks
massa tubuh (IMT) yang abnormal berbeda antara bangsa / ras, misalnya indeks
massa tubuh (IMT) yang normal untuk Eropa belum tentu sama dengan orang Asia
yang umumnya lebih kecil. Oleh karena itu, pada tahun 2000 World Health
Organization (WHO) membuat kriteria indeks massa tubuh (IMT) yang berbeda dan
lebih sesuai untuk orang Asia dari kriteria semula sesuai untuk orang Eropa dan
Amerika Serikat. Obesitas sentral Diatas telah disebutkan bahwa untuk
menentukan secara mudah seseorang obes hanya dengan mengukur indeks massa
tubuh (IMT). Hasil penelitian membuktikan memang ada korelasi antara indeks
massa tubuh (IMT) dan kejadian morbiditas serta mortalitas akibat obesitas yaitu
semakin besar indeks massa tubuh (IMT) semakin besar pula risiko menderita suatu
penyakit, sedangkan distribusi lemak tubuh lebih berkaitan erat dengan kejadian
penyakit terutama kardiovaskuler. Lemak dalam tubuh kita didistribusikan
(ditimbun) terutama pada dua tempat yang berbeda yaitu di bagian perut
(abdomen) dan di bagian bokong (gluteus). Pada pria, lemak tubuh banyak
didistribusikan di bagian atas tubuh yaitu bagian perut. Oleh karena itu disebut
sebagai obes viseral atau sentral yang dikenal juga dengan nama obes tipe android.
Sedangkan pada wanita cenderung di bagian bawah tubuh yaitu di daerah
gluteofemoral, oleh karena itu disebut obes perifer atau obes tipe ginoid. Secara
anatomis, obes sentral merupakan penimbunan lemak yang terdapat di abdomen
baik subkutan maupun intraabdominal (visceral abdomen). Jaringan intra abdominal

terdiri atas lemak intraperitoneal (omentum dan mesenterik) dan retroperitoneal.


Suatu kenyataan bahwa obes sentral lebih besar hubungannya dengan morbiditas
dan mortalitas akibat obesitas, misalnya diabetes melitus, hipertensi, sindroma
metabolik dan penyakit jantung koroner, maka dalam menentukan seseorang
apakah obes atau tidak, mengukur indeks massa tubuh (IMT) saja tidaklah cukup,
lebih baik apabila selain indeks massa tubuh (IMT), juga diukur adanya obes sentral.
Pemeriksaan baku emas obesitas sentral adalah dengan cara pencitraan yaitu CTscan, MRI, maupun densitometri (DXA). Sayangnya pemeriksaan tersebut selain
tidak praktis juga membutuhkan biaya mahal. Oleh karena itu dicari cara lain yaitu
dengan cara anthropometris sederhana. Dikenal dua cara anthropometris yaitu
menghitung indeks ratio lingkar pinggang terhadap panggul (RPP) dan pemeriksaan
dengan mengukur lingkar pinggang. Lingkar pinggang lebih praktis, dan terbukti
lebih dapat mendeteksi adanya penimbunan lemak abdominal dibandingkan RPP .
Oleh karena itu, baik WHO maupun National Cholesterol Education Program (NCEP)
Adult Treatment Panel III (ATP III) merekomendasikan untuk menggunakan
pemeriksaan lingkar pinggang . Kesepakatan oleh WHO bahwa lingkar pinggang
yang abnormal untuk orang Asia adalah > 90 cm untuk pria, dan > 80 cm untuk
wanita Cara mengukur lingkar pinggang
Pemeriksaan lingkar pinggang
dilakukan dengan posisi penderita berdiri tegak dan jarak kedua kaki 25-30 cm
tanpa alas kaki. Posisi pengukur berada di sisi samping subjek. Lingkaran pinggang
diukur melingkar secara horizontal dari titik tengah antara puncak krista iliaka dan
tepi bawah kosta terakhir pada linea aksilaris medialis. Cara mengukur rasio lingkar
pinggang-lingkar panggul (RPP) Rasio lingkar pinggang terhadap lingkar panggul
(rasio pinggang terhadap panggul, RPP) juga merupakan suatu cara untuk
menentukan obesitas sentral, dengan membagi lingkar pinggang dengan lingkar
panggul. Disebut obes sentral bila, RPP > 1,0 pada pria Kaukasia, dan > 0,85 pada
wanita Kaukasia. Lingkar panggul maksimal diukur dengan pita ukuran (sentimeter)
pada bidang horisontal setinggi trochanter subjek yang berdiri tegak dan jarak
kedua kaki 20-30 cm.
Pemeriksaan lingkar panggul lebih berkorelasi dengan
jaringan lemak subkutan daripada jaringan lemak intraabdomen, lingkar panggul
dipengaruhi oleh massa otot gluteal dan ukuran pelvis yang bervariasi antara
subjek dan lemak. Sedangkan lingkar pinggang lebih menggambarkan lemak tubuh
karena tidak dipengaruhi oleh banyak struktur tulang (hanya vertebrae). Depres dkk
mengevaluasi lingkar pinggang dan lingkar panggul,dan mendapatkan bahwa
dalam kurun waktu 20 tahun baik indeks massa tubuh (IMT), lingkar pinggang dan
lingkar panggul bertambah besar, walaupun demikian RPP tetap tidak berubah
sedangkan lingkar pinggang jelas sudah berbeda 20 cm. Sumber
:http://dokternetworkangk97.blogspot.com/2011/02/obesitaspengertian-dankriteria.html 4.1.3. Kajian Teoritis Obesitas 4.1.4. Latar Belakang Obesitas 4.1.5.
Jenis dan Bentuk Obesitas Kegemukan atau obesitas identik dengan orang berbadan
besar dan kurang menarik. Ini yang sering muncul dibenak orang tentang
kegemukan. Orang bila diminta memilih mempunyai badan yang gemuk, kurus, dan
ideal maka hampir semua memilih ideal tanpa tahu ideal berat orang berapa...
Berat ideal orang ditentukan oleh umur dan tinggi badan seseorang. Umumnya

mengatakan berat ideal adalah TINGGI ORANG - 100 + 10% tapi lengkapnya seperti
ini : Rumus Broca seperti yang dikutip dari tulisan Steven B. Halls (2005) adalah :
Wanita : Berat Badan Ideal (kg) = Tinggi Badan (cm) 100 15% Pria: Berat Badan
Ideal (kg) = Tinggi Badan (cm) 100 10% Sedangkan Rumus Broca yang dikutip
dari publikasi di Website Depkes RI adalah: Bobot badan ideal (kg) = 90% x {tinggi
badan (cm) - 100} x 1 kg Khusus untuk pria dengan tinggi badan kurang dari 160
cm dan wanita kurang dari 150 cm, digunakan rumus : Bobot badan ideal (kg) =
{tinggi badan (cm) - 100} x 1 kg Interpretasi : seseorang dikatakan underweight
bila bobot badannya kurang dari 90% bobot badan ideal. Lain lagi yang
dipublikasikan di Pikiran Rakyat (2004) : (Tinggi Badan - 100) - 10% (Tinggi Badan 100) , untuk usia <= 30 th Tinggi Badan - 100, untuk usia > 30 th Tetapi banyak
orang menggunakan rumus yang sangat disederhanakan, yaitu : Berat Badan Ideal
= (Tinggi Badan - 100) - 10% (Tinggi Badan - 100) Namun ini semua adalah rumur
ideal seseorang yang ingin mereka capai ,tapi apakah mereka tahu penyebab dia
gemuk ? Untuk itu kita harus tahu jenis kegemukan Berikut ini jenis-jenis
kegemukan berdasarkan tipe-tipe tertentu: 1. KEGEMUKAN MENURUT DISTRIBUSI
LEMAK Berdasarkan distribusi lemak dalam tubuh, kegemukan dibedakan menjadi
dua tipe, yaitu tipe android dan ginoid. * Tipe android Kegemukan tipe android
ditandai dengan penumpukan lemak yang berlebihan di bagian tubuh sebelah atas,
yaitu di sekitar dada, pundak, leher, dan muka hingga menyerupai buah apel.
Kegemukan tipe ini lebih banyak terjadi pada pria dan wanita yang sudah
mengalami menopouse. Lemak jenuh yang mengandung sel-sel besar banyak
menumpuk pada tipe android. Keadaan ini sejalan dengan penelitian Vague, peneliti
dari Perancis, yang mengemukakan bahwa tipe android ini potensial berisiko lebih
tinggi terhadap serangan penyakit yang berhubungan dengan metabolisme lemak
dan glukosa seperti penyakit gula, jantung koroner, stroke, pendarahan otak, dan
tekanan darah tinggi. Selain itu, kemungkinan untuk terserang kanker payudara
enam kali lebih besar dibandingkan dengan mereka yang mempunyai berat tubuh
normal. Namun, penderita kegemukan tipe ini masih memiliki segi yang
menguntungkan, yaitu lebih mudah menurunkan berat tubuh dibanding tipe ginoid.
Proses penurunan tersebut dapat terlihat nyata bila diikuti dengan diet dan
olahraga yang tepat. Melihat hal tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa seorang
pria kurus dengan perut gendut lebih berisiko dibandingkan dengan pria yang lebih
gemuk dengan perut lebih kecil. * Tipe ginoid Gemuk tipe ginoid ditandai dengan
penimbunan lemak di bagian tubuh sebelah bawah, yaitu sekitar perut, pinggul,
paha, dan pantat. Kegemukan tipe ini banyak terjadi pada wanita. Lemak penyebab
kegemukan ini terdiri atas lemak tidak jenuh serta sel lemak kecil dan lembek.
Lemak dinyatakan tidak jenuh bila rantai karbon penyusun lemak tersebut
mempunyai ikatan rangkap. Dari segi kesehatan tipe ini lebih aman bila
dibandingkan dengan tipe android karena risiko kemungkinan terkena penyakit
degeneratif lebih kecil. Akan tetapi, lebih sukar menurunkan kelebihan berat tubuh
pada tipe ini karena lemak-lemak tersebut lebih sukar mengalami proses
metabolisme. 2. KEGEMUKAN MENURUT KONDISI SEL Selain faktor distribusi lemak
dalam tubuh, tipe kegemukan dapat dibedakan berdasarkan kondisi sel pada setiap

orang. Berdasarkan kondisi sel, kegemukan dapat dibagi menjadi tiga tipe sebagai
berikut. * Tipe hiperlastik Tipe hiperlastik merupakan kegemukan yang disebabkan
oleh jumlah sel lemak lebih banyak dibandingkan dengan kondisi normal. Akan
tetapi, ukuran sel lemak tersebut masih sesuai dengan ukuran sel yang normal.
Kegemukan tipe hiperlastik biasanya terjadi sejak masa anak-anak dan sulit untuk
diturunkan ke berat badan normal. Bila terjadi penurunan berat tubuh sifatnya
hanya sementara dan kondisi tubuh akan mudah kembali ke keadaan semula. * Tipe
hipertropik Kegemukan yang termasuk dalam tipe ini mempunyai jumlah sel yang
normal, tetapi ukuran sel lebih besar dari ukuran normal. Kegemukan ini biasanya
terjadi pada orang dewasa dan relatif lebih mudah menurunkan berat tubuh
dibanding tipe hiperlastik. Namun, kegemukan tipe ini mempunyai risiko lebih
mudah terserang penyakit gula dan tekanan darah tinggi. * Tipe hiperlastikhipertropik Pada kegemukan tipe ini jumlah maupun ukuran sel yang terdapat pada
tubuh seseorang melebihi ukuran normal. Proses kegemukan dimulai sejak masa
anak-anak dan berlangsung terus hingga dewasa. Mereka yang mengalami
kegemukan tipe ini paling sukar menurunkan berat tubuh. Dengan demikian,
seseorang dengan tipe kegemukan seperti ini paling mudah terserang berbagai
penyakit degeneratif. 3. KEGEMUKAN MENURUT UMUR Kondisi gemuk tidak
memandang umur seseorang, mulai dari bayi hingga tua dapat mengalami
kegemukan. Berdasarkan hal tersebut, penggolongan kegemukan dapat dilakukan
berdasarkan umur seseorang. * Kegemukan saat bayi Kegemukan pada masa bayi
disebabkan kurangnya pengetahuan orang tua, terutama tentang kebutuhan
konsumsi makanan. Pihak orang tua harus paham benar akan waktu dan menu
yang tepat untuk memberi makan terhadap bayinya. Seorang bayi yang menangis
belum tentu merasa lapar, mungkin merasa sakit pada bagian tubuh tertentu atau
pakaiannya basah. Oleh karena itu, kurang tepat bila setiap bayi menangis selalu
diberi makan. Kegemukan pada masa bayi perlu dihindari karena jumlah bayi yang
menderita kegemukan pada umur enam bulan pertama ternyata lebih dari
sepertiganya menjadi gemuk pada saat dewasa. Saat bayi berumur sampai dua
tahun merupakan saat paling mudah menimbun lemak. Namun, tidak berarti
setelah umur tersebut menjadi bebas dari kegemukan. Bayi gemuk belum tentu
sehat, bahkan dapat berakibat negatif dan membawa berbagai kesulitan seperti
tingginya risiko kejang. * Kegemukan saat anak-anak Kegemukan pada masa anakanak disebabkan oleh pola makan yang salah disertai aktivitas fisik yang rendah.
Aktivitas fisik sangat diperlukan dalam proses pembakaran kelebihan lemak dalam
tubuh. Namun, dengan adanya acara televisi yang memukau, kemudahankemudahan transportasi, dan perkembangan teknologi membuat anak-anak enggan
melakukan kegiatan yang banyak mengeluarkan energi. Selain itu, siaran televisi
dan media massa umumnya memberikan informasi dalam bentuk iklan yang di
antaranya menawarkan produk-produk makanan yang berkadar kalori dan lemak
tinggi. Iklan-iklan tersebut sangat menarik sehingga banyak memengaruhi perilaku
maupun pola makan anak-anak. * Kegemukan saat dewasa Kegemukan sering
terjadi pada masa dewasa karena lemak tubuh mulai menumpuk. Umur 30 tahun
merupakan umur saat seseorang mulai mantap dengan kariernya, ditandai dengan

tanggung jawab makin besar, ambisi tinggi, dan pekerjaan menumpuk. Pada kondisi
seperti itu, seseorang menjadi sering terlibat dalam pertemuan seperti makan
siang, makan malam bersama, pesta, dan rapat-rapat yang tidak luput dari soal
makanan lezat. Kesibukan-kesibukan tersebut menjadi penyebab kekurangan waktu
untuk olahraga. Oleh karena itu, bila kurang hati-hati dalam menjaga tubuh,
perlahan-lahan kegemukan mulai mengintai. Bila dibiarkan, pada umur 45-60 tahun
sering menjadi kritis akibat tubuh digerogoti penyakit seperti jantung koroner,
diabetes, dan penyakit lainnya, terutama pada orang-orang yang kegemukan. 4.
KEGEMUKAN MENURUT TINGKATAN Tingkat kegemukan yang diderita seseorang
sangat bervariasi, tergantung kelebihan berat dibanding berat normal. Berdasarkan
hal tersebut pengelompokan kondisi seseorang yang mengalami kegemukan adalah
sebagai berikut. * Simple obesity (kegemukan ringan), merupakan kegemukan
akibat kelebihan berat tubuh sebanyak 20% dari berat ideal dan tanpa disertai
penyakit diabetes melitus, hipertensi, dan hiperlipidemia. * Mild obesity, merupakan
kegemukan akibat kelebihan berat tubuh antara 20-30% dari berat ideal yang
belum disertai penyakit tertentu, tetapi sudah perlu diwaspadai. * Moderat obesity,
merupakan kegemukan akibat kelebihan berat tubuh antara 30-60% dihitung dari
berat ideal. Pada tingkat ini penderita termasuk berisiko tinggi untuk menderita
penyakit yang berhubungan dengan obesitas. * Morbid obesity, merupakan
kegemukan akibat kelebihan berat tubuh dari berat ideal lebih dari 60% dengan
risiko sangat tinggi terhadap penyakit pernapasan, gagal jantung, dan kematian
mendadak. Namunpada intinya Kegemukan dibagi jadi 1.Kegemukan dari gen
(keturunan)
Ini terlihat dari orang tuanya gemuk genetik menurun ke anak dan
dapat dilihat dari sejak lahir. 2. Kegemukan dari kejadian
Ini terjadi karena
seseorang mengalami sesuatu yang menyebabkan dia gemuk misal Hamil, Cacat
tidak
permanen contoh patah tulang, dll. 3. Kegemukan dari perubahan gaya
hidup
Ini terjadi pada mereka yang awalnya hidup pas-pasan menjadi kaya 4.
Kegemukan dari tingkat stres
Ini terjadi pada orang yang stres dan mengalami
tekanan hingga mereka lupa jam makan, alias makan ketika lapar. 5. Kegemukan
dari obat Ini terjadi pada orang yang sedang dalam pengobatan penyakit tertentu
dalam jangka lama contoh obat untuk alergi. 6. Kegemukan dari Kemalasan
Ini
terjadi karena oarang tersebut malas bekerja dan berpikir. Ini disebabkan juga
kehidupan keluarga yang telah mapam dan kecukupan hingga oarang tersebut tidak
harus bekerja dan berpikir. 7. Kegemukan karena Penyakit
Ini terjadi karena orang
tersebut terkena sejenis penyakit yang menyebabkan dia gemuk dan besar contoh
tumor dan kangker. Sumber : http://arifharynurdi.blogspot.com/2010/10/jeniskegemukan-obesitas.html 4.1.6. Fakta dan Mitos tentang Obesitas Fakta IntisariOnline.com - Obesitas ataupun kelebihan berat badan tampaknya sudah akrab
dalam lingkungan kita. Banyak faktor yang menyebabkan obesitas tersebut. Asal
tahu saja, berdasarkan data World Health Organization (WHO), kasus obesitas di
seluruh dunia bertambah lebih dari dua kali lipat sejak 1980. Pada tahun 2008, lebih
dari 200 juta orang laki-laki dan hampir 300 juta perempuan mengalami obesitas.
Juga, hampir 43 juta anak di bawah usia lima tahun kelebihan berat badan pada
tahun 2010.
Kegemukan dan obesitas ini dapat didefinisikan sebagai

akumulasi lemak abnormal atau berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan.


Seseorang bisa dikatakan kelebihan berat badan bila indeks massa tubuh (BMI)
lebih besar atau sama dengan 25. Sementara itu, untuk patokan obesitas adalah
bila BMI lebih besar atau sama dengan 30. Untuk mengukur BMI, Anda cukup
membagi berat badan dalam kilogram dengan kuadrat tinggi dalam meter (kg/m2).
Kegemukan dan obesitas merupakan risiko kematian urutan kelima, secara
umum. Seperti dilansir dari who.int, sedikitnya 2,8 juta orang dewasa meninggal
setiap tahun karena kelebihan berat badan atau obesitas. Sebagai perbandingan,
44% kematian disebabkan diabetes, 23% karena penyakit jantung iskemik, dan
antara 7% dan 41% karena kanker tertentu yang disebabkan kelebihan berat badan
dan obesitas.
Kasus kelebihan badan ataupun obesitas ini pernah dianggap
sebagai masalah di negara maju. Namun, sekarang sudah merambah di negara
berkembang. Setidaknya, 35 juta anak-anak dengan kelebihan berat badan tinggal
di negara berkembang dan 8 juta lainnya di negara maju. Penyebab mendasar dari
obesitas dan kelebihan berat badan, salah satunya adalah ketidakseimbangan
energi antara kalori yang dikonsumsi dan kalori yang dikeluarkan. Misalnya, bagi
Anda yang doyan makan, tapi urung untuk berolahraga. Ada beberapa gangguan
atau penyakit yang disebabkan oleh kelebihan badan atau obesitas, di antaranya:
Penyakit kardiovaskuler (terutama penyakit jantung dan stroke) Diabetes Gangguan
muskuloskeletal (terutama osteoartritis - penyakit degeneratif yang sangat
melumpuhkan sendi) Beberapa penyakit kanker (endometrium, payudara, dan usus
besar).
Selain risiko di masa mendatang meningkat, anak-anak dengan
obesitas juga dapat mengalami kesulitan bernapas, peningkatan risiko patah tulang,
hipertensi, tanda awal penyakit kardiovaskular, resistensi insulin, dan efek
psikologis.
Kegemukan dan obesitas sebenarnya dapat dicegah. Misalnya
dengan dukungan dari lingkungan dan masyarakat. Hal ini sangat penting bagi
seseorang untuk menentukan pilihan, termasuk membuat pilihan makanan sehat
yang dikonsumsinya, serta aktivitas fisik secara teratur. Mitos Kalau masalah
penurunan berat badan, kita akan banyak mendengar mitos yang kita bahkan tidak
tahu kebenarannya. Berikut ini beberapa mitos yang sering kita dengar sehari-hari,
dan bagaimana Anda dapat menyikapinya. MITOS#1: Minum air putih / air dingin
terlalu banyak membuat gemuk. Yang satu ini benar-benar hanya mitos.Anda sudah
tahu kita akan naik berat badan kalau total kalori yang kita konsumsi lebih besar
dari total kalori yang dibakar badan kita. Nah, yang Anda perlu tahu, air putih itu
tidak ada kalorinya alias 0 (NOL). Jadi intinya air putih tidak akan membuat Anda
gemuk. Anda bahkan membutuhkan antara 8-12 gelas air puith per hari untuk
kesehatan dan fungsi tubuh yang optimal. MITOS # 2: Saya Keturunan Gemuk Katakata ini ada benarnya tapi juga bisa dibilang kurang tepat. Benar karena Anda
mewarisi gen dari kedua orang tua Anda. Gen ini menentukan apakah Anda tipe
orang yang mudah gemuk atau tidak. Kurang tepat karena ini bukan penyebab
utama Anda gemuk. Anda gemuk pada dasarnya sebagian besar disebabkan karena
kebiasaan yang diturunkan. Misalnya ayah dan ibu Anda suka makan makanan yang
bersantan, dan masakannya selalu bersantan dan berlemak atau berkalori tinggi.
Otomatis apa yang tersedia di meja makan untuk satu keluarga tentunya akan Anda

makan juga sebagai anggota keluarga. Otomatis, Anda sering lihat satu keluarga
yang ayah, ibu dan anak-anaknya gemuk semua. Sebetulnya itu tidak perlu terjadi
kalau Anda bisa mengatur pola makan Anda dengan benar dan memiliki aktifitas
yang cukup. (Jadi jangan berdalih kalau Anda gemuk karena keturunan ya.)
karena pada intinya Anda yang memilih apa yang Anda makan. MITOS # 3: Makan
malam bikin gemuk? Makan malam tidak akan membuat Anda gemuk kalau Anda
tepat waktu makannya. Normalnya Anda bisa makan malam antara jam 18.00
19.00. Yang membuat Anda lebih mudah gemuk adalah kalau ada tukang nasi
goreng tek-tek lewat jam 11 malam, kemudian Anda beli, dan setelah makan Anda
ngantuk dan langsung tidur. Otomatis Badan Anda akan mengubah kelebihan kalori
tersebut menjadi persediaan lemak. MITOS # 4: Saya akan turun berat badan kalau
mengurangi makan / tidak makan. Ini adalah sesuatu yang kurang tepat. Benar,
untuk menurunkan berat badan, Anda harus mengurangi jumlah kalori yang
masuk,atau dengan kata lain, kalori yang masuk harus lebih kecil dibanding kalori
yang dibakar. Masalahnya adalah kalau Anda mengurangi makan atau kalori yang
masuk, otomatis Anda juga mengurangi kebutuhan gizi yang dibutuhkan badan
Anda. Yang terjadi justru sebaliknya, badan Anda akan memperlambat
metabolismenya, Anda akan semakin sulit turun berat badan, dan kalaupun Anda
turun berat badan, berat Anda akan naik lagi seperti semula atau bahkan lebih
berat. Jadi yang Anda perlukan adalah nutrisi yang memberikan tubuh Anda nutrisi
yang lengkap dan seimbang, yang memenuhi semua kebutuhan Anda sehari-hari
tapi dengan kalori yang rendah. Hal ini adalah sesuatu yang mustahil di kehidupan
saat ini yang serba cepat. Itulah sebabnya saya menyarankan program ShapeWorks
untuk membantu Anda memenuhi kebutuhan nutrisi Anda dan tetap menjaga
kesehatan, dan pada saat yang sama membantu Anda untuk menurunkan berat
badan 4.3.1. Tindakan Preventif dan Penanganan Penderita 4.3.2. Solusi Obesitas
4.3.3. Manajemen Medis Pemerintah terhadap Penderita Obesitas Make Money
Online : http://ow.ly/KNICZ
Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ

Anda mungkin juga menyukai